Adab Penuntut Ilmu Terhadap Dirinya




Adab penuntut ilmu terhadap dirinya terbagi menjadi 10 Bagian :

1. Hendaknya penuntut ilmu mensucikan hatinya dari setiap sesuatu yang memiliki unsur menipu, kotor, penuh rasa dendam, aqidah yang buruk dan akhlak yang buruk.

   Hal itu dilakukan supaya ia pantas untuk menerima ilmu, menghafalkannya, meninjau kedalaman maknanya, dan memahami makna yang tersirat.

Karna sesungguhnya ilmu sebagaimana yang dikatakan sebagian ulama adalah : {Sholat tersembunyi, ibadah hati, kedekatan batin (kepada Allah)} 

Sebagaimana sholat yang merupakan ibadah anggota badan tidak akan sah kecuali dengan bersuci dari hadats, begitu juga  dengan ilmu yang merupakan ibadah hati tidak akan sah kecuali dengan bersuci dari keburukan sifat, dan kejelekan akhlak. 

2. Niat yang baik dalam menuntut ilmu. 

   Termasuk niat yang baik dalam menuntut ilmu adalah bertujuan dengan ilmu tersebut agar dapat melihat wajah Allah ﷻ, mengamalkannya, menghidupkan syariat, menerangi hatinya, melembutkan batin nya, dekat dengan Allah ﷻ pada hari pertemuan dengan-Nya, dan berlapang dada atas apa yang telah dijanjikan berupa keridhoan Allah ﷻ dan keutamaan yang besar kepada ahli ilmu. 

3. Bergegas untuk mencapai ilmu di Masa muda dan di sisa-sisa umurnya. 

   Para Salaf mengatakan : 
العلم لا يعطيك بعضه حتىٰ تعطيه كلك

"Ilmu tidak akan memberikan kepadamu sebagiannya sebelum engkau menyerahkan kepadanya seluruh jiwamu. 

4. Hendaknya merasa qonaah dengan makanan seadanya. 

   Karena dengan bersabar atas sempitnya hidup engkau akan mendapatkan luasnya ilmu. 

Imam Syafi'i رحمه الله mengatakan :
لا يطلب احد هذا العلم بالملك وعز النفس فيفلح، ولكن من طلبه بذل النفس وضيق العيش وخدمة العلماء أفلح. 

"Bukanlah seseorang yang menuntut ilmu ini dengan kekayaan dan kemuliaan diri kemudian dia berhasil, akan tetapi seseorang yang menuntut ilmu dengan kesempitan hidup dan kehinaan diri lah yang kemudian akan berhasil."

5. Membagi waktu siang dan malam nya. 

   Waktu yang paling Bagus untuk menghafal adalah waktu sahur, membahas kitab di waktu pagi, menulis di tengah hari, mutholaah dan murojaah di malam hari. 

6. Sebab pertolongan terbesar dalam memahami ilmu dan tidak bosan dalam menuntut ilmu adalah dengan memakan makanan yang halal secukupnya saja. 

   Tidak pernah terlihat sosok para penguasa dan para ulama' di puji dikarenakan banyak makan, akan tetapi banyaknya makan hanya akan di puji untuk binatang yang tidak berakal bahkan yang pekerjaannya selalu dipantau. 

Rasulullah ﷺ bersabda : 
ما ملأ ابن آدم وعاء شرا من بطن،  بحسب ابن آدم لقيمات يقمن صلبه، فإن كان لا محالة فثلث لطعامه، وثلث لشرابه، وثلث لنفسه. رواه الترمذي

“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya.”

7. Mengambil sifat wara' dalam setiap urusannya. 

   Memastikan kehalalan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan seluruh apa yang dibutuhkan dirinya maupun keluarga yang dinafkahi nya ; agar dapat menyinari hatinya, diterima ilmu nya disisi Allah, mendapatkan cahaya ilmu, dan ilmu yang bermanfaat. 

8. Jangan memakan makanan yang menyebabkan kebodohan

   Seyogyanya penuntut ilmu memakan makanan yang dijadikan Allah sebagai sebab berkualitas nya fikiran. Seperti susu, kismis, minuman manis, dll. 

Dan jauhilah hal-hal yang membuat lupa, seperti memakan makanan sisa tikus, berkutu, dan sebagainya dari apa yang telah di teliti oleh ahli kesehatan. 

9. Menyedikitkan tidur selama tidak berbahaya bagi badan dan fikirannya. 

   Jangan menambah waktu tidur siang dan malam nya melebihi 8 jam, yang mana ini sepertiga waktu, dan jika memungkinkan untuk sedikit tidur maka lakukanlah. 

Tidak mengapa seorang penuntut ilmu mengistirahatkan badannya jika takut bosan dalam menuntut ilmu. 

10. Hendaknya tinggalkanlah pergaulan, khususnya bagi yang banyak main nya dan sedikit berfikirnya. 

   Pergaulan yang buruk dapat menghabiskan umurnya dengan hal-hal yang unfaedah, menghabiskan harta, bahkan bisa memalingkannya dari agama. 

Seyogyanya seorang penuntut ilmu tidak bergaul kecuali bersama orang yang kita bisa memberi manfaat kepada nya, dan orang yang bisa kita ambil manfaat darinya.

Demikianlah sedikit penjelasan 10 ADAB PENUNTUT ILMU TERHADAP DIRINYA  yang Semoga bermanfaat dan dapat memahami serta mengamalkan point-point adab di atas, Allahumma aamiin. 

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya lah sempurna segala kebaikan, serta shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad ﷺ

📚Dinukil dari kitab Tadzkirotussaami' wal Mutakallim, Bab Adab Penuntut Ilmu. 

✒️Al Quran Pedia

Kota Binjai,  24 Sofar 1442 H


EmoticonEmoticon