Daftar Ulama Ahlussunnah Rujukan Saat Ini

Daftar Ulama Ahlussunnah Rujukan Saat Ini
Daftar Ulama Ahlussunnah Rujukan Saat Ini

AlQuranPedia.Org – Kedudukan ulama sangatlah penting di sisi kaum muslimin. Memahami Al-Quran dan Hadits tidak bisa dilakukan oleh setiap orang. Mereka haruslah alim, berilmu, lurus aqidah dan manhajnya, dan diakui keilmuannya. Maka dari itu Allah memerintahkan kita untuk bertanya kepada para ulama terhadap suatu permasalahan agama

“maka bertanyalah kalian kepada orang yang memiliki pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.” (Q.S. An-Nahl : 43)


Pada tulisan kali ini blog Al-Quran Pedia berusaha menampilkan sejumlah ulama Ahlussunnah pada zaman ini, yang mana mereka berpegang teguh dengan manhaj salafush sholih dan keilmuannya sudah tidak diragukan lagi. Mereka saling merekomendasi satu sama lain dan memiliki hubungan yang sangat dekat sekali. Berikut adalah mereka:

1. Syaikh Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani
2. Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
3. Syaikh Al-‘Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin Baz
4. Syaikh Al-Muhaddits ‘Abdul Muhsin Al-Abbad
5. Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan
6. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Rayyis Ar-Rayyis
7. Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily
8. Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily
9. Syaikh Ali Hasan Al-Halabi
10. Syaikh Muhammad Musa Alu Nashr
11. Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali
12. Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkhali
13. Syaikh ‘Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad
14. Syaikh ‘Abdullah bin Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad
15. Syaikh Yahya Al-Hajuri
16. Syaikh Salim Ied Al-Hilali
17. Syaikh Malik Husein Sya’ban
18. Syaikh Washiyullah Abbas
19. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid
20. Syaikh Amir Bahjat
21. Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman
22. Syaikh Ubaid Al-Jabiry
23. Syaikh Al-Muhaddits Syu’aib Al-Arnauth
24. Syaikh Amin Asy-Syinqithi
25. Syaikh Al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
26. Syaikh Hammad Al-Anshari
27. Syaikh Muhammad Aman Al-Jami’
28. Syaikh Hamud At-Tuwaijiri
29. Syaikh Shalih Al-‘Ushoimi
30. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh
31. Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh
32. Syaikh Hushain bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh
33. Syaikh ‘Abdullah Al-Ghudayyan
34. Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
35. Syaikh Abdullah bin Abdirrahim Al-Bukhari
36. Syaikh Ali bin Yahya Al-Haddadi
37. Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa’di
38. Syaikh Ahmad An-Najmi
39. Syaikh Shalih bin Sa’ad As-Suhaimy
40. Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhali
41. Syaikh Khalid Ar-Raddary
42. Syaikh Ali bin Nashir Al-Faqihy
43. Syaikh Muhammad Sa’id Ruslan
44. Syaikh Abdussalam bin Barjas
45. Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Luhaidan
46. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Al-Washobi
47. Syaikh Muhammad Al-Imam
48. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Al-Buro’i
49. Syaikh ‘Abdullah Mar’i
50. Syaikh Abdurrahman Mar’i
51. Syaikh Abdullah bin ‘Utsman
52. Syaikh ‘Utsman Al-Khamis
53. Syaikh Ahmad Syakir
53. Syaikh Nashir bin Abdul Karim Al-‘Aql
54. Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
55. Syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy
56. Syaikh Muhammad bin Abdirrahman Al-Khumais
57. Syaikh Al-Mubarakfuri
58. Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid
59. Syaikh Shalih bin Abdul Aziz As-Sindi
60. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ar-Rajihi
61. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al-Barrak
62. Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy-Syatsri
63. Syaikh Abdul Karim bin Abdullah bin Abdurrahman Al-Khudair
64. Syaikh Jibril bin Muhammad bin Hasan Al-Bushili
65. Syaikh Muhammad bin Hasan bin Abdurrahman bin Abdul Lathif Alu Syaikh
66. Syaikh Abdul Wahhab bin Ibrahim Abu Sulaiman
67. Syaikh Muhammad bin Abdul Karim Al-‘Isa
68. Syaikh Abdullah bin Sulaiman Mani’
69. Syaikh Abdullah bin Abdul Muhsin At-Turk
70. Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Muthlaq
71. Syaikh Ahmad Siyar Mubaraki
72. Syaikh Shalih bin Abdullah bin Humaid
73. Syaikh Ya’qub bin Abdul Wahhab bin Yusuf Al-Bahusain
74. Syaikh ‘Ali bin ‘Abbas bin ‘Utsman Hakami
75. Syaikh Muhammad bin Hasan Alu Syaikh
76. Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqithi
77. Syaikh Qais bin Muhammad bin Abdul Muthallib Alu Mubarak
78. Syaikh Sa’ad bin Turki At-Khatlan
79. Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz Al-Kuliyah
80. Syaikh Abdurrazzaq Afifi
81. Syaikh Muhdhar Aqil
82. Syaikh Abdullah bin Hamid
83. Syaikh Abdul Majid Hasan
84. Syaikh Sulaiman bin Ubaid
85. Syaikh Shalih bin Ridhwan
86. Syaikh Muhammad bin Jubair
87. Syaikh Muhammad Al-Harakan
88. Syaikh Muhammad ‘Umar Bazmul
89. Syaikh Muhammad Syaqrah
90. Syaikh Muhammad Ra’fat
91. Syaikh Murad Syukri
92. Syaikh Abu Bakar Al-Jazairy
93. Syaikh ‘Abdul ‘Adzhim Badari
94. Syaikh ‘Abdul Malik Ramadhani
95. Syaikh Muhammad Al-Maliki
96. Syaikh Muhammad bin Adam Al-Ethiopia
97. Syaikh Muhammad As-Sumali
98. Syaikh Muhammad Ath-Thayyib
99. Syaikh Muhammad Abdul Wahhab Al-Banna
100. Syaikh Abdullah Al-Jarbu’
101. Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Khayal
102. Syaikh Muhammad As-Subayyil
103. Syaikh Shalih As-Sadlan
104. Syaikh Abdurrahman Al-‘Ifriqi
105. Syaikh Mis’ad Al-Husaini
106. Syaikh Abdurrahman Al-Muhyiddin
107. Syaikh Hamdi ‘Abdul Majid As-Salafi Al-Kurdi
108. Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir
109. Syaikh Ridha Na’san Muth’i
110. Syaikh Kharuddin Wanili
111. Syaikh Abdullah Shalih Al-Ubailan
112. Syaikh Abu Islam Shalih Thaha
113. Syaikh Izzat Khidir
114. Syaikh Muhammad Ibrahim Syaibani
115. Syaikh Muhammad Ied Al-Abbasi
116. Syaikh Abu Laila Muhammad Ahmad Al-Atsary
117. Syaikh Mahmud Mahdi Al-Istambuli
118. Syaikh Walid bin Muhammad Nabih Saif Nashr
119. Syaikh Ahmad As-Sayyid Al-Khasysyab
120. Syaikh Basim Faishal Jawabirah
121. Syaikh Husain Khalid Asyisy
122. Syaikh Khalil Iraq Al-Hayyani
123. Syaikh Ashim bin Abdullah Al-Quryati
124. Syaikh Ratib Nafakh
125. Syaikh Abdurrahman Albani
126. Syaikh Sami Al-Mishri
127. Syaikh Abdurrahman bin Abdush Shomad
128. Syaikh Ali Hamad Kasysyan
129. Syaikh Mahfuz Rahman Zainullah
130. Syaikh Fatih Al-Harbi
131. Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq
132. Syaikh Muhammad Luthfi As-Sabbagh
133. Syaikh Muhammad Nashir Tarmanini
134. Syaikh Muhammad Nashib Ar-Rifa’i
135. Syaikh Mahmud Athiyah
136. Syaikh Abul Hasan Musthafa Ismail Al-Mashri Al-Ma’ribi
137. Syaikh Musthafa Az-Zarbui
138. Syaikh Ali Ath-Thanthawi
139. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Ar-Rahmani
140. Syaikh Abdul Ahad Al-Kanpuri
141. Syaikh Jalaluddin Ar-Rahmani
142. Syaikh Abdurrahman Ar-Rahmani
143. Syaikh Muhammad Idris Al-Qasimy
144. Syaikh Muhammad Yusuf Al-Bahraisyi
145. Syaikh Anis bin Ahmad bin Thahir Al-Indunisy
146. Syaikh Sa’di Mahdi Al-Hasyimi
147. Syaikh Ali bin Abdirrahman Al-Hudzaifi
148. Syaikh Abdul Fattah Al-Mirshafy
149. Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim
150. Syaikh Musthafa Al-Adawi
151. Syaikh Amru bin ‘Abdul Mun’im Alu Salim
152. Syaikh Ziyad Al-Abbadi
153. Syaikh Akram Ziyadah
154. Syaikh ‘Alwi ‘Abdul Qadir As-Saqqaf
155. Syaikh Khalid Mushlih
156. Syaikh Taqiyuddin Al-Hilali
157. Syaikh Abdullah Al-Fauzan
158. Syaikh Sa’id bin Hulail Al-‘Umar
159. Syaikh Sa’ad Al-Hushayyin
160. Syaikh Muhammad Az-Zughbi
161. Syaikh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani
162. Syaikh Abul Hasan Ali Jadullah Al-Mishry
163. Syaikh Falah Mundakar
164. Syaikh Hasan bin Abdul Wahhab Al-Banna
Dan lain-lain…


Itulah berbagai ulama Ahlussunnah rujukan pada zaman ini. Meskipun masih banyak lagi yang lainnya namun kami hanya melampirkan beberapa saja. Mari kita gali semua ilmu mereka, kita datangi majelis-majelis mereka, kita baca kitab-kitab mereka, kita kuras semuanya semaksimal mungkin. Selagi mereka masih banyak yang hidup maka jangan sampai kita sia-siakan mereka. Mereka telah menghabiskan banyak waktu mereka, sisa hidup mereka untuk kepentingan umat, mendakwahi umat, menulis karya-karya bermanfaat, mengadakan dauroh-dauroh, dan lain sebagainya. Perhatikanlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini.

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Tirmidzi no. 2681, Ahmad di dalam Musnad-nya (5/169), Ad-Darimi di dalam Sunan-nya (1/98), Abu Dawud no. 3641, Ibnu Majah di dalam Muqaddimahnya dan dishahihkan oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban. Syaikh Al-Albani mengatakan: “Haditsnya shahih.” Lihat kitab Shahih Sunan Abu Dawud no. 3096, Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 2159, Shahih Sunan Ibnu Majah no. 182, dan Shahih At-Targhib, 1/33/68)

Dan perhatikan hadits ini.

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673)

Tetapi mereka para ulama kita -yang kita cintai karena Allah- juga manusia biasa, mereka bisa benar dan bisa salah. Akan tetapi kesalahan mereka yang sedikit jangan sampai membuat kita melupakan kebaikan mereka yang banyak. Tidak ada yang terlepas dari dosa dan kesalahan sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terkadang fatwa mereka terdapat kesalahan, ucapan mereka tidak maksum. Dan kita pun tidak taklid kepada mereka. Meskipun kita menyayangi mereka, kita menghormati mereka, akan tetapi jangan sampai itu menjadikan kita taklid kepada mereka.

Adapun beberapa perselisihan yang mungkin terjadi di antara mereka itu adalah perselisihan yang biasa di antara para ulama. Sejak dahulu kala para ulama kita ada yang berselisih, sampai-sampai menjarh (boikot) dengan jarh yang keras, seperti antara Imam Malik dan Ibnu Ishaq. Tetapi kita tetap mengambil ilmu dari mereka berdua, kita masih ambil manfaat dari kitab-kitab mereka, dan pertengkaran di antara mereka tidak mengurangi sedikitpun kredibilitas ilmu mereka. Kita seakan melupakan perselisihan mereka dan celaan di antara mereka. Inilah sikap orang-orang yang beriman sebenarnya. Biarlah itu urusan para ulama kita, biarlah itu menjadi perselisihan antara ulama kita, kita sebagai penuntut ilmu belajar saja dan kita kuras saja ilmu-ilmu mereka. Jangan sekali-kali kita memasuki ranah yang kita tidak sepatutnya di sana. Selama mereka masih satu aqidah, satu manhaj, maka perselisihan di antara mereka tidak berarti sama sekali.

Di dalam Shahih Al-Hakim diriwayatkan dari 'Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma secara marfu’ (riwayatnya sampai kepada Rasulullah): “Sesungguhnya termasuk tanda-tanda datangnya hari Kiamat adalah direndahkannya para ulama dan diangkatnya orang jahat.” (Jami’ul Ulum wal Hikam hal. 60)

Semoga Allah menjaga para ulama kita, merahmati mereka, dan membalas kebaikan-kebaikan mereka. Dan semoga Allah menjadikan kita mencintai para ulama dan menjaga nama baik mereka semua.


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 3 Dzulhijjah 1439 Hijriyah/14 Agustus 2018 Masehi.


EmoticonEmoticon