Benarkah Allah Mempunyai Tangan?

Benarkah Allah Mempunyai Tangan?
Benarkah Allah Mempunyai Tangan?


AlQuranPedia.Org - Mungkin ada yang bertanya, apakah Allah mempunyai tangan? Apakah benar Allah mempunyai dua tangan? Jawabannya adalah benar. Hal itu berdasarkan dalil ayat Al-Quran dan hadits-hadits sahih.
Adapun dalil Al-Quran adalah sebagai berikut.

1
Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, (Q.S. Al-Mulk : 1)

2
Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?." (Q.S. Shad : 75)

3
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S. Az-Zumar : 67)

4
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al-Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (Q.S. Al-Maa’idah : 64)

Adapun dalil dari hadits adalah sebagai berikut.

1
"Sesungguhnya Allah 'Azza Wa Jalla membentangkan tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat orang yang berdosa di siang hari dan Dia membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berdosa di malam hari. Hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya." (HR. Muslim, no. 2759)

2
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu secara marfu’, dia berkata, “Pada hari kiamat Allah mengumpulkan orang-orang mukmin. Lalu mereka berkata : 'Seandainya saja kita meminta syafa’at kepada Rabb kita sehingga Dia bisa menjadikan kita merasa aman dari tempat kita sekarang ini ?’. Kemudian mereka menemui Adam dan berkata : ‘Wahai Adam, bukankah engkau menyaksikan (keadaan) manusia? Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya, menjadikan para malaikat sujud kepadamu, dan mengajarkan kepadamu nama-nama segala sesuatu. Oleh karena itu, berikanlah syafa’at kepada kami kepada Rabb-mu”. (HR. Bukhari (13/403) no. 7410)

3
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu secara marfu', dia berkata, "Tangan Allah selalu penuh, tidak kurang karena memberi nafkah, dan selalu dermawan baik malam maupun siang". (HR. Bukhari (13/404) no. 7412)

Sementara itu para ‘ulama juga telah menjelaskan mengenai tangan Allah Jalla Jalaluh.

Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata, “Tidak boleh untuk dikatakan: Sesungguhnya (makna) tangan-Nya adalah kekuasaan-Nya atau nikmat-Nya, karena di dalamnya mengandung pengingkaran terhadap sifat (Allah). Ia adalah perkataan orang-orang Qadariyyah dan Mu’tazillah. Akan tetapi tangan-Nya adalah sifat yang tidak boleh ditanyakan bagaimananya (kaifiyah-nya)”. (Al-Fiqhul-Akbar, hal. 302)
Imam Al-Isma’ili rahimahullah berkata, “Allah menciptakan Adam ‘alaihissalam dengan tangan-Nya, dan kedua tangan-Nya terbuka memberikan (karunia kepada makhluk) sebagaimana yang Ia kehendaki, tanpa disertai keyakinan penentuan kaifiyah kedua tangan-Nya; yaitu ketika tidak ada penjelasan di dalam Kitabullah tentang kaifiyah tersebut”. (Kitab 'Aqidah Ahlil Hadits Hal. 51)

Imam Ibnu Baththal rahimahullah memberikan bantahan terhadap orang yang menta’wilkan sifat dua tangan dengan kekuasaan atau nikmat. Beliau rahimahullah berkata, “Cukuplah bantahan bagi orang yang berkata tangan Allah bermakna kekuasaan, bahwasannya mereka sepakat Allah mempunyai kekuasaan yang satu menurut pendapat yang menetapkan, dan tidak mempunyai kekuasaan menurut pendapat yang menafikkannya…. Dan hal yang menunjukkan Allah mempunyai dua tangan yang tidak bermakna kekuasaan adalah firman Allah ta’ala kepada Iblis : ‘Apa yang menghalangimu untuk bersujud kepada manusia yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku ?’ (QS. Shaad : 75); sebagai isyarat kepada makna yang mewajibkan syaithan untuk sujud (kepada Adam). Seandainya tangan itu bermakna kekuasaan, niscaya tidak akan ada bedanya antara Adam dan Iblis karena persamaan antara keduanya dalam penciptaan, yaitu karena kekuasaan-Nya. Dan niscaya Iblis akan berkata : ‘Kelebihan apa yang ia (Adam) punya di atas diriku padahal aku Engkau ciptakan dengan kekuasaan-Mu sebagaimana ia Engkau ciptakan dengan kekuasaan-Mu pula ?’. Ketika Iblis berkata : ‘Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan ia Engkau ciptakan dari tanah’ (QS. Shaad : 76) menunjukkan kekhususan Adam bahwasannya Allah telah menciptakannya dengan kedua tangan-Nya. Tidak boleh juga dikatakan dua tangan maknanya adalah dua nikmat, karena mustahil Allah menciptakan makhluk dengan makhluk yaitu karena nikmat itu sendiri adalah makhluk”. (Fathul Bari karya Imam Ibnu Hajar Asqalani, 13/393-394)

Jadi wajib bagi kita mengimani tangan Allah tanpa takwil, tanpa tafsir majas ataupun perumpamaan. Sebagaimana yang dijelaskan Imam Abu Hanifah, bahwa orang yang menafsirkan “tangan Allah” dengan nikmat ataupun kekuasaan-Nya adalah ciri orang Mu’tazilah dan Qodariyyah. Sementara aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah meyakini kedua tangan Allah tanpa takwil dan tafsir. Kita meyakini bahwa tangan Allah adalah hakikat sebagaimana dalil-dalil yang telah kita sebutkan sebelumnya.

Akan tetapi tetap, kedua tangan Allah berbeda dengan makhluk-Nya.

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (Q.S. Asy-Syuura : 11)

Semoga kita dijauhkan dari aqidah yang melenceng dan sesat. Dan semoga kita tetap teguh di atas aqidah salaf Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan pemahaman para sahabat.
Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 4 Rabiul Akhi 1439 Hijriyah/22 Desember 2017 Masehi.


EmoticonEmoticon