Adab-Adab Berdoa

Adab-Adab Berdoa
Adab-Adab Berdoa
Bulan ramadhan adalah bulan untuk memperbanyak doa kepada Allah.  Manfaatkanlah kesempatan ini dg sebaik2 nya dan jangan waktu anda terbuang sia2.

Berikut ini beberapa adab penting dalam doa,  agar doa kita dikabulkan oleh Allah:

1. Mencari momen & waktu terkabulnya doa

Sebagaimana Rosululloh bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ : دَعْوَةُ الوَالِدِ وَ دَعْوَةُ الصَّائِمِ وَ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

"Tiga do’a yang tidak tertolak; do’a orang tua, do’a orang yang puasa dan do’a orang musafir (bepergian)". (HR. Al-Baihaqi 3/345 dll,  dishahihkan oleh al-Albani dalam Ash-Shohihah no.1797)

Ini menunjukkan bahwa diantara sebab terkabulnya doa adalah mencari waktu dan momen yang tepat untuk terkabulnya doa seperti pertengahan akhir malam, antara adzan dan iqomat, saat sujud, ketika minum air zamzam, hari arafah dan sebagainya.

(Baca Juga : Inilah Lokasi Wafatnya Nabi Musa)

Adapun keadaan seperti doa orang tua kepada anaknya, doa orang puasa, doa musafir, doa orang yang terdzalimi, doa anak untuk orang tuanya dan lain sebagainya.

Maka pergunakanlah kesempatan berharga ini dengan banyak doa dengan penuh menghadirkan hati dan kemantapan. Janganlah sia-siakan waktu istimewa ini dengan hal-hal yang tiada guna.

2. Merendah baik pakaiannya atau badannya
Karena hal itu akan lebih menunjukkan ke-khusyu-an dan menghadirkan hati ketika do’a. Seringnya, Hati kita lalai dan pikiran menerawang ke sana ke mari tatkala berdo’a, inilah sebab terbesar do’a tidak dikabulkan. Rasulullah bersabda:

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

"Ketahuilah, sesungguhnya Alloh tidak akan mengabulkan do’a dari hati orang yang lalai". (HR.Tirmidzi 3479, Al-Hakim 1/494, Thobaroni dalam ad-Du’a no.62, Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohih al-Jami’no. 245 &as-Shahihah no.594).

Al-Hafizh Ibnu Rojab berkata: “Termasuk syarat do’a yang paling agung adalah menghadirkan hati, dan berharap terkabulnya do’a tidak putus asa”. (Jamiul Ulum wal Hikam 2/504)

Imam Nawawi berkata: “Ketahuilah, bahwa maksud do’a adalah menghadirkan hati sebagaimna telah kami jelaskan”. (al-Adzkar hal.693).

3. Mengangkat tangan ke arah langit
Mengangkat tangan ketika berdo’a merupakan etika yang paling agung dan memiliki keutamaan mulia serta penyebab terkabulnya doa. Hal ini telah tetap dalam hadits-hadits Rasulullah yang sangat banyak. Bahkan sebagian ahli ilmu sampai menilainya termasuk hadits yang mutawatir secara makna.
Diantara hadits yang menujukkan bahwa mengangkat tangan termasuk adab ketika berdo’a adalah:

إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ, يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا

"Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup dan Maha Mulia. Dia malu dari hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta-Nya) dikembalikan dalam keadaan kosong tidak mendapat apa-apa".  (HR.Abu Dawud: 1488, Tirmidzi: 3556, Ibnu Majah: 3865. Dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Misykah: 2244).

(Baca Juga : Ternyata Pulsa Siaga Itu Riba)

Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid berkata: “Mengangkat kedua tangan termasuk adab dalam berdo’a, dianjurkan dengan kesepakatan para ulama. Kecuali dalam satu keadaan, yaitu ketika khutbah jum’at”. (Tashihu Dua hlm. 115 )

4. Mengulang-ngulang doanya
Hal ini sebagai tanda akan kebutuhan seseorang. Semakin sering seorang hamba bermunajat dan meminta kepada Alloh, maka semakin besar pula harapan dan kebutuhannya kepada Alloh. Rasulullah pernah bersabda:

إِذَا سَأَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيُكْثِرْ, فَإِنَّهُ يَسْأَلُ رَبَّهُ

"Apabila salah seorang diantara kalian berdo’a, maka perbanyaklah. Karena dia sedang meminta Rabbnya".  (HR.Ibnu Hibban: 2403. Dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Shahihah: 1325, Shahih al-Jami’: 591).

Imam al-Auza’I mengatakan: “Dahulu dikatakan; Do’a yang paling afdhol adalah do’a yang terus diulang-ulang permintaannya kepada Alloh, dan dengan merendahkan diri”. (Syu’abul Iman 2/38 oleh al-Baihaqi).

5. Yakin Terkabulnya Doa
Berdasarkan haditsnya Abu Hurairoh bahwasanya Rasulullah bersabda:

لاَ يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ, اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ,لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ فَإِنَّهُ لاَ مُكْرِهَ لَهُ

Janganlah salah seorang diantara kalian mengatakan Allohummaghfirli In Syi’ta, Allohummarhamni In Syi’ta (Ya Alloh ampunilah aku jika Engkau menghendaki, kasihanilah aku jika Engkau menghendaki). Hendaklah bersungguh-sungguh dalam permintaan-nya. Karena Alloh tidak akan membencinya. (HR. Bukhari 6339, Muslim 2678).

Maka yang wajib bagi orang yang berdo’a untuk bersungguh-sungguh dalam do’anya dan terus mengulang-ulang permintaannya. Berharap agar do’anya dikabulkan, tidak putus asa.
Jangan beranggapan bahwa itu termasuk adab jelek kepada Alloh.
Jangan pula beranggapan bahwa dirinya tidak pantas untuk dikabulkan do’a, karena Alloh telah mengabulkan do’a makhluk yang paling jelek (Iblis).

(Baca Juga : 7 Ayat Al-Quran Tentang Madinah)

Lentera Da'wah:
📚 CHANNEL LENTERA DAKWAH
Channel Telegram  @yusufassidawi

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=583989048671413&id=100011809698436


EmoticonEmoticon