Benarkah Allah Punya Telapak Tangan dan Jari-Jari?

Benarkah Allah Punya Telapak Tangan dan Jari-Jari?
Benarkah Allah Punya Telapak Tangan dan Jari-Jari?


AlQuranPedia.Org - Di antara sifat-sifat Allah Tabaraka Wa Ta’ala yang wajib diimani umat Islam adalah Allah Ta’ala memiliki telapak tangan dan jari-jemari. Hal itu berdasarkan banyak hadits.

Adapun hadits-hadits tentang telapak tangan Allah Jalla Jalaluh adalah sebagai berikut.

1
Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id : Telah menceritakan kepada kami Laits, dari Sa’id bin Abi Sa’id, dari Sa’id bin Yasar, bahwasannya ia pernah mendengar Abu Hurairah berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak seorangpun bershadaqah dengan shadaqah dari yang baik – sedangkan Allah tidaklah menerima kecuali yang baik - , melainkan Allah mengambilnya dengan tangan kanan-Nya, meskipun hanya sebiji kurma. Ia akan mengembang di telapak tangan Ar-Rahmaan hingga menjadi lebih besar daripada gunung. Sebagaimana salah seorang di antara kalian memelihara anak kuda atau anak unta” (HR. Muslim no. 1014)
2
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar : Telah menceritakan kepada kami Mu’adz bin Haani’ Abu Hani’ Al-Yasykuriy : Telah menceritakan kepada kami Jahdlam bin ‘Abdillah, dari Yahya bin Abi Katsii, dari Zaid bin Sallam, dari Abu Sallam, dari ‘Abdurrahman bin ‘Aayisy Al-Hadlramiy bahwasannya ia telah menceritakan kepadanya, dari Malik bin Yakhamir As-Saksakiy, dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Suatu pagi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tertahan melakukan shalat Shubuh, hingga kami hampir-hampir melihat munculnya matahari. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar dengan segera lalu mengerjakan shalat sunnah, kemudian melakukan shalat Shubuh, dan beliau melakukan seperlunya dalam shalat. Ketika selesai salam, beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Tetaplah di shaf-shaf kalian. Bagaimana keadaan kalian ?”. Lalu beliau menghadap kami dan bersabda : “Sesungguhnya akan aku ceritakan kepada kalian apa yang telah menahanku dari kalian pagi ini. Semalam aku bangun, berwudlu, lalu melakukan shalat sesuai kemampuanku. Lalu aku mengantuk dalam shalatku, hingga terasa berat (dan tertidur). (Dalam mimpi) tiba-tiba aku berjumpa Rabb-ku dalam sebaik-baik bentuk, lalu Dia berfirman : ‘Wahai Muhammad’. Aku menjawab : ‘Labbaika Rabb’. Allah berfirman : ‘Apakah engkau tahu tentang apa yang diperbantahkan oleh Al-Malaul-A’laa ?’. Aku menjawab : ‘Aku tidak tahu’ - beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengulanginya sebanyak tiga kali – . Lalu aku melihat Dia meletakkan telapak tangan-Nya di antara dua pundakku, hingga aku merasakan dinginnya jari-jemari-Nya di antara dadaku.....” (HR. Tirmidzi no. 3235. Imam Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih. Penilaian yang sama dikatakan juga oleh Imam Al-Bukhari)

Para ‘ulama membahas mengenai telapak tangan Allah.

Imam Abul-Qasim Al-Ashbhani rahimahullah berkata, "Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , 'Sesungguhnya salah seorang di antara kalian datang dengan shadaqahnya lalu ia meletakkannya pada telapak tangan Ar-Rahmaan’, dan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Allah meletakkan langit-langit di atas satu jari dan bumi-bumi di atas satu jari’; dan hadits-hadits yang semisal. Apabila seseorang mentadaburinya tanpa ada sikap fanatik, maka akan jelas baginya kebenaran hal itu. Iman kepadanya wajib, sedangkan membahas tentang kafiyyah-nya adalah batil” (Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 2/259)

Shiddiq Hasan Khan rahimahullah berkata, “Dan termasuk diantara sifat-Nya Subhanahu Wa Ta’ala : tangan, kanan, telapak tangan, jari,....” (Qathfuts-Tsamar, hal. 66)

Adapun dalil mengenai jari-jemari Allah Subhanahu Wa Ta'ala disebutkan dalam hadits-hadits berikut.

1
Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan Ibnu Numair, keduanya dari Al-Muqri – Zuhair berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yaziid Al-Muqri’ - , ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Haiwah : Telah mengkhabarkan kepadaku Abu Hani’, bahwasannya ia mendengar Abu ‘Abdirrahaan Al-Hubuliy, ia mendengar ‘Abdullah bin ‘Amru bin Al-‘Ash berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya hati-hati Bani Adam (manusia) semuanya berada di antara dua jari dari jari-jari Ar-Rahmaan, seperti satu hati yang dapat dipalingkannya sesuai kehendak-Nya”. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berdoa: "Allaahumma musharrifal-quluub, sharrif quluubanaa ‘alaa thaa’atika (Ya Allah, Dzat Yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati-hati kami pada perbuataan taat kepada-Mu)” (HR. Muslim no. 2654)
2
Telah menceritakan kepada kami Adam : Telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari Manshur, dari Ibrahim, dari ‘Abidah, dari ‘Abdullah (bin Mas’ud) radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Datang seorang pendeta Yahudi kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata : “Wahai Muhammad, sesungguhnya kami mendapati bahwasannya Allah menjadikan langit-langit di atas satu jari, bumi-bumi di atas satu jari, pohon-pohon di atas satu jari, air dan tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di atas satu jari; kemudian Ia (Allah) berfirman : ‘Akulah Raja’”. Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tertawa sehingga gigi gerahamnya terlihat karena senang mengakui kebenaran ucapan pendeta Yahudi tersebut. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam membaca firman-Nya Ta’ala : “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan (QS. Az-Zumar : 67)” (HR. Al-Bukhari no. 4811)

Para 'ulama kita menjelaskan mengenai sifat jari-jemari bagi Allah Tabaraka Wa Ta'ala.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Dan seandainya perkaranya berbeda dengan apa yang dipahami perawi (bahwasannya tertawanya beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai tanda pembenaran terhadap ucapan pendeta tersebut dan rasa heran beliau terhadapnya) berdasarkan dugaan, tentu hal itu menunjukkan pengakuan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam atas kebathilan dan sikap diam dalam pengingkaran (terhadap kebathilan); padahal mustahil atas diri beliau melakukannya....” (Fathul Bari, 13/399)

Al-Ajurri rahimahullah berkata, “Bab : Iman bahwa hati-hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari Rabb ‘Azza Wa Jalla, tanpa perlu menanyakan kaifiyyah-nya” (Asy-Syarii’ah, 2/115)

Al-Baghawi rahimahullah berkata, “Dan jari yang disebutkan dalam hadits merupakan sifat dari sifat-sifatAllah ‘azza wa jalla. Begitu juga dengan semua hal yang disebutkan dalam Al-Kitab atau As-Sunnah dalam perkara ini termasuk sifat-sifat Allah subhaanahu wa ta’ala seperti an-nafs, al-wajh (wajah), al-‘ain (mata), al-yadd (tangan), ar-rijl (kaki), al-ityaan (kedatangan), al-majii’ (tiba), turun ke langit dunia, istiwaa’ di atas ‘Arsy, al-dhahik (tertawa), dan al-farah (gembira)” (Syarhus-Sunnah, 1/116)

Ibnu Qutaibah rahimahullah menjelaskan: “Apabila ditanyakan kepada kami : ‘Apa makna jari di sini menurutmu ?’. Maka kami katakan : Jari di sini seperti sabdanya shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang lain : ‘Allah membawa bumi di atas satu jari’, dan demikian juga dengan ‘dua jari’. Tidak boleh memaknai jari di sini sebagai nikmat, seperti firman-Nya ta’ala : ‘Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya’ (QS. Az-Zumar : 67). Maka, tidak boleh mengartikan jari dengan nikmat. (Meski demikian), kami tidak mengatakan jari (Allah) seperti jari-jari kita, tangan (Allah) seperti tangan-tangan kita, genggaman (Allah) seperti genggaman-genggaman kita, karena segela sesuatu yang berasal dari-Nya ‘Azza Wa Jalla – tidak menyerupai kita sedikitpun” (Tawiil Mukhtalafil-Hadiits, hal. 245)

Itulah pembahasan kita mengenai telapak tangan dan jari-jari Allah ‘Azza Wa Jalla. Kita mengimani sifat Allah Ta’ala tanpa ta’wil, tanpa majas dan tanpa perumpamaan. Kita wajib menetapka apa yang Allah tetapkan bagi diri-Nya. Tidak pantas kita bertanya bagaimana bentuk telapak tangan dan jari-jemari Allah, itu adalah bid’ah. Kita cukup mengimani saja. Sami’na wa atho’na.

Adapun mengenai bentuk telapak tangan dan jari-jemari Allah berbeda dengan manusia dan makhluk-Nya.

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (Q.S. Asy-Syuura : 11)

Semoga kita diberi keteguhan di atas aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan pemahaman para sahabat. Semoga kita dijauhkan dari aqidah-aqidah yang menyimpang.
Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 4 Rabiul Akhir 1439 Hijriyah/22 Desember 2017 Masehi.


EmoticonEmoticon