Bekal Dinda Menuju Pelaminan

Bekal Dinda Menuju Pelaminan
Bekal Dinda Menuju Pelaminan

Jadi wanita sholehah itu modal penting bagimu Din !!!

Untuk jadi sholehah juga perlu modal, What's That Din !!!

i.e : I L M U

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

{قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ}
[ سورة الزمر:9]

(Baca Juga : Untuk Kita yang Awam)

Artinya :
Katakanlah (hai Muhammad) : "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui !”
QS. Az-Zumar : 9

Demikian juga dengan kaum wanita yang memiliki modal ilmu dien tentu tidaklah sama dengan wanita yang tidak membekali dirinya dengan ilmu.

Ketahuilah Din !
Hakikatnya dunia hanyalah perhiasan dan kesenangan yang menipu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

{وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ}
[آل عمران: 185]

Artinya:
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah perhiasan yang memperdayakan.”
QS. Ali Imran : 185

Juga firman-Nya :

{ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ }
[الأنعام: 32]

 Artinya:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa”.
QS. Al An’am:32.

(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Sejarah)

Tapi di dunia ada juga satu perhiasan yang tidak menipu,
Sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam :

((الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ))
رواه مسلم عن عبدالله بن عمر

Artinya :
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(Hadits riwayat Muslim dari Abdullah ibnu Umar)

Kalau kaum pria seperti aku ga dapat wanita shalihah seperti kamu misalkan, maka akan berimbas pada rizki keluarga kita dan bahkan doa-doa ku sebagai pemimpin rumah tangga bisa terhalang bahkan tak terkabul.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sudah bersabda :

((ثلاثة يدعون الله عز وجل فلا يستجاب لهم رجل كانت تحته امرأة سيئة الخلق فلم يطلقها...))
تخريج السيوطي : (ك) عن أبي موسى
تحقيق الألباني : (صحيح) انظر حديث رقم: 3075 في صحيح الجامع.

Artinya :
“Tiga orang yang mereka berdoa kepada Allah 'Azza Wa Jalla dan doa mereka tidak dikabulkan ; seorang lelaki yang memiliki istri berperingai buruk sedang dia tidak menceraikannya...”
(Ditakhrij As-Suyuthi dari Abu Musa dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albany dalam Shahihul Jami' no. 3075)

I said for all my sister fillah :
Jangan jadi wanita yang nampak shalihah, tapi jadilah hakikat wanita yang shalihah.

MasyaAllah, Terima kasihku duhai istriku telah kau bekali dirimu sebelum daku menikahimu.

Semoga kau jadi teman hidupku di dunia hingga dipertemukan dalam surga-Nya.

Wabillahit Taufiq

(Baca Juga : Hakikat Dakwah Salafiyyah Mengikuti Ulama)

By :
Abdurrahman Dani Ar-Ramadhany

Tulisan Al-Ustadz Abdurrahman Dani hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=2258876474208440&id=100002583282547

Perubahan Yang Sebenarnya

Perubahan yang Sebenarnya
Perubahan yang Sebenarnya

#PERUBAHAN_YANG_SEBENARNYA
#SEBAB_AKIBAT
#SUNNATULLAH

📝Berkata Syaikh DR. Muhammad Umar Baazmul hafidzahullah :

Jika kalian ingin kita membuat perubahan realita yang terjadi maka...

Kita harus kembali merubah diri kita, memperbaikinya dan meluruskannya sesuai syariat Allah. sebagaimana firmanNya :

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. Al Anfal : 53)

(Baca Juga : Lelaki dari Damaskus)

dan firmanNya :

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia". (Qs. Ar Ra'd : 11).

Kita tidak takut mereka (manusia)... kita yakin bahwa tidak ada (bahaya) yang bisa menimpa kita melainkan sudah ditaqdirkan Allah. dan sesungguhnya Allah yang akan menjaga kita dari keburukan mereka.

sebagaimana firmanNya :

وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ
"Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya". (Qs. Ibrahim : 46).

Kita beriman akan pertolongan dan kemenangan dari Allah. sebagaimana firmanNya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 7).

Kita juga yakin bahwa termasuk sunnatullah adalah :

وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

"Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)". (Qs. Jin : 16).

(Baca Juga : Kapan Rasulullah Menangis?)

dan firmanNya :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". (Qs. Al A'raf : 96).

📚 Al Kasykul, Syaikh DR. Muhammad Umar Baazmul hafidzahullah hal. 501-502.
📝 25/95/19.

#Jalan_Tol
#Syukron_جزاكم_الله_خيرا_yang_ngasih_kitab

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=444482799454721&id=100016790144202

Khutbah Syaikh Muhammad Sa'id Ruslan

Khutbah Syaikh Muhammad Sa'id Ruslan
Khutbah Syaikh Muhammad Sa'id Ruslan

#Aqidatuna_Manhajuna
🔰Berkata As Syaikh DR. Mohammad Sa'id Ruslan حفظه الله dlm khutbahnya (بل هي الفتنة) :

"Banyak pertanyaan yang datang, Apa yang akan engkau perbuat wahai Ahlis sunnah jika yang memimpin engkau nanti adalah seorang yang berasal dari partai, jama'ah, golongan yang engkau bid'ahkan. yang terus engkau kritisi keyakinan-keyakinannya dan engkau kritisi kebengkokan manhaj mereka?!

(Baca Juga : Doa Sebelum dan Sesudah Tidur Sesuai Sunnah)

Jawabannya ada 2 macam, secara global dan terperinci :
Pertama : adapun secara global, bahwa Ahlussunah bukanlah da'i fitnah, dan bukan pula yang membuat kekacauan, karena manhaj yang mereka ikuti adalah manhaj Nubuwwah (manhaj yang diajarkan Nabi), mereka Ahlussunah senantiasa memberikan hak para pemimpin dan meminta hak mereka kepada Allah. Ahlussunah tidak pernah mengenal demonstrasi, aksi-aksi, kerusuhan dan kekacauan, tidak pula mencela dan merendahkan para pemimpin. Akan tetapi mereka senantiasa memberikan hak para pemimpin mereka dengan mendengar dan patuh dalam kebaikan dan memohon kepada Allah hak-hak mereka jika tidak dipenuhi oleh para pemimpin mereka.
Maka mengikuti minhaj Nubuwwah dan manhaj salaf dengan senantiasa beramar ma'ruf nahi munkar berdasarkan kaidah dan ketentuannya tanpa berlebih-lebihan atau kurang. dan terus berdakwah kepada tauhid dan ittiba' disertai keimanan dan amal shaleh serta menjelaskan al haq dan mengingkari kemungkaran.

Kedua, adapun jawaban terperinci jika datang kepada kalian seorang Ikhwani dan menjadi pemimpin kalian maka bantahlah aqidah Ikhwanul Muslimin dan kebobrokan mereka, jelaskan kebobrokan jama'ah ini kepada kaum muslimin. akan tetapi jangan kalian melepaskan baiat dan ketaatan dari pemimpin sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para ulama terdahulu seperti Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.

(Baca Juga : 4 Saksi Kita Pada Hari Kiamat)

Sesungguhnya pernah terjadi pada Imam Ahmad dan yang lainnya para ulama pada masa Al Ma'mun, Al Mu' tashim, Al Watsiq terkhusus pada masa Al Watsiq sampai-sampai  para fuqoha' mendatangi Imam Ahmad agar diperintahkan (diijinkan) untuk memberontak pada pemimpin tersebut akan tetapi beliau melarang mereka.

diwaktu bersamaan Imam Ahmad menulis kitab untuk membantah aqidah bathil dan kufur "Ar Raddu 'alal Jahmiyyah", bantahan beliau kepada Jahmiyyah, begitu pula yang dilakukan anaknya dan para murid-muridnya, mereka membantah aqidah yang diyakini pemimpin pada saat itu akan tetapi mereka tetap patuh dan tidak memberontak.
Maka Imam Ahmad tetap melarang untuk memberontak dan melepaskan baiat dari pemimpin. beliau (senantiasa) berada diatas manhaj salaf tidak bergeser sedikitpun, senantiasa menjelaskan al haq dan aqidah yang shahih tanpa menghujat dan merendahkan pemimpin diatas mimbar-mimbar, masjid-masjid atau tempat umum".
📝ringkasan dari Khutbah Guru kami As Syaikh DR. Ruslan hafidzahullah.

Berkata Al Imam Ahmad رحمه الله dalam risalah "ushul as sunnah" termasuk prinsip Ahlis sunnah :

وَالسَّمعُ وَالطَّاعَة لِلأَئمَة وَأميرِ الْمُؤْمنِينَ الْبَرِّ وَالفَاجِر وَمَن وَلِيَ الْخلَافَة وَاجْتَمعَ النَّاسُ عَلَيْهِ وَرَضَوا بِهِ وَمَن غَلَبهُم بِالسَّيْفِ حَتَّى صَارَ خَليفَةً وَسُمّي أَمِيرُ الْمُؤمِنِينَ

"Mendengar dan taat kepada pemimpin  dan amirul mukminin (penguasa kaum mukminin), baik pemimpin tersebut adil (shalih) maupun jahat (fajir). Dan wajib taat kepada orang yang menjabat sebagai khalifah (pemimpin), karena manusia telah berkumpul (berbai’at) dan ridha kepadanya. Dan taat kepada orang yang telah menjadi khalifah meskipun caranya dengan memberontak pemerintah sebelumnya dengan pedang, dan disebut sebagai amirul mukminin".

Maka siapapun yang menjadi dan memimpin negri ini itulah pemimpin kita yang wajib didengar dan dipatuhi dalam kebaikan.
meskipun cara yang ditempuh untuk sampai ke puncak tahta adalah tidak sesuai syariat.

semoga Allah menjaga pemimpin kita, semoga Allah beri hidayah dan Allah jaga negri ini dan menjadikan negri yang aman dan barokah.

#Ini_Aqidah_kita
#Ini_manhaj_kita

(Baca Juga : 14 Ayat Al-Quran Tentang Mengingat Allah)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=419078325328502&id=100016790144202

Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir

Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir
Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir

#Syubhat_harokiyyun

🔰Syubhat: Jika tidak ikut pemilu maka umat islam akan dikuasai kuffar.

✔Jawaban Syubhat tersebut:
Syubhat seperti ini setiap 5 tahun sekali pasti dimunculkan dan disetiap negara yang diterapkan pemilu. untuk meraup suara kaum muslimin terutama salafiyyin.

(Baca Juga : Jangan Pernah Mencabut Uban)

ketahuilah! semoga Allah merahmati kita semua, biar ga dikuasai orang-orang kafir maka caranya :
1. Kembali kepada agama Allah, dengan belajar.

2. Kalau umat ini benar beragamanya dan menjaga Hak hak Allah dan RasulNya pasti Allah jaga mereka.

3. Jika ingin meraih kejayaan maka ikutilah petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam, bagaimana Beliau bersama para shahabat ketika itu dikuasai orang-orang kafir, apakah Nabi shallallahu alaihi wasallam sibuk merebut kekuasaan? atau Nabi ikut serta dalam kekuasaan mereka untuk bisa melawan orang-orang kafir?? Tidak. tapi Nabi shallallahu alaihi wasallam sibuk mendakwahkan Tauhid dan Islam yang hak. sehingga dengan itu Allah tolong NabiNya dan para shahabat dan bisa menguasai Dunia.

perhatikanlah janji Allah dalam ayat-ayat berikut, firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 7)

(Baca Juga : 14 Ayat Al-Quran Tentang Hujan)

firman Allah :
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا

"Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu". (Qs. ali imran : 120).

lihat realita kaum muslimin hari ini, bagaimana ibadah mereka, Tauhid mereka, muamalah mereka dengan riba, mereka jauh dari agama Allah. maka perhatikan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُـمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَيَنْزِعُهُ شَيْئٌ حَتَّى تَرْجِعُواْ إِلَى دِيْنِكُمْ.

"Apabila kalian melakukan jual beli dengan cara ‘inah, berpegang pada ekor sapi, kalian ridha dengan hasil tanaman dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan membuat kalian dikuasai oleh kehinaan yang tidak ada sesuatu pun yang mampu mencabut kehinaan tersebut (dari kalian) sampai kalian kembali kepada agama kalian". (HR. Abu Dawud no. 3462, hadits shahih).

Balasan sesuai amalan, maka kembalilah kepada agama Allah dan ambillah ilmu agama dari sumbernya yang shahih dan dari ahlinya.
kewajiban para da'i terus mendakwahkan Tauhid dan sunnah dengan tasfiyah dan tarbiyah.

semoga Allah jaga kaum muslimin dan jaga negeri ini dari keburukan dan bencana.

WaAllahu A'lam.
Solo/03/04/2019

(Baca Juga : Matahari dan Bulan Kelak Masuk Neraka?)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=420927685143566&id=100016790144202

Kesabaran Guru dan Murid

Kesabaran Guru dan Murid
Kesabaran Guru dan Murid
#Kesabaran_Guru_dan_Murid
#Syaikhain_dan_buah_apel
#As_Sadi_dan_Ibnu_Utsaimin

🔊Berkata Syaikh DR. Abdurrazzaq Al 'Abbad hafidzahullah :

"Diantara peristiwa lucu dan bagus yang pernah aku dengar dari Syaikh Ibnu Utsaimin, beliau murid Syaikh As Sa'di rahimahullah bahkan murid khususnya.

(Baca Juga : 24 Ayat Al-Quran Tentang Agama)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah bercerita : dulu aku bersama para penuntut ilmu ketika membaca (belajar) kitab Qawa'id fiqhiyyah karya Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah (kitab yang sangat berat pembahasannya).
kami semua belajar dan membaca kepada Syaikh As Sa'di, kemudian mulai berkurang jumlah kami, bahkan sampai tidak tersisa seorangpun kecuali aku sendiri sampai khatam kitab tersebut. Dan Syaikh As Sa'di terus semangat mengajariku sampai akhir kitab sebagaimana (semangatnya) diawal mengajari kami.

Berkata Syaikh Abdurrazzaq Al 'Abbad : {padahal seorang guru biasanya  jika murid berkurang menjadi sedikit dari jumlah sebelumnya akan berkata : "sudah tidak ada lagi yang datang belajar maka kita hentikan aja belajarnya". tapi Syaikh As Sa'di terus mengajar meski di majlisnya hanya tersisa Syaikh Utsaimin saja yang belajar}.

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin : ketika aku telah khatam belajar kitab tersebut, keesokan harinya aku menjumpai beliau (Syaikh As Sa'di). maka beliau memasukkan tangannya ke saku bajunya, dan beliau mengeluarkan satu buah apel kemudian beliau berikan kepadaku. dan ini merupakan pertama kali aku melihat buah apel, maka aku tanyak Syaikh As Sa'di.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Al-Haq)

Syaikh Ibnu Utsaimin : ini apa?

Syaikh As Sa'di : ini apel

Syaikh Ibnu Utsaimin : bagaimana cara makannya? apa perlu dimasak? atau diapakan? karena ini pertama kali aku melihat apel.

Syaikh As Sa'di : tidak perlu dimasak, cukup dipotong-potong langsung dimakan.

Syaikh Ibnu Utsaimin : maka aku bawa apel itu pulang ke rumah, dan aku kumpulkan semua anggota keluarga, aku sediakan piring dan pisau, kemudian aku potong-potong dan aku bagi-bagi dengan anggota keluarga".

رحهمهما الله الإمامين الشيخ السعدي والشيخ ابن عثيمين، وجزى الله الشيخ عبد الرزاق العباد خيرا.

📝WaAllahu A'lam
Solo/27/02/2019 M.

(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Langit)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=403758386860496&id=100016790144202

Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?

Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?
Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?

#Syubhat_Haraki_Hizbi
#Musuh_kita_Yahudi_Nashara
#Jangan_sibukkan_Tahdzir_Ahlil_Bida'

🔰Kenapa (masih) mentahdzir ahlil bida' sedangkan umat sibuk berperang menghadapi yahudi, nashara dan kelompok sekuler?!

(Baca Juga : 22 Ayat Al-Quran Tentang Petunjuk)

As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah menjawab :
"Tidak mungkin kaum muslimin bisa mengalahkan yahudi dan nashara kecuali jika mereka melawan (memberantas) bid'ah-bid'ah yang ada disekitar mereka, mengobati penyakit-penyakit yang ada diantara mereka agar bisa mendapatkan kemenangan atas yahudi dan nashara.

karena jika kaum muslimin terus menyia-nyiakan agama mereka dengan melakukan bid'ah-bid'ah dan perkara yang diharamkan serta menyia-nyiakan perintah Allah, maka tidak akan mendapatkan kemenangan melawan yahudi dan nashara. sebaliknya malah akan dikuasai oleh mereka disebabkan meninggalkan syariat agama.

maka wajib membersihkan masyarakat dari berbagai bid'ah dan kemungkaran, serta melaksanakan perintah-perintah Allah dan RasulNya shallallahu alaihi wasallam sebelum kaum muslimin memerangi yahudi dan nashara, jika tidak maka mereka yang akan memerangi kita. jika kita tidak berubah maka tidak akan pernah menang selamanya dan mereka yang akan menguasai kita karena sebab dosa-dosa kita".

📔al ijabaat al muhimmah fi masyaykil al mulimmah hal. 1/150-151.

(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Pahala)

🍀inggatlah bagaimana para shahabat radiyaAllahu anhum di waktu perang uhud, mereka pernah gagal dan kalah melawan kuffar bahkan banyak dari shahabat yang terluka dan meninggal bahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam terluka dan berdarah, apa sebabnya?  sebabnya satu yaitu menyelisihi perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam. bukan karena maksiat yang banyak, bukan pula bid'ah atau kesyirikan di tengah-tengah shahabat, BUKAN.

tapi umat hari ini kesyirikan dianggap biasa, bid'ah dijadikan ibadah, kemungkaran dianggap lumrah, kemudian mereka mau melawan yahudi dan nashara? mimpi menguasai dunia? sadarlah.. bangunlah.. dan bacalah firman Allah :

  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Wahai orang-orang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 47).

Tolonglah agama Allah dengan mentauhidkanNya, mempelajarinya dan mendakwahkannya, memberantas kesyirikan, meneladani sunnah dan menjahui bid'ah, melaksanakan perintahNya dan menjahui laranganNya.

(Baca Juga : 5 Ayat Al-Quran Tentang Babi)

📝WaAllahu A'lam.
Solo/23/02/2019 M.

#الجَزَاءُ مِن جِنسِ العَمَلِ

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=401657393737262&id=100016790144202

Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?
Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

#Syubhat_Tablighi
#Jawaban_Alim_Rabbani

📬Manakah yang lebih utama, menuntut ilmu atau berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah, karena aku melihat sebagian kelompok di negeri kami mengatakan bahwa berdakwah manfaatnya lebih banyak daripada menuntut ilmu?

(Baca Juga : 25 Ayat Al-Quran Tentang Allah)

As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah beliau menjawab :
"Harus belajar terlebih dahulu, karena seseorang tidak mungkin bisa berdakwah kecuali ia memiliki ilmu, karena tanpa ilmu tidak akan bisa mengajak manusia ke jalan Allah. jika ia berdakwah tanpa ilmu maka akan banyak salahnya daripada benarnya, maka syarat seorang dai harus memiliki ilmu sebelum memulai berdakwah, sebagaimana firman Allah :

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah, "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah (ilmu) yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Qs. Yusuf : 108).

ada hal hal yang nampak (mudah) dan memungkinkan orang awam untuk berdakwah seperti mengajak shalat dan melarang dari meninggalkan shalat, mengajak shalat berjamaah, mendakwahi keluarganya dan memerintahkan anak-anaknya untuk shalat.
ini perkara yang diketahui orang banyak, yang awam dan yang berilmu. tapi perkara yang membutuhkan fiqih (pemahaman) dan ilmu tentang halal haram, perkara-perkara tauhid dan syirik, semua itu butuh ilmu. adapun yang mengatakan bahwa dakwah lebih bermanfaat daripada menuntut ilmu adalah golongan jama'ah tabligh, yaitu jama'ah bid'ah lagi sesat".
📚al ijabaatu al faashilah hal. 20.

(Baca Juga : 20 Hadits Tentang Hutang)

📣Berkata As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah :
"Banyak orang yang tertipu dengan jamaah tabligh karena secara dhahir nampak bahwa mereka rajin beribadah dan suka mengajak ahli maksiat bertaubat, -sebagaimana yang mereka katakan-, dan pengaruhnya yang besar bagi orang-orang yang berkawan dengan mereka.
akan tetapi (sebenarnya) mereka itu mengeluarkan ahli maksiat dari kemaksiatan menuju bid'ah, sedangkan bidah itu lebih berbahaya dari pada maksiat. Pelaku maksiat dari ahlussunah itu lebih baik dari pada ahli ibadah dari kalangan ahli bid'ah, maka perhatikan yang demikian ini. dan aku tidak mengatakan ini karena benci kebaikan yang ada pada mereka -kalau ada kebaikan pada mereka, hanya saja aku katakan itu karena kebencian kepada bid'ah, dan sesungguhnya bid'ah itu akan menghilangkan kebaikan. adapun bid'ah-bid'ah jamaah tabligh telah disebutkan oleh orang-orang yang pernah berkawan dengan mereka dan telah bertaubat dari mereka, juga telah ditulis dalam kitab-kitab yang sangat banyak dalam menjelaskan bid'ah-bid'ah mereka dan memperingatkan bahaya jama'ah ini".
📚Syarhussunnah Al Barhariy, Syarah As Syaikh Shaleh Al Fauzan hal. 408.

🔰Beliau hafidzahullah juga berkata :
"Siapakah orang-orang yang mendapat petunjuk tauhid melalui jamaah tabligh?
Apakah seorang kafir atau ahlil bi'dah atau Quburiyyin mendapatkan petunjuk melalui jamaah tabligh untuk meninggalkan kesyirikan dan bertaubat kepada Allah dari kesyirikan dan memahami tauhid atau tidak?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia untuk bertaubat dari dosa tapi tidak membicarakan tentang bahaya kesyirikan sedikitpun. Dan tidak mengingatkan dari kesyirikan, oleh karena itu banyak terjadi di negeri-negeri mereka peribadatan kepada kuburan-kuburan dan tidak ada yang mengingkarinya, apa maknanya ini? Dakwah macam apa ini?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia bertaubat dari kemaksiatan kemudian memasukkannya ke dalam bid'ah yang mereka tempuh diatas manhaj mereka yang sudah dikenal".
📚Syarh al ushul as sittah, As Syaikh Shaleh Al Fauzan, hal. 34

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Pagi Hari)

#Belajar_Beramal_Berdakwah_Bersabar
📝Solo/16/02/2019 M.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=398545400715128&id=100016790144202

Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna

Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna
Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna

#BAGAIMANA_AKU_MENGAJAK
#SEDANGKAN_AKU_BANYAK_KEKURANGAN
#Kalimat_yang_menghalangi_seseorang
#Untuk_beramar_makruf_nahi_munkar

Sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

"Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya". (HR. Muslim no. 1893)

(Baca Juga : Hati-Hati Salah Berwudhu Bisa Masuk Neraka)

Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah :

وَلَا يُشْتَرَطُ فِي الْآمِرِ وَالنَّاهِي أَنْ يَكُونَ كَامِلَ الْحَالِ ، مُمْتَثِلًا مَا يَأْمُرُ بِهِ ، مُجْتَنِبًا مَا يَنْهَى عَنْهُ ، بَلْ عَلَيْهِ الْأَمْرُ وَإِنْ كَانَ مُخِلًّا بِمَا يَأْمُرُ بِهِ ، وَالنَّهْيُ وَإِنْ كَانَ مُتَلَبِّسًا بِمَا يَنْهَى عَنْهُ .
فَإِنَّهُ يَجِبُ عَلَيْهِ شَيْئَانِ : أَنْ يَأْمُرَ نَفْسَهُ وَيَنْهَاهَا ، وَيَأْمُرَ غَيْرَهُ وَيَنْهَاه.

"Tidak disyaratkan bagi yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran harus sempurna dalam segala hal, melaksanakan semua yang ia serukan dan menjahui apa yang ia larang. tapi ia tetap (harus) menyerukan kebaikan meskipun ia masih kurang dalam melaksanakan yang ia serukan dan (kadang) masih jatuh dalam kesalahan yang ia cegah.
Sesungguhnya wajib baginya dua perkara :
1. mengajak dirinya (kepada kebaikan) dan mencegah (dari kemungkaran).
2. Mengajak orang lain (kepada kebaikan) dan mencegah mereka dari (kemungkaran)". (syarhu shahih Muslim 223).

Berkata Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah :

وَلَوْ لَمْ يِعِظِ النَّاسَ إِلَّا مَعْصُومٌ مِنَ الزَّلَلِ، لَمْ يَعِظْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَحَدٌ لِأَنَّهُ لَا عِصْمَةَ لِأَحَدٍ بَعْدَهُ .

"Kalau seandainya tidak boleh memberi nasehat kecuali yang terjaga dari kesalahan saja (ma'shum), niscaya tidak akan ada orang yang memberi nasehat setelah meninggalnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, karena tidak ada seorang pun yang ma'shum (terjaga dari kesalahan) setelah Beliau". (lathaaif am ma'arif hal. 19 dan tafsir Ibnu Rajab 2/423).

(Baca Juga : Apakah Dajjal Sudah Ada Sekarang?)

Berkata Al Imam Qurthubi rahimahullah :

وَقَالَ حُذَّاقُ أَهْلِ الْعِلْمِ : وَلَيْسَ مِنْ شَرْطِ النَّاهِي أَنْ يَكُونَ سَلِيمًا عَنْ مَعْصِيَةٍ بَلْ يَنْهَى الْعُصَاةُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا

"Berkata Pakarnya ahlul ilmi : Bukanlah syarat orang yang mencegah dari kemungkaran harus selamat dari kemaksiatan, tetapi (wajib) bagi pelaku maksiat saling mencegah sebagian yang lain". (tafsir Al Qurthubi 6/118).

Berkata Shahabat yang mulia Abu Darda' radiyaAllahu anhu :

إِنِّي لآمُرُكُمْ بِالأَمْرِ وَمَا أَفْعَلُهُ ، وَلَكِنْ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَأْجُرَنِي فِيهِ

"Sesungguhnya aku perintahkan kalian kepada (kebaikan) sedangkan aku tidak mengerjakannya, tetapi aku berharap mudah mudahan Allah memberiku pahala dengannya". (al madkhal ila sunan al kubra Al Baihaqi no. 679).

Ada seseorang berkata kepada Al Hasan Al Bashri rahimahullah :

إنَّ فُلَانًا لَا يَعِظُ وَيَقُولُ : أَخَافُ أَنْ أَقُولَ مَا لَا أَفْعَلُ.
فَقَالَ الْحَسَنُ: وَأَيُّنَا يَفْعَلُ مَا يَقُولُ؟ وَدَّ الشَّيْطَانُ أَنَّهُ قَدْ ظَفِرَ بِهَذَا فَلَمْ يَأْمُرْ أَحَدٌ بِمَعْرُوفٍ وَلَمْ يَنْهَ عَنْ مُنْكَرٍ.

"Sesungguhnya fulan tidak mau memberi nasehat manusia, dan dia berkata : aku khawatir mengajak manusia kepada kebaikan tapi aku sendiri tidak mengerjakannya!
maka Al Hasan Al Bashri berkata : siapakah diantara kita yang mengerjakan semua yang ia katakan?!
dengan ini syaithan berharap agar kalian tidak mengajak kepada kebaikan dan tidak mencegah kemungkaran". (ghadaaul albab 1/215).

(Baca Juga : 10 Ayat Al-Quran Tentang Timur)

#Semoga_kita_bisa_melaksanakan
#Apa_yang_kita_dakwahkan
#MEMBERI_NASEHAT_TIDAK_HARUS
#SUDAH_SEMPURNA
📝TB/22/06/19

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=460161821220152&id=100016790144202