Aqidah dan Manhaj Dalam Takfir

Aqidah dan Manhaj Dalam Takfir
Aqidah dan Manhaj Dalam Takfir

#𝐓𝐀𝐊𝐅𝐈𝐑_𝐍𝐆𝐀𝐖𝐔𝐑
#𝐅𝐀𝐈𝐃𝐀𝐇_𝐔𝐋𝐀𝐌𝐀

Inilah aqidah dan manhaj kita dalam bab takfir, dan ini beberapa nukilan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahumallah.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam :

التَّكْفيرُ حُكْمٌ شِرْعِيٌّ يَرْجِعُ إِلَى إبَاحَةِ الْمَالِ وَسَفْكِ الدِّمَاءِ وَالْحُكْمِ بِالْخُلُودِ فِي النَّارِ

"Vonis takfir adalah hukum syar'i yang akibatnya menjadikan harta dan darah seseorang halal, dan kekal di neraka". (Bugyatul Murtad, hal. 345, cet. Maktabah Ulum wal Hikam, 1408 H)

(Baca Juga : Pembelaan Untuk Syaikhul Islam)

Dalam kesempatan lain Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga menegaskan :

لَيْسَ لِأَحَدِ أَنْ يُكَفِّرَ أَحَدًا مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَإِنْ أَخْطَأَ وَغَلِطَ حَتَّى تُقَامَ عَلَيْهِ الْحُجَّةُ وَ تُبَيَّنَ لَهُ الْمَحَجَّةُ. وَمَنْ ثَبَتَ إيمَانُهُ بِيَقِينِ لَمْ يَزُلْ ذَلِكَ عَنْهُ بِالشَّكِّ، بَلْ لَا يَزُولُ إلَّا بَعْدَ إقَامَةِ الْحُجَّةِ وَإِزَالَةِ الشُّبْهَةِ

"Tidak boleh bagi seseorang mengkafirkan orang lain dari kaum muslimin, meskipun ia melakukan kesalahan dam kekeliruan sampai ditegakkan hujjah kepadanya dan dijelaskan kepadanya bukti. Barangsiapa yang telah tetap keislamannya dengan yakin maka tidak hilang darinya dengan keraguan, bahkan tidak hilang kecuali telah ditegakkan hujjah dan dihilangakan syubhatnya". (Majmu' Fatawa 12/501, cet Mujamma' Malik Fahad, 1425 H)

Beliau juga menyebutkan kaidah yang sangat penting :

فَالتَّكْفِيرُ يَخْتَلِفُ بِحَسَبِ اخْتِلافِ حَالِ الشَّخْصِ، فَلَيْسَ كُلُّ مُخْطِئٍ وَلا مُبْتَدَعٍ وَلا جَاهِلٍ وَلا ضَالٍّ يَكُونُ كَافِرًا؛ بَلْ وَلا فَاسِقًا، بَلْ وَلا عَاصِيًا

"Vonis takfir itu berbeda sesuai dengan keadaan individu, karena tidak semua yang melakukan kesalahan, mubtadi', jahil, orang sesat otomatis pasti menjadi kafir. bahkan tidak pula orang fasik dan ahli maksiat". (Majmu' Fatawa 12/180, cet. Mujamma' Malik Fahad, 1425 H)

Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah juga membawakan kaidah yang sama :

 مَنْ ثَبَتَ لَهُ عَقْد الْإِسْلَام بِيَقِينٍ لَمْ يَخْرُج مِنْهُ إِلَّا بِيَقِينٍ

"Barangsiapa yang telah tetap ikatan islamnya dengan yakin, maka tidak keluar dari islam kecuali dengan yakin". (Fathul Baari 16/192, cet. Dar Thibah, 1426 H).

(Baca Juga : Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna)

Ingatlah bahwa Ahlus Sunnah Salafiyyun bukan pertama kali divonis kafir oleh ahlul ahwa', bahkan para shahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam dan yang paling terdepan adalah -Khalifah Utsman bin Affan, Khalifah Ali bin Abi Thalib, Aisyah, Abu Musa, Muawiyah dll-,.

Kita jangan lupakan sejarah bahwa virus takfir ini sudah muncul dimasa para shahabat, ketika kaum Khawarij mengkafirkan sebagian shahabat, kaum Syiah Rafidhah mengkafirkan mayoritas shahabat, kemudian berlanjut kaum gulatu Sufiyah mengkafirkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Ad Dzahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab. bahkan munculnya gerakan Ikhwanul  Muslimin (IM) adalah membawa bendera TAKFIR -baik lewat pendirinya atau Sayyid Qutub-, yang akhirnya diwarisi kelompok-kelompok sempalan IM spt. Jamaah Islamiyah (JI), Quthbiyah, Al Qaidah, Anshar Daulah, ISIS. selain daripada itu hari ini banyak juga yang membawa bendera takfir ini, tapi kadang masih "abu-abu, malu-malu" tapi pada akhirnya akan memuntahkan isi perutnya yang terpendam kebenciannya kepada Ahlis Sunnah Salafiyyin.

📎Faidah dari para masyayikh :
1. Takfir itu hukum Syar'i.
2. Memvonis kafir itu berat maka butuh pada hujjah dan terpenuhi syarat-syaratnya.
3. Belajarlah pada Ahlul ilmi yang jelas aqidah dan manhajnya, bukan sekedar popularitas atau bagus retorikanya.
4. Tidak ada jaminan pasti selamat aqidah dan manhaj, maka pentingnya menjaga diri.
5. Ghuluw dalam Tahdzir dan Tabdi' dapat menjerumuskan seseorang dalam Takfir serampangan.
6. Pergaulan dan persahabatan yang salah sangat berperan besar dalam mengelincirkan ke dalam bid'ah.
7. Harokiyyun Hizbiyyun pengaruh dan bahayanya sangat besar.
8. Vonis takfir dari orang jahil atau ahlil ahwa' maka jangan dibalas dengan takfir yang sama, kalo tidak maka akan sama-sama menjadi takfiriyyun.
9. Sekali lagi pentingnya selektif dalam mencari guru, terlebih dalam bab aqidah dan manhaj.

وفقني الله وإياكم في طلب العلم الشرعي والعمل به والاستقامة عليه.

(Baca Juga : Demonstrasi dan Darah Kaum Muslimin)

🍀🌱_________
📚Kitab "Fitnatu At Takfir" ini 👇Kenangan dan Faidah waktu belajar kepada Syaikhuna Al Waalid Abu Abdillah Adil As Surbajiy حفظه الله pada tahun 2004, semoga Allah menjaga Beliau dan memberkahi dakwahnya,.

💻Web Syaikhuna hafidzahullah :
http://alshorbagy.net/%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%84%D8%A7%D8%B3%D9%84-%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%AF%D8%B1%D9%88%D8%B3

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=664149034154762&id=100016790144202


EmoticonEmoticon