Urgensi Kajian Sanad Hadits

Urgensi Kajian Sanad Hadits
Urgensi Kajian Sanad Hadits


Urgensi kajian isnad adalah untuk mengetahui secara pasti terhadap hadits-hadits yang diterima dan ditolak. Kajian sanad adalah untuk membuktikan persyaratan hadits shahih sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu mustholah hadits. Ada tiga point terkait pembahasan sanad yaitu :

1. Ketersambungan sanad;

2. Keadilan perowinya;

3. Kezhabitan perowinya.


Asy-Syaikh Amr bin Abdil Mun'im Hafizhahullah menyebutkan 5 tahapan kajian sanad dalam kitabnya "Taisiir Diraasat al-Asaaniid lil Mubtadi'iin", kami ringkaskan sebagai berikut :

A. Tahapan pertama adalah melihat kepada tulisan-tulisan yang berisi biografi perowi sesuai dengan kitab hadits yang akan ditakhrij. 

✓ ketika tema penelitian sanadnya adalah kutubus sittah, maka bisa merujuk kepada kitab "Tahdziib al-Kamaal", karya Imam al-Mizzi dan "Tahdziib at-Tahdziib", karya Al Hafidz Ibnu Hajar. Dalam kitab-kitab tersebut kita bisa mengetahui apakah si perowi memang memiliki guru yang bernama fulan dalam kajian sanad hadits yang kita teliti, begitu juga ketersambungannya dengan muridnya. Kemudian kita bisa mendapatkan juga penilaian para ulama terhadap keadilan dan kedhobitan perowi dalam sanad yang sedang kita bahas. Apabila terjadi perbedaan penilaian terhadap perowi tersebut, maka insya Allah akan kita bahas terkait qowaid dan dhowabith jarh wa ta'dil pada pembahasan selanjutnya;


(Baca Juga : Ilmu Itu Rasa Takut)


✓ ketika biografi perowinya tidak terdapat dalam kitab diatas, maka kita bisa merujuk kepada kitab-kitab lainnya. Misal :

¶ al-Jarh wa Ta'dil, karya Imam Ibnu Abi Hatim;

¶ Miizaan al-I'tidal, karya Imam adz-Dzahabi;

¶ Lisaan al-Miizan, karya Al Hafidz Ibnu Hajar;

Dll.


B. Tahapan kedua adalah merujuk kepada kitab-kitab al-Maraasiil.

Yakni kitab-kitab yang berisi hadits-hadits mursal atau munqathi' (terputus sanadnya). Diantara kitab yang dapat dijadikan rujukan adalah :

¶ al-Maraasiil karya Imam Abu Dawud

¶ al-Maraasiil karya Imam Ibnu Abi Hatim


Tujuan merujuk kepadanya adalah untuk mengetahui bahwa hadits yang kita bahas atau perowinya dalam meriwayatkan dari fulan tertentu termasuk kedalam hadits mursal yang artinya terjadi keterputusan sanad.


C. Tahapan ketiga adalah melihat kepada kitab-kitab thabaqat.

Seperti kitab Siyar A'laam an-Nubalaa', karya Imam adz-Dzahabi dan beberapa kitab tarikh.


D. Tahapan keempat adalah merujuk kepada kitab-kitab al-Wafiyaat dan al-Mawaaliid.

Yakni untuk mengetahui tahun kelahiran dan kematian perowi, sehingga apakah memungkinkan si perowi mendengar dari gurunya atau tidak berdasarkan masa hidup yang mereka tempuh.


E. Tahapan kelima adalah mengacu kepada kitab-kitab yang berisi daftar-daftar perowi mudalisiin.

Seperti kitabnya Al Hafidz Ibnu Hajar yang berjudul "Thabaqaat al-Mudalisiin".


Dari kelima tahapan tersebut kita baru mengkonfirmasi tiga persyaratan hadits shahih terkait sanadnya sebagaimana dijelaskan diatas adapun dua syarat berikutnya yaitu terbebas dari cacat dan syadz, maka ini berkaitan juga dengan matan (isi) hadits yang Insya Allah akan datang penjelasannya.


(Baca Juga : Bersabar Dalam Dakwah)


Tulisan Al-Ustadz Abu Sa'id Neno Triyono hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/abu.s.triyono.5/posts/546516356515321


EmoticonEmoticon