Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts
Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts

Jualan Buku Ahlul Bid'ah dan Buku Syubhat

Jualan Buku Ahlul Bid'ah dan Buku Syubhat
Jualan Buku Ahlul Bid'ah dan Buku Syubhat

Alhamdulillah makin ramai toko-toko buku baik yang 'paten' atau online, dan semakin mudah juga berjualan buku di medsos, tapi mestinya dengan kemudahan ini juga harus memperhatikan rambu-rambu karena insyaAllah para penjual buku-buku agama selain mencari keuntungan mereka juga berharap mendapatkan pahala dengan ikut serta menyebarkan ilmu kepada kaum muslimin terutama kepada para penuntut ilmu syar'i. 

tapi kadang saking semangatnya menjual buku atau banyaknya orderan buku dengan "keuntungan" yang besar sehingga lupa atau sengaja meng-iyakan pesanan buku-buku ahlil bida' bahkan sengaja menjual buku-buku yang membawa syubhat dan tidak dikenal aqidah dan manhaj penulisnya.
sungguh benar apa yang disabdakan Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa manusia berlomba lomba dalam mencari dunia tanpa memperhatikan baik tidaknya, halal tidaknya, sebagaimana sabda beliau :

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ

“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram”. (HR. Bukhari no. 2083).

Berkata Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah :

"Tidak boleh menyebarkan dan menjual buku-buku ahli bidah, dan wajib memusnahkan serta melarangnya di negri kaum muslimin karena buku-buku tersebut adalah sarana dalam menyesatkan umat. agar orang-orang jahil tidak terkena fitnah sehingga menyangka itu adalah sebuah kebenaran, Maka tidak boleh dibaca (bagi pemula dalam belajar dan awam) dan tidak boleh dijual". (-ringkasan- fatwa Syaikh).


(Baca Juga : Meluruskan Pemahaman)

#Ilmu_Syar'i
#Amanah_ilahi

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Tentang Kitab Ad-Durar As-Saniyyah

Tentang Kitab Ad-Durar As-Saniyyah
Tentang Kitab Ad-Durar As-Saniyyah

#𝐓𝐔𝐉𝐔𝐇_𝐏𝐄𝐑𝐊𝐀𝐑𝐀_𝐏𝐄𝐍𝐓𝐈𝐍𝐆
#𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌_&_𝐒𝐄𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇_𝐁𝐄𝐑𝐀𝐌𝐀𝐋

🔷Berkata Syaikhul Islam Al Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah :

إِذَا أَمَرَ اللَّهُ العَبْدَ بِأَمْرٍ؛ وَجَبَ عَلَيْهِ فِيهِ سَبْعُ مَرَاتِبَ:

الأُولَى: العِلْمُ بِهِ.
الثَّانِيَةُ: مَحَبَّتُهُ.
الثَّالِثَةُ: العَزْمُ عَلَى الفِعْلِ.
الرَّابِعَةُ: العَمَلُ.
الخَامِسَةُ: كَوْنُهُ يَقَعُ عَلَى المَشْرُوعِ خَالِصًا صَوَابًا.
السَّادِسَةُ: التَّحْذِيرُ مِنْ فِعْلِ مَا يُحْبِطُهُ.
السَّابِعَةُ: الثَّبَاتُ عَلَيْهِ.

(Baca Juga : Jika Kita Bersama Allah)

"Jika Allah memerintahkan seorang hamba dengan suatu perintah, maka wajib baginya memperhatikan tujuh perkara :

1. Mempelajarinya
2. Mencintainya
3. Berazam untuk mengerjakannya
4. Mengamalkannya
5. Mengamalkan dibarengi dengan keihlasan dan kebenaran (ittiba')
6. Berhati-hati dari perkara yang membatalkannya
7. Teguh dan istiqamah diatasnya".

📚Ad Durar As Saniyyah fil Ajwibati An Najdiyah 2/74-75 cet. ketujuh.

🍀🌱_________
As Syaikh Al 'Allamah Abdurrahman bin Qasim An Najdi rahimahullah sangat berjasa telah mengumpulkan dan mengoreksi manuskrip para ulama Dakwah Salafiyyah di Najd (Saudi) selama 12 tahun, sampai terkumpul dan siap dicetak. yang beliau beri nama :

الدُّرَرُ السَّنِيَّةُ فِي الأَجْوِبَةِ النَّجْدِيَّةِ

Pertama kali kitab Ad Durar As Saniyyah ini dicetak dipercetakan Ummul Qura (Makkah) 3 jilid pada tahun 1352 H. kemudian dicetak kedua kalinya sebanyak 12 jilid pada tahun 1385 - 1388 H atas biaya Raja Faishal rahimahullah. kemudian dicetak ketiga kalinya sebanyak 16 jilid antara tahun 1402 - 1417 H.

▶Sebagian Ahlul fitan wal bida' menganggap bahwa kitab Ad Durar As Saniyyah yang berfaidah ini sebab munculnya faham takfiri, radikalisme dan isis, padahal itu semua dusta dan tidak benar.
karena yang salah bukan kitabnya tapi yang salah adalah yang membaca tapi tidak faham dan tanpa bimbingan ulama.

(Baca Juga : Lelaki dari Damaskus)

Sebagaimana kaum khawarij dan ahlul fitan mereka juga berhujjah dengan ayat-ayat Al Quran dalam mengkafirkan pemerintah dan kaum muslimin, bahkan dalam aksi radikal dan teror mereka juga membawa ayat Al Quran, maka apakah dengan itu seseorang berani menyatakan bahwa ayat tersebut salah???! tentu tidak, tapi karena pemahaman mereka yang rusak dan ilmu mereka yang dangkal tanpa bimbingan ulama.

وفقني الله وإياكم في طلب العلم والعمل به والاستقامة على التوحيد والسنة،.

WaAllahu A'lam,.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=675869189649413&id=100016790144202

Seputar Hasad

Seputar Hasad
Seputar Hasad

✒الحسد
✒Hasad

   Nabi صلى الله عليه وسلم melarang hasad sebagaimana dalam haditsnya :

لَا تَحَاسَدُوْا
"Janganlah kalian saling hasad... ", Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbaliy jelaskan berbagai macam bentuk hasad dan seluruhnya tercela kecuali satu macam, di antara jenis-jenis hasad adalah :

1⃣ Orang yang berusaha menghilangkan nikmat pada orang yang ia dengki dengan cara melakukan kezhaliman kepadanya dengan perkataan maupun perbuatan.

2⃣Orang yang berusaha memindahkan nikmat Allah dari orang yang ia dengki kepada dirinya.

(Baca Juga : Penuntut Ilmu Adalah Tamu Rasulullah)

3⃣ Orang yang berusaha menghilangkan nikmat Allah dari orang yang ia dengki walaupun nikmat tersebut tidak berpindah kepada dirinya.

4⃣ Orang yang hasad dalam hatinya namun tidak melakukan apa-apa

5⃣ Orang yang ingin mendapatkan keutamaan sebagaimana orang yang ia dengki kepadanya, jika keutamaan tersebut hanya keutamaan dunia, jika keutamaan tersebut adalah keutamaan agama maka termasuk jenis keenam

6⃣ Orang yang ingin mendapatkan keutamaan agama sebagaimana orang yang ia hasad kepadanya, maka ini satu-satunya hasad yang terpuji yang diizinkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم (Jami'ul-Ulum wal-Hikam : hal 442-443).

   Syaikh Al-Utsaimin jelaskan bahwasanya hasad biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki kesamaan, beliau berkata :

وأكثر ما يكون الحسد بين المتفقين في مهنة كالحسد بين العلماء، والحسد بين التجار، والحسد بين أهل الصنائع، هذا الغالب، وإلا فمن المعلوم أنه لا يأتي نجار مثلا يحسد عالمًا

"Hasad kebanyakan terjadi antara dua orang yang memiliki pekerjaan yang sama, seperti hasad antara ulama, hasad antara para pedagang, hasad antara para ahli ketrampilan, ini yang biasa terjadi maka memang sudah lumrah tidak akan ada tukang kayu yang hasad kepada seorang alim". (Syarh Arba'in An-Nawawi : hal 535)

(Baca Juga : Problem Da'i)

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1055848204625034&id=100005995935102

Yang Berhak Bicara Jarh Wa Ta'dil

Yang Berhak Bicara Jarh Wa Ta'dil
Yang Berhak Bicara Jarh Wa Ta'dil

📄لا يتكلم إلا ثقات
📄Tidak boleh bicara kecuali orang-orang yang tsiqah

   Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliy dalam takmilah Ilal Shaghir nya Imam At-Tirmidziy di bab :
ذكر الأسانيد التي لا يثبت منها شيء...
Sanad-sanad yang tidak ada hadits tsabit dengan sanad tsb...

   Imam Ibnul Madiniy berkata : Mu'alla Ar-Raziy berkata dari Yahya bin Abi Zaidah, ia berkata : Aku mendengar Yazid Ad-Dalaniy berkata : Abu Sufyan tidak mendengar dari Jabir kecuali hanya 4 hadits saja".

   Imam At-Tirmidziy pun meriwayatkan dari Imam Al-Bukhariy bahwasanya Yazid Abu Khalid Ad-Dalaniy berkata demikian.... Lalu Imam Al-Bukhariy berkata yang bahasa bebasnya : "Memang dia tau darimana? Apakah ia siap 'head to head' dengan Abu Sufyan hingga (bisa diketahui) bahwa ia berhak berkata demikian" yakni Imam Al-Bukhariy mengisyaratkan bahwasanya Abu Khalid sendiri tidak tsiqah, bagaimana mungkin boleh bicara tentang orang lain. (Syrah Ilal At-Tirmidziy karya Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbaliy).

   Disini terdapat pelajaran berharga bahwa seorang yang dha'if atau majhul atau tidak tsiqah maka ia tidak berhak berbicara tentang ketsiqahan atau dhabth atau kapasitas orang lain, bagaimana mungkin ia berhak menilai orang lain sedangkan kapasitas dirinya sendiri pas-pasan.

(Baca Juga : Sampaikan Salamku Kepada Ahlussunnah)

   Dan para ulama dalam dhawabith jarh wa ta'dil telah menyebutkan bahwa di antara syarat orang yang boleh berbicara tentang jarh atau ta'dil adalah seorang yang tsiqah, yang ketsiqahan nya sendiri bisa dibuktikan dengan 2 cara :
1. Masyhur ketsiqahannya di kalangan para ulama tsiqah
2. Ditsiqahkan setidaknya oleh 2 orang tsiqah.

   Jarh dan ta'dil serta tahdzir pada prinsipnya memiliki kesamaan yakni sama-sama merupakan berbicara tentang kehormatan seorang muslim yang itu merupakan rukhshah pengecualian dari hukum asal ghibah yang haram, yang namanya hukum rukhshah baru jadi boleh jika terpenuhi syarat-syaratnya dan memang tergolong ghibah yang boleh, jika tidak maka kembali kepada hukum asal ghibah yang merupakan dosa besar.

   Di zaman Salafusshalih terdahulu saja ada orang yang bukan kapasitasnya berbicara tentang rawi-rawi hadits padahal tidak berhak, Yazid Ad-Dalaniy itu 3 thabaqah di atas Ibnul Madiniy kurleb itu thabaqah nya Imam Az-Zuhriy syaikh Imam Malik alias tabi'in shaghir, kiranya adakah orang yang berbicara tentang kehormatan seseorang padahal bukan kapasitasnya? Buanyak beut!!

   Zaman ini adakalanya majhul hal bahkan 'ain bisa tahdzir Doktor lulusan Madinah, adakalanya tahdzir gara-gara masalah khilafiyyah ijtihadiyyah, bahkan ada orang awam tahdzir Ustadz yang belasan tahun belajar dengan ulama, bahkan ada yang tahdzir ustadz lain padahal ustadz tsb sesuai ijma' ulama, berapa banyak tahdzir tanpa bukti... Imam Ibnu Hibban ketika mau meneliti tentang hukum riwayat Imam Ibnu Lahi'ah, langsung datang ke negeri asalnya di Mesir, ditelusuri periwatannya kepada Ibnu Lahi'ah kenapa perkataan ulama jarh wa ta'dil bisa simpang siur, ada yang katakan muttaham, ada yang katakan tsiqah, ada yang katakan dha'if mutlaq, ada yang katakan mukhtalith, ada yang katakan ikhtilath terkait jabatan qadhi, ada yang katakan terkait perpus nya yang terbakar dll.

(Baca Juga : Perisai dari Fitnah Dajjal)

Imam Ibnu Hibban telusuri semua jalur periwatannya dicek salahnya dimana, sejak kapan Ibnu Lahi'ah sering salah dll baru dapat kesimpulan riwayat Ashab Kibar nya mustaqim, yang bermasalah adalah riwayat belakangan sejak jabatan qadhi diperparah dengan terbakar perpus nya sehingga beliau tidak memiliki kitab pegangan ashl nya dan hanya berpegang dengan hafalan, belum lagi ada yang suka talqin... Sebelum bicara tentang kehormatan seorang muslim yo mbok dicek seperti ini, minimal perkataan bersanad sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ibnul Madiniy dan Al-Bukhariy kalo mau ikut Salafusshalih.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1108468656029655&id=100005995935102

Pembahasan Ulumul Hadits

Pembahasan Ulumul Hadits
Pembahasan Ulumul Hadits

📑علوم الحديث
📑Ulumul-Hadits

   Menurut penuturan Imam Abu Syamah yang kemudian dinukil Imam As-Suyuthiy dalam Tadribur-Rawi, Ilmu Hadits terdiri dari 3 bagian :

➡️ Ilmu dirayah fiqh hadits dan gharib nya, membahas tentang makna hadits tsb serta cakupannya dalam fiqh. Bagian ini bersinggungan dengan domainnya para Fuqaha hanya saja para ulama Hadits lebih unggul dari segi ketepatan lafaz Nabawiy, menurut pejabaran Imam Ibnu Hibban yang beliau bahkan sampai meninggalkan riwayat hadits para Fuqaha yang mereka tidak perhatian dengan sanad dan ketepatan lafazh matan hadits.

(Baca Juga : 10 Hadits Tentang Keutamaan Surat Yasin)

➡️Ilmu dirayah 'Ilal hadits, tentang shahih dan dha'if nya, apa saja cacat dari suatu hadits baik dari sisi matan maupun sanadnya serta bahasan rawi-rawi hadits, bisa dibilang ini bahasan murni para ulama Hadits. Bahkan bahasan tentang rawi-rawi dan Ilal Hadits amat sedikit yang berbicara dalam bidang ini, ulama yang itu-itu saja. Sungguh berbeda dengan sekarang dimana yang Al-Fatihah blepetan bisa menjarh Ustadz bahkan Syaikh.

➡️Ilmu riwayat hadits, tentang bagaimana para ulama Hadits meriwayatkan hadits satu sama lain bahkan merambah ke riwayat kitab2 hadits dan ilmu selain hadits, metode periwayatan yang digunakan sekaligus praktiknya dengan meriwayatkan hadits atau ilmu apapun dari thabaqah Syaikh sebelumnya.

   Semakin sempurna menguasai seluruh bagian ilmu tersebut maka lebih baik daripada yang luput darinya satu bagian ilmu-ilmu tersebut, para imam seperti Imam Malik, Imam Asy-Syafi'iy, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Al-Bukhariy, Imam Abu Dawud, Imam Muhammad bin Nashr Al-Marwaziy, Imam Ath-Thabariy, Imam Ibnu Khuzaimah dan lainnya adalah di antara deretan para ulama yang mengumpulkan seluruh bagian ilmu tersebut bahkan ilmu-ilmu di luar itu.

   Tsabat adalah kitab berisi catatan riwayat seorang alim, kitab apa saja yang ia riwayatkan, dengan metode apa ia meriwayatkan kitab tsb, berapa syaikh yang ia riwayatkan kitab tsb darinya. Tsabat yang lebih 'keren' bahkan berisi kisah singkat setiap rawi yang disebutkan dalam jalur sanad-sanad, seperti Fihris nya Allamah Abdul Hayy Al-Kattaniy kiranya tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa itu bak Tarikh Al-Bukhariy namun untuk thabaqah ulama mutaakhirin. Konon riwayat-riwayat Syaikhunaa wa Mujiizunaa Syaikh Musa'ad Basyir Ali As-Sudaniy bisa ditelusuri dari sini, berhubung Syaikh Musa'ad pernah diijazahi oleh Syaikh Abdul Hayy ketika Syaikh Musa'ad masih kecil, beliau dibawa ke majlis oleh wali nya, Syaikh Al-Fakkiy Umar, tapi ternyata menelusuri Fihris Al-Kattaniy tidak semudah itu Fergusso 😅

(Baca Juga : Zhalim Dalam Berdoa)

   Di antara tsabat yang bagus juga adalah Tsabat Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshariy yang aslinya dikumpulkan oleh muridnya Al-Hafizh As-Sakhawiyy, berisi sanad 119 kitab beserta jalur periwatannya, kiranya ini tsabat yang kecil oleh karena itu ana tanyakan kepada Ust Rikrik, tsabat ini kecil dibandingkan ulama lainnya namun kenapa ulama mutaakhirin sering menjadikan Zakariyya Al-Anshariy sebagai 'madar' riwayat mereka? Beliau jawab : Walaupun kecil tsabat ini berisi beberapa kitab yang bahkan tidak ada di tsabat gurunya, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalaniy, ditambah lagi sebagian besarnya adalah Sama' atau Qiraat, bukan sekedar ijazah sehingga mutaakhirin pun menyukai riwayat beliau.

   Total baru punya dua tsabat, ini dan tsabat Syaikh Muhammad Al-Amin Al-Atsyubiyy Asy-Syafi'iy, paling tidak kumpulkan sedikit-sedikit yang kita punya riwayatnya.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1113783802164807&id=100005995935102

Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi

Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi
Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi

📑روضة الطالبين للإمام النووي
📑Rawdhatut-Thalibin karya Imam An-Nawawiy

   Imam An-Nawawiy jelaskan bahwa kitab beliau ini asalnya adalah dari Syarhul-Wajiz nya Imam Abul-Qasim Ar-Rafi'iy dan manusia di zamannya banyak istifadah dari kitab tsb hanya saja kitab tsb terlalu besar dan kebanyakan manusia tidak mampu untuk menelaahnya...

   Maka Imam An-Nawawiy MENDAPAT ILHAM dari Allah untuk meringkas kitab tsb dan metode Imam An-Nawawiy sebagaimana beliau kemukakan di Muqaddimahnya :

1. Beliau ringkas agar jilid nya lebih sedikit

2. Kitab ini pertengahan antara ringkas dan penjabaran panjang lebar

3. Beliau hapus kebanyakan dalilnya dan hanya isyarat kepada dalil yang agak tersembunyi

4. Mencakup seluruh Fiqh yang ada di kitab Ar-Rafi'iy

5. Hanya mengambil hukum-hukum Fiqh saja dan bukan hukum-hukum dalam Bahasa Arab dsb

6. Tambahan tafrii' hukum Fiqh yang berhubungan

7. Sanggahan yang jumlahnya sedikit kepada Imam Ar-Rafi'iy

8. Mengikuti tartib kitabnya Imam Ar-Rafi'iy kecuali sebagian kecil yang tidak mengikuti.

رحم الله الإمام النووي رحمة واسعة

(Baca Juga : Apakah Ada Sholat Sunnah Setelah 'Ashar?)

  Kitab sebesar Asy-Syarhul-Kabir nya Imam Ar-Rafi'iy diringkas oleh Imam An-Nawawiy tanpa ada bahasan Fiqh yang dihapus bahkan ditambahkan oleh Imam An-Nawawiy dengan tafrii'nya. Bahkan Imam An-Nawawiy katakan :

مَنْ حَصَّلهُ أَحَاطَ بِالْمَذْهَبِ
"Barangsiapa yang mempelajarinya maka dia - in sya Allah - menguasai mazhab Asy-Syafi'iy" sungguh keutamaan yang agung sekali.

   Uniknya kitab sebesar Rawdhatut-Thalibin yang cetakan Al-Maktab Al-Islamiy sebanyak 12 jilid ternyata dihapus dalil-dalilnya oleh Imam An-Nawawiy, seorang Kiayi Majalengka pernah berujar : Tingkatan Fiqh itu ada 3:

1️⃣ Mubtadi (pemula) yang pembelajaran utamanya adalah
معرفة حقائق الأشياء
Mengenal hakikat-hakikat segala sesuatu, yakni hanya mengetahui gambaran dasar suatu masalah dengan definisinya.

2️⃣ Mutawassith (pertengahan) yang pelajaran utamanya adalah
تفريع المسائل
 Cabang-cabang dari masalah pokok. Imam An-Nawawiy isyaratkan bahwa kitab beliau adalah tingkat ini

3️⃣ Muntahiy (tingkat atas) ini adalah puncaknya ilmu Fiqh yang sudah berkutat pada
 إقامة الأدلّة والرد على المخالف
Menegakkan dalil2 atas masalah-masalah Fiqh tsb beserta bantahan terhadap mazhab-mazhab yang lemah, ini adalah tugas para ulama yang sudah sampai tingkat ijtihad yang telah memenuhi syarat-syarat ilmu untuk berijtihad. Level inilah Al-Umm nya Imam Asy-Syafi'iy dan Al-Majmu'nya Imam An-Nawawiy yang di dalamnya memuat Qawl Imam Asy-Syafi'iy baik qadim maupun jadid, beserta dalil2nya, pendapat para ulama Syafi'iyyah, jika ada khilaf maka disebutkan bahkan beserta nama-nama yang mengeluarkan pendapat tsb yang juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat dari mazhab lain yang bahkan adakalanya sebutkan beberapa riwayat yang ada di mazhab lain, lalu keluarkan dalil2 mazhab Asy-Syafi'iy beserta bantahan kepada mazhab lain... Saking luasnya pembahasan bahkan Imam An-Nawawiy belum sempat merampungkannya.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Akhlak)

   Kiranya dari sini seolah ada isyarat dari Imam An-Nawawiy : "Kalau masih tingkat pertengahan belum saatnya main dalil nanti kalau sudah dekat level ijtihad", agak terbalik dengan kebiasaan tafaqquh nya orang belakangan yang sedari awal sudah 'ngedalil' di satu sisi ada keunggulan ta'zhim dalil namun di sisi lain riskan kesalah-pahaman bagi yang belum lengkap ilmu-ilmu alatnya atau 'keminter' sebelum waktunya.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1115138755362645&id=100005995935102

Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

📝مكانة شيخ الإسلام ابن تيمية
📝Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

   Ada seseorang yang bilang bahwasanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah diragukan apakah beliau sampai derajat ijtihad atau tidak, katanya menurut ulama Hanabilah beliau belum terpenuhi syarat-syarat ijtihad...

   Mendengar hal itu ana pun kaget, ini prank apa bukan, entah ini karena ketidak-tahuan tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah atau pura-pura tidak tau...

   Maka simak penuturan Syaikh asli mazhab Hanbaliy, beliau merupakan ashabul-wujuh dalam mazhab Hanbaliy yang ikhtiyarat Fiqh nya diperhitungkan...

(Baca Juga : Rambut Peninggalan Rasulullah, Benarkah?)

   Jika ada perkataan dalam kutub Hanabilah mutaakhirin :
 قال تقي الدين...
Taqiyyuddin berkata... Maka maksudnya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

   Jika ada keterangan :
والقول المختار...
Pendapat yang dipilih... Maka maksudnya adalah ada setidaknya dua riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal, yang satu masyhur yang lain tidak masyhur namun yang jadi ikhtiyarat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah adalah riwayat yang tidak masyhur tadi... Lihat bagaimana pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah masih jadi perhitungan dalam mazhab Hanbaliy, kok bisa orang yang tidak sampai derajat ijtihad diperhitungkan pendapatnya...
   Dan nukilan dari para ulama yang dekat dari zaman Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pun bersaksi demikian :
ومعرفته بصحيح المنقول عنه صلى الله عليه وسلم وسقيمه وبقية المنقول عن الصحابة رضي الله عنهم في أقوالهم وأفعاله وقضاياهم وفتاويهم...

 فإنه كان من أضبط الناس لذلك وأعرفهم فيه وأسرعهم استحضارا...

قل أن ذكر حديثا في مصنف أو فتوى أو استشهد به أو استدل به إلا عزاه في أي دواوين الإسلام هو من ومن أي قسم من الصحيح أو الحسن أو غيرهما وذكر اسم الصحابة...

ومنها ما منحه الله من معرفة اختلاف العلماء ونصوصهم وكثرة أقوالهم واجتهادهم في المسائل وما روي عن كل منهم من راجح ومرجوح ومقبول ومردود في كل زمان ومكان...

وجمع أصحابه أكثر من أربعين ألف مسألة...

قلّ إن وقعت واقعة وسئل عنها إلا وأجاب فيها بديهة بما بهر واشتهر وصار ذلك الجواب كالمصنف الذي الذي يحتاج فيه غيره إلى زمن طويل ومطالعة كتب وقد لا يقدر مع ذلك على إبراز مثله...

إذا سئل عن شيء من ذلك كأن جميع المنقول عن الرسول صلى الله عليه وسلم وأصحابه والعلماء فيه من الأولين والآخرين متصوّر مسطور... وهذا قد اتفق عليه كل من رآه أو وقف على شيء من علمه ممن لا يغطى عقله الجهل والهوى

"Pengetahuan beliau ttg nukilan yang shahih maupun tidak shahih dan nukilan lainnya dari para Sahabat, baik perkataan mereka, perbuatan mereka, keputusan mereka dalam qadha serta fatwa-fatwa mereka maka beliau termasuk orang yang paling hafal tentang itu semua orang yang paling mengetahui dan orang yang paling cepat untuk menghadirkan nukilan tsb dari hafalan...

   Jika beliau menyebutkan suatu hadits dari suatu karya atau suatu fatwa atau mengambil syahid dengannya atau berdalil dengannya kecuali beliau mampu menisbatkan semua itu di buku-buku Islam nukilan tsb dan jenisnya apakah shahih atau hasan atau selainnya dan sebutkan nama Sahabat nya...

(Baca Juga : Jangan Pernah Mencabut Uban)

   Di antaranya, Allah berikan kepada beliau pengetahuan tentang ikhtilaf para ulama dari setiap tempat dan waktu, nash-nash perkataan mereka yang banyak, ijtihad-ijtihad mereka dalam masalah-masalah dan serta apa saja yang diriwayatkan dari mereka, baik pendapat yang rajih maupun marjuh, yang bisa diterima maupun yang tertolak dari...

   Para muridnya kumpulkan fatwa beliau lebih dari 40 ribu masalah...

   Jika terjadi suatu peristiwa dan beliau ditanyakan tentang hal tsb maka beliau akan jawab dengan segera dengan jawaban yang membuat takjub dan jawaban tsb akan menjadi masyhur bahkan itu akan jadi bak suatu karya yang kalaulah orang lain butuh masa yang panjang terlebih dahulu dan membaca kitab yang amat banyak belum dapat mengeluarkan karya semisal jawaban beliau tersebut...

   Jika beliau ditanyakan pertanyaan maka semua hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan nukilan para Sahabat serta ulama tentang hal tersebut dari orang-orang terdahulu maupun orang-orang sekarang seakan-seakan tergambarkan dan tertulis di hadapan beliau (yakni menunjukkan luasnya hafalan beliau) DAN INI ADALAH HAL YANG TELAH DISEPAKATI OLEH SETIAP ORANG YANG MELIHATNYA ATAU PERNAH MEMBACA SEBAGIAN DARI ILMU BELIAU SELAMA ORANG TERSEBUT TIDAK TERTUTUP AKALNYA DENGAN KEBODOHAN DAN HAWA NAFSU (Al-A'lam Al-Aliyyah: pasal 1 dan 2).

(Baca Juga : Begitu Hinanya Dunia Ini)

   Ana tutup dengan perkataan Imam Adz-Dzahabiy Asy-Syafi'iy yang dinukil oleh Syaikhul Islam Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy bahkan pernah berdoa agar hafalannya seperti Adz-Dzahabiy, beliau berkata tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah :

قال الذهبي ما ملخصه كان يقضي منه العجب إذا ذكر مسألة من مسائل الخلاف واستدل ورجع كان يحقّ له الاجتهاد لاجتماع شروطه فيه، قال :وما رأيت أسرع انتزاعا للآيات الدالة على المسألة التي يوردها منه

  Adz-Dzahabiy berkata yang intinya: Syaikhul Islam kadang membuat takjub, adakalanya beliau sebutkan suatu masalah dari masalah-masalah khilafiyyah lalu berdalil dalam masalah tersebut namun kemudian beliau rujuk, dan beliau berhak untuk BERIJTIHAD SEPERTI ITU KARENA TELAH TERPENUHI SYARAT-SYARATNYA PADA DIRI BELIAU, ia (Adz-Dzahabiy) juga berkata : "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih cepat dari beliau dalam mengeluarkan hafalan ayat-ayat Qur'an yang menunjukkan ke masalah-masalah yang sedang beliau bahas" (Ad-Durarul-Kaminah: juz 1/ hal. 175)

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1123883324488188&id=100005995935102