Harusnya Kita Lebih Takut Kesyirikan dari Nabi Ibrahim

Harusnya Kita Lebih Takut Kesyirikan dari Nabi Ibrahim

Harusnya Kita Lebih Takut Kesyirikan


AlQuranPedia.Org – Termasuk bukti keimanan seseorang adalah takut terjatuh ke dalam lembah dosa dan maksiat. Dan kesyirikan adalah dosa dan maksiat yang paling besar. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada dosa kesyirikan. Dalam sebuah hadits:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْف، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “
Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan.” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan tersebut?” Beliau bersabda, “(1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang benar, (4) makan riba, (5) makan harta anak yatim, (6) lari dari medan perang, (7) qadzaf (menuduh wanita mukminah yang baik-baik dengan tuduhan zina).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah ﷺ menyebutkan “syirik kepada Allah” sebagai dosa besar yang membinasakan pada urutan pertama. Menunjukkan bahwa memang syirik itu lebih dahsyat daripada sihir, membunuh, memakan riba, dan dosa lainnya.

(Baca Juga : 
Wajibnya Mengenal Aqidah Islam)


Banyak dalil lain yang menunjukkan bahwa syirik adalah dosa yang paling berbahaya. Di antaranya adalah firman Allah Jalla Jalaluh
 

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
 

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa di bawah syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (Q.S. An-Nisaa’: 48)

Ayat di atas jelas menyebutkan bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Allah kehendaki. Maksud ayat adalah bagi siapa saja yang wafat membawa dosa syirik dan belum bertaubat maka Allah tidak akan mengampuninya. Berbeda dengan dosa yang lainnya, bila seseorang wafat dengan membawa dosa selain syirik, sekalipun itu dosa besar, bisa saja dengan karunia dan rahmat Allah yang luas maka Allah bisa mengampuninya.

Ancaman bagi mereka pelaku syirik adalah haramnya mereka masuk ke dalam surga dan akan masuk ke dalam neraka. Mereka akan kekal di dalamnya selama-lamanya.
 

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖوَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ


Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
 (Q.S. Al-Maaidah: 72)
 

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

 
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Q.S. Al-Bayyinah: 6)

Setelah kita mengetahui bahayanya dosa kesyirikan maka sudah sepantasnyalah kita takut terhadapnya, menjauhinya dan merasa jijik dengannya. Sebagaimana kita membenci bila masuk ke neraka maka kita pun membenci perbuatan syirik yang dapat menghantarkan pelakunya kekal di neraka.

(Baca Juga : 
Bahaya Syirik dan Keutamaan Tauhid)

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pernah berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang diabadikan di dalam Al-Quran.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آَمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ


Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala
.” (Q.S. Ibrahim: 35)

Kita melihat pada ayat di atas bahwa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam begitu takut dan khawatir akan terjatuh ke dalam kesyirikan. Beliau berdoa kepada Allah agar dirinya dan keturunannya dijauhkan dari kesyirikan. Padahal beliau adalah seorang Nabi, Rasul, digelari Al-Kholil (kekasih Allah), seorang yang dijamin surga, seorang yang ibadahnya luar biasa, seorang yang begitu taat dan patuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Lantas bagaimana dengan kita? Kita nabi bukan, rasul bukan, dijamin surga tidak ada, ibadah kita tidak seberapa dan dosa kita begitu banyak. Tidak ada jaminan ibadah kita yang sedikit itu diterima dan tidak ada jaminan dosa kita yang begitu banyak itu diampuni oleh Allah. Tetapi apakah kita pernah berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari kesyirikan? Pernah kah kita khawatir dan takut terjauh ke dalam kesyirikan? Apakah kita merasa aman selamat dari kesyirikan? Allaahul musta’an.

Kita yang bukan siapa-siapa harusnya lebih pantas dan lebih berhak untuk takut terhadap kesyirikan dibandingkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Semakin kita takut terjatuh kepada kesyirikan maka dengan izin Allah kita akan semakin jauh dari kesyirikan itu. Al-Imam Al-Mujaddid Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi rahimahullah membuat Bab “باب الخوف من الشرك” yaitu “Bab Takut dari Kesyirikan” pada Kitab Tauhid beliau. Beliau rahimahullah juga memasukkan doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di atas sebagai salah satu dalilnya.

Begitu pula ada doa yang diajarkan oleh Nabi kita yang mulai ﷺ agar kita dijauhi dari kesyirikan.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ نَعْلَمُهُ


Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak kami ketahui.
 (HR. Ahmad dan yang lainnya dari sahabat Abu Musa Al-‘Asy’ari radhiyallahu ‘anhu)

(Baca Juga : 
21 Ayat Al-Quran Tentang Sihir)

Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada Selasa Pagi, 9 Sya’ban 1441 Hijriyah, bertepatan dengan 23 Maret 2021 Masehi.

Penulis : Al-Faqir Abu Salma Yusri Triadi وَفَّقَهُ الله

Muroja'ah : Al-Ustadz Asmon Nurijal حَفِظَهُ اللهُ


EmoticonEmoticon