4 Dalil Nabi Muhammad Telah Meninggal

4 Dalil Nabi Muhammad Telah Meninggal
4 Dalil Nabi Muhammad Telah Meninggal
AlQuranPedia.Org – Di sebagian kaum muslimin tersebar kepercayaan bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup dan belum meninggal. Jadi ketika ada acara atau ritual tertentu nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hadir dan ikut serta pada acara tersebut. Contohnya adalah perayaan Maulid Nabi. Sebagian orang bahkan sebagian “da’i” mengatakan bahwa nabi hadir pada acara Maulid dan ikut serta merayakannya. Benarkah hal ini?

Kami katakan, hal ini adalah batil dan kedustaan yang nyata. Mereka telah berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini adalah dosa besar, berdusta atas nama Rasulullah.

Dari Al-Mughirah radhiyallahu 'anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4)


Kemudian, maulid nabi adalah perayaan yang tidak pernah dikerjakan Nabi, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, imam madzab yang 4 dan juga ulama-ulama setelahnya. Ini adalah perbuatan yang mengada-ada dalam beragama. Mengadakannya adalah dosa dan diancam Rasulullah dengan neraka.

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)

Kalaupun Rasulullah hidup, mana mungkin Rasulullah menghadiri acara tersebut yang tidak sesuai dengan ajaran dan sunnahnya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kemudian, ada banyak sekali dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah wafat. Tetapi pada tulisan kali ini blog Al-Quran Pedia hanya akan memberikan 4 dalil saja dari ayat Al-Quran. Apa saja dalilnya?

1
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Q.S. Ali ‘Imran : 185)

Ayat di atas menunjukkan bahwa setiap yang bernyawa pasti merasakan mati, termasuklah dia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

2
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 34)

Ayat di atas sangat tegas menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun wafat, karena tidak ada manusia yang abadi. Nabi ‘Isa ‘alaihissalam saja kelak akan mati juga. Yang abadi hanya Allah Jalla Dzikruhu saja.


3
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Q.S. Ali ‘Imran : 144)

Ayat di atas sangat jelas dan gamblang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah wafat. Beliau sama seperti para rasul lainnya, manusia biasa yang akan mengalami yang namanya kematian. Ayat di atas juga dibaca Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu di hadapan para sahabat di hari wafatnya baginda shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar berkhutbah di hadapan para sahabat menjelaskan bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat. Ketika beliau membacakan ayat di atas maka lemaslah para sahabat termasuk ‘Umar bin Khattab yang kala itu tidak mempercayai nabi meninggal. Disebutkan dalam riwayat bahwa para sahabat seakan baru mendengar ayat tersebut.

4
Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Tuhanmu. (Q.S. Az-Zumar : 30-31)

Ayat di atas juga dibaca oleh Abu Bakar saat berkhutbah pada hari meninggalnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para sahabat yang tadinya tidak percaya Rasul telah meninggal akhirnya percaya setelah mendengar khutbah dari Abu Bakar. Di antara isi khutbah Abu Bakar adalah sebagai berikut.

"Ketahuilah! Barangsiapa yang menyembah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sesungguhnya Muhammad telah wafat. Barangsiapa yang menyembah Allah ‘Azza Wa Jalla , maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati." Kemudian beliau membaca surat Az-Zumar ayat 30-31 dan Ali 'Imran ayat 144. Maka setelah itu para sahabat menangis terisak-isak. (HR. Bukhari no. 3667 dan 3668)

Jadi jelaslah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat. Dalil-dalil telah jelas menunjukkannya. Jadi beliau tidak mungkin hidup di dunia ini lagi, terlebih lagi hadir di acara-acara yang tidak pernah dicontohkan beliau dan generasi salaf. Sepanjang sejarah saja Rasulullah tidak pernah menjenguk sahabatnya, padahal beliau mencintai mereka dan mereka pun sangat mencintai Rasul. Anaknya sendiri saja yakni Fathimah tidak dijenguk oleh Rasulullah. Lantas bagaimana dengan kita yang kadar keimanan dan amalnya masih sangat jatuh dari para sahabat?

Demi Allah kita semua mencintai Rasulullah, mengagungkan beliau, menghormati beliau. Tetapi caranya juga harus benar, tidak boleh asal-asalan. Ada tata cara yang benar bagaimana mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan semua cara itu telah dijelaskan Al-Quran dan Hadits-Hadits dengan sangat jelas. Mencintai beliau bukan dengan cara membuat perayaan-perayaan yang tidak pernah dicontohkan oleh para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan ulama-ulama setelahnya. Tetapi mencintai beliau adalah dengan mentaati beliau, mengimani hadits-haditsnya, mengamalkan sunnahnya, melestarikan ajarannya, membaca sirahnya dan bersholawat kepadanya. Itulah cara yang benar. Jasad Rasulullah memang sudah wafat, tetapi beliau akan tetap terkenang di hati kita semua. Dan harapan kita semua adalah dapat berjumpa dengan beliau kelak di surga, sosok yang selama ini kita bersholawat kepadanya dan sosok yang amat teramat kita cintai.


Semoga pembahasan singkat ini bermanfaat.


Diselesaikan pada 19 Muharram 1440 Hijriyah/29 September 2018 Masehi.


EmoticonEmoticon