Akibat Bermaksiat di Kala Sepi

Akibat Bermaksiat di Kala Sepi
Akibat Bermaksiat di Kala Sepi


AlQuranPedia.Org – Ketahuilah bahwa bermaksiat adalah perbuatan yang amat dibenci Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maksiat mendatangkan murka Allah, menimbulkan kegelisahan, memadamkan cahaya Allah, merusak amal dan mengurangi keberkahan ilmu, rezeki dan usia kita. Maka dari itu sudah sepatutnya untuk setiap mukmin untuk menghindari maksiat sejauh-jauhnya. Cukuplah bagi kita ayat bahwa maksiat itu adalah upaya syaitan untuk menipu kita.

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (Q.S. Al-An’aam : 112)


Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai maksiat yang dilakukan saat sepi. Ketahuilah bahwa maksiat di kala sepi memiliki dampak yang sangat luar biasa.

Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 4245. Al-Hafidzh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifati mereka yang bermaksiat di kala sepi. Allah mengancam mereka melalui amal-amal kebaikan yang telah mereka kumpulkan susah payah, kemudian dijadikan debu yang bertebaran. Masya Allah. Kita yang telah bersusah payah beramal, sholat, sedekah, puasa, membaca Al-Quran, memberi makan fakir miskin, membangun masjid, membantu orang lain. Hanya dikarenakan maksiat yang dilakukan di kala sepi, itu semua bisa hangus, bagaikan debu yang bertebaran.

Mereka mengira dapat bersembunyi. Betul memang mereka dapat bersembunyi, tetapi bersembunyi dari manusia. Akan tetapi mereka tidak bisa bersembunyi dari Allah ‘Azza Wa Jalla.

Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.(Q.S. An-Nisaa’ : 108)

Mereka sepertinya lupa atau pura-pura lupa bahwa Allah itu mengetahui apa yang tersembunyi baik di langit ataupun di bumi.

Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.(Q.S. Ali ‘Imran : 5)

Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. (Q.S. Faathir : 38)


Kita seakan ragu tentang pengetahuan Allah Jalla Jalaluh. Lihatlah bagaimana Allah seakan menyindir orang-orang yang berbuat dosa secara sembunyi-sembunyi.

Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? (Q.S. Al-Baqarah : 77)

Wahai saudara-saudaraku. Ketahuilah bahwa Allah akan memberi balasan kita berupa surga bagi siapa saja yang takut kepada-Nya dan menahan hawa nafsunya untuk berbuat dosa.

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (Q.S. An-Naazi’aat : 40-41)

Bagi kita yang sering bermaksiat, atau yang bermaksiat, baik itu di kala sepi ataupun terang-terangan. Mari kita segera bertaubat kepada Allah Ta’ala. Karena di antara ciri penghuni surga itu bukanlah orang yang tidak memiliki dosa, tetapi dia yang ketika bermaksiat dia segera memohon ampun dan beristighfar kepada Allah.

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Q.S. Ali ‘Imran : 135)

Jangan tunda taubat kita. Taubatlah mulai saat ini juga. Taubat dengan taubat nasuha, yakni taubat dengan sebenar-benarnya taubat. Karena kita tidak tahu kapan ajal akan menjumpai kita.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (Q.S. Ali ‘Imran : 133)

Kami menasehatkan bagi kita semua, terkhusus bagi penulis sendiri bahwa janganlah menggugurkan amal-amal sholih yang sudah capek-capek kita kerjakan. Terlebih lagi bagi kita yang “dianggap sholeh” banyak orang. Kitalah yang tahu bagaimana diri kita sendiri. Jangan menganggap diri kita sudah sholih. Jangan terbuai dengan pujian orang-orang. Wallahi itu semua tidak ada manfaatnya. Pujian manusia hanyalah sebatas lisannya, itu tidak mempengaruhi sedikitpun penilaian Allah terhadap kita. Tidak ada yang menjamin kita sudah sholih. Kita tidak tahu apakah amal-amal kita semua diterima Allah. Kita juga tidak tahu apakah taubat kita diterima Allah. Hanya kepada Allah-lah kita mengadu. Semoga Allah menerima taubat kita dan menerima amal-amal kita.


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 4 Sya’ban 1439 Hijriyah/20 April 2018 Masehi.


EmoticonEmoticon