Benarkah Setiap Pendapat Ulama Dibangun Atas Dalil?

Benarkah Setiap Pendapat Ulama Dibangun Atas Dalil?
Benarkah Setiap Pendapat Ulama Dibangun Atas Dalil?
TANGGAPAN ATAS UCAPAN: "SETIAP PENDAPAT ULAMA ITU DI BANGUN DI ATAS DALIL"

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebagian orang ketika kita menyampaikan suatu pendapat dengan dalilnya beserta penjelasan yang menyelisihi pendapat mereka, dan pendapat tersebut telah dipegang oleh sebagian ulama, maka mereka akan menjawab:
"setiap pendapat ulama itu dibangun di atas dalil, atau: perkataan ulama itu bukan dalil tapi dibangun di atas dalil"

Maksud dari ucapan tersebut adalah untuk membenarkan amaliyah yang mereka yakini benar dan kuat sekalipun dalil-dalil yang shahih dan kuat jelas menyelisihinya. Mereka akan berkata: Maulid kan ada Imam fulan yang membolehkan, ini dan itu ada Alim fulan yang membolehkan. Pasti pendapat mereka berdasarkan dalil, mereka itu lebih berilmu dari ulama sekarang apalagi hanya ustadz fulan dan allan. Kita ini bukan mujtahid, melainkan hanya muqollid, taqlid kepada para imam seperti An-Nawawi adalah lebih baik dari pada ulama zaman sekarang apalagi hanya ustadz.

(Baca Juga: Tanda Kuatnya Tauhid Seseorang)

Saya (Abu Muhammad) rahimahullah katakan:
Alhamdulillah, bagi seorang muslim yang baik tentunya yang dikedepankan adalah cara berfikir yang baik dan sehat bukan hawa nafsu yang dia ikuti. Sungguh pernyataan di atas adalah ucapan yang batil yang tidak pantas keluar dari seorang da'i apalagi katanya alumni Dammaj, lalu diikuti oleh sebagian "pendekar FaceBook" yang tidak jelas belajarnya.!

Ketahuilah wahai saudaraku, sungguh pernyataan di atas adalah pernyataan yang BATIL, karena melazimkan beberapa kelaziman batil, diantaranya:

Pertama:
Bahwa semua perselisihan pendapat di kalangan ulama adalah perselisihan yang mu'tabar (teranggap) dan semua adalah benar, karena tidaklah seorang Alim itu berpendapat melainkan berlandaskan dalil.

Hal ini jelas menyelisihi firman Allah:

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS.An-Nisa:59)

Kalau sekiranya setiap pendapat itu berlandaskan dalil yang benar maka Allah tidak akan memerintahkan kaum mu'minin agar perkara yang mereka perselisihkan dikembalikan dan ditimbang menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Kedua:
Bahwa seorang alim adalah ma'shum (terjaga dari kesalahan) karena tidaklah pendapat mereka kecuali ada dalilnya. Ini adalah BATIL berdasarkan kesepakatan kaum muslimin. Karena yang ma'shum hanyalah para Nabi dam Rasul.

Berkata Ibnul-Qayyim rahimahullah:

 ( العالِم يزل ولا بُدَّ  إذ لَيسَ بمعصومٍ ، فلا يجوز قبول كلِّ ما يقوله ، و يُنزَّل قوله منزلة قول المعصوم ، فهذا الذي ذمَّه كلّ عالِم على وجه الأرض ، وحرَّموه ، وذمُّوا أهلَه )

Seorang Alim pasti keliru karena dia bukanlah seorang yang ma'shum. TIDAK BOLEH MENERIMA SEMUA APA YANG DIA KATAKAN, DAN MEMPERLAKUKAN UCAPANNYA SEPERTI UCAPAN ORANG YANG MA'SHUM. INI ADALAH HAL YANG DICELA OLEH SEMUA ULAMA DI ATAS MUKA BUMI INI, MEREKA MENGHARAMKANNYA DAN MENCELA ORANGNYA.
📚(I'lãmul-Muwaqqi'in:2/173)

(Baca Juga : 16 Ayat Al-Quran Tentang Jahannam)

Ketiga:
Bolehnya mengikuti semua pendapat seorang Alim secara mutlak karena pendapatnya pasti ada dalilnya. Ini adalah batil. Karena manusia yang boleh diikuti semua pendapatnya hanyalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Berkata Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:

ﻭﻓﻲ اﻟﻘﻮﻝ ﺑﻠﺰﻭﻡ ﻃﺎﻋﺔ ﻏﻴﺮ اﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓﻲ ﻛﻞ ﺃﻣﺮﻩ ﻭﻧﻬﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﺧﻼﻑ اﻹﺟﻤﺎﻉ

Pada pendapat yang mengharuskan taat kepada selain Nabi shallallahu alaihi wasallam PADA SEMUA PERINTAH DAN LARANGANNYA ADALAH MENYELISIHI IJMA (kesepakatan Ulama).

Beliau juga berkata:

ﻭﻣﻦ ﺃﻭﺟﺐ ﺗﻘﻠﻴﺪ ﺇﻣﺎﻡ ﺑﻌﻴﻨﻪ اﺳﺘﺘﻴﺐ ﻓﺈﻥ ﺗﺎﺏ ﻭﺇﻻ ﻗﺘﻞ

BARANGSIAPA YANG MEWAJIBKAN TAQLID KEPADA SEORANG IMAM SECARA PERSON MAKA DIMINTA UNTUK BERTAUBAT. JIKA DIA BERTAUBAT (MAKA DITERIMA) DAN JIKA TIDAK MAKA DIBUNUH.
📚(Lihat Al-Fatawa Al-Kubra:5/556)

Dan telah masyhur dari ucapan Imam Malik rahimahullah:

كل قول يؤخذ ويرد إلا قول رسول الله

"Semua ucapan bisa diterima dan ditolak kecuali ucapan Rasululllah shallalalhu alaihi wasallam."

Dan berkata Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah:

ﻭﺟﺐ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﻗﻮﻝ ﺃﺣﺪ ﺑﻌﺪ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺇﻻ ﺑﺄﻥ ﻳﺴﻨﺪﻩ ﺇﻟﻴﻪ - ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ -

Wajib agar tidak menerima pendapat seorang pun setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kecuali jika dia sandarkan pendapatnya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
📚(Al-Muhalla:2/249)

Keempat:
Membuka pintu bagi ahli bid'ah dan ahwa untuk terus menerus dalam kesalahan dan penyimpangan mereka dan tidak mau mengikuti sunnah yang telah jelas.

Ketika kita sampaikan sunnah kepada mereka, maka mereka (orang2 yang berintisab kepada madzhab Syafii) akan menjawab: apakah kalian lebih pintar dari Imam Syafi'i.? (Sekalipun hakikatnya mereka menyelisih imam Syafi'i sendiri terutama dalam masalah Aqidah)

Sehingga muncullah sebagian orang yang sok bijaksana dalam berpendapat berucap:
Ulama kalian (maksudnya ulama sekarang seperti ibn Baz, Al-Utsaimin dll) tidaklah lebih pintar dari Ibnu Qudamah. Kalau sekiranya ibnu Qudamah hidup beliau mampu untuk membantah tarjihat ulama sekarang. Atau yang semisalnya dari ucapan mereka.

Yaa Subhãnallah..!! Apakah para ulama tersebut merajihkan suatu pendapat dengan hawa nafsu? Ketika mereka merajihkan suatu pendapat dan menyelisihi ulama terdahulu dan mengikuti dalil yang mereka anggap lebih mendekati kebenaran apakah ini tercela..???
Bukankah Imam An-Nawawi dan Al-Hafidz Ibn Hajar dan selain mereka pun telah menyelisihi madzhab Syafii dalam berbagai masalah dan merajihkan pendapat dengan dalil yang menurut mereka lebih mendekati kebenaran..?????
Apakah ini tercela...???

Dan lebih parah ahlu bid'ah pun akan nimbrung dan berdalil dengan ini. Ulama kalian tidaklah lebih pintar dari Al-Ghazali dan Ar-Razi..!!! dengan maksud menolak kebenaran.

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita semua.

(Baca Juga : 21 Ayat Al-Quran Tentang Sihir)

Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
Darul-Hadits Ma'bar-Yaman

Tulisan Al-Ustadz Abu Muhammad Pattawe hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=484471942082141&id=100015580180071


EmoticonEmoticon