Lulusan LIPIA Belum Faham Manhaj Salafush Sholih

Lulusan LIPIA Belum Faham Manhaj Salafush Sholih
Lulusan LIPIA Belum Faham Manhaj Salafush Sholih

   Di LIPIA atau sekarang dengan nama IIPIA, dipelajari Kitabut Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan syarah nya Syaikh Utsaimin, yang merupakan Aqidah Uluhiyyah, dilanjutkan dengan Syarah Aqidah Ath-Thahawiyyah yang merupakan syarah terbaik atas matan Ath-Thahawiyyah yang merupakan bahasan Aqidah Asma dan Sifat Allah serta Global Aqidah Ahlussunnah, yang Aqidah Ahlussunnah tsb merupakan warisan Salafusshalih. Bahkan bukan hanya bahasan Aqidah Ahlussunnah nya saja tapi juga dibahas Firqah yang menyimpang di bab tersebut beserta bantahannya, ini sudah kitab bayan plus rudud.

   Untuk Qur'an, thalib LIPIA yang paling bodoh hanya hafal sesuai tuntutan Ma'had hafalannya hanya 11 juz saja, tapi Jumhur biasanya hafalannya lebih dari itu. Malah yang kurang dalam bidang Qur'an seperti alfaqir sempat juga nyicip belajar Qur'an dan Tajwid yang sanadnya bersambung hingga Salafusshalih dari Nabi صلى الله عليه وسلم dari Jibril dari Allah.

   Dalam Ushul Fiqh dipelajari Rawdhatun-Nazhir wa Junnatul-Munazhir karya Imam Ibnu Qudamah Al Hanbaliy yang merupakan ringkasan dari Al-Mustashfa nya Imam Al-Ghazaliy maka ini merupakan Ushul mutakallimin yang setidaknya sesuai dengan dua mazhab Asy-Syafi'iy dan Hanbaliy, yang Imam Asy-Syafi'iy dan Imam Ahmad bin Hanbal Ushul istinbath hukum mereka tentu kembali kepada Guru2 mereka yang merupakan Salafusshalih asli yang akhirnya berujung kepada para Sahabat, Ushul istinbath Imam Asy-Syafi'iy berpulang kepada Ibnu Uyaynah sampai kepada Ibnu Abbas dari jalur Mekkah dan dari Imam Malik berpulang sampai kepada Ibnu Umar dan para Sahabat Madinah dari jalur Madinah, adapun Imam Ahmad bin Hanbal bersambung hingga Sahabat Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Mas'ud jika dari jalur Iraq dan hampir sama dengan Imam Asy-Syafi'iy jika dari jalur Hijaz, ujungnya Salafusshalih semua.

(Baca Juga : Penolong Pada Hari Kiamat)

   Dalam Hadits ahkam dipelajari Bulughul Maram yang merupakan kitab Hadits Ahkam karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy berisi 1200 hadits ahkam dan 400an hadits adab dan memang biasanya tidak khatam namun setidaknya mendekati 1000 hadits yang dipelajari ini sudah lebih dari batasan yang diberikan Imam Asy-Syafi'iy yang katakan hadits ahkam sekitar 400 hadits. Ini belum ditambah kajian Syarah Hadits Sunan At-Tirmidziy Syaikhunaa DR Abdullah Al-Habr yang rutin tiap Selasa selama 4 tahun dari awal hingga Kitabun-Nikah, kurleb sekitar 1000an hadits lebih, belum jika melihat Sunan At-Tirmidziy adalah kitab Hadits sekaligus Fiqh yang menyebutkan mazhab Fiqh para Sahabat, dan Tabi'in serta Tabi'ut-Tabi'in setiap penghujung hadits ditambah Ilmu Ilal Hadits dan Rawi Hadits dari kalam Imam At-Tirmidziy sendiri dan dari kalam Imam Al-Bukhariy dari pertanyaan At-Tirmidziy

    Dalam Bahasa Arab dipelajari Nahwu dan Sharaf dengan Alfiyyah Ibnu Malik dengan syarahnya Imam Ibnu Hisyam Al-Anshariy yang dikatakan lebih paham Nahwu daripada Sibawaih yang menggabungkan faidah mazhab Bashrah dan Kufah dalam syarahnya yang tentu saja Bahasa Arab yg fasih tersebut juga kembali ke warisan Salafusshalih dalam Bahasa Arab, walaupun memang tidak habis dibahas, seingat alfaqir sekitar 700 bait-bait bab penting dengan meninggalkan bait-bait gharaib dalam Ilmu Nahwu, ini belum ditambah ilmu2 Balaghah dll.

   Dalam Tafsir dipelajari Fathul Qadir yang merupakan ringkasan dari Ahkamul Qur'an nya Imam Al-Qurthubiy yang bisa dibilang kitab Tafsir ahkam terbaik, walaupun memang tidak dipelajari seluruh ayat Qur'an melainkan hanya fokus ayat-ayat ahkam saja.

   Dalam Furu' Fiqh dipelajari Matan Abu Syuja' dalam Fiqh Asy-Syafi'iy lalu dilanjutkan Bidayatul Mujtahid yang merupakan kitab Fiqh Muqaranah antara 4 mazhab bahkan tidak jarang sebutkan mazhab di luar yang 4, yang tentu saja silsilah Fiqh ini juga bersambung seluruhnya dengan Salafusshalih pada ujungnya.

(Baca Juga : Semakin Kita Tahu, Semakin Tahu Kita)

   Bukan hanya Furu' Fiqh bahkan di LIPIA juga belajar Ilmu Faraidh/Waris selama dua tahun full yang juga membahagiakan muqarrar yang dipelajari adalah At-Tahqiqaat nya Syaikh Shalih Al-Fawzan yang bukan hanya bahas masalah-masalah Faraidh tapi juga bahas khilaf 4 mazhab jika terdapat khilaf dalam masalah Faraidh tsb, dan tidak jarang lebih dari 1 riwayat dalam 1 mazhab yang tentu saja sumber Ilmu Faraidh dari 4 mazhab tsb berpulang ke Salafusshalih, seperti Sahabat Umar bin Khatthab, Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Ali bin Abi Thalib di antara para Sahabat yang dikenal piawai dalam Ilmu Faraidh. Ilmu Faraidh dari Salafusshalih dengan kitab Alim Kabir Salafiy kaliber Syaikh Al-Fawzan, masih kurang?

   Dan biasanya thullab LIPIA tersebut juga masih nyambi belajar istifadah di majlis-majlis para Masyaikh.

   Lalu sebagian ada yang mengkritisi bahwa LULUSAN LIPIA BELUM PAHAM MANHAJ SALAFUSSHALIH, sungguh ana merasa amat bodoh sekali ternyata 7 tahun itu tanpa arti, kiranya bagian warisan Salafusshalih mana yang belum dipelajari di LIPIA, apakah Aqidah warisan Salafusshalih atau Ushul Fiqh metode istinbath Salaf, atau Fiqh warisan Salafusshalih atau Bahasa Arab yg fasih warisan Salafusshalih atau Hadits yang juga warisan Salafusshalih atau Tafsir ayat ahkam warisan Salafusshalih atau ternyata ada ilmu-ilmu lain yang lebih penting yang merupakan esensi utama warisan Salafusshalih yang ternyata luput sama sekali tidak pernah disentuh di LIPIA? 🤔

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1173710462838807&id=100005995935102


EmoticonEmoticon