Dzikir Setelah Sholat Sesuai Sunnah

Dzikir Setelah Sholat Sesuai Sunnah
Dzikir Setelah Sholat Sesuai Sunnah


AlQuranPedia.Org - Dzikir adalah ibadah yang sangat agung. Sudah sepatutnya seorang mukmin memperbanyak dzikir kepada Allah Jalla Jalaluh.

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (Q.S. Al-Ahzaab : 41)


Khusus setelah sholat wajib (fardhu) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita berbagai dzikir. Berikut ini adalah dzikir setelah sholat sesuai sunnah berdasarkan hadits-hadits yang shahih.

1
 (3x) أَسْتَغْفِرُ اللهَ
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

Astaghfirullah 3x
Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.

Artinya:
“Aku minta ampun kepada Allah,” (3x).
“Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.” (HR. Muslim no. 591)

2
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Allahumma laa maani’a limaa a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.

Artinya:
“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.” (HR. Bukhari no. 844 dan Muslim no. 593)

3
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyaah. Lahun ni’mah wa lahul fadhlu wa lahuts tsanaaul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun.

Artinya:
“Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci.” (HR. Muslim no. 594)


4
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu) (HR. An-Nasai dalam Al Kubro 9: 44. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Imam Ibnu Hibban, sebagaimana disebut Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Bulughul Maram).

5
سُبْحَانَ اللهِ ((33
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ((33
اَللهُ أَكْبَرُ ((33
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

Subhanallah (33x)
Alhamdulillah (33x)
Allahu Akbar (33x)
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Artinya:
“Maha Suci Allah (33 x), segala puji bagi Allah (33 x), Allah Maha Besar (33 x). Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan. Bagi-Nya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (HR. Muslim no. 597)

6
Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu). (HR. Abu Dawud no. 1523 dan An-Nasai no. 1337. Al-Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

7
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbalaa.

Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (Dzikir ini khusus dibaca setelah salam dari shalat Shubuh) (HR. Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al-Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Itulah berbagai dzikir setelah sholat sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdasarkan dalil-dalil yang shahih. Hendaknya kita berdzikir sesuai yang dituntunkan Rasul, adapun tambahan-tambahan yang tidak ada dalilnya baiknya dijauhi. Karena segala amal yang tidak ada tuntunannya akan tertolak.

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)

Semoga kita dapat mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sumber tulisan rumaysho.com


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 24 Jumadil Akhir 1439 Hijriyah/12 Maret 2018 Masehi.

2 comments:

  1. subhanallah, semoga kita senantiasa berdzikir dan mengagungkan asma allah, aamiin...

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon