Sekilas Mengenai Imam Abu Hanifah

Sekilas Mengenai Imam Abu Hanifah
Sekilas Mengenai Imam Abu Hanifah
#ANTARA_IMAM_ABU_HANIFAH
#DAN_SEBAGIAN_ORANG_HARI_INI

Berkata Abdullah bin Al Mubarak rahimahullah :

أَبُو حَنِيفَةَ أَفْقَهُ النَّاسِ

"Abu Hanifah adalah manusia yang paling faqih".

Abu Mu'awiyah Ad Dharir rahimahullah berkata :

حُبُّ أَبِي حَنِيفَةَ مِنَ السُّنَّةِ

"Mencintai Abu Hanifah termasuk dari Sunnah".

(Baca Juga : Bersabar Dalam Dakwah)

Ali bin Ashim rahimahullah berkata :

لَوْ وُزِنَ عِلْمُ الْإِمَامِ أَبِي حَنِيفَةَ بِعِلْمِ أَهْلِ زَمَانِهِ ، لَرَجَحَ عَلَيْهِمْ

"Kalau ilmu Al Imam Abu Hanifah ditimbang dengan ilmu orang orang pada zamannya, niscaya ilmu beliau lebih berat dibanding mereka".

Berkata Ishaq bin Ibrahim Az Zuhri dari Basyir bin Al Walid ia berkata : (Amirul mukminin) Abu Ja'far Al Manshur meminta Abu Hanifah untuk menjabat sebagai Hakim, tetapi Abu Hanifah menolak dan bersumpah : aku tidak akan lakukan itu.

Diceritakan juga bahwa Abu Ja'far Al Manshur menyerahkan Abu Hanifah kepada (komandan) Polisinya Humaid At Thusiy. maka ia berkata : wahai Syaikh (Abu Hanifah), sesungguhnya amirul mukminin menyerahkan kepadaku seseorang seraya berkata "bunuhlah dia, siksalah dia, cambuklah dia" sedangkan aku tidak tau apa sebabnya, maka apa yang harus aku lakukan? beliau bertanya : apakah amirul mukminin perintahkan padamu perkara wajib atau perkara bukan wajib? ia menjawab : tentu perkara wajib, beliau menjawab : maka segera laksanakan perintah (kewajiban) tersebut.

dan dari Mughits bin Budail ia berkata : Abu Ja'far Al Manshur meminta Abu Hanifah untuk menjadi Qadhi/hakim, tetapi beliau menolak. maka ia bertanya : apakah engkau tidak suka dengan apa yang ada pada kami (jabatan dan kekuasaan)? maka Abu Hanifah menjawab : aku tidak mampu. Al Manshur berkata : engkau berdusta. maka ia memenjarakannya.

ada yang mengatakan juga bahwa Abu Hanifah (menerima dengan terpaksa) menjadi hakim, dan beliau (sempat) memutuskan satu permasalahan, dan beliau bertahan dua hari kemudian mengeluh  selama enam hari dan meninggal.

(Baca Juga : Mengikuti Pendapat Selain 4 Imam Madzhab)

Berkata Al Faqih Abu Abdillah As Shaimariy rahimahullah :

لَمْ يَقْبَلِ الْعَهْدَ بِالْقَضَاءِ ، فَضُرِبَ وَحُبِسَ ، وَمَاتَ فِي السِّجْنِ

"(Abu Hanifah) tidak menerima permohonan (Al Manshur) sebagai hakim, maka beliau disiksa dan dipenjara sampai akhirnya meninggal di penjara".

Beliau meninggal pada bulan rajab tahun 150 H, dan pada tahun yang sama lahirlah Al Imam As Syafi'i رحمهما الله رحمة واسعة

📚 -diringkas- dari siyar a'lam nubala' 6/401-403, Al Imam Ad Dzahabi. al bidayah wan nihayah 13/418-419, Al Hafidz Ibnu Katsir.

📝Faedah :
1. Abu Hanifah seorang Imam yang menjadi panutan kaum muslimin setelahnya.
2. Kepakaran beliau dalam fiqih tidak diragukan oleh para ulama di zamannya dan setelahnya.
3. Beliau seorang yang ahli dalam fiqih sampai diminta oleh penguasa pada saat itu untuk menjabat sebagai hakim tapi beliau enggan dan menolak dengan keras.
4. Kedudukan dunia datang mengejar beliau tapi beliau lari dari itu sampai rela disiksa dan dipenjara sampai meninggal.
5. Tidak dikenal (dikalangan awam) beliau diberi gelar sebagai SYAHID padahal beliau meninggal di penjara dan disiksa penguasa.
6. Berbeda dengan sebagian umat hari ini, mereka mengejar kedudukan dunia sampai rela menumpahkan darah, padahal mereka tidak memiliki ilmunya.
7. Berbeda dengan sebagian orang hari ini yang meninggal ketika DEMO digelari sebagai SYAHID.
8. Berbeda dengan sebagian orang hari ini yang membuat onar dan kekacuan di negeri kamum muslimin dengan BOM kemudian meninggal digelari sebagai SYAHID.

#Begitu mudah gelar SYAHID disematkan pada sebagian orang meski meninggal dalam keadaan bermaksiat kepada Allah dan RasulNya.
#Al Imam Al Bukhari menyebutkan dalam kitabnya (Shahih Al Bukhari) :

بَاب لَا يَقُولُ فُلَانٌ شَهِيدٌ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِهِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُكْلَمُ فِي سَبِيلِهِ

Bab. Tidak boleh seseorang mengatakan -Fulan Syahid-.
Berkata Abu Hurairah radiyaAllahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda : "Allah lebih mengetahui siapakah yang (benar benar) berjihad di jalan Allah, dan Allah lebih mengetahui siapakah yang (benar benar) terluka di jalan Allah".

(Baca Juga : Bolehkah Membantu Orang Kafir?)

Menghukumi seseorang dengan syahid adalah perkara ghaib, karena memastikan seseorang pasti masuk surga. dan tidak boleh dipastikan kecuali dengan adanya nash syar'i.
adapun yang dibolehkan dan dianjurkan adalah mengatakan secara umum bahwa yang meninggal di medan jihad adalah syuhada, dan mendoakan yang meninggal semoga Allah menerima mereka sebagai para syuhada.

para ulama ahlis sunnah telah banyak menyebutkan bab ini dalam kitab kitab aqidah mereka.

📌WaAllahu a'lam.
#@/26/06/19
#Semoga Allab menjaga kita semua
#Dan memberikan husnul khatimah

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=462496164320051&id=100016790144202


EmoticonEmoticon