Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts
Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts

Siapa Yang Merekomendasikannya?

Siapa Yang Merekomendasikannya?
Siapa Yang Merekomendasikannya?


 مَنْ زَكَّاهُ؟

SIAPA YANG MEREKOMENDASIKANNYA?


-[1]- PENANYA : Saya mendengarkan pelajaran Syaikh Shalih bin Hamad Al-Ushaimi, & mendapat banyak manfaat darinya. Aku mulai menyebarkan pelajaran - pelajaran beliau kepada saudara-saudara (muslim) yang lain. Lalu ada salah seorang di antara mereka yang menyanggah dan bertanya kepadaku, " SIAPA YANG MEREKOMENDASIKAN BELIAU? ". Aku menjawab, "  Ketenaran dan permintaan (mengajarnya) sudah melimpah ruah. " 


Saudaramu tercinta Samir dari Al-Jazair.


(Baca Juga : Ta'ashub Seolah Membela Kebenaran)


⚫ SYAIKH MASYHUR HASAN SALMAN MENJAWAB :


" TIDAK LAYAK BAGI GURU-GURU BESAR yang mengajar di Al-Haramain asy-Syarifaini, dan orang-orang yang ingin menuntut ilmu kepada beliau datang dari berbagai penjuru, DITANYA " SIAPA YANG MEREKOMENDASIKANNYA? "


KETENARAN YANG BERASAL DARI PELBAGAI MACAM TULISAN SERTA PUJIAN-PUJIAN PARA MASYAIKH UNTUK BELIAU ITU SUDAH LEBIH DARI CUKUP.


Saudara kami " Syaikh Shalih al-Ushaimi " diberikan rekomendasi oleh para ulama besar (tersohor). Beliau memiliki banyak sekali guru besar (masyaikh), dan guru-guru besar beliau sangat terkenal di dunia ini.


MENCARI-CARI SIAPA ORANG YANG MEREKOMENDASI BELIAU (DALAM MENGAJAR, BERDAKWAH, MENULIS, DLL) ADALAH PERBUATAN YANG ZALIM. " 


Wallahu Ta'ala A'lam.


(Baca Juga : Kesalahan Imam Atau 'Alim)


-[2]- Senada dengan hal tersebut, masih ada segelintir orang -bahkan penuntut ilmu- yang bertanya -dengan nada sindiran, satire, penolakan, dll- perihal 2 guru besar -dalam dakwah, ilmu, dan amal- Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas & Ustaz Abdul Hakim bin Amir Abdat, dengan pertanyaan, 


مَنْ زَكَّاهُمَا؟


" SIAPA YANG MEREKOMENDASI MEREKA BERDUA? "


Maka, kita katakan,


1️⃣ استفاضتْ شُهرَتُهُمَا واستفاضَ عليْهِمَا والطلب عليْهِمَا


" KETENARAN DAN PERMINTAAN (MENGAJARNYA) SUDAH MELIMPAH RUAH. "


2️⃣ الاسْتِفاضةُ والشهرةُ من وجودِ المؤلَّفَات وثناءِ الأسَاتِذَةِ عليْهِمَا تَكْفِيْ


" KETENARAN YANG BERASAL DARI PELBAGAI MACAM TULISAN SERTA PUJIAN-PUJIAN PARA USTAZ (UNTUK MEREKA BERDUA) SUDAH LEBIH DARI CUKUP. "


3️⃣ المُطَالَبَةُ بِمَنْ زَكَّاهُمَا مُطَالَبَةٌ فِيْهَا ظُلْمٌ.


" MENCARI-CARI SIAPA ORANG YANG MEREKOMENDASI MEREKA BERDUA (DALAM MENGAJAR, BERDAKWAH, MENULIS, DLL) ADALAH PERBUATAN YANG ZALIM. "


(Baca Juga : Ambil Ilmu Dari Syaikh Abu Auf, Syaikh Yazid Jawas dan Syaikh Abdul Hakim)


Tulisan Al-Ustadz Ragil Juliantoro hafidzhahullaah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=116633007247944&id=100067037351373

Perselisihan Itu Buruk

Perselisihan Itu Buruk
Perselisihan Itu Buruk


AL-KHILAAFU SYARR (PERSELISIHAN ITU BURUK) 


Kalimat di atas adalah ucapan dari seorang sababat nabi yang Mulia Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu anhu. 


Kapan beliau mengucapkan kalimat tersebut??? 


Beliau mengucapkannya tatkala beliau harus melakukan apa yang diyakininya menyelisihi sunnah nabi, tapi demi persatuan beliau melakukannya


Bagaimana kisahnya? Simak riwayat berikut:


عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ صَلَّى عُثْمَانُ بِمِنًى أَرْبَعًا فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- رَكْعَتَيْنِ وَمَعَ أَبِى بَكْرٍ رَكْعَتَيْنِ وَمَعَ عُمَرَ رَكْعَتَيْنِ ... وَمَعَ عُثْمَانَ صَدْرًا مِنْ إِمَارَتِهِ ثُمَّ أَتَمَّهَا. ...  فَلَوَدِدْتُ أَنَّ لِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ مُتَقَبَّلَتَيْنِ. 

قَالَ الأَعْمَشُ :فَحَدَّثَنِى مُعَاوِيَةُ بْنُ قُرَّةَ عَنْ أَشْيَاخِهِ: أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ صَلَّى أَرْبَعًا،قَالَ:فَقِيلَ لَهُ:عِبْتَ عَلَى عُثْمَانَ ثُمَّ صَلَّيْتَ أَرْبَعًا !!

قَالَ: الْخِلاَفُ شَرٌّ".

أخرجه أبو داود(1962)،والبيهقي(5641


Dari Abdurrahman bin Yazid: Utsman bin Affan  Radhiyallahu anhu pernah sholat 4 rakaat (ketika safar) di Mina,  maka Abdullah bin Mas'ud berkata: aku pernah sholat safar bersama rasulullah,  beliau melakukannya hanya dua rokaat,  dengan Abu Bakar dua Rakaat,  dengan Umar dua rakaat, dan di awal2 pemerintahan ustman dua rakaat.


Kemudian ustman menggenapkannya menjadi 4 rakaat. Saya berharap di antara 4 rakaat itu,  sholatku diterima 2 rakaat. 


Abdullah bin mas'ud ditanya mengapa anda mencela ustman yang sholat 4 rakaat ketika safar,  tapi anda sendiri ikut sholat 4 rakaat? Beliau menjawab:"AL-KHILAAFU SYARR" PERSELISIHAN ITU BURUK.  (HR.  Abu Dawud:1962) 


(Baca Juga : Banyak Berdoa di Masa Fitnah)


 Disebutkan pula dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, Abdullah bin Mas'ud menyatakan:


“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. 


Aku shalat bersama Nabi di Mina dua rakaat, bersama Abu Bakr di Mina dua rakaat, bersama Umar ibnul Khaththab dua rakaat.


فَلَيْتَ حَظِّي مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَانِ مُتَقَبَّلَتَانِ


Andaikata bagianku dari empat rakat, dua rakaat yang diterima (oleh Allah).”


Abdullah bin Mas'ud sampai beristirja',  hal ini menunujukan bahwa yang dilakukan ustman tidaklah tepat dalam pandangan abdullah bin Mas'ud. Tapi hal itu tidak menghalangi beliau untuk shalat 4 rakaat bersama ustman demi persatuan. 


Barangkali inilah yang juga menjadi dasar fatwa al-Imam Ahmad dan al-Imam al-Utsaimin dan imam-imam yang lainya dalam masalah bermakmum di belakang imam yang Qunut subuh. 


Wallahu a'lam


(Baca Juga : Adab Penting Penuntut Ilmu)


===================

Catatan:

1. Riwayat di atas tak bisa dijadikan dalil bolehnya persatuan di atas kebid'ahan

2. Riwayat di atas bukanlah sebuah celaan terhAdap ustman bin Affan

3. Subtansi dari stataus di atas tidak fokus pada masalah hukum sholat safar 4 rakaat dan kenapa Ustman melakukanya....karena itu membutuhkan penjelasan panjang, tapi subtansi yang ingin disampaikan adalah bagaimana sikap shahabat dalam menghadapi perbedaan.


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1928601600628445

Perseteruan Itu Bermula dari Sini

Perseteruan Itu Bermula dari Sini
Perseteruan Itu Bermula dari Sini


Kaum Tua dan Kaum Muda


1. Di awal abad 20, hingga  pra dan pasca kemerdekaan ada istilah kaum muda dan kaum tua... 


2. Kaum Muda di sini maksudnya: kelompok Modernis, mereka yang terpengaruh  dg dakwah syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Arab Saudi dan Gerakan pembaharuan yang digencarkan Rasyid Ridho di Mesir. Di antara tokoh kelompok ini adalah: KH Mas Mansyur, syaikh Surkati, KH A. Dahlan, syaikh A. Hassan,  Buya Hamka, Buya Natsir dll... Mereka inilah yang sering digelari wahhabiyun. 


(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Manhaj Salaf)


3. Kaum Tua di sini maksudnya: kaum tradisionalis, para kyai dan masyayikh yang berpegang dengang tradisi kemadzhaban, di antara tokohnya adalah KH. Abdul Wahab Hasbullah, Syaikh Hasyim Asy'ari, KH. R.  Asnawi Kudus dll.


4. Kaum Muda, mendakwahkan purifikasi Islam, tajdid, anti Taklid madzhab,  pemberantasan syirik, Takhayul,  Bid'ah dan Khurafat. 


5. Sementara Kaum Tua mempertahankan "tradisi kemadzhaban"... 


6. Bahasa sederhananya: Kaum tua melestarikan yasinan,  tahlilan,  selametan,  tawassulan di kuburan, tingkepan, Qunut subuhan, sholawatan bebarengan dan lain-lain.. Sedangkan kaum muda mengingkari hal tsb. 


7. Dari sinilah muncul, pertentangan pemikiran di antara dua golongan ini... 


8. Pada tahun 1921 kaum muda membentuk Centraal Comite Al-Islam (CCI) yang nantinya pada tahun 1925 bertransformasi menjadi Centraal Comite Chilafat (CCC), hal itu karena  sistem khilafah dihapus oleh mustafa Ataturk tahun 1924. 


(Baca Juga : Jangan Sia-Siakan Masa Mudamu)


10. CCC akan mengirimkan delegasi ke Muktamar Dunia Islam (Muktamar ‘Alam Islami) di Mekkah tahun 1926. Yang diprakarsai oleh Raja Saudi yang berhaluan puritan (seperti kaum muda) 


11. KH.  Wahab Hasbullah melakukan pendekatan dg  CCC dan menyampaikan pendapatnya agar delegasi CCC nanti bersedia menyampaikan kepada  raja Saudi , supaya tradisi madzhab di Hijaz tidak dihilangkan..


12. Merasa kurang dapat respon positif dari anggota CCC,  akhirnya KH. Wahab Hazbullah membuat langkah strategis baru dg  membuat panitia tersendiri yang kemudian dikenal dengan Komite Hijaz pada Januari 1926.  Akan tetapi comite ini tidak bisa bernagkat kecuali harus ada institusi  yang mengirim..  Maka para kyai membuat wadah gerakan, yang bernama: jam'iyyah Nahdhatul Ulama (NU). Untuk  mengirim delegasi tsb. 


13. Gesekan ini terus berlanjut setelah kemerdekaan tahun 60an, antara Masyumi dan partai NU. (NASAKOM VS MASYUMI)... kaum pki menjuluki masyumi kadrun, sedangkan NU menjuluki wahabi. 


14. Ketika semangat pembaharuan dan purifikasi islam di kalangan kaum muda sudah mulai mengendur, maka pada tahun 80an mulailah berdatangan para kader dakwah dari kerajaan Arab Saudi...inilah nanti yang menjadi dakwah salafi kontemporer.


15. Dan kelihatannya dua arus pemikiran ini "kaum muda dan tua" sampai sekarang masih belum rukun.... 


Gmn udah paham kronologinya????


(Baca Juga : Ilmu Itu Rasa Takut?)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1935438973278041

11 Amalan yang Berkaitan Erat dengan Ramadhan

11 Amalan yang Berkaitan Erat dengan Ramadhan
11 Amalan yang Berkaitan Erat dengan Ramadhan


1. Ramadhan dan  Puasa


من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه


“Barangsiapa yang berpuasa di Bulan  Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari dan Muslim)


2. Ramadhan dan Membaca Al-Qur'an.


Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,


ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥِ


Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at.” [HR. Ahmad, Shahih At-Targhib: 1429]


(Baca Juga : 11 Pelajaran Aqidah Puasa dan Ramadhan)


3. Ramadhan dan shalat malam (terawih)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه


“Barang siapa shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759).


4. Ramadhan dan do'a


Jika anda perhatikan ayat-Ayat tentang puasa Ramadhan maka terkumpul pada Surat Al-Baqarah ayat 183 sampai 187, Namun Khusus ayat 186 itu ayat tentang doa, Allah menyelipkan ayat doa di antara ayat-ayat tentang puasa Ramadhan, karena Allah ingin menjelaskan bahwa bulan ramadhan adalah bulan mustajabah untuk berdoa, sebagaimana hadit nabi yang mengatakan bahwa Doa orang yang berpuasa itu mustajabah dan pintu² langit dibuka.


5. Ramadhan dan sedekah


Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma berkata:


كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6).


6. Ramadhan dan Menjaga Lisan


Rasulullah bersabda:


وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ


“Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1904 dan Muslim no. 1151).


(Baca Juga : Menyambut 10 Hari Terakhir Ramadhan)


7. Ramadhan dan Taubat/istighfar


 وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ


Celaka seseorang yang datang kepadanya bulan Ramadhan, kemudian ramadhan pergi berlalu akan tetapi dosanya belum diampuni oleh Allah. (HR. Tirmidzi)


Ini dalil bahwa bulan ramadhan seharusnya digunakan hamba untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah.


8. Ramadhan dan  I'tikaf.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sampai Allah merwafatkan beliau. Kemudian para istri beliau beri’tikaf setelah beliau meninggal.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)


9. Ramadhan dan semangat beribadah di malam Lailatul Qodar terutama di 10 malam terakhir.


Sebagaimana istri beliau -Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha– berkata,


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)


تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ


“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)


10. Ramadhan dan umroh.


فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى


“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku” (HR. Bukhari no. 1863).


11. Ramadhan dan zakat Fitrah


فَرَضَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – زَكَاةَ الفِطرِ طُهرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعمَةً لِلمَسَاكِينِ،


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri, sebagai pembersih bagi orang yang puasa dari tindakan sia-sia dan ucapan jorok (rafats) dan sebagai makanan bagi orang miskin ….” (HR. Abu Daud 1609, Ibnu Majah 1827 dan dihasankan al-Albani).


Tentunya 11 Amalan tersebut harus dilaksanakan dg ikhlas dan ittiba' agar amal kita diterima oleh Allah....amin.


(Baca Juga : Prinsip Dakwah Salafiyyah)


Semoga bermanfaat!


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1944771355678136

Al-Aqsha, Imam Mahdi dan Tanda Keputusasaan

Al-Aqsha, Imam Mahdi dan Tanda Keputusasaan
Al-Aqsha, Imam Mahdi dan Tanda Keputusasaan


 (Sekarang ini) jika ada da'i yang  Selalu mengaitkan pembebasan masjid al-Aqsha dengan munculnya Imam Mahdi, maka ketahuilah itu adalah TANDA KEPUTUS-ASAAN


Sesungguhnya dahulu baitul maqdis sudah pernah dikuasai tentara salib selama ratusan tahun. Bahkan bagian masjid al-Aqsha sudah dijadikan kandang kuda oleh tentara salib, tapi Tak pernah para ulama putus asa dan membacakan hadits ttg imam mahdi siang dan malam...tetapi mereka (para ulama) meretas jalan kebangkitan dan mendidik ummat, hingga lahirlah sholahuddin al ayyubi membebaskan tanah Baitul Maqdis.


Yahudi menguasai tanah palestina baru tahun 1948, tapi kita lihat berapa banyak orang sudah putus asa, berapa banyak juru dakwah yang pesimis dan mati sebelum berperang, seolah2 hanya al-mahdi yang bisa membebaskannya. Sehingga materi yang disampaikan selalu imam Mahdi dan huru hara akhir zaman...


(Baca Juga : Ilmu Sebelum Berdakwah)


STOP


Imam Mahdi akan memimpin ummat di akhir zaman menuju Kemenangan. Ya itu benar itu Haq.


Tapi jangan kau ninabobokkan ummat dg hadits itu, sehingga mereka putus asa dan berpangku tangan menunggu imam Mahdi.

Justru tugas kita menanamkan pada mereka optimisme  bahwa kitalah yang akan merebut kembali Baitul maqdis...kitalah yang akan mengembalikan al-Aqsha.


Adapaun imam Mahdi...maka ada episodenya sendiri di akhir zaman.


Semoga bisa dipahami


(Baca Juga : Taubat Kunci Kemenangan)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1965157283639543

Sejarah Peperangan Nabi dengan Bangsa Yahudi

Sejarah Peperangan Nabi dengan Bangsa Yahudi
Sejarah Peperangan Nabi dengan Bangsa Yahudi


Silakan baca sejarah nabi, pernahkah Yahudi berperang kontak fisik langsung dengan pasukan Islam??? TIDAK PERNAH.


1. Yahudi Bani Qainuqa'. 


Setelah mereka melecehkan wanita muslimah, membunuh seorang sahabat nabi dan melanggar perjanjian, pasukan Islam bergerak langsung mengepung mereka, namun datangnya kaum muslimin tidak disambut dengan pedang² yang terhunus,  mereka lebih memilih ngumpet seperti tikus dalam lubangnya, sifat penakut (gocik boso suroboyo'e), membuat mereka bersembunyi dalam benteng² mereka, setelah ketakutan merayapi hati dan menggerogoti pikiran mereka, akhirnya mereka mengangkat bendera putih alias menyerah, dan terusir ke Utara hingga kebanyakan mereka binasa di sana. Kejadian ini terjadi setelah perang Badr.


(Baca Juga : Menimbang Kesalahan Muslim dan Kejahatan Orang Kafir)


2. Yahudi Bani Nadhir.


Pada tahun 4 H, Yahudi Bani Nadhir mengkhianati perjanjian dan melakukan konspirasi untuk membunuh nabi, bahkan hampir membunuh nabi, ketika kejahatan mereka tercium, kaum muslimin bergerak mengepung  mereka, namun seperti kebiasaannya, mereka ngumpet di benteng mereka, setelah logistik mereka menipis, dan Allah tancapkan ketakutan yang dahsyat dalam hati² mereka, akhirnya mereka menyerah dalam keadaan hina Dina, terusir ke negeri Khaibar..mereka merobohkan rumah² mereka sendiri, lalu membawai pintu dan jendela rumah mereka, dll... Perang ini terjadi pada 4 H.


3. Yahudi Bani Quraizhah.


Ketika kaum muslimin di Madinah terkepung oleh pasukan sekutu (al-Ahzab), 10 ribu pasukan kafir dari kabilah2 arab mengepung kota Madinah, begitu gentingnya keadaan ini hingga para sahabat membuat khondaq (parit) untuk menghalau pasukan musuh, namun tidak diduga-duga ternyata dari belakang, Bani Quraizhah berkhianat dan hendak memberi jalan bagi tentara ahzab,  di saat kaum muslimin dilanda kecemasan Atas pengepungan dan pengkhianatan tsb, datanglah pertolongan Allah, Allah datangkan angin kencang yang memporak-porandakan tentara ahzab. Kaum muslimin pun selamat dari petaka. Atas kejadian ini malaikat Jibril langsung menegur nabi agar tidak meletakkan senjata sampai menghabisi Bani Quraizhah....singkat cerita (soale aku pegel nulis), ..... setelah kaum muslimin mengepung mereka, akhire Yahudi Bani Quraizhah seperti kecoak yang ngumpet di selokan, penakut, gocik, jubanaa' dan bersembunyi di benteng² mereka, ketika tiada jalan lagi akhirnya mereka menyerah. Dan kepala² mereka dipenggal satu² per satu oleh tentara Islam , kecuali yang belum baligh, wanita, atau yang bersedia masuk Islam. Termasuk yang terbunuh adalah Huyay bin akhtab ayah dari istri nabi shofiyah Radhiyallahu Anha..Huyay sebenarnya dari Bani nazhir tapi dieksekusi juga di sana Krn dia provokator Bani Quraizhah.


(Baca Juga : Lambang Yahudi, Nasrani dan Majusi)


4. Yahudi Khaibar, mereka ini sebenarnya Bani Nadhir, Yahudi paling luiiciiiiiik, mereka inilah otak sebenarnya perang Ahzab (khondaq), para tokoh mereka keliling ke suku² Arab untuk mensponsori perang ahzab, mereka ini juga yang memprovokasi Bani Quraizhah untuk berkhianat...TOP MARKOTOP LICIKNYA ...akhir kata: mereka  diserang kaum muslimin...dan Seperi biasanya: MEREKA MENYERAH TANPA ADA PEPERANGAN KONTAK FISIK.


Pesan Inti dari tulisan ini:


YAHUDI ITU JUBANAA' (PENAKUT), maka tak ada alasan kaum muslimin takut dg mereka.  Bahkan mereka takut dengan bocah² kecil Palestina. Selama kita berpegang teguh dg agama kita, pasti mereka ketakutan.


Lihat juga postingan ustadz Johan Saputra Halim :


Meskipun punya Iron Dome, suara sirine dan rudal² yg melayang di atas kepala mereka, pastinya bikin mereka ga bisa tidur tiap malam karena rasa takut yg menggerogoti jiwa mereka. Itu sudah cukup menjadi azab -di dunia- sebelum di akhirat -jika mereka tak bertobat-.


وَظَنُّوٓاْ أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمۡ حُصُونُهُم مِّنَ ٱللَّهِ فَأَتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِنۡ حَيۡثُ لَمۡ يَحۡتَسِبُواْۖ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلرُّعۡبَۚ... 


"...dan mereka pun menyangka, benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan (siksaan) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka..." [Al-Hasyr: 2].


(Baca Juga : 10 Ayat Al-Quran Tentang Iblis)


====


Semoga Allah menolong saudara² kita di Palestina.


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1970893323065939

Sudut Pandang yang Berbeda

Sudut Pandang yang Berbeda
Sudut Pandang yang Berbeda


Syaikh Rayyis hafizhahullah memilih metode kritik dan membongkar penyimpangan Hamas meskipun di kondisi perang. Karena kesalahan tetap harus dijelaskan sebagaimana rasul mengingkari kesalahan di perang Hunain.


Syaikh Ali Abu Haniyah hafizhullah (orang Palestina Asli), menilai momen kritik Syaikh Rayyis tidak tepat, meskipun Syaikh Ali tak menyelisihinya secara subtansi. Beliau berkata: yang penting itu bukan kita berkata, akan tetapi yang lebih penting adalah apakah maslahat itu tercapai dg ucapan kita.


Keduanya sepakat dalam subtansi tapi tidak pada moment penyampaian. Hafizhahumullah.


(Baca Juga : Semakin Kita Tahu, Semakin Tahu Kita)


#=======


Di kesempatan yang lain Imam Masjidil Haram asy-Syaik asy-Syuraim hafizhahullah berkata:


Kejadian yang terjadi di Gaza ini permasalahan aqidah (antara Muslim vs Kafir) bukan masalah furu', maka meskipun engkau berselisih dengan faksi perlawanan di sana, tapi mereka masih muslim sedangkan musuhnya itu orang kafir, Kemudian beliau membawakan firman Allah ash-Shoffat: 153 (apakah engkau samakan orang yang beriman dengan para penjahat? Ada apa denganmu, bagaimana caramu dalam menghukumi?))

 -selesai-


(Baca Juga : Balasan Keimanan dan Amal Sholih)


========


Tetap berlapang dada dan terus berbuat yang terbaik untuk Palestina....semoga Allah menolongnya


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1971834436305161

Hakikat Masjidil Aqsha

Hakikat Masjidil Aqsha
Hakikat Masjidil Aqsha


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:


"فإن (المسجد الأقصى) اسم لجميع المسجد الذي بناه سليمان عليه السلام؛ وقد صار بعض الناس يسمي الأقصى المصلى الذي بناه عمر بن الخطاب رضي الله عنه في مقدمه، والصلاة في هذا المصلى الذي بناه عمررضي الله عنه للمسلمين أفضل من الصلاة في سائر المسجد؛


Sesungguhnya Masjid al-Aqsha adalah nama untuk SEMUA masjid yang dibangun oleh Nabi Sulaiman alaihissalam, sebagian orang memberikan nama al-Aqsha (hanya) pada tempat sholat yang dibangun oleh khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu yang berada di area paling depan, dan  Sholat di musholla yang dibangun Umar tsb itu lebih utama dari pada sholat di seluruh masjid yang lain.' (syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Maj'mu al-Fatawa, Vol. 27, hal. 11-12)


وقال أيضاً: "فالمسجد الأقصى كان من عهد إبراهيم عليه السلام؛ لكن سليمان عليه السلام بناه بناء عظيماً. " 


Beliau juga berkata: Masjid Al-Aqsha ada semenjak masa Nabi Ibrahim Alaihissalam, akan tetapi nabi Sulaiman aliahissalam membangunnya dengan bangunan yang besar (syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Maj'mu al-Fatawa, Vol. 27, hal. 351).


(Baca Juga : Membuat Orang Lain Bahagia)


Mujir al-Din al-Hanbali berkata:


 "إن المتعارف عند الناس أن الأقصى من جهة القبلة, الجامع المبني في صدر المسجد الذي فيه المنبر والمحراب الكبير, وحقيقة الحال أن الأقصى اسم لجميع المسجد مما دار عليه السور.. فإن هذا البناء الموجود في صدر المسجد وغيره من قبة الصخرة والأروقة وغيرها محدثة, والمراد بالمسجد الأقصى جميع ما دار عليه السور" (الأنس الجليل في تاريخ القدس والخليل 2/24).


Sesungguhnya yang terkenal di kalangan manusia, bahwa al-Aqsha itu yang berada di arah Qiblat, yaitu masjid yang berada di area terdepan, yang ada mimbar dan mihrab besarnya. padahal hakikat kenyataannya bahwa al-Aqsha adalah nama untuk semua Masjid yang berada di area yang dikelilingi pagar (tembok). Dan sesungguhnya bangunan yang berada di depan dan yang lainnya itu baru (dulunya ngk ada), walhasil: yang dimaksud masjidl al-Aqsha adalah semua area yang dikelilingi pagar (tembok). (Mujir al-Din al-Hanbali, dalam kitab (الأنس الجليل في تاريخ ا القدس والخليل vol. 2, hal. 24)


 Pelajarannya:


1. Area Masjid Al-Aqsha sudah ada semenjak nabi Ibrahim alaihissalam, akan tetapi baru dibangun dengan bangunan yang agung oleh Nabi Sulaiman alaihissalam....inilah salah satu sebab ahli kitab menyebutnya: Ma'bad (Haikal Sulaiman).


2. Masjid al-Aqsha tidak hanya bangunan yang berada di area depan, yaitu masjid Jami' al-Qibli ( الجامع  القبلي) yang berkubah hitam. itu adalah salah satu bagian terbaik dari masjidil aqsha, karena posisinya berada di kiblat paling depan mengarah ka'bah. Ini adalah masjid inti yang ada mimbar, mihrab, imam, adzan dan khutbah. 


jika sholat juma'at atau ramadhan, seluruh area aqsha full baik masjid dan halamannya. Namun imamnya cuman satu yaitu di masjid jami  di al-Qibli


3. Masjid yang dibangun khalifah Umar bin Khattab disebut juga Masjid Umary (old Aqsha) posisinya sekarang berada di bawah masjid al-Qibli.


4. al-Aqsha adalah sebuah area terkenal di kota tua Yerusalem Timur, dianggap suci oleh tiga agama, dikelilingi tembok besar, dan saat ini yang masuk kategori al-Aqsha adalah: Masjid Umar, Masjid al-Qibli, Masjid Qubbah shakhrah, Masjid Marwani, dan Masjid Bauraq.


(Baca Juga : Jadikan Negeri Ini Aman)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1972707962884475

Yahudi Keturunan Kera dan Babi?

Yahudi Keturunan Kera dan Babi?
Yahudi Keturunan Kera dan Babi?


 Akhir-akhir ini sering terdengar kembali ungkapan "Yahudi keturunan kera dan babi", sebuah ungkapan yang menunjukkan kejengkelan kaum muslimin terhadap tingkah pola bangsa Yahudi yang menjajah bumi Palestina. Namun apakah ungkapan tersebut benar?


Sebenarnya kata " Kera dan Babi" merujuk pada firman Allah:


(قُلۡ هَلۡ أُنَبِّئُكُم بِشَرࣲّ مِّن ذَ ٰ⁠لِكَ مَثُوبَةً عِندَ ٱللَّهِۚ مَن لَّعَنَهُ ٱللَّهُ وَغَضِبَ عَلَیۡهِ وَجَعَلَ مِنۡهُمُ ٱلۡقِرَدَةَ وَٱلۡخَنَازِیرَ وَعَبَدَ ٱلطَّـٰغُوتَۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ شَرࣱّ مَّكَانࣰا وَأَضَلُّ عَن سَوَاۤءِ ٱلسَّبِیلِ)


 Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari  itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, dan di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi dan para menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah: 60)


(Baca Juga : Bangkai Jahiliyyah)


Dan juga firman Allah:


(وَلَقَدۡ عَلِمۡتُمُ ٱلَّذِینَ ٱعۡتَدَوۡا۟ مِنكُمۡ فِی ٱلسَّبۡتِ فَقُلۡنَا لَهُمۡ كُونُوا۟ قِرَدَةً خَـٰسِـِٔینَ)


Dan sesungguhnya telah kalian ketahui orang-orang yang melanggar di antara kalian pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". (QS. Al-Baqarah:65).


Al-Imam Ibn Katsir Rahimahullah menyebutkan bahwa di antara sebab hukuman ini adalah karena mereka melanggar larangan Allah mencari ikan di hari Sabtu...mereka inilah yang disebut Ashabus sabt.


Namun, Rasulullah menjelaskan bahwa sebagian bangsa Yahudi yang dijelmakan menjadi kera dan babi itu tidak memiliki keturunan. 


Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu, bahwa pernah disebut-sebut kera dan babi karena jelmaan di samping nabi shalallahu alaihi wassalam, maka Nabi berkata:


: إِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ لِمَسْخٍ نَسْلًا وَلَا عَقِبًا، وَقَدْ كَانَتِ الْقِرَدَةُ وَالْخَنَازِيرُ قَبْلَ ذَلِكَ ) .


Sesungguhnya Allah tidak menjadikan manusia yang dijelmakan (kera dan babi) itu memiliki anak keturunan. Dan kera dan babi sudah ada sebelumnya. (HR. Muslim: 2663)


(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Jin)


Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhu juga berkata:


  الَّذِينَ اعْتَدَوْا فِي السَّبْتِ فَجُعِلُوا قِرَدَةً فَوَاقًا ، ثُمَّ هَلَكُوا ؛ مَا كَانَ لِلْمَسْخِ نَسْلٌ  . انتهى


Orang-orang yang melampaui batas pada hari sabt mereka dijadikan kera kemudian mereka binasa tanpa memiliki keturunan. (Tafsir Ibn Hatim, hal. 670).


Jadi Ungkapan: " Yahudi keturunan kera dan babi" itu tidak benar.


Adapun yang benar, mereka adalah saudara kera dan babi, hal ini berdasarkan riwayat yang shahih bahwa Aisyah Radhiyallahu Anhu pernah memanggil Yahudi dg sebutan:


إخوان القردة والخنازير


"Wahai, saudara kera dan babi" (Al-Albani, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, vol.2. hal: 306 no. 691)


(Baca Juga : Bahaya Syirik dan Keutamaan Tauhid)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1972972056191399

6 Fakta Fatwa Syaikh Al-Albani Seputar Palestina

6 Fakta Fatwa Syaikh Al-Albani Seputar Palestina
6 Fakta Fatwa Syaikh Al-Albani Seputar Palestina

Apa benar syekh al-Albani berfatwa agar kaum muslimin meninggalkan masjid Al-Aqsa dan mengosongkan Palestina untuk yahudi????


Berikut Fakta tentang Fatwa syekh al-Albani seputar Palestina.


1. Al-Albani tidak pernah berfatwa agar kaum muslimin meninggalkan masjid al-Aqsa. 


2. Al-Albani tidak pernah berfatwa agar kaum muslimin mengosongkan palestina untuk diserahkan ke Yahudi...


3. Yang ada adalah Al-Albani ditanya bagaimana hukumnya orang yang berada di tepi barat (west bank/dhiffah ghorbiyah) sebuah wilayah di palestina yang pada waktu itu menjadi objek kebrutalan zionis, untuk berhijrah ke negri yang kedua, negeri yang lain di dalam Palestina, karena pada waktu itu palestina itu banyak..ada tepi barat, ada juga Gaza dan ada tempat lainnya.


(Baca Juga : Perubahan yang Sebenarnya)


Maka al-Albani menjawab:


" Wajib untuk keluar dari tempat yang belum memungkinkan mengusir orang2 kafir tersebut ke sebuah tempat yang memungkinkan menegakkan syiar Islam di dalamnya".


Jangan anda mengira fatwa ini datang dari hawa nafsu al-Albani atau datang dari pesanan Yahudi, demi Allah al-Albani jauh dari itu...akan tetapi fatwa ini bersumber dari firman Allah:


 Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri mereka sendiri. Malaikat bertanya kepada mereka :’Dalam keadaan bagaimana kamu ini .? ‘Mereka menjawab : Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri Makkah. Para malaikat berkata : ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (kemana saja) di bumi ini ? (QS. An-nisa: 97)


(الشريط 730 من فتاوى الشيخ الألباني)


Apanya yang salah dengan fatwa ini??? 


4. Syekh al-Albani pernah ditanya tentang penduduk kota-kota yang dikuasai Yahudi tahun 1948 mereka dipaksa untuk mengikuti hukum Yahudi secara total di tempat itu.


Maka al-Albani menjawab: apakah di Palestina ada desa atau kota lain  yang mereka bisa melaksanakan agamanya? Dan menjadikannya sebagai negeri untuk menangkis fitnah? Jika ada maka hendaknya mereka hijrah ke sana tanpa keluar dari palestina.


يقول الدكتور محمد شقرة: فلقد سُئل الشيخ – حفظه الله – عن بعض أهل المدن التي احتلها اليهود عام 1948م، وضربوا عليها صبغة الحكم اليهودي بالكلية، حتى صار أهلها فيها إلى حال من الغربة المرملة في دينهم، وأضحوا فيها عبدة أذلاء؟ فقال: هل في قرى فلسطين أو في مدنها قرية أو مدينة يستطيع هؤلاء أن يجدوا فيها دينهم، ويتخذوها داراً يدرءون فيها الفتنة عنهم؟ فإن كان؛ فعليهم أن يهاجروا إليها، ولا يخرجوا من أرض فلسطين، إذ إن هجرتهم من داخلها إلى داخلها أمر مقدور عليه، ومحقق الغاية من الهـجرة


(Baca Juga : Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?)


5. Al-Albani berfatwa itu bukan menyuruh mereka lari seperti larinya para pengecut yang kabur dari peperangan akan tetapi hijrah itu bertujuan untuk menyusun kekuatan untuk memerangi musuh.


  الشيخ قيدين لهذه الهجرة وهما ان تكون اله ومدد رىىرة بنية التأهب لقتال العدو وان يتحقق المهاجرون من ان البلد ار   للللللللللرلمضيف لهم سيسمح لهم بالاستعداد لقتال الاعداء

.

 (الشريط 730 من فتاوى الشيخ الألباني)


6.  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sudah pernah berfatwa seperti ini sebelumnya.


Beliau pernah ditanya tentang penduduk Mardin (ماردين) sebuah negeri di wilayah Syam yang dicaplok dan dikuasai kafir musuh Islam..apakah mereka wajib hijrah???


Maka syaikhul islam menjawab:


: “والمقيم بها إن كان عاجزاً عن إقامة دينه وجبت الهجرة عليه، "


Orang yang mukim di tempat itu jika tak mampu menegakkan agamanya maka wajib dia hijrah.


Semoga Allah merahmatinya syekh al-Albani rahimahullah rahmatan wasi'atan


Sumber: dirangkum dari kulalsalafiyeen tanpa cantumkan link, setiap cantumkan link atau tautan dihapus FB.


(Baca Juga : Manfaat dan Etika Mengkritik)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1974483142706957

9 Cara Tawassul yang Syar'i

9 Cara Tawassul yang Syar'i
9 Cara Tawassul yang Syar'i


Pada dasarnya bertawassul (mencari perantara) itu diperintahkan agama. Allah berfirman:


"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah WASILAH (perantara/jalan) yang bisa mendekatkan diri kepada Allah". (QS. Al-Mā'idah):35


Namun apa yang dimaksud dg wasilah di ayat ini? Imam Qatadah seorang tabi'in berkata:


تقربوا إليه بطاعته والعمل بما يرضيه


Yang dimaksud wasilah di sini adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaatinya dan beramal yang diridhai Allah.


(Baca Juga : Man Salafuka? Siapa Salafmu?)


Lalu apa saja tawassul yang disyariatkan:


1. Tawassul dengan iman 


Seperti: Ya Allah, aku beriman kepadamu, maka ampunilah dosaku, Ya Allah aku beriman kepadamu, maka berikanlah kebahagiaan kepada ku, dst.


Allah berfirman: 


 Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman: "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.('Āli `Imrān :193) .


2. Tawassul dengan Tauhid


Hal ini, seperti yang dilakukan nabi Yunus ketika beliau berada di perut ikan paus, beliau bertawassul dg tauhid dan Allah pun menyelamatkannya.


(وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَـٰضِبࣰا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقۡدِرَ عَلَیۡهِ فَنَادَىٰ فِی ٱلظُّلُمَـٰتِ أَن لَّاۤ إِلَـٰهَ إِلَّاۤ أَنتَ سُبۡحَـٰنَكَ إِنِّی كُنتُ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِینَ ۝  فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ وَنَجَّیۡنَـٰهُ مِنَ ٱلۡغَمِّۚ وَكَذَ ٰ⁠لِكَ نُـۨجِی ٱلۡمُؤۡمِنِینَ)


Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap di perut ikan: "Bahwa tiada yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim, Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. ( QS. Al-Anbiya' 87 - 88]


3. Bertawassul dg Nama² Allah yang terindah (Asmaul Husna)


(وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَاۤءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ )


Kepunyaan Allah nama² terindah Asmaul Husna, maka berdoalah kepada Allah dengan nama² terindah tersebut. [Surat Al-A'raf 180]


Contoh: Ya Rahman berikan rahmatmu, ya Razzaaq berikan rizqimu, dst 


(Baca Juga : Poin Penting Dalam Berdakwah)


4. Bertawassul dengan sifat Allah.


Contoh: ya Allah dengan keperkasaanmu tolonglah aku, ya Allah dengan kemulianmu berkahilah aku!

يا حي يا قيوم برحمتك أستغيثك


ya Allah dengan rahmatmu aku memohon pertolonganmu. (HR. Tirmidzi)


5. Bertawassul dg amal shalih, seperti sholat, berbakti kepada orang tua, sedekah dst.


Hal ini sebagaimana ucapan Qotadah:


تقربوا إليه بطاعته والعمل بما يرضيه


Yang dimaksud wasilah di sini adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaatinya dan beramal yang diridhai Allah.


6. Bertawassul dengan doa orang Shalih yamg masih hidup bukan dengan dzatnya.


Seperti kisah Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu bertawassul dg minta supaya al-Abbas (paman nabi) berdoa agar Allah turunkan hujan. Dan akhirnya Allah kabulkan lalu turunkan hujan deras..” lihat: (HR. Bukhari no. 1010).


7. Bertawassul dengan mengakui dosa.


Seperti kisah nabi Yunus ketika ditelan ikan paus (QS. Al-Anbiya: 87-88) dan juga kisah nabi Adam tatkala termakan rayu Iblis (QS. Al-A'raf: 23)


8. Bertawassul dg meninggalkan maksiat, seperti kisah salah satu dari 3 orang yang tertawan dalam gua, dia bertawassul dg meninggalkan dosa zina yang hampir ia lakukan di masa lalu...


Dia berkata: Ya Allah, dahulu ada puteri pamanku yang aku sangat menyukainya. Aku pun sangat menginginkannya. Namun ia menolak cintaku. Hingga berlalu beberapa tahun, ia mendatangiku (karena sedang butuh uang). Aku pun memberinya 120 dinar. Namun pemberian itu dengan syarat ia mau tidur denganku (alias: berzina). Ia pun mau. Sampai ketika aku ingin menyetubuhinya, keluarlah dari lisannya, “Tidak halal bagimu membuka cincin kecuali dengan cara yang benar (maksudnya: barulah halal dengan nikah, bukan zina).” Aku pun langsung tercengang kaget dan pergi meninggalkannya padahal dialah yang paling kucintai. Aku pun meninggalkan emas (dinar) yang telah kuberikan untuknya. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu besar itu tiba-tiba terbuka lagi,....(Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2272 dan Muslim no. 2743)


(Baca Juga : Tantangan Dalam Berdakwah)


9. Bertawassul dengan merendahkan diri dan menunjukkan kelemahan di hadapan Allah. Seperti yang dilakukan nabi zakariya:


(قَالَ رَبِّ إِنِّی وَهَنَ ٱلۡعَظۡمُ مِنِّی وَٱشۡتَعَلَ ٱلرَّأۡسُ شَیۡبࣰا وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِیࣰّا).


 "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.

[Surat Maryam 4]


Sumber: Disarikan dari Syaikh Muhammad Jamil Zainu, Majmu'ah al-Rasail cet. Ke-9 (Riyadh: Dar al-Shamai'i,  1997) vol.1 hal. 203-204), Rumaysho.com. dll.


=======

Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1975635232591748

Ketika Ibunda 'Aisyah Tersenyum Ceria

Ketika Ibunda 'Aisyah Tersenyum Ceria
Ketika Ibunda 'Aisyah Tersenyum Ceria


Ibunda Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata: ketika aku menjumpai Rasulullah dalam keadaan lapang bahagia, aku berkata kepadanya: ya Rasulullah berdoalah kepada Allah untukku! Maka nabi berkata: ". YA ALLAH AMPUNILAH AISYAH ATAS DOSA YANG DULU MAUPUN YANG AKAN DATANG, YANG TERSEMBUNYI ATAUPUN YANG NAMPAK, maka Aisyah tertawa (riang gembira) Sampai jatuhlah kepala Aisyah di pangkuan Baginda Rasulullah, saking gembiranya. Lalu Rasulullah berkata: " APAKAH DOAKU MEMBUATMU BAHAGIA (WAHAI AISYAH)? Aisyah berkata: bagaimana aku tak bahagia dg doamu ya Rasulullah? Maka Rasulullah berkata: " Demi Allah, itulah doa yang aku panjatkan kepada Allah untuk umatku setiap kali Sholat.


[Al-Albani,As-Silsilah as-Shahihah: 5/323].


(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Hijrah)


Pelajaran yang bisa dipetik:


1. Romantisme di rumah tangga nabi

2. Aisyah seorang istri yang "manja" penuh cinta.

3. Rasulullah seorang suami yang pandai membahagiakan istri.

4. Bolehnya bertawassul dg doa orang Shalih yang masih hidup.

5. Hendaknya seorang suami bertanya kepada istrinya, hal apa yang membuatnya bahagia.

6. Terkadang Aisyah meletakkan kepalanya di pangkuan nabi, dan terkadang pula nabi meletakkan kepalanya di pangkuan Aisyah.

7. Hendaknya suami mendoakan istrinya.

8. Welas asih dan kasih sayang rasulullah kepada umatnya, menginginkan kebaikan bagi umatnya.

9. Seorang da'i hendaknya menyontoh Rasulullah, selalu mendo'akan yg terbaik untuk kaumnya...

10. Memohonkan ampun adalah sebaik²nya doa

11. Doa adalah tanda cinta.

12. Rasulullah tidak mendoakan Aisyah sekedar urusan duniawiyah.

13. Aisyah bahagia dan ridho dengan doa ukhrowiyah, bukan sekedar doa² untuk dunia yang fana.


Ya Allah, kami mencintai Nabimu, maka kumpulkan lah kami bersamanya dan para sahabatnya...kabulkan ya Allah agar kami bisa melabuhkan rindu ini kepada mereka.


(Baca Juga : Jika Kita Bersama Allah)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1983063805182224

Mengubah Harokat Dalam Membaca Al-Quran

 

Mengubah Harokat Dalam Membaca Al-Quran
Mengubah Harokat Dalam Membaca Al-Quran


Dalam membaca al-Qur'an Mengubah harokat bisa mengubah makna, dan bisa besar dampaknya.


Dikisahkan dari Abul Aswad Ad-Duali, ketika ia melewati seseorang yang sedang membaca al-Qur'an, ia mendengar sang qari membaca surat At-Taubah ayat 3 dengan ucapan,


أَنَّ اللهَ بَرِىءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولِهُ


Dengan mengkasrahkan huruf lam pada kata rasuulihi yang seharusnya di dhommah. Menjadikan artinya ??Sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan rasulnya..? hal ini menyebabkan arti dari kalimat tersebut menjadi rusak dan menyesatkan.


Seharusnya kalimat tersebut adalah,


أَنَّ اللهَ بَرِىءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُوْلُهُ


Sesungguhnya Allah dan Rasul–Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin.


Karena mendengar perkataan ini, Abul Aswad Ad-Duali menjadi ketakutan... Dan peristiwa ini di antara penyebab dicetuskannya ilmu nahwu.


(Baca Juga : Keutamaan Ahli Quran)


Contoh lain: surat An-Nisa 164.


 ۚ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا

Akhir Lafadz Allah diberi harakat dhommah, sehingga artinya ayat " "dan Allah telah berbicara kepada Musa dg langsung"


Seandainya lafazh ALLAHU dibaca ALLAHA, maka artinya berubah menjadi:


“Dan Musa berbicara kepada Allah dengan sebenarnya.”


Ini adalah bacaan kaum mu'tazilah karena tidak mau menetapkan sifat Kalam bagi Allah..


(Baca Juga : Hari H nya Kiamat)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1925075687647703

15 Keutamaan dan Fakta Masjidil Aqsha

15 Keutamaan dan Fakta Masjidil Aqsha
15 Keutamaan dan Fakta Masjidil Aqsha


1. Qiblat pertama Islam, sebelum kaum muslimin berkiblat ke Ka'bah, dahulu Rasulullah dan para sahabat sempat berkiblat ke masjid al-Aqsha selama 16 atau 17 bulan”. (HR. Bukhori 41, dan Muslim 525). Kala itu masjid al-Aqsha belum ditaklukkan, masih berupa tanah suci yang juga digunakan beribadah kaum Nasrani. Dan pada masa itu Baitul Maqdis Masih dalam pangkuan imperium Romawi.


2. Masjid al-Aqsha dan sekelilingnya adalah tanah yang diberkati (QS. al-Isra: 1)


3. Tanah Baitul Maqdis adalah tanah suci

(al-Maidah: 21), Musa  alaihissalam pernah mengajak kaumnya bani Israel untuk membebaskan tanah Baitul maqdis dari kaum jabbarin, akan tetapi Bani Israel mbalelo dan tak mau berjuang bersama nabi Musa.


4. Tempat isra' Mi'raj Nabi (QS. Al-Isra: 1), Allah memilih al-Aqsha sebagai "masra" nabi.


5. al-Aqsha adalah permukaan bumi yang dipilih Allah menjadi tempat landasan dari bumi menuju sidratul muntaha (mi’raj).


Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dibawakan kepadaku Buraq. Ia adalah hewan tunggangan berwarna putih, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal. Ada tanda di setiap ujungnya.” Beliau melanjutkan, “Aku mengikat Buraq itu di salah satu pintu Baitul Maqdis, tempat dimana para nabi mengikat hewan tunggangan mereka. Kemudian aku masuk ke dalamnya dan shalat dua rakaat. Setelah itu aku keluar dari masjid, lalu Jibril mendatangiku dengan membawa bejana yang berisi khamr dan susu. Aku memilih yang berisi susu, lalu Jibril shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Engkau telah memilih fitrah’. Setelah itu, kami pun mi’raj menuju langit.” (HR. Muslim)


(Baca Juga : Kesalahan Imam Atau 'Alim)


6. Masjidil Aqsha adalah tempat beribadah dan  berdoa Musa, Daud, Sulaiman, keluarga Imron, bunda Maryam nabi Zakariya, nabi Yahya, Isa, dan nabi² yang lain. Lihat secara umum di surat ali Imron.


7. Masjidil Aqsha adalah tempat berkumpulnya para Nabi, bahkan Rasulullah pernah mengimami seluruh para nabi di masjidl Aqsha. (HR. Muslim 172)


8. Tempat yang tidak mampu ditembus Dajjal, Bahwa Si mata satu Dajjal tidak mampu memasuki Baitul Maqdis, berdasarkan hadits:


وإنه سيظهر على الأرض كلها إلا الحرم وبيت المقدس ) رواه أحمد  19665 ، وصححه ابن خزيمة  2 / 327  وابن حبان  7 / 102 ) .


“…Bahwasanya (Dajjal) akan muncul di muka bumi semuanya kecuali di Masjidil Haram dan Baitul Maqdis”. (HR. Ahmad 19775, dan dishahikan oleh Ibnu Khuzaimah: 2/327 dan Ibnu Hibban: 7/102)


9. Dekat Baitul Maqdis adalah tempat terbunuhnya Dajjal. Dajjal terbunuh di dekat Baitul Maqdis, dibunuh oleh Nabi Isa bin Maryam –alaihis salam-, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:


يَقتل ابنُ مريم الدجالَ بباب لُدّ ) رواه مسلم ( 2937 ) من حديث النواس بن سمعان(


“Ibnu Maryam akan membunuh Dajjal di pintu “Ludd”. (HR. Muslim 2937 dari hadits an Nuwas bin Sam’an)


“Ludd” adalah tempat dekat dengan Baitul Maqdis.


(Baca Juga : Berdakwah Lewat Tiktok?)


10. Masjidil Aqsha termasuk salah satu dari tiga masjid yang dianjurkan untuk diziarahi.


Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi –shallahu ‘laihi wa sallam- bersabda:


لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد المسجد الحرام ومسجد الرسول صلى الله عليه وسلم ومسجد الأقصى )رواه البخاري  1132  ومسلم  827 من حديث أبي سعيد الخدري بلفظ " لا تشدوا الرحال إلا …(


“Tidak boleh bersengaja bepergian kecuali kepada tiga masjid: al Masjidil Haram, dan Masjid Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan Masjidil Aqsha”. (HR. Bukhori 1132, dan Muslim  827.


11. Sholat di Masjidil Aqsha lebih baik dari pada sholat 250 kali di Masjid lain.


Dari Abu Dzar –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Ketika kami berada di majelis Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ada yang bertanya: Mana yang lebih utama Masjid Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- atau Baitul Maqdis?, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:


صلاة في مسجدي أفضل من أربع صلوات فيه ولنعم المصلى هو


“Mendirikan shalat di masjidku lebih baik dari 4 kali shalat di dalamnya (masjdil Aqsha) dan ia adalah sebaik² tempat sholat.


12. Tempat terbaik untuk i'tikaf. Dari Huzaifah bahwa beliau mengatakan kepada Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhuma: “Saya melewati orang berdiam di antara rumah anda dan rumah Abu Musa (maksdunya di dalam masjid). Sungguh saya telah mengetahui bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda “Tidak ada I’tikaf kecuali di tiga masjid, Masjdil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjdi al-Aqsha.” Dinyatakan shohih oleh Albani di Ahadits Shohehah, 2876)


(Baca Juga : Pentingnya Meluruskan Niat)


13. Baitul Maqdis adalah negeri Mahsyar, tempat dikumpulkannya semua manusia pada hari kiamat. (HR. Ibnu Majah)


 14. Al-Aqsha adalah tempat turunnya Wahyu dan negeri para rasul


15. Al-Aqsha termasuk bagian inti dari negeri Syam yang banyak keutamaannya berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih.


عَلَيْكُمْ بِالشَّامِ فَإنَّهَا صَفْوَةُ بِلَادِ اللهِ يَسْكُنُهَا خِيرَتُهُ مِنْ خَلْقِهِ..


 “Beradalah kalian di Syam. Sesungguhnya ia merupakan negeri pilihan Allah, dihuni oleh makhluk pilihanNya  (Shahihut-Targhib wat-Tarhib, no. 3089)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1971206789701259

Ta'ashub Seolah Membela Kebenaran

Ta'ashub Seolah Membela Kebenaran
Ta'ashub Seolah Membela Kebenaran


📝 التعصب في صورة الدفاع عن الحقّ

📝Ta'ashub seolah membela kebenaran


   Sebagian besar masalah Fiqhiyyah Ijtihadiyyah adalah masalah zhaniy yakni sebatas dugaan kuat, tidak sampai derajat yakin, kecuali masalah-masalah yang telah ditetapkan berdasarkan Ijma' ulama.


   Oleh karena itu para Sahabat maupun para Ulama setelah mereka dinukil khilaf yang banyak dalam berbagai masalah Ijtihadiyyah tsb, itu adalah hal yang wajar yang terkait banyak faktor, mulai dari Ushul Fiqh yang digunakan berbeda, belum pemahaman terhadap dalil yang juga berbeda, belum lafazh Bahasa Arab sendiri yang luas yang memiliki lafazh musytarak, mutaradif, zhahir, muawwal yang kembali membuka pintu perbedaan kesimpulan tergantung ke jenis makna yang mana lafazh dalil tsb dilabuhkan, belum dalil-dalil yang zhahir nya ta'arudh apakah dijamak, metode jamaknya pun berbeda, atau ditarjih, yang metode tarjih dalam Ulum Hadits saja lebih dari 100 cara, baik terkait sanad atau terkait matan dan sebab - sebab lainnya dari hal yang memicu khilaf ulama.


(Baca Juga : Ilmu Sebelum Berdakwah)


  Dan dalam hal-hal ijtihadiy seperti ini berlaku qawl Imam Malik bin Anas رحمه الله :


كلٌ رادٌّ ومردودٌ إلّا صاحب هذا القبر

"Setiap orang bisa menolak dan bisa tertolak pendapatnya kecuali penghuni kuburan ini (yakni Nabi صلى الله عليه وسلم)".


   Tidak ada yang terkecuali dari qawl Imam Malik ini, baik qawl orang per orang dari Sahabat Nabi atau qawl Tabi'in atau qawl Imam mazhab terdahulu, baik 4 mazhab atau lainnya, atau Ulama setelahnya atau Masyaikh kontemporer, baik Syaikh Bin Baz, Syaikh Al-Albany, Syaikh Al-'Utsaimin, Syaikh Thahir Ibn' Asyuur, Syaikh Al-Kautsariy, atau Masyaikh yang masih hidup seperti Syaikh Shalih Al-Fawzan, Syaikh Abdul-Muhsin Al Badr, Syaikh Rabi'Al-Madkhaliy atau Asatidzah dalam negeri, baik guru anda, guru saya dan semua guru-guru kita, semua pendapat ijtihadiy selama bukan ijma' dan bukan nash yang tidak memiliki banyak kemungkinan dari Firman Allah atau Sabda Nabi صلى الله عليه وسلم maka bisa diterima dan bisa ditolak.


   Imam Ibnu Rajab Al Hanbaliy Al-Atsariy menyebutkan dalam pedoman-pedoman terkait amar ma'ruf nahy mungkar bahwasanya kadang ada orang yang sebenarnya ia memiliki sikap fanatis kepada imam mazhabnya, syaikhnya, ustadznya atau gurunya, ia membelanya mati-matian namun ia tampakkan kepada manusia seolah ia membela al-haq dan kebenaran, padahal sejatinya ia hanya kesal bahwa imam mazhabnya, syaikhnya, ustadznya atau gurunya diselisihi bak kebakaran jenggot, bukan karena ia melihat kebenaran diselisihi, demikian makna wejangan beliau.


(Baca Juga : Guru Itu Pengaruh Bagi Murid)


Semoga Allah berikan kita keselamatan dari fanatisme terselubung macam ini.


Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1550611705148679&id=100005995935102

Imam Abu Sa'id Utsman bin Sa'id Ad-Darimy

Imam Abu Sa'id Utsman bin Sa'id Ad-Darimy
Imam Abu Sa'id Utsman bin Sa'id Ad-Darimy


📝الإمام أبو سعيد عثمان بن سعيد الدارمي 

📝Imam Abu Sa'id Utsman bin Sa'id Ad-Darimiy 


   Imam Utsman bin Sa'id Ad-Darimiy mari kita sedikit mengenal tentang beliau.


   Imam Tajud-Din Abdul-Wahhab As-Subkiy Asy-Syafi'iy Al-Asy'ariy dalam "Thabaqatusy-Syafi'iyyah Al-Kubra: juz 2/ hal. 304-306“, menyebutkan tentang biografi Imam Utsman bin Sa'id Ad-Darimiy, beliau berkata :


محدث هراة وأحد الأعلام الثقات... قال العبادي : الإمام في الحديث والفقه، أخذ الأدب عن ابن الأعرابي، والفقه عن البويطي، والحديث عن يحيى بن معين.

قلت (السبكي) : كان الدارمي واسع الرحلة طوف الأقاليم ولقي الكبار، سمع أبا اليمان الحمصي ويحيى الوحاظي وحيوة بن شريح بحمص، وسعيد بن أبي مريم وعبد الغفار بن داود الحراني، ونعيم بن حماد بمصر، وهشام بن عمار بدمشق.


   Ahli Hadits dari kota Harah dan salah seorang ulama yang tsiqah. Al-Abbadiy berkata : Beliau adalah imam dalam Hadits dan Fiqh, belajar Adab Arab dari Ibnul-A'rabiy, belajar Fiqh dari Al-Buwaithiy (murid Imam Asy-Syafi'iy) dan belajar Hadits dari Yahya bin Ma'in.

Aku (As-Subkiy) berkata : Ad-Darimiy luas rihlah nya dan mengelilingi negeri-negeri dan bertemu para ulama besar, ia mendengar dan belajar dari Abul-Yaman Al-Hismshiy, Yahya Al-Wuhazhiy dan Haywah bin Syuraih di kota Himsh. Belajar dari Sa'id bin Abi Maryam, Abdul-Ghaffar bin Dawud Al-Harraniy dan Nu'aim bin Hammad di Mesir. Belajar dari Hisyam bin 'Ammar di Damaskus.


(Baca Juga : Mengenal Imam Abul Hasan Al-Karaji Asy-Syafi'i)


ومن مشايخه في الحديث أحمد بن حنبل وعلي بن المديني وإسحاق بن راهويه ويحيى بن معين وشيخه في الفقه البويطي.


   Di antara Masyaikh nya dalam Ilmu Hadits adalah Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ali Ibnul-Madiniy, Imam Ishaq bin Rahawih dan Imam Yahya bin Ma'in. Dan Syaikh nya dalam Fiqh adalah Imam Al-Buwaithiy.


للدارمي كتاب في الرد على الجهمية وكتاب في الرد على بشر المريسي ومسند كبير. وهو الذي قام على محمد بن كرّام الذي تنسب إليه الكرامية وطردوه عن هراة. وكان من خبر ابن كرّام هذا، وهو شيخ سجستاني مجسّم أنه سمع يسيرا من الحديث ونشأ بسجستان ثم دخل خراسان وأكثر الاختلاف إلى أحمد بن حرب الزاهد ثم جاور مكة خمس سنين ثم ورد نيسابور وانصرف منها إلى سجستان وباع ما كان يملكه وعاد إلى نيسابور وباح بالتجسيم.


   As-Subkiy melanjutkan : "Ad-Daarimiy memiliki kitab" Ar-Radd alal Jahmiyyah ", kitab "Ar-Radd ala Bisyr Al-Marisiy" dan "Musnad Kabir. Dan dia lah yang melawan Muhammad bin Karram yang firqah dinisbatkan kepadanya lalu manusia mengusirnya dari kota Harah.


   Di antara kisah Muhammad bin Karram ini, ia adalah syaikh dari Sijistan MUJASSIM, ia mendengar sedikit hadits dan tumbuh di Sijistan, kemudian masuk ke daerah Khurasan dan sering mendatangi majlis Ahmad bin Harb Az-Zahid. Kemudian ia tinggal di Mekkah selama 5 tahun, lalu memasuki kota Naisabur, lalu pergi dari Naisabur ke Sijistan dan menjual semua harta yang ia miliki disana dan kembali ke Naisabur dan menyebarkan pemahaman TAJSIM...


(Thabaqatusy-Syafi'iyyah Al-Kubra : 2/304 - 306)


   Lalu Imam As-Subkiy lanjut mengkisahkan tentang Muhammad bin Karram ini, baik dari kalam beliau dan nukilan dari Imam Al-Hakim dll. Kalaulah ingin menyematkan tuduhan tajsim maka ini adalah waktu dan posisi yang tepat bagi As-Subkiy, namun bolak-balik alfaqir baca sematan tajsim hanya ada pada Muhammad bin Karram, tidak pada Imam Utsman bin Sa'id Ad-Darimiy. Tidak pula ada komentar pedas dari As-Subkiy terhadap kitab-kitab Imam Ad-Darimiy. 


   Mari kita singgung sedikit tentang kitab beliau, sebenarnya beliau memiliki banyak karya, namun karyanya yang bikin sebagian manusia 'kepanasan' adalah kitab "Naqdh Utsman bin Sa'id Ad-Darimiy ala Bisyr Al-Marisiy Al-'Aniid fima iftara' alallahi fit-Tauhid". 


(Baca Juga : Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah)


Imam Utsman bin Sa'id Ad-Darimiy berkata di muqaddimah kitab tersebut:


"Ada seseorang di antara kalian (orang di zaman beliau) yang membantah mazhab kami (Ulama Ahlul-Hadits) dalam mengingkari firqah Jahmiyyah, bahkan ada yang maju di antara mereka (pembela Jahmiyyah) yang membatalkan apa yang kami riwayatkan dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan dari para Sahabatnya hanya dengan penafsiran-penafsiran orang sesat Al-Marisiy, Bisyr bin Ghiyats Al-Jahmiy.

... Orang ini (di zaman beliau) berpegang dengan kalam Bisyr, orang yang dikenal dengan sebutan yang buruk di tengah kaum muslimin, tersingkap kesesatannya di setiap kota. (Oleh karena itu beliau mengarang kitabnya berdasarkan kalam Bisyr) agar lebih memudahkan bagi kami terhadap orang yang membantah ini dan lebih mengena di hati mereka untuk menerima kebenaran.


   Orang yang membantah ini dalam kitabnya menyembunyikan nama Bisyr dan memang patut ia seperti itu dan ia menyebarkannya kepada manusia secara sembunyi (mazhab Bisyr tsb) sehingga tidak ada yang menyadarinya kecuali orang-orang yang memiliki keilmuan, walaupun kadang orang ini kadang menyebut nama "Al-Marisiy" secara jelas... Dan cukuplah kerugian bagi seseorang jika imam nya dalam mentauhidkan Allah adalah Bisyr Al-Marisiy, orang yang menyimpang dalam Bab Asma Allah, pendusta lagi penafi Sifat-sifat Allah dan seorang jahmiy."


(Muqaddimah Naqdh Utsman bin Sa'id Ad-Darimiy alal-Marisiy Al-'Aniid fima iftara alallahi minat-Tauhid: hal. 41)


   Demikian kutipan kalam beliau dalam muqaddimah kitabnya tersebut.


   Pada hakikatnya, sebenarnya Imam Ad-Darimiy tidak punya masalah dengan Asya'irah, Maturidiyyah ataupun firqah-firqah yang baru lahir setelah tahun 300 H, bagaimana mungkin beliau punya masalah dengan mereka sedangkan beliau wafat tahun 280 H sedangkan Imam Abul-Hasan Al-Asy'ariy tahun segitu masih bergumul dengan aqidah Mu'tazilah dan belum mematenkan aqidah Asya'irah versi "Al-Luma' yang lebih diagungkan oleh Asya'irah atau versi kitab "Al-Ibanah" yang lebih dihormati oleh Atsariyyah dan beliau wafat tahun 324 H, dan belumlah pula menyebar mazhab beliau. 


   Lantas mengapa Imam Ad-Darimiy selalu jadi tujuan cacian, tuduhan tajsim dan semacamnya? Barangkali alasannya adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam "Al-Hamawiyyah" :


"Takwil-takwil yang ada pada hari ini, seperti kebanyakan takwil yang disebutkan oleh Ibnu Furak dalam kitabnya "At-Ta'wilaat" dan (takwil-takwil) yang disebutkan oleh Abu Abdillah Muhammad bin Umar Ar-Raziy dalam kitabnya "Ta'siisut-Taqdiis" dan takwil-takwil yang banyak tersebut yang juga ada pada Abu 'Ali Al-Jubba'iy, Abdul-Jabbar Al-Hamdaniy, Abul-Hasan Al-Bashriy, Abul-Wafa Ibnu Aqil (Al-Hanbaliy), Abu Hamid Al-Ghazaliy dan yang selain mereka PADA HAKIKATNYA ITU ADALAH TAKWIL-TAKWIL BISYR AL-MARISIY yang ia sebutkan dalam kitabnya. Walaupun nyatanya ada pada sebagian kalam ulama yang telah disebutkan tadi bantahan kepada takwil-takwil dan mereka (para ulama) masih memiliki kalam yang bagus pada ilmu-ilmu yang lain".


(Ar-Risalah Al-Hamawiyyah Al-Kubra: hal. 35, cet Darul-Atsar)


   Jadi alasannya adalah : Bantahan Imam Ad-Darimiy dalam "Naqdh" nya yang sebenarnya tertuju kepada takwilan-takwilan Bisyr Al-Marisiy Al-Jahmiy dan pengikutnya di zaman beliau (sekitar tahun 260-280 H) ternyata mengena juga kepada generasi setelah Imam Ad-Darimiy yang juga mengadopsi takwilan yang sama terhadap dalil-dalil Sifat Allah, seperti sebagian nama yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Wallahu a'lam.


  Sebenarnya alfaqir agak males ya bahas beginian dan sebetulnya lebih bermanfaat bagi yang Atsariyyah silakan pelajari kitab-kitab Aqidah Atsariyyah terutama yang genre "As-Sunnah" dan "Ar-Radd alal Jahmiyyah" namun hindari ucapan-ucapan mubalaghah yang itu tidak terkandung dalam atsar, seperti sebagian ungkapan Imam Ad-Darimiy atau ungkapan Imam Ibnu Khuzaimah ketika masuk tafshil Shawt (Suara) Allah bahkan tafsir Hadits penciptaan Nabi Adam عليه السلام.

  

(Baca Juga : Sekilas Mengenai Imam Abu Hanifah)


  Bagi yang Asya'irah hendaknya anda tidak perlu sensi ke Imam Ad-Darimiy, toh sebenarnya beliau sedang tidak bantah Asya'irah, namun ada baiknya coba silakan gali lagi kutub Asya'irah, kitab Imam Abul Hasan Al-Asy'ariy "Al-Ibanah" dan lainnya serta kitab "Al-Inshaf" Al-Baqillaniy apakah betul sama dengan versi "Ta'wil-Mukhtaliful-Hadits" nya Ibnu Furak lalu baca "Ar-Radd alal Jahmiyyah" Imam Ad-Darimiy dan "Naqdh" nya, apakah mengena ke Asya'irah era awal atau era mutaakhirin? Jika mengena kiranya mengapa demikian? Apakah karena Imam Ad-Darimiy yang sesat atau karena sebagian aqidah Asya'irah memang adopsi dari pemikiran Bisyr Al-Marisiy?


   Kalaulah Ad-Darimiy sesat, semestinya ada nukilan dari para Imam Salaf era tahun 260-280 H, mustahil ada orang sesat keliling ke majlis Imam Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in bahkan jadi rawi aqwalnya, Ishaq bin Rahawih dan para Imam Hadits besar lainnya, tapi tidak ada yang komen sesat satu pun dari Imam terdahulu, jika seperti ini maka ini adalah kelalaian yang parah dalam Ilmu Jarh wa Ta'dil yang dilakukan oleh para Imam Salaf terdahulu.


Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma hafidzhahullah


Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1539579169585266&id=100005995935102

Makna Kemampuan Dalam Ibadah Haji

Makna Kemampuan Dalam Ibadah Haji
Makna Kemampuan Dalam Ibadah Haji


📝معنى الاستطاعة في الحجّ

📝Makna kemampuan dalam ibadah haji


  Allah Ta'ala memerintahkan ibadah haji dalam ayat Ali 'Imran :


وَلِلّٰهِ عَلَى النّاسِ حِجُّ البَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إلَيْهِ سَبِيْلًا


"Wajib atas manusia menunaikan ibadah haji untuk Allah Ta'ala bagi yang mampu melakukan perjalanan" (QS Ali Imran: 97)


   Qadhi Abu Syuja' dalam matan fenomenal nya "Al-Ghayah wat-Taqriib" menyebutkan bahwa di antara syarat wajib haji adalah :

➡️ Memiliki bekal

➡️ Memiliki kendaraan

➡️ Amannya jalan

➡️ Waktu yang cukup memungkinkan untuk sampai ke Mekkah. Taqiyuddin Al-Hishniy menyebutkan bahwa 4 syarat ini adalah penafsiran terhadap ayat Ali Imran di atas. Syaikh Mushthafa Diib Al-Bugha حفظه الله ورعاه memberikan bagian ta'liq :


لتفسير "السبيل" في الآية بهما ما روى الحاكم (١/٤٤٢) عن "أنس" رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم في قوله تبارك وتعالى : "ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا" قال: قيل : يا رسول الله، ما "السبيل"؟ قال : "الزاد والراحلة" قال : هذا حديث صحيح


"Untuk penafsiran makna "Sabiil" (perjalanan) yang ada dalam ayat maka ada riwayat Imam Al-Hakim dalam Mustadrak nya DARI ANAS رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم tentang firman Allah : "Wajib atas manusia menunaikan ibadah haji untuk Allah Ta'ala bagi yang mampu melakukan perjalanan". Lalu ada yang bertanya : Wahai Rasulullah apakah makna "Sabiil" di ayat tsb? Maka Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab : "Bekal dan kendaraan". Beliau (Al-Hakim) berkata : Ini adalah hadits shahih.


(Baca Juga : Jenis-Jenis Ikhtilaf Ulama)


   Imam Al-Hakim meriwayatkan hadits tsb dari jalan Sa'id bin Abi 'Aruubah dari Qatadah dari Anas bin Malik... (sebagaimana disebutkan di atas)... Lalu Imam Al-Hakim berkata : Ini adalah hadits shahih sesuai syarat Al-Bukhariy dan Muslim namun mereka berdua tidak meriwayatkannya dan ada mutaba'ah dari Hammad bin Salamah yang juga meriwayatkan dari Qatadah.


   Memang benar Imam Al-Hakim menshahihkan hadits ini sebagaimana yang dikutip oleh Syaikh Mushthafa, bahkan Al-Hakim menghukuminya sesuai dengan syarat Al-Bukhariy dan Muslim.


   Namun alfaqir telisik lagi tentang tafsiran ini bahwa "Sabiil" adalah bekal dan kendaraan di Tafsir Imam Ath-Thabariy. Beliau menghikayatkan ikhtilaf Ulama tentang penafsiran "Sabiil" yang berbeda menjadi:

1. Bekal dan kendaraan, sebagaimana riwayat Al-Hakim di atas.

2. Kesehatan badan

3. Kemampuan secara umum untuk bisa sampai ke Mekkah, ini adalah penafsiran Ibnu Zaid dan Atha bin Abi Rabah, Tabi'in mulia yang dikatakan sebagai ulama yang paling faqih tentang Manasik Hajji yang telah menunaikan haji sebanyak 70 kali. Yang kemudian pendapat terakhir inilah yang dipilih oleh Imam Ath-Thabariy dalam Tafsir nya.


   Lalu Imam Ath-Thabariy juga mengomentari makna "Sabiil" yang diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Nabi صلى الله عليه وسلم secara marfu' yang itu dishahihkan oleh Imam Al-Hakim, justru dikomentari oleh Imam Ath-Thabariy :


أما الأخبار التي رُوِيَتْ عن رسول الله في ذلك بأنه "الزاد والراحلة فإنها أخبار في أسانيدها نظر، لا يجوز الاحتجاج بمثلها في الدين


" Adapun riwayat-riwayat yang diriwayatkan dari Nabi صلى الله عليه وسلم tentang hal ini bahwasanya makna "Sabiil" adalah bekal dan kendaraan maka itu adalah riwayat yang pada sanad-sanadnya terdapat kelemahan dan tidak boleh berhujjah dengannya dalam agama (Jami'ul-Bayan: 6/43 - 45).


  Ternyata Imam Ath-Thabariy mendha'ifkannya, berseberangan dengan Imam Al-Hakim yang menshahihkannya, skor 1-1 tentang tashih tafsir "bekal dan kendaraan".


   Alfaqir jadi penasaran, coba lagi ubek-ubek dalam riwayat lain, dalam Sunan Kubra Imam Al-Baihaqiy yang merupakan murid langsung Imam Al-Hakim beliau juga bawakan riwayat Anas ini baik dari jalur Sa'id bin Abi 'Aruubah maupun jalur Hammad bin Salamah lantas beliau komentari yang berseberangan dengan gurunya :


رُوي عن سعيد بن أبي عروبة وحماد بن سلمة عن أنس عن النبي صلى الله عليه وسلم في "الزاد والراحلة" ولا أرَه إلا وهمًا

Diriwayatkan dari Sa' id bin Abi 'Aruubah dan Hammad bin Salamah dari Anas bin Malik tentang "bekal dan kendaraan" dan menurutku itu adalah waham (riwayat yang salah). Kemudian beliau membawakan jalur Sa'id bin Aruubah juga, namun dari Qatadah dari Hasan Al-Bashriy secara mursal dari Nabi صلى الله عليه وسلم dan beliau berkata :


هذا هو المحفوظ عن قتادة عن الحسن عن النبي صلى الله عليه وسلم مرسلًا


Inilah riwayat yang mahfuzh dari Qatadah dari Hasan Al-Bashriy dari Nabi صلى الله عليه وسلم secara mursal.


Baca Juga : (Semakin Kita Tahu, Semakin Tahu Kita)


   Ternyata Imam Al-Baihaqiy juga melemahkan riwayat secara marfu' dari Anas, sehingga skor menjadi 2-1 untuk lemahnya penafsiran "bekal dan kendaraan".


   Dalam At-Talkhisul-Habiir, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalaniy juga melemahkan riwayat-riwayat ini yang secara marfu' sampai Nabi صلى الله عليه وسلم baik dari hadits Anas bin Malik maupun jalur lainnya dan beliau juga menukil tadh'if Imam Abdul-Haq Al-Isybiliy, serta perkataan Imam Ibnul-Mundzir :


لا يثبت الحديث في ذلك مُسندًا الصحيح من الروايات رواية الحسن المرسلة


"Tidak sah haditsnya secara musnad sampai Nabi صلى الله عليه وسلم akan tetapi yang shahih dari riwayat-riwayat tsb adalah riwayat Hasan Al-Bashriy secara mursal. (At-Talkhisul-Habiir : 2/ 485).


   Sehingga simpulan kebanyakan ulama hadits adalah lemahnya riwayat marfu' tentang penafsiran "bekal dan kendaraan" bahkan skor menjadi 5-1 untuk lemahnya riwayat penafsiran tersebut.


   Imam At-Tirmidziy juga membawakan riwayat penafsiran ini akan tetapi dari hadits Ibnu Umar رضي الله عنه dan beliau juga melemahkan jalur ini karena dalam sanadnya ada rawi Ibrahim bin Yazid yang hafalannya lemah. Namun beliau juga mengatakan :


العمل عليه عند أهل العلم

   "Amalan adalah sesuai hadits ini menurut para Ulama." 


   Dari sini kita bisa tarik beberapa kesimpulan :


1. Lemahnya riwayat penafsiran ayat Ali Imran dengan tafsiran : "bekal dan kendaraan" secara marfu' sampai kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dan yang shahih riwayat tersebut adalah mursal. 


2. Adakalanya para ulama masih mengamalkan hadits dha'if dalam bab hukum Fiqh, terutama jika dalam bab tersebut tidak ada lagi kecuali hadits dha'if. Sebagaimana perkataan Imam Ahmad bin Hanbal :


الحديث الضعيف أحبّ إلينا من رأي الرجال

"Hadits dha'if lebih kami sukai daripada pendapat manusia".


3. Adakalanya seorang murid berbeda pendapat dengan gurunya sendiri baik dalam tashih dan tadh'if hadits ataupun masalah Fiqhiyyah atau masalah Ijtihadiyyah lainnya dan itu bukanlah hal yang kurang adab kepada sang guru.


4. Tashih Imam Al-Hakim dalam Mustadrak nya memang perlu ditelisik kembali dan ada beberapa Ulama Hadits yang menyatakan hal tersebut.


(Baca Juga : Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah)


   Barangkali bermanfaat bagi yang sedang bahas juga bahasan ini, karena alfaqir sempat pending kajian At-Tadzhib fi adillati Matnil-Ghayati wat-Taqriib karena masih pusing telusuri riwayat ini, Wallahul-muwaffiq ila aqwamith-thariiq.


Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1555089691367547&id=100005995935102

Menghadap Kiblat

Menghadap Kiblat
Menghadap Kiblat

📝استقبال القبلة

📝Menghadap kiblat


   Dalam bahasan kiblat, Taqiyuddin Al-Hishniy membahas bahwa syarat menghadap kiblat adalah "istiqrar" yakni dalam keadaan tetap dan tidak bergerak. Beliau tidak menyebutkan dalil barangkali karena hadits nya telah masyhur dalam riwayat Al-Bukhariy :


غير أنه لا يصلّي عليها المكتوبة


 "Hanya saja Nabi صلى الله عليه وسلم tidak shalat wajib di atas kendaraan (untanya)"


(Baca Juga : Khidmat Kepada Orang Shalih)


   Taqiyuddin Al-Hishniy menjelaskan lebih lanjut bahwa hukum ini berbeda dengan hukum shalat di atas perahu/ kapal, beliau berkata :


نعم، تصحْ في السفينة السائرة بخلاف الدابة، والفرق أن الخروج من السفينة في أوقات الصلاة إلى البرّ متعذّر أو متعسر بخلاف الدابّة


"Namun iya, sah shalat di atas perahu yang sedang berjalan yang hal ini berbeda dengan shalat di atas kendaraan (unta atau semacamnya). Perbedaannya adalah "keluar dari perahu menuju darat pada waktu shalat adalah hal yang mustahil atau amat sulit" lain halnya dengan kendaraan unta dan semacamnya." (Kifayatul-akhyaar: hal. 145).


   Perhatikan bagian tanda petik : "Keluar ke daratan pada waktu shalat adalah hal yang mustahil atau amat sulit". Wallahu a'lam, bahasan ini adalah bagian dari bahasan Ilmu Furuq atau Asybah wa Nazhair, yang sangat bermanfaat untuk menqiyaskan masalah-masalah Fiqh yang semisal atau sebaliknya menafikan qiyas yang terdapat perbedaan sifat yang mu'tabar antara masalah-masalah tersebut.


   Allamah Taqiyuddin Al-Hishniy telah memberikan clue berharga dalam masalah ini yang mempermudah para fuqaha dan mutafaqqih belakangan untuk melakukan qiyas, yakni sifat : "kendaraan yang pada waktu shalat mustahil untuk turun ke daratan atau amat sulit" maka shalat wajib tetap sah berada di atas kendaraan tersebut dan tidak wajib untuk turun. 


   Maka ini bisa diqiyaskan ke masalah lainnya, seperti shalat wajib di atas pesawat maka tetap sah, karena mustahil untuk turun, bahkan ini jenis qiyas awla, karena turun dari pesawat lebih mustahil dan lebih berbahaya daripada turun dari perahu yang itu manshush.


   Sedangkan jika kendaraannya adalah sepeda motor maka justru qiyas nya lebih tepat kepada kendaraan unta, yakni tidak boleh dan tidak sah shalat di atasnya karena mudah untuk turun dari kendaraan.


(Baca Juga : Jika Hidup Ini Bukan Dengan Belajar)


   Hanya saja ada bahasan-bahasan kontemporer yang itu adalah kendaraan-kendaraan jenis baru yang tidak ada di zaman Fuqaha terdahulu, seperti shalat di atas bis, shalat di atas mobil pribadi, shalat di atas kendaraan umum lainnya. Apakah ia diqiyaskan kepada shalat di atas unta atau diqiyaskan kepada shalat di atas perahu, yang ini cukup pelik karena perbedaan tingkat masyaqqah (kesulitan) untuk turun dari kendaraan dan mafsadat turun atau tidaknya, monggo dilanjutkan bahasannya sedulur sekalian.


Tulisan Ustadz Varian Ghani Hirma hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1556461644563685&id=100005995935102

Ambil Ilmu dari Syaikh Abu Auf, Syaikh Yazid Jawas dan Syaikh Abdul Hakim Abdat


Ustadz Yazid Jawas dan Ustadz Abdul Hakim
Ustadz Yazid Jawas dan Ustadz Abdul Hakim


#𝐊𝐄𝐍𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍_𝐍𝐀𝐒𝐄𝐇𝐀𝐓
#𝐅𝐀𝐈𝐃𝐀𝐇_𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐀_𝐔𝐋𝐀𝐌𝐀

As Syaikh Al Muhaqqiq Masyhur bin Hasan Alu Salman hafidzahullah, (diantara murid-murid terbaik Syaikh Al Albani rahimahullah).

Suatu hari ketika Book Fair Cairo '08 ana menuju ke sebuah Toko kitab yang disitu banyak karya Syaikh Masyhur dicetak dan dijual, dar al atsariyah Jordan. Alhamdulillah bisa berjumpa dengan beliau, kemudian ana minta nasehat kepada beliau. dan diakhir nasehat beliau bertanya, antum dari mana?

Ana : Dari Indonesia wahai Syaikh, kemudian ana bertanya, siapakah yang engkau nasehatkan untuk diambl ilmunya nanti jika ana pulang?

Syaikh : Dari mana asalmu Indonesia?

Ana : Dari Surabaya (kota besar yang ana sebut)

Syaikh : Ambil faidah dan ilmu dari Syaikh Abu Auf Abdurrahman At Tamimiy hafidzahullah. dan di Jakarta hadiri majlisnya Syaikh Yazid Jawwas dan Syaikh Abdul Hakim Abdat.

Ana : Jazaakumullahu khairan Syaikh atas nasehatnya, setelah itu ana pamit ke beliau untuk keliling ke toko2 lainnya,.

(Baca Juga : Biografi Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas)

🍀📚_______

Suatu hari di Book Fair Cairo juga, kami berkumpul mengelilingi Syaikh Ali Hasan Al Halabi hafidzahullah bersama para tullabul ilmi dari berbagai negara, dan rata-rata sudah membawa catatan pertanyaan untuk diajukan kepada beliau. diantara pertanyaan yang diajukan kepada beliau adalah "siapakah murid Syaikh Al Albani yang paling kuat dalam ilmu hadits dan tahqiqnya?" maka beliau menjawab dengan tegas :
Akhuna Syaikh Masyhur bin Hasan hafidzahullah, beliau sangat kuat ilmu dan tahqiqnya.

Berkata As Syaikh Al 'Allamah Bakar bin Abdillah Abu Zaid rahimahullah :

مِنْ أفْضَلِ طَلَبَةِ العِلْمِ الَّذِينَ يَعْتَنوْنَ بِالتَّألِيفِ وَالتَّحْقِيقِ فِي الأُرْدُنِ الشَّيْخُ مَشْهُور بْن حسْنِ آلَ سَلمَانِ، وفِي الكُوَيْت الشَّيْخُ جَاسِم بْن الفهَيدِ الدَّوْسَرِي

"Diantara penuntut ilmu yang paling bagus dalam karya tulis dan tahqiqnya adalah Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman di Jordan, dan Syaikh Jasim bin Al Fuhaid Ad Dusari di Kuwait". (nitsarus sirah wa tsimarus shuhbah hal. 171-172, karya Syaikh DR. Ali bin Muhammad Al 'Imran).

Syaikh Bakar Abu Zaid juga memberikan kata pengantar pada kitab Al Muwafaqat karya As Syathibi (6 jilid cet. dar Ibnu Affan) yang ditahqiq oleh Syaikh Masyhur bin Hasan.

#Cairo_ذكريات_لن_أنسىها
*Alhamdulillah Allah pertemukan ana pertama kali dengan Al Ustadz Abu Auf Abdurrahman At Tamimi -Surabaya-, di Lombok 3 tahun lalu. meskipun sebelumnya hanya mendegarkan kaset2 beliau, kami berbincang panjang lebar tentang Cairo dan IM, karena beliau adalah alumni Cairo University era 70-an (bukan Al Azhar University), dan beliau selama di Cairo ditarbiyah IM karena familiy beliau adalah orang2 terdekat tokoh IM di Mesir waktu itu. akhirnya Allah karuniai hidayah sunnah, sehingga ketika beliau membongkar IM sangat mantab sekali karena pernah bergaul langsung dengan tokoh2 mereka, (2 kaset mebongkar IM sekitar thn 2000 -klo ga salah inget-).

(Baca Juga : Syaikh Al-Abani Tidak Punya Sanad dan Guru?)

جزى الله خيرا مشايخنا وأساتذتنا وبارك فيهم وعلومهم ودعوتهم،.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=687239151845750&id=100016790144202