Bolehkah Memberikan Zakat Fitrah Kepada Kafir Dzimmi?

Bolehkah Memberikan Zakat Fitrah Kepada Kafir Dzimmi?
Bolehkah Memberikan Zakat Fitrah Kepada Kafir Dzimmi?

Asy-Syaikh Sayyid Sabiq dalam "Fiqhus Sunnah" (1/293, cet. Daarul Hadits)  mengangkat pembahasan tentang pemberian zakat fitrah kepada non muslim ahlu dzimmah :

"Imam az-Zuhri, Abu Hanifah, Muhammad (bin Hasan), dan Ibnu Syubrumah membolehkan memberikan zakat fitrah kepada ahlu dzimmah, berdasarkan Firman Allah Subhanahu wa ta'ala :


لَا يَنْهٰٮكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَ تُقْسِطُوْۤا اِلَيْهِمْ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Mumtahanah : Ayat 8). -selesai-. 


(Baca Juga : Merangkul Tanpa Raga)


Namun asy-syaikh al-albani tidak setuju dengan pendapat diatas, beliau dalam "Tamamul Minnah" (hal. 388-389) berkata :

"Dalam ayat diatas tidak ada dalil yang jelas yang membolehkannya, sebab makna ayat diatas adalah perintah berbuat baik kepada mereka melalui shodaqoh yang tidak wajib. Imam Abu Ubaid (no. 1991) meriwayatkan dengan shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu bahwa beliau berkata :


كان ناس لهم أنسباء وقرابة من قريظة والنضير وكانوا يتقون أن يتصدقوا عليهم ويريدونهم على الإسلام فنزلت

"Sebagian sahabat memiliki famili dari kalangan Bani Qurodhoh dan Nadhiir, mereka menahan pemberian shadaqah kepada familinya tersebut, mengharapkan agar familinya masuk Islam, lalu turunlah ayat :


{لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ}

"Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari rida Allah. Dan apa pun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 272).

Kandungan makna ayat ini, mirip dengan ayat sebelumnya -selesai-. 


Kemudian Imam al-albani menukil pendapat Hasan al-bashri Rahimahullah yang berkata :

ليس لأهل الذمة في شيء من الواجب حق ولكن إن شاء الرجل تصدق عليهم من غير ذلك

"Ahlu Dzimmah tidak memiliki hak apa-apa atas Zakat wajib, namun jika mau seseorang dapat bersedekah kepada mereka diluar Harta zakatnya".


Imam al-albani juga berkata :

وأما إعطاؤهم زكاة الفطر فما علمنا أحدا من الصحابة فعل ذلك وفهم ذلك من الآية فيه بعد بل هو تحميل للآية ما لا تتحمل.

"Adapun memberikan zakat fitrah kepada ahlu dzimmah, aku tidak mengetahui seorang sahabat pun yang melakukannya, demikianlah mereka memahami ayat tersebut. Adapun orang setelahnya, memahami ayat tidak sesuai dengan konteksnya".

Wallahul A'lam.


(Baca Juga : Doakan Anakmu Yang Menuntut Ilmu)


Tulisan Al-Ustadz Abu Sa'id Neno Triyono hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/abu.s.triyono.5/posts/522638165569807


EmoticonEmoticon