Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits

Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits
Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits

🔮أنواع طلاب الحديث
🔮Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits

 قال الإمام الحافظ أبو شامة:
علوم الحديث الآن ثلاثة:
١. أشرفها حفظ متونه ومعرفة غريبها وفقهها
٢. حفظ أسانيدها ومعرفة رجالها وتمييز صحيحها من سقيمها، وهذا كان مهمّة، وقد كفيه المشتغل بالعلم بما صنّف فيه وألّف فيه من الكتب، فلا فائدة إلى تحصيل حاصل
٣. جمعه وكتابته وسماعه وتطريقه وطلب العلوّ فيه والرحلة إلى البلدان، والمشتغل بهذا مشتغل عما هو الأهمّ من العلوم النافعة، فضلا عن العمل به الذي هو المطلوب الأصلي، إلا أنه لا بأس به لأهل البطالة لما فيه من بقاء سلسلة الإسناد المتصلة بأشرف البشر (تدريب الراوي: ص ٢٢)

(Baca Juga : Ustadz Juga Manusia)

Imam Al-Hâfizh Abu Syâmah berkata :
Ilmu hadits sekarang ini ada 3 bagian :
1. Yang paling mulia adalah menghafal matannya, mengetahui kalimat gharîbnya dan fiqh nya

2. Menghafal sanadnya, mengetahui para rijâl/perawi nya dan mempunyai membedakan antara yang shahih dan yang dha'if, hal ini di zaman dahulu merupakan hal yang yang penting, namun penuntut ilmu sekarang ini dicukupkan dengan karangan-karangan yang
telah ada dalam bab ini (kitab2 rijâl dan kitab2 takhrîj), maka tidak perlu lagi merealisasikan sesuatu yang sudah terealisasi.

3. Mengumpulkan hadits, menulisnya, mendengar samâ'nya, mengumpulkan thuruqnya, mencari sanad yang 'âliy, safar ke negeri2, orang yang menyibukkan dengan hal  ini, maka ia sibuk dari sesuatu yang lebih penting dari ilmu-ilmu yang bermanfaat, terlebih dari pengamalan yang merupakan tujuan utama, namun tidak mengapa bagi orang "kurang kerjaan" karena di dalamnya terdapat keberlangsungan rantai sanad hingga manusia yang paling mulia (Rasulullah صلى الله عليه وسلم)... selesai perkataan beliau.

 📒 Yang afdhal tentu saja menggabungkan ketiganya, dan inilah golongan yang digambarkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم dalam hadits nya bagaikan tanah yang subur yang menyerap air dan menumbuhkan tetumbuhan.

(Baca Juga : 4 Ayat Al-Quran Tentang Kesehatan)

 📒Yang unggul hanya di no 1, lebih mirip para fuqahâ ketimbang para ahli hadits, celakanya lagi jika nol besar di no 2 maka adakalanya berhujjah dengan hadits yang tidak patut dijadikan hujjah, bahkan menelorkan berbagai macam istinbath yang bagaikan debu berterbangan (karena lemah dalam tsubût dalil).

  📒 Yang unggul hanya di no 2,barangkali penghujungnya tidak lebih baik dari Imam Yahya bin Ma'in dan Imam Abu Khaitsamah (Syaikh Imam Muslim) yang mudzakarah hadits, tiba tiba datang seorang wanita bertanya tentang bagaimana hukumnya wanita haidh yang memandikan jenazah suaminya, para ulama hadits pun hanya bisa saling melihat satu sama, barulah Imam Abu Tsaur murid Imam Asy-Syafi'i yang datang menyelesaikan masalah fiqh tsb dengan hadits Nabi صلى الله عليه وسلم yang baca Qur an di atas pangkuan Aisyah ketika beliau sedang haidh...

  📒 Yang unggul hanya di no 3 maka sebagaimana perkataan Imam Abu Syâmah dia sibuk dari ilmu yang lebih penting dari hanya sekedar mengumpulkan sanad dan riwayat, ditambah lagi jika niatnya hanya mengumpulkan sanad-sanad tsb dan berbangga dengan hal itu, ini mirip dengan orang yang bangga dengan "syahâdah-zûr" berupa ijazah-ijazah tapi ilmunya kosong melompong, ditambah lagi jika ia tidur di majlis sebagaimana ana pernah saksikan di salah satu majlis Samâ, mending kalau telinganya dan konsentrasi nya seperti Imam Ad-Dâraquthniy yang bisa dibagi 2 lha ini....

نسأل الله السلامة والعافية والتوفيق في طلب العلم

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=555192668023926&id=100005995935102


EmoticonEmoticon