Kilasan Tentang Ilmu Riwayat


✒️خاطرة عن علم الرواية
✒️Kilasan tentang Ilmu Riwayat

  Syaikh Shalih Al-Ushaimiy حفظه الله تعالى majlis beliau dipenuhi para Masyaikh, Asatidzah dan para penuntut ilmu dari penjuru dunia, dengan bahasan berbagai cabang ilmu-ilmu dari Aqidah, Ushul Fiqh, Mushthalah Hadits, Faraidh dan lainnya dan beliau berikan sanad dari kitab-kitab tsb kepada para hadirin
جزاه الله خير الجزاء
  Dan di khitam majlis ketika ada yang bertanya apakah boleh mengijazahkan kepada orang lain maka beliau wasiatkan agar fokus kepada ilmu-ilmu yang dipelajari lalu diajarkan, adapun ijazah sanad beliau katakan sebagai :

 من مُلح العلم
"termasuk hiasan ilmu" dan beliau menekankan kepada pemahaman akan kitab-kitab yang diajarkan, lalu beliau tutup :

 الإجازة) إذا وُجدتْ فخير وإذا فُقدتْ والعلم باقٍ فخير أيضا)

" (Ijazah sanad) jika ada maka itu adalah baik dan jika tidak ada namun tetap memiliki ilmunya maka baik juga", yakni beliau tetap memperhitungkan bahwa ilmu riwayat itu memang bagian dari ilmu Islam.

(Baca Juga : Apakah Dajjal Sudah Ada Sekarang?)

   Perkataan Syaikh Shalih Al-Ushaimiy adalah semakna dengan perkataan para ulama terdahulu, seperti perkataan Imam Abu Syamah yang kemudian dinukil oleh Imam As-Suyuthiy di awal Tadriibur-Rawi bahwa ilmu Hadits itu terbagi 3:

1️⃣ Ilmu Fiqhul Hadits dan Gharibul-Hadits yang dengarnya bisa dipahami makna-makna yang tersembunyi dari lafazh-lafazh Nabawiy tsb dan juga termasuk mukhtaliful-Hadits yang jika secara zhahir ada Hadits yang bertentangan dengan ayat Qur'an atau Hadits lain maka bisa dijamak dengan berbagai metode thuruqul-jam'i, maka ini Ilmu yang tertinggi dan tidaklah para Imam mulai di sisi Allah dan manusia melainkan karena luasnya dalam jenis ilmu ini, seperti Imam Malik, Imam Asy-Syafi'iy, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Al-Bukhariy dan lainnya.

2️⃣Ilmu Ilal Hadits, para Rawi Hadits tsiqah atau tidaknya, siapa Gurunya dan siapa saja muridnya, bagaimana Hadits-hadits nya, tashih dan tadh'if Hadits maka dengan ilmu jenis ini bisa diketahui keabsahan apakah Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda demikian atau tidak, ini menempati tingkat kedua dan banyak ulama berjasa dalam bidang ini walaupun tidak terlalu piawai di jenis yang pertama, seperti Imam Syu'bah bin Hajjaj, Imam Yahya Al-Qatthan, Imam Ali Ibnul Madiniy, Imam Yahya bin Ma'in, Abu Hatim Ar-Raziy dan lainnya.

3️⃣Ilmu Riwayat Hadits, berupa ilmu meriwayatkan Hadits dengan metode yang sah menurut para Ulama Hadits dengan tulisan yang benar bahkan jika dengan metode imlaa maka itu yang terbaik, perbandingan nuskhah yang satu dengan lainnya, jika mampu ia dhahbth riwayat tsb apakah dengan dhahbth kitab atau dhabth shadr dengan cara dihafal, dan jika ia telah memenuhi syarat-syaratnya maka ia boleh menyampaikan riwayat tsb kepada generasi setelahnya.

(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Hijrah)

   Begitu pula di antara Syaikh awal alfaqir dalam Ilmu Riwayat, Prof Hisyam Al-Azdiy Al-Atsariy ketika beliau membuka majlis Arba'in An-Nawawiy dengan ta'liq singkat maka beliau mewasiatkan bahwa yang terpenting adalah kalian hafal Arba'in An-Nawawiy ini, ini wajib dihafal bukanlah penuntut ilmu yang tidak menghafalnya dan tidak memahami Arba'in ini,  dan beliau pun ijazahkan Arba'in tsb kepada seluruh thullab yang hadir.

   Begitu pula Syaikhunaa fil-Hadits DR Abdullah Al-Habr dimana beliau awal di LIPIA buka majlis Sunan At-Tirmidziy yang syarah beliau dominan adalah seputar Fiqhul-Hadits, dan adakalanya disisipi masalah Ilal Hadits dan di majlis akhir Sunan tsb yang telah menyentuh Kitabun-Nikah, setelah sepi beliau kumpulkan murid-murid lama yang ikut dari awal majlis dan beliau bacakan athraf Kutub Tis'ah kecuali Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, dan beliau menekankan bahwa inti Ilmu Hadits adalah Fiqh Hadits dan Ilal Hadits namun juga ada Ilmu Riwayat Hadits sebagai tambahan dan beliau ijazahkan semua kitab tersebut kepada 7 orang yang hadir ketika itu termasuk alfaqir seraya berkata di antara keutamaan Ilmu Riwayat Hadits :

أيّ شرف يعدل أن يكون اسمك في أوله واسم النبي صلى الله عليه وسلم في آخره

"Kiranya kemuliaan apa yang setara dengan namamu di awal (sanad) dan Nama Nabi صلى الله عليه وسلم berada di akhirnya", dan beliau mewasiatkan agar terus belajar, mengamalkan ilmunya dan mengajarkan ilmu yang telah dipelajari.

   Begitu pula para Ulama dari zaman ke zaman sejak zaman Salafusshalih hingga hari ini tetap melestarikan Ilmu Riwayat ini walaupun memang urgensinya tidak sebagaimana urgensi di zaman periwayatan, namun ini adalah termasuk Ilmu khusus umat ini yang tidak dimiliki oleh umat agama lain, lihat saja Masyaikh Najd baik Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab maupun Masyaikh Najd lainnya mereka semua punya sanad dari berbagai kitab dan ijazah yang kemudian dikumpulkan dalam tsabata Masyaikh Najd oleh Syaikhunaa di atas Prof Hisyam Al-Azdiy yang karya tsb dipuji oleh Syaikh Al-Ushaimiy sebagai karya terbaik di tahun tsb.

   Begitu pula dari zaman ke zaman walaupun setelah usainya zaman periwayatan, para Ulama di berbagai bidang ilmu tetap melestarikan ilmu ini, baik Imam Abu Thahir As-Silafiy, Imam Qadhi Iyaadh, Imam Ar-Rafi'iy,, Imam Ibnu Daqiq Al-'Id, Imam An-Nawawiy, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Imam Al-Mizziy, Imam Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah, Imam Adz-Dzahabiy, Imam Ibnu Rajab Al Hanbaliy, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalaniy yang tsabat beliau bahkan berisi lebih dari 1000 kitab, Imam As-Suyuthiy dan lainnya para Ulama, demikian jalan para ulama dari zaman ke zaman.

(Baca Juga : Dakwah Salafiyah Teruslah Berkembang)

   Lalu datanglah Fergusso, Diego serta Malih dkk yang memahami perkataan Syaikh Al-Ushaimiy bahwa ga perlu lagi sanad-sanadan dan ga ada gunanya padahal Syaikh Al Ushaimiy masih mengatakan :

إجازة السند)إذا وُجدتْ فخير)
"Sanad tsb jika punya maka itu baik... "

Bahkan beliau sendiri adalah Syaikh yang muktsir fi Ilmi Riwayat.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1217035385172981&id=100005995935102


EmoticonEmoticon