22 Hadits Tentang Adzan

Tags

22 Hadits Tentang Adzan
22 Hadits Tentang Adzan
AlQuranPedia.Org – Jika Nasrani menggunakan lonceng dan Yahudi menggunakan terompet untuk memanggi orang untuk ibadah, maka lain halnya dengan Islam. Islam mensyariatkan adzan, yakni seruan untuk memanggil orang-orang agar sholat berjama’ah di masjid. Adzan memiliki banyak sekali keutamaan, baik itu yang mengumandangkannya dan yang mendengarkannya. Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan bagi para muadzin (tukang adzan).


Pada tulisan kali ini blog Al-Quran Pedia akan membahas mengenai hadits-hadits yang beraitan dengan adzan. Simak selengkapnya di bawah ini.

1
Dari Mu’awiyah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari Kiamat.” (HR. Muslim)

2
Dari ‘Abdurrahman bin ‘Abdillah bin ‘Abdirrahman bin Abi Sha’sha’ah Al-Anshari kemudian Al-Mazini dari ayahnya, dia mengabarkan bahwa Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu berkata kepadanya, “Sungguh aku melihat engkau menyukai kambing dan gurun (pedalaman). Jika engkau berada di antara kambingmu atau di gurunmu, maka adzanlah untuk shalat dan keraskanlah suaramu dengan seruan itu. Karena sesungguhnya tidaklah jin, manusia, dan lain-lain mendengar suara muadzin melainkan mereka akan memberikan kesaksian baginya di hari Kiamat.” Abu Sa’id melanjutkan, “Aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari dan An-Nasa'i)

3
Dari ‘Abdullah bin Zaid bin ‘Abdi Rabbih radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah sepakat untuk menabuh lonceng, padahal beliau membencinya karena menyerupai kaum Nasrani, aku bermimpi berpapasan dengan seorang pria di malam hari. Ia mengenakan dua pakaian hijau sambil membawa lonceng. ‘Aku berkata kepadanya, “Wahai hamba Allah, apakah engkau menjual lonceng?” Ia bertanya, “Apakah yang kau perbuat dengannya?” Aku menjawab, “Kami menggunakannya untuk menyeru shalat.” Dia berkata, “Maukah kau kutunjuki (cara) yang lebih baik dari itu?” Aku berkata: “Tentu.” Dia berkata, “Katakanlah:

أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ الله.

أَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله، أَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.

حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ.

حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ.

أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ. لاَ اِلهَ إِلاَّ الله.

Agak lama kemudian dia melanjutkan, “Kemudian jika engkau hendak mendirikan shalat (mengumandangkan iqamat) engkau mengucapkan:

أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ الله، أَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.

حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ.

قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ.

أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ، لاَ اِلهَ إِلاَّ الله.

Ketika pagi tiba, aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kuberitahukan kepada beliau tentang apa yang telah kulihat (dalam mimpi). Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ini adalah mimpi yang benar insya Allah.” Kemudian beliau menyuruh adzan. Dan Bilal budak yang dimerdekakan oleh Abu Bakar mengumandangkan adzan dengan (lafazh tersebut). (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, hadits ini hasan shahih)

4
Dari Abu Mahdzurah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarinya adzan, di dalamnya terdapat lafazh, “Hayya ‘alal falaah, hayya ‘alal falaah. Ash-Shalatu khairun minan nauum, Ash shalatu khairun minan nauum.” Pada (adzan) awal Shubuh. (Lalu dilanjutkan dengan) “Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah.” (HR. An-Nasa'i, hadits ini shahih)

5
Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Bilal adzan jika matahari telah tergelincir, dan dia tidak mengurangi (sedikit pun dari lafazh adzan). Dan dia tidak iqamat hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar. Jika beliau keluar, maka dia mengumandangkan iqamat ketika melihatnya.” (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ahmad)

6
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Bilal adzan di malam hari, maka makan dan minumlah kalian sampai Ibnu Ummi Maktum adzan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7
Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma menceritakan, "Kaum muslimin, dahulu ketika datang ke Madinah berkumpul, lalu memperkirakan waktu shalat, tanpa ada yang menyerunya. (Hingga) pada suatu hari, mereka berbincang-bincang tentang hal itu. Sebagian mereka berkata “gunakan saja lonceng seperti lonceng Nashara”. Dan sebagian menyatakan “gunakan saja terompet seperti terompet Yahudi”. Maka Umar berkata: “Tidakkah kalian mengangkat seseorang untuk menyeru shalat?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Wahai, Bilal. Bangun dan serulah untuk shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

8
Dari Malik bin Al-Huwairits radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama beberapa orang dari kaumku, kemudian kami tinggal di sisinya selama 20 hari. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang yang dermawan dan sangat lemah lembut. Ketika Beliau melihat kerinduan kami kepada keluarga, maka Beliau berkata : “Pulanglah kalian dan tinggallah bersama mereka, dan ajarilah mereka (agama Islam) serta shalatlah kalian. Apabila datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian beradzan. Dan orang yang paling dituakan mengimami shalat kalian”. (HR. Bukhari dan Muslim)


9
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada tiga orang di satu desa yang tidak ada adzan dan tidak ditegakkan pada mereka shalat, kecuali setan akan memangsa mereka." (HR. Ahmad)

10
Di dalam hadits Abu Qatadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Bilal. "Sesungguhnya Allah mencabut ruh-ruh kalian kapan (Dia) suka, dan mengembalikannya kapan (Dia) suka. Wahai, Bilal! Bangun dan beradzanlah untuk shalat." (HR. Bukhari)

11
Seorang wanita dari Bani Najjar menyatakan, "Rumahku, dahuku termasuk rumah yang tertinggi di sekitar masjid (nabawi), dan Bilal, dulu beradzan fajar di atas rumah tersebut." (HR. Abu Dawud dan dihasankan Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ Al-Ghalil)

12
Dari Abu Juhaifah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Aku melihat Bilal beradzan dan memutar mulutnya ke sana dan ke sini serta kedua jarinya di telinganya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Imam Tirmidzi mengatakan, bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al-Albani menshahihkannya di dalam Irwa’ Al-Ghalil)

13
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah mendengar suara muadzin bagi jin dan manusia serta (segala) sesuatu, kecuali memberikan kesaksian untuknya pada hari Kiamat. (HR. Bukhari)

14
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kalian mendengar adzan, maka jawablah seperti yang disampaikan muadzin”. (HR. Bukhari dan Muslim)

15
Tsa’labah bin Abi Malik menceritakan, "Mereka dahulu berbincang-bincang pada hari Jum’at dan Umar duduk di atas mimbar. Jika muadzin selesai adzan, maka Umar bangun dan tak seorangpun berbicara. (HR. Asy-Syafi’i dalam Al-Umm, dan dishahihkan An-Nawawi, sebagaimana dijelaskan Syaikh Albani dalam Tamamul Minnah, hlm. 339)

16
Di dalam riwayat lain, Tsa’labah bin Abi Malik berkata, "Aku menjumpai Umar dan Utsman; jika seorang imam keluar (menuju masjid), maka kami meninggalkan shalat, dan bila berbicara (berkhutbah), maka kami meninggalkan perbincangan. (HR. Ibnu Abi Syaibah dan dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Tamamul Minnah, hlm. 340)

17
Dari 'Abdullah bin 'Amru bin Al-‘Ash radhiyallahu 'anhuma, ia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian mendengar muadzin, maka jawablah seperti apa yang ia katakan, kemudian bershalawatlah untukku, karena barangsiapa yang bershalawat untukku, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintakanlah kepada Allah untukku al-wasilah, karena ia adalah satu kedudukan di surga yang tidak sepatutnya, kecuali untuk seorang hamba Allah; dan aku berharap, (bahwa) akulah ia. Barangsiapa yang memohonkan untukku al wasilah, maka akan mendapat syafaatku. (HR Muslim)

18
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan. Bila muadzin selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan iqamat ia berlalu lagi.” (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 1267)

19
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berundi untuk mendapatkannya.” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980)

20
Ibnu ’Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan setiap yang basah atau pun yang kering yang mendengar adzannya akan memintakan ampun untuknya.” (HR. Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits ini shahih)

21
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan para imam dan muadzin, ”Ya Allah berikan kelurusan bagi para imam dan ampunilah para muadzin.” (HR. Abu Dawud no. 517 dan Tirmidzi no. 207. Hadits ini dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 217)

22
Dari 'Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Imam adalah penjamin sedangkan muadzin adalah orang yang diamanahi. Semoga Allah memberikan kelurusan kepada para imam dan memaafkan paramuadzin.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no.1669, dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no. 239)

Itulah berbagai hadits yang menyebutkan tentang adzan. Semoga menambah wawasan dan pengetahuan kita.


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 2 Dzulhijjah 1439 Hijriyah/14 Agustus 2018 Masehi.


EmoticonEmoticon