Sunnah Tidur Menghadap Kiblat?

Sunnah Tidur Menghadap Kiblat?
Sunnah Tidur Menghadap Kiblat?


AlQuranPedia.Org – Beredar di masyarakat kita bahwa tidur menghadap kiblat adalah sunnah. Lantas benarkah hal ini?

Ada suatu riwayat di mana ummul mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyiapkan tempat tidurnya, kemudian tidur dengan menghadap kiblat. Pada saat nabi membaringkan badannya, ia jadikan telapak tangan kanannya sebagai bantal, lalu membaca doa dengan lirih. Aisyah mengatakan, “Kami tidak tahu apa yang nabi baca….“ (hingga akhir hadits).
Adapun hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam Musnadnya (7:210) dari jalur As-Sari bin Ismail Al-Hamdani, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq. Para ulama menegaskan bahwa As-Sari bin Ismail adalah perawi yang lemah. Para ulama mengomentarinya.
Di antaranya adalah :
1. Yahya bin Said rahimahullah yang mengatakan, “Jelas bagi saya bahwa dia pernah berdusta dalam sebuah majlis.”
2. Abu Dawud menyatakan, “Dhaif, haditsnya ditinggalkan”
3. Imam Ahmad bin Hanbal berkomentar, “Orang-orang meninggalkan haditsnya.”
4. Abu Hatim mengatakan, “Orang yang hilang (tidak diperhitungkan)”
5. Al-Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya (7:7), “As-Sari bin Ismail adalah sepupu Asy-Sya’bi, dan dia dhaif (lemah) sekali.”

Jadi tidak ada satupun hadits shahih yang menyebutkan sunnah tidur menghadap kiblat. Bahkan haditsnya lemah dan tidak boleh bersandar padanya.

Cukuplah bagi kita arah tidur yakni mengarah ke kanan. Hal ini berdasarkan banyak hadits shahih. Di antaranya adalah hadits-hadits di bawah ini.

1
Dari Al-Bara’ bin ‘Aazib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan tidur, beliau berbaring pada sisi kanan, lalu membaca doa:
Allahumma aslamtu nafsii ilaik, wa fawwadh-tu amrii ilaik, wa wajjahtu wajhiya ilaik, wa alja’tu zhohrii ilaik, rogh-batan wa rohbatan ilaik, laa malja-a wa laa manjaa minka illa ilaik. Aamantu bikitaabikalladzi anzalta wa bi nabiyyikalladzi arsalta.
[Artinya: “Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku menghadapkan wajahku kepada-Mu, aku menyandarkan punggungku kepada-Mu, karena senang (mendapatkan rahmatMu) dan takut pada (siksaan-Mu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)-Mu, kecuali kepada-Mu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) Nabi-Mu yang telah Engkau utus.” Apabila Engkau meninggal dunia (di waktu tidur), maka kamu akan meninggal dunia dengan memegang fitrah (agama Islam)].” (HR. Bukhari, no. 6313; Muslim, no. 2710)
2
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan shalat malam sebanyak 11 raka’at. Ketika terbit fajar Shubuh, beliau melakukan dua raka’at ringan, kemudian beliau berbaring lagi setelah itu pada sisi kakan sampai muadzin mengumandangkan iqamah. (HR. Bukhari, no. 6310; Muslim, no. 736)

3
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)

4
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

Jadi yang benar adalah tidur menghadap ke kanan, meskipun itu membelakangi kiblat. Inilah yang sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 11 Sya’ban 1439 Hijriyah/26 April 2018 Masehi.


EmoticonEmoticon