Hakikat Dakwah Salafiyyah Mengikuti Ulama

Hakikat Dakwah Salafiyyah Mengikuti Ulama
Hakikat Dakwah Salafiyyah Mengikuti Ulama

HAKIKAT DAKWAH KAMI ADALAH MENGIKUTI ULAMA, BUKAN SOK JADI MUJTAHID!

                  بسم الله الرحمن الرحيم

Di zaman sekarang ini ketika Ahlusunnah dengan gencarnya menyuarakan agar kembali mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman para Salaf, muncullah sebagian kaum yang katanya berintisab kepada Sunnah mulai meneriakkan agar kembali bermadzhab dengan madzhab tertentu baik terang-terangan ataupun ajakan secara halus.

Mulailah mereka melemparkan ucapan tak pantas kepada saudara-saudara mereka dengan ucapan mereka:
 - kalian ini siapa? Kalian tidaklah lebih berlilmu dari para Imam madzhab!.
- kalian ini bukan mujtahid, jadi kalian harus mengikuti salah satu madzhab, jika kalian tidak bermadzhab maka sama saja kalian menobatkan diri-diri kalian sebagai Mujtahid.!

(Baca Juga : Sunnah Tidur Menghadap Kiblat?)

Saudaraku, hal yang perlu diketahui bahwa tidaklah kami melarang seorang itu berintisab kepada salah satu madzhab dengan catatan jika telah jelas kebenaran maka dia kembali kepada kebenaran, bukan malah ta'ashub dan fanatik buta terhadap madzhab.

Berkata Al-Imam ibnul-Qayyim rahimahullah tentang jenis taklid yang diharamkan:

اﻟﺜﺎﻟﺚ: اﻟﺘﻘﻠﻴﺪ ﺑﻌﺪ ﻗﻴﺎﻡ اﻟﺤﺠﺔ ﻭﻇﻬﻮﺭ اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺧﻼﻑ ﻗﻮﻝ اﻟﻤﻘﻠﺪ

Jenis ketiga: taklid setelah tegak hujjah dan jelasnya dalil yang menyelisihi pendapat sang muqallid.
(I'lamul-Muwaqqi'in:2/129)

Saudaraku -semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita semua-, pernyataan mereka di atas bukan perkara baru. Hakikatnya mereka ini adalah mengikuti jalan para musuh dakwah Salafiyyah yang dihidupkan kembali oleh Al-Imam Al-Mujaddid Muhammad ibn Abdil-Wahhab An-Najdi rahimahullah.

Oleh karena itu, saya akan membawakan jawaban langsung dari beliau yang membantah salah seorang Alim Syafi'i di zamannya, yang sangat cocok dengan pembahasan ini.

Beliau rahimahullah berkata:

ﻭﺃﻣﺎ ﻫﺬا اﻟﺨﻴﺎﻝ اﻟﺸﻴﻄﺎﻧﻲ اﻟﺬﻱ اﺻﻄﺎﺩ ﺑﻪ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﻥ ﻣﻦ ﺳﻠﻚ ﻫﺬا اﻟﻤﺴﻠﻚ، ﻓﻘﺪ ﻧﺴﺐ ﻧﻔﺴﻪ ﻟﻻﺟﺘﻬﺎﺩ، ﻭﺗﺮﻙ اﻻﻗﺘﺪاء ﺑﺄﻫﻞ اﻟﻌﻠﻢ، ﻭﺯﺧﺮﻓﻪ ﺑﺄﻧﻮاﻉ اﻟﺰﺧﺎﺭﻑ، ﻓﻠﻴﺲ ﻫﺬا ﺑﻜﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻭﺯﺧﺎﺭﻓﻪ، ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻳﻮﺣﻲ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﺑﻌﺾ ﺯﺧﺮﻑ اﻟﻘﻮﻝ ﻏﺮﻭﺭا} ،
[ ﺳﻮﺭﺓ اﻷﻧﻌﺎﻡ ﺁﻳﺔ: 112]

Adapun tunggangan syaitan yang dijadikan alat berburu orang-orang (baca:syubhat) bahwasanya: ORANG YANG MENENEMPUH JALAN INI (YAITU KEMBALI KEPADA AL-QURAN DAN SUNNAH TANPA TERIKAT DENGAN MADZHAB) MAKA DIA TELAH MENOBATKAN DIRI SEBAGAI (AHLI) IJTIHAD DAN TIDAK MENGIKUTI AHLI ILMU, dia menghiasi (syubhat ini) dengan berbagai hiasan (yang menipu), maka ini sebenarnya hanyalah sebagin kecil dari (tipu daya) Syaitan dan hiasannya, sebagaimana Allah berfirman:
{ﻳﻮﺣﻲ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﺑﻌﺾ ﺯﺧﺮﻑ اﻟﻘﻮﻝ ﻏﺮﻭﺭا}

Sebagian mereka (syaitan jin dan mausia) itu membisikkan kepada sebagian lainnya ucapan yang indah sebagai tipuan. (QS.Al-An'am:112)

 ﻓﺈﻥ اﻟﺬﻱ ﺃﻧﺎ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﺃﺩﻋﻮﻛﻢ ﺇﻟﻴﻪ، ﻫﻮ ﻓﻲ اﻟﺤﻘﻴﻘﺔ اﻻﻗﺘﺪاء ﺑﺄﻫﻞ اﻟﻌﻠﻢ، ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻗﺪ ﻭﺻﻮا اﻟﻨﺎﺱ ﺑﺬﻟﻚ. ﻭﻣﻦ ﺃﺷﻬﺮﻫﻢ ﻛﻼﻣﺎ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ، ﺇﻣﺎﻣﻜﻢ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺑﺪ ﺃﻥ ﺗﺠﺪﻭا ﻋﻨﻲ ﻣﺎ ﻳﺨﺎﻟﻒ اﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻓﻜﻞ ﻣﺎ ﺧﺎﻟﻔﻪ ﻓﺄﺷﻬﺪﻛﻢ ﺃﻧﻲ ﻗﺪ ﺭﺟﻌﺖ ﻋﻨﻪ.

Sesungguhnya apa yang saya pegangi dan dakwakan kepada kalian hakikatnya adalah mengikuti Ahli Ilmu, karena mereka telah mewasiatkan manusia akan hal ini. Dan diantara ucapan yang paling masyhur tentang hal ini adalah ucapan Imam kalian Asy-Syafi'i, beliau berkata:
"Pasti kalian akan dapati dariku perkara yang menyelisihi hadits, maka setiap apa yang menyelisihinya maka aku menjadikan kalian sebagai saksi bahwa aku telah rujuk darinya".

(Baca Juga :  Nama-Nama 8 Pintu Surga)

ﻭﺃﻳﻀﺎ: ﺃﻧﺎ ﻓﻲ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻲ ﻫﺬا اﻟﻌﺎﻟﻢ، ﻟﻢ ﺃﺧﺎﻟﻔﻪ ﻭﺣﺪﻱ، ﻓﺈﺫا اﺧﺘﻠﻔﺖ ﺃﻧﺎ ﻭﺷﺎﻓﻌﻲ ﻣﺜﻼ ﻓﻲ ﺃﺑﻮاﻝ ﻣﺄﻛﻮﻝ اﻟﻠﺤﻢ، ﻭﻗﻠﺖ: اﻟﻘﻮﻝ ﺑﻨﺠﺎﺳﺘﻪ، ﻳﺨﺎﻟﻒ ﺣﺪﻳﺚ اﻟﻌﺮﻧﻴﻴﻦ، ﻭﻳﺨﺎﻟﻒ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻧﺲ: " ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺻﻠﻰ ﻓﻲ ﻣﺮاﺑﺾ اﻟﻐﻨﻢ " . ﻓﻘﺎﻝ ﻫﺬا اﻟﺠﺎﻫﻞ اﻟﻈﺎﻟﻢ: ﺃﻧﺖ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﻦ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ؟ ﻗﻠﺖ: ﺃﻧﺎ ﻟﻢ ﺃﺧﺎﻟﻒ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺇﻣﺎﻡ اﺗﺒﻌﺘﻪ، ﺑﻞ اﺗﺒﻌﺖ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻣﺜﻞ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺃﻭ ﺃﻋﻠﻢ ﻣﻨﻪ، ﻗﺪ ﺧﺎﻟﻔﻪ، ﻭاﺳﺘﺪﻝ ﺑﺎﻷﺣﺎﺩﻳﺚ.

Dan juga, (hakikatnya) KETIKA AKU MENYELISIHI SEORANG ALIM TIDAKLAH AKU SENDIRIAN DALAM MENYELISIHINYA. MISALNYA, AKU BERSELISIHI DENGAN ASY-SYAFI'I DALAM MASALAH KENCING HEWAN YANG HALAL DAGINGNYA, LALU AKU KATAKAN: PENDAPAT TENTANG NAJISNYA ADALAH MENYELISIHI HADITS URANIYYIN DAN HADITS ANAS "BAHWASANYA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAHI WASALLAM SHALAT DI KANDANG KAMBING", MAKA BERKATALAH SANG JAHIL LAGI ZHALIM INI: APA ANDA LEBIH BERILMU TENTANG HADITS DARI ASY-SYAFI'I?? (1)

ﻓﺈﺫا ﻗﺎﻝ: ﺃﻧﺖ ﺃﻋﻠﻢ ﻣﻦ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ؟ ﻗﻠﺖ: ﺃﻧﺖ ﺃﻋﻠﻢ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻚ؟ ﻭﺃﺣﻤﺪ؟ ﻓﻘﺪ ﻋﺎﺭﺿﺘﻪ ﺑﻤﺜﻞ ﻣﺎ ﻋﺎﺭﺿﻨﻲ ﺑﻪ، ﻭﺳﻠﻢ اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻣﻦ اﻟﻤﻌﺎﺭﺽ، ﻭاﺗﺒﻌﺖ ﻗﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻓﺈﻥ ﺗﻨﺎﺯﻋﺘﻢ ﻓﻲ ﺷﻲء ﻓﺮﺩﻭﻩ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻭاﻟﺮﺳﻮﻝ}
اﻵﻳﺔ، [ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﻨﺴﺎء ﺁﻳﺔ: 59] . ﻭاﺗﺒﻌﺖ ﻣﻦ اﺗﺒﻊ اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻌﻠﻢ، ﻟﻢ ﺃﺳﺘﺪﻝ ﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ، ﺃﻭ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺣﺪﻱ، ﺣﺘﻰ ﻳﺘﻮﺟﻪ ﻋﻠﻲ ﻣﺎ ﻗﻴﻞ، ﻭﻫﺬا ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻨﺰﻝ;

Maka jika dia berkata: anda lebih berlimu dari Asy-Syafii? Maka saya jawab: anda lebih berilmu dari Malik? dan Ahmad?, Maka saya membantahnya dengan alasan yang sama yang dia pakai dalam membantah saya, sehingga selamatlah dalil dari kontradiksi, dan saya mengikuti firman Allah Ta'ala:
{ﻓﺈﻥ ﺗﻨﺎﺯﻋﺘﻢ ﻓﻲ ﺷﻲء ﻓﺮﺩﻭﻩ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻭاﻟﺮﺳﻮﻝ}
Jika kalian berselisih pada sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan RasulNya. (QS.An-Nisa:59)

Dan juga saya mengikuti Ahli Ilmu yang mengikuti dalil dalam masalah ini, saya tidaklah berdalil dengan Al-Quran atau hadits sendirian sehingga diarahkan pernyataan (baca syubhat, pen) ini kepadaku. Ini jika kita mengalah.

ﻭﺇﻻ ﻓﻤﻌﻠﻮﻡ: ﺃﻥ اﺗﺒﺎﻋﻜﻢ ﻻﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻓﻲ اﻟﺤﻘﻴﻘﺔ، ﻭﻻ ﺗﻌﺒﺆﻭﻥ ﺑﻤﻦ ﺧﺎﻟﻔﻪ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ، ﺃﻭ ﺻﺎﺣﺐ، ﺃﻭ ﺗﺎﺑﻊ، ﺣﺘﻰ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻧﻔﺴﻪ، ﻭﻻ ﺗﻌﺒﺆﻭﻥ ﺑﻜﻼﻣﻪ ﺇﺫا ﺧﺎﻟﻒ ﻧﺺ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻏﻴﺮﻛﻢ ﺇﻧﻤﺎ اﺗﺒﺎﻋﻬﻢ ﻟﺒﻌﺾ اﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﻻ ﻟﻷﺋﻤﺔ.

Padahal telah dimaklumi sesungguhnya sebenarnya kalian hanyalah mengikuti (baca: taqlid) kepada Ibnu Hajar (Al-Haitami), kalian tidak peduli siapa saja yang dia selisihi: baik itu Rasul, Sahabat, atau Tabi'in, BAHKAN ASY-SYAFII SENDIRI PUN KALIAN TIDAK PEDULI DENGAN UCAPANNYA JIKA DIA MENYELISIHI UCAPAN IBNU HAJAR. BEGITU JUGA SELAIN KALIAN HAKIKATNYA ADALAH MENGIKUTI (BACA TAKLID) KEPADA SEBAGIAN ORANG-ORANG BELAKANGAN (DARI PEMUKA MADZHAB) BUKAN PARA IMAM.
📚(Ad-Durar As-Saniyah:1/43-45)

_______________
(1) perhatikan ucapan ini! Tidak ada bedanya dengan muta'sshib Madzhab di zaman ini. Mereka sering melemparkan ucapan:
- kalian ini siapa?! Penuntut ilmu mumpuni saja diprtanyakan apalagi mujtahid!
- Ulama kalian semisalnya Ibn Baz, Utsamin, Muqbil, Al-fauzan, dan selainnya tidaklah lebih berlimu dari Ibnu Hajar, Ibnu Qudamah, apalagi setingkat Imam Asy-Syafii!
- Kalau sekiranya Ibnu Qudamah masih hidup, maka dia mampu membantah tarjih Ulama kalian.!!

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita semua.

(Baca Juga : Upah Mengajar Agama)

7 Syawwal 1440
Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
Darul-Hadits Ma'bar-Yaman

Tulisan Al-Ustadz Abu Muhammad Pattawe hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=552567085272626&id=100015580180071


EmoticonEmoticon