Ikuti Sains Atau Al-Quran?

Ikuti Sains Atau Al-Quran?
Ikuti Sains Atau Al-Quran?

AlQuranPedia.Org – Di sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP, SMA bahkan kuliah kita diajarkan mengenai sains, yakni ilmu alam. Ilmu sains ini pun mencakup banyak hal macam Biologi, Fisika, Kimia, Astronomi dan lainnya. Luasnya ilmu sains ini mengundang banyak sekali peneliti yang mempelajarinya sampai sedetail-detailnya. Tidak heran bahwa banyak sekali ilmuwan-ilmuwan yang lahir dari sains ini seperti Albert Einstein, Thomas Alva Edison dan Isaac Newton. Mereka belajar dan mengkaji banyak hal dalam sains. Alhasil mereka pun menjelaskan hasil dari penelitian yang mereka lakukan. Sampai detik ini para ilmuwan tidak henti-hentinya melakukan penelitian dan menemukan penemuan yang selanjutnya mempublikasikannya ke khalayak luas.

Salah satu perdebatan sains yang tak kunjung selesai adalah masalah bumi datar ataukah bulat. Tak hayal hal ini menimbulkan pro dan kontra. Ada yang pro bumi datar (flat earth) dan ada pula yang pro bumi bulat. Ada juga permasalahan apakah dinosaurus itu ada ataukah tidak. Ada juga permasalahan apakah bumi yang mengitari matahari ataukah matahari yang mengitari bumi. Bagaimana posisi kita sebagai muslim? Allah Ta’ala menjawabnya di dalam kitab-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-Nisaa’ : 59)


Jadi kita itu diperintahkan untuk mentaati Al-Quran dan Hadits (Sunnah). Karena kalau kita berpegang teguh kepada keduanya, kita tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah kata Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadits yang shahih. Jadi kalau ada suatu permasalahan apa saja, wajib untuk mengikuti Al-Quran dan Hadits. Karena keduanya terutama Al-Quran berasal dan datang dari Allah Jalla Jalaluh, Kitab yang benar, tidak ada kesalahan dan terjaga kebenarannya 100%.

Allah Ta’ala berfirman,

Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran (Al-Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu." (Q.S. Yunus : 108)

Di ayat lain Allah Ta’ala berfirman,

Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al-Kitab (Al-Quran). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). (Q.S. Ar-Ra’d : 1)

Pada ayat lain,

(Ialah) Al-Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa. (Q.S. Az-Zumar : 28)

Ayat lainnya,

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; (Q.S. Al-Kahf : 1)


Tapi Al-Quran tidak pernah menolak fakta kebenaran. Karena tidak mungkin firman Allah Ta’ala bertentangan dengan fakta, sementara firman-Nya pastilah benar tanpa keraguan. Misalnya manusia itu berasal dari mani. Yang pertama kita lihat apakah hal itu dijelaskan Al-Quran ataukah tidak, kalau tidak berarti itu salah. Ternyata Al-Quran sudah lebih dulu menjelaskannya lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (Q.S. An-Nahl : 4)

Berarti memang benar manusia itu berasal dari mani dan ilmu kedokteran membenarkannya secara fakta. Itu membuktikan Al-Quran benar dan tidak bertentangan dengan fakta. Namun jikalau suatu penelitian belum dapat dipastikan kebenarannya. Atau jikalau suatu penelitian disampaikan seseorang tapi banyak yang meragukannya. Nah hal itu kita kembalikan di dalam Al-Quran. Misalnya apakah bumi itu bulat ataukah datar? Di dalam Al-Quran disebutkan beberapa ayat.

Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (Q.S. An-Naazi’aat : 30)

Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (Q.S. Al-Ghaasyiyah : 20)

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Q.S. Luqman : 10)

Ternyata Al-Quran tidak menyebutkannya datar dan bulat apalagi lonjong. Maka dari itu kita mengembalikannya kepada fakta. Menurut NASA bumi itu bulat, menurut beberapa ahli bumi itu datar. Lalu bagaimana? Apakah kita mengambil pendapat yang lebih banyak dipilih? Tidak boleh. Allah Ta’ala menjelaskan di Al-Quran,

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (Q.S. Al-An’aam : 116)

Kita harus memeriksa berita yang datang.

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S. Al-Hujuraat : 6)

Contohnya kita bukan peneliti, bukan ilmuwan dan bukan ahlinya. Kita ingin tahu bumi itu datar ataukah bulat. Bagaimana sikap kita? Sikap kita adalah kita mengikuti fakta, jikalau memang faktanya bumi itu datar maka kita harus mengikutinya, karena seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Al-Quran tidak menentang fakta kebenaran. Hal itu juga berlaku sebaliknya, jika faktanya bumi itu bulat maka kita harus mengikutinya. Karena pada hakikatnya Al-Quran tidak menolak fakta kebenaran.

Namun jikalau sesuatu bertentangan dengan Al-Quran, maka kita wajib memilih Al-Quran. Karena Al-Quran kebenaran dan datang dari Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Misalnya ada 1000 ahli yang berpendapat bahwa “semua agama itu sama”. Itu sudah pasti salah, karena bertentangan dengan Al-Quran yang mengatakan bahwa hanya agama Islam-lah yang benar, selainnya dipastikan salah.

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Q.S. Ali ‘Imran : 19)

Pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman,

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Q.S. Al-Baqarah : 120)

Jadi jika ada suatu permasalahan dan pernyataan, kita harus melihat apakah dijelaskan Al-Quran dan Hadits Shahih ataukah tidak. Jikalau tidak maka kita harus mengembalikannya kepada fakta ilmiah dan kebenaran. Jikalau sudah jelas kebenarannya maka kita wajib mengikutinya, karena Al-Quran dan Hadits tidak menolak kebenaran. Hal itu dikarenakan Al-Quran dan Hadits datang dari wahyu Allah Ta’ala, dan tidak mungkin Allah salah dan bertentangan dengan kebenaran.


Semoga pembahasan ini bermanfaat.

Diselesaikan pada 10 Syawwal 1438 Hijriyah/3 Juli 2017.


EmoticonEmoticon