Raja-Raja Dua Tanah Suci

Raja-Raja Dua Tanah Suci
Raja-Raja Dua Tanah Suci

Kerajaan Saudi Arabia secara resmi berdiri tanggal 23 September 1932. Berdirinya kerajaan ini ditandai dengan penyatuan dua wilayah besar Jazirah Arab, Nejed dan Hijaz di bawah kekuasaan Raja Abdul Aziz Alu Saud.


Kerajaan Saudi Arabia adalah kerajaan sunni yang bermadzhab Hambali. Raja-raja Saudi juga dikenal sebagai pendukung dakwah salafiyah yang sering digelari dengan dakwah Wahabiyyah. Dakwah ini berfokus pada ajakan untuk mengesakan Allah dalam beribadah dan menjauhi segala macam kesyirikan.


Walaupun tuduhan demi tuduhan dilancarkan kepada Kerajaan, para raja ini tetap konsisten memberi dukungan kepada dakwah. 


(Baca Juga : Pelajaran Yang Berkesan)


Berikut nama dan waktu berkuasanya raja-raja Saudi Arabia:


1. Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Saud (1932 - 1953)

Beliau raja pertama dan menjabat sampai wafat. Abdul Aziz sebenarnya berkuasa di daerah Nejed (Riyadh dan sekitarnya). Konfliknya dengan Raja Husein penguasa Hijaz malah membuat Abdul Aziz berhasil memperluas kekuasaannya hingga berdirinya Kerajaan Saudi modern. Abdul Aziz adalah keturunan ke-4 dari Amir Muhammad bin Saud yang semasa dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.


2. Saud bin Abdul Aziz Al Saud (1953 - 1964)

Saud berkuasa paska ayahnya wafat. Di masa kepemimpinan Saud, berdirilah universitas non agama pertama di Saudi yang diberi nama King Saud University (KSU). Di masa kepemimpinan Raja Saud pulalah berdiri Rabithah Alam al Islamy (Liga Muslim Dunia). Raja Saud digantikan oleh adiknya, Faisal di tahun 1964.


3. Faisal bin Abdul Aziz Al Saud (1964 - 1975)

Ketika menggantikan kakaknya, Faisal mendapat dukungan dari banyak anggota kerajaan dan juga para ulama. Faisal dikenal sebagai pendukung kemerdekaan Palestina. Tahun 1973 dengan berani Faisal memblokade pasokan minyak ke Amerika yang membuat terjadinya krisis minyak. Tahun 1975 Faisal terbunuh dan meninggalkan berbagai teori konspirasi di belakangnya.


4. Khalid bin Abdul Aziz Al Saud (1975 - 1982)

Sejak Faisal terbunuh, Khalid naik tahta. Raja Khalid dikenal dengan sosok yang mempersatukan. Kebijakan-kebijakannya yang populis berhasil membuat KSA menjadi kerajaan yang makmur. Banyak proyek infrastruktur dan juga pembangunan sekolah serta fasilitas kesehatan yang dibangun di masa beliau. Di masa beliau juga terjadi peristiwa penyerangan Masjidil Haram oleh gerombolan Juhaiman. Di masa beliau juga perusahaan minyak Aramco sepenuhnya menjadi milik kerajaan. Beliau meninggal karena sakit di tahun 1982.


(Baca Juga : Tantangan Dalam Berdakwah)


5. Fahd bin Abdul Aziz Alu Saud (1982 - 2005)

Fahd menjadi raja yang paling lama berkuasa. Bahkan sejak abangnya Khalid sakit-sakitan, banyak urusan kerajaan yang diserahkan kepada Fahd. Di masa Fahd banyak terjadi peristiwa penting, di antaranya aneksasi Saddam Husein terhadap Kuwait yang berlanjut dengan serangan ke Saudi Arabia sehingga memicu Perang Teluk tahun 1990. Fahd juga mengambil kebijakan untuk meminta bantuan Amerika dan membentuk pasukan koalisi untuk memukul Irak. Fahd juga raja pertama yang menggunakan gelar Pelayan Dua Tanah Suci. 


6. Abdullah bin Abdul Aziz Alu Saud (2005-2015)

Raja Abdullah menggantikan kakaknya yang wafat di tahun 2005. Namun secara defacto, Raja Abdullah memegang kekuasaan eksekutif sejak tahun 1995 karena kondisi kesehatan Raja Fahd yang menurun akibat stroke. Raja Abdullah memiliki perhatian yang sangat besar terhadap pendidikan. Beliau mendirikan KAUST (King Abdullah University of Science and Technology). Puluhan ribu pemuda Saudi disekolahkan oleh beliau ke kampus kampus bergengsi di luar negeri. Di masa beliau, tercatat 25% anggaran kerajaan diperuntukkan untuk pendidikan. Raja Abdullah juga dikenal sebagai pendukung diadakannya dialog antar agama. Beliau menginisiasi berdirinya King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue di Wina, Austria.


7. Salman bin Abdul Aziz Alu Saud (2015 - sekarang)

Salman dikenal sebagai Gubernur Ibukota Riyadh selama hampir setengah abad. Setelah pangeran Nayef yang diangkat menjadi putra mahkota calon pengganti Abdullah wafat, Salman pun naik menjadi putra mahkota. Di tahun 2015, Salman naik tahta sepeninggal Abdullah. Di antara kebijakan Salman adalah mengangkat putranya Muhammad (MBS) menjadi putra mahkota, dalam keadaan generasi pertama dari anak Abdul Aziz masih ada. Raja Salman juga menginisiasi Saudi Vision 2030 sebagai usaha KSA untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada minyak. Raja Salman dikenal sebagai raja yang dermawan. Melalui King Salman Humanitarian Aid and Relief Center, beliau telah menyumbangkan lebih dari 3 milyar US dollar untuk lebih dari 1000 proyek kemanusiaan.


Semoga Allah merahmati mereka dan juga menjaga raja yang kini menjabat.


Jogja, 7/7/2020


(Baca Juga : Sekilas Mengenai Imam Abu Hanifah)


Tulisan Al-Ustadz Wira Mandiri Bachrun, S.Kom hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/wira.bachrun/posts/1437479143119053


EmoticonEmoticon