Tentang Kitab Ad-Durar As-Saniyyah

Tentang Kitab Ad-Durar As-Saniyyah
Tentang Kitab Ad-Durar As-Saniyyah

#๐“๐”๐‰๐”๐‡_๐๐„๐‘๐Š๐€๐‘๐€_๐๐„๐๐“๐ˆ๐๐†
#๐’๐„๐๐„๐‹๐”๐Œ_&_๐’๐„๐’๐”๐ƒ๐€๐‡_๐๐„๐‘๐€๐Œ๐€๐‹

๐Ÿ”ทBerkata Syaikhul Islam Al Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah :

ุฅِุฐَุง ุฃَู…َุฑَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุงู„ุนَุจْุฏَ ุจِุฃَู…ْุฑٍ؛ ูˆَุฌَุจَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูِูŠู‡ِ ุณَุจْุนُ ู…َุฑَุงุชِุจَ:

ุงู„ุฃُูˆู„َู‰: ุงู„ุนِู„ْู…ُ ุจِู‡ِ.
ุงู„ุซَّุงู†ِูŠَุฉُ: ู…َุญَุจَّุชُู‡ُ.
ุงู„ุซَّุงู„ِุซَุฉُ: ุงู„ุนَุฒْู…ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ูِุนْู„ِ.
ุงู„ุฑَّุงุจِุนَุฉُ: ุงู„ุนَู…َู„ُ.
ุงู„ุฎَุงู…ِุณَุฉُ: ูƒَูˆْู†ُู‡ُ ูŠَู‚َุนُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู…َุดْุฑُูˆุนِ ุฎَุงู„ِุตًุง ุตَูˆَุงุจًุง.
ุงู„ุณَّุงุฏِุณَุฉُ: ุงู„ุชَّุญْุฐِูŠุฑُ ู…ِู†ْ ูِุนْู„ِ ู…َุง ูŠُุญْุจِุทُู‡ُ.
ุงู„ุณَّุงุจِุนَุฉُ: ุงู„ุซَّุจَุงุชُ ุนَู„َูŠْู‡ِ.

(Baca Juga : Jika Kita Bersama Allah)

"Jika Allah memerintahkan seorang hamba dengan suatu perintah, maka wajib baginya memperhatikan tujuh perkara :

1. Mempelajarinya
2. Mencintainya
3. Berazam untuk mengerjakannya
4. Mengamalkannya
5. Mengamalkan dibarengi dengan keihlasan dan kebenaran (ittiba')
6. Berhati-hati dari perkara yang membatalkannya
7. Teguh dan istiqamah diatasnya".

๐Ÿ“šAd Durar As Saniyyah fil Ajwibati An Najdiyah 2/74-75 cet. ketujuh.

๐Ÿ€๐ŸŒฑ_________
As Syaikh Al 'Allamah Abdurrahman bin Qasim An Najdi rahimahullah sangat berjasa telah mengumpulkan dan mengoreksi manuskrip para ulama Dakwah Salafiyyah di Najd (Saudi) selama 12 tahun, sampai terkumpul dan siap dicetak. yang beliau beri nama :

ุงู„ุฏُّุฑَุฑُ ุงู„ุณَّู†ِูŠَّุฉُ ูِูŠ ุงู„ุฃَุฌْูˆِุจَุฉِ ุงู„ู†َّุฌْุฏِูŠَّุฉِ

Pertama kali kitab Ad Durar As Saniyyah ini dicetak dipercetakan Ummul Qura (Makkah) 3 jilid pada tahun 1352 H. kemudian dicetak kedua kalinya sebanyak 12 jilid pada tahun 1385 - 1388 H atas biaya Raja Faishal rahimahullah. kemudian dicetak ketiga kalinya sebanyak 16 jilid antara tahun 1402 - 1417 H.

▶Sebagian Ahlul fitan wal bida' menganggap bahwa kitab Ad Durar As Saniyyah yang berfaidah ini sebab munculnya faham takfiri, radikalisme dan isis, padahal itu semua dusta dan tidak benar.
karena yang salah bukan kitabnya tapi yang salah adalah yang membaca tapi tidak faham dan tanpa bimbingan ulama.

(Baca Juga : Lelaki dari Damaskus)

Sebagaimana kaum khawarij dan ahlul fitan mereka juga berhujjah dengan ayat-ayat Al Quran dalam mengkafirkan pemerintah dan kaum muslimin, bahkan dalam aksi radikal dan teror mereka juga membawa ayat Al Quran, maka apakah dengan itu seseorang berani menyatakan bahwa ayat tersebut salah???! tentu tidak, tapi karena pemahaman mereka yang rusak dan ilmu mereka yang dangkal tanpa bimbingan ulama.

ูˆูู‚ู†ูŠ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฅูŠุงูƒู… ููŠ ุทู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ูˆุงู„ุนู…ู„ ุจู‡ ูˆุงู„ุงุณุชู‚ุงู…ุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุชูˆุญูŠุฏ ูˆุงู„ุณู†ุฉ،.

WaAllahu A'lam,.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=675869189649413&id=100016790144202

Seputar Hasad

Seputar Hasad
Seputar Hasad

✒ุงู„ุญุณุฏ
✒Hasad

   Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… melarang hasad sebagaimana dalam haditsnya :

ู„َุง ุชَุญَุงุณَุฏُูˆْุง
"Janganlah kalian saling hasad... ", Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbaliy jelaskan berbagai macam bentuk hasad dan seluruhnya tercela kecuali satu macam, di antara jenis-jenis hasad adalah :

1⃣ Orang yang berusaha menghilangkan nikmat pada orang yang ia dengki dengan cara melakukan kezhaliman kepadanya dengan perkataan maupun perbuatan.

2⃣Orang yang berusaha memindahkan nikmat Allah dari orang yang ia dengki kepada dirinya.

(Baca Juga : Penuntut Ilmu Adalah Tamu Rasulullah)

3⃣ Orang yang berusaha menghilangkan nikmat Allah dari orang yang ia dengki walaupun nikmat tersebut tidak berpindah kepada dirinya.

4⃣ Orang yang hasad dalam hatinya namun tidak melakukan apa-apa

5⃣ Orang yang ingin mendapatkan keutamaan sebagaimana orang yang ia dengki kepadanya, jika keutamaan tersebut hanya keutamaan dunia, jika keutamaan tersebut adalah keutamaan agama maka termasuk jenis keenam

6⃣ Orang yang ingin mendapatkan keutamaan agama sebagaimana orang yang ia hasad kepadanya, maka ini satu-satunya hasad yang terpuji yang diizinkan oleh Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… (Jami'ul-Ulum wal-Hikam : hal 442-443).

   Syaikh Al-Utsaimin jelaskan bahwasanya hasad biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki kesamaan, beliau berkata :

ูˆุฃูƒุซุฑ ู…ุง ูŠูƒูˆู† ุงู„ุญุณุฏ ุจูŠู† ุงู„ู…ุชูู‚ูŠู† ููŠ ู…ู‡ู†ุฉ ูƒุงู„ุญุณุฏ ุจูŠู† ุงู„ุนู„ู…ุงุก، ูˆุงู„ุญุณุฏ ุจูŠู† ุงู„ุชุฌุงุฑ، ูˆุงู„ุญุณุฏ ุจูŠู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุตู†ุงุฆุน، ู‡ุฐุง ุงู„ุบุงู„ุจ، ูˆุฅู„ุง ูู…ู† ุงู„ู…ุนู„ูˆู… ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุฃุชูŠ ู†ุฌุงุฑ ู…ุซู„ุง ูŠุญุณุฏ ุนุงู„ู…ًุง

"Hasad kebanyakan terjadi antara dua orang yang memiliki pekerjaan yang sama, seperti hasad antara ulama, hasad antara para pedagang, hasad antara para ahli ketrampilan, ini yang biasa terjadi maka memang sudah lumrah tidak akan ada tukang kayu yang hasad kepada seorang alim". (Syarh Arba'in An-Nawawi : hal 535)

(Baca Juga : Problem Da'i)

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1055848204625034&id=100005995935102

Yang Berhak Bicara Jarh Wa Ta'dil

Yang Berhak Bicara Jarh Wa Ta'dil
Yang Berhak Bicara Jarh Wa Ta'dil

๐Ÿ“„ู„ุง ูŠุชูƒู„ู… ุฅู„ุง ุซู‚ุงุช
๐Ÿ“„Tidak boleh bicara kecuali orang-orang yang tsiqah

   Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliy dalam takmilah Ilal Shaghir nya Imam At-Tirmidziy di bab :
ุฐูƒุฑ ุงู„ุฃุณุงู†ูŠุฏ ุงู„ุชูŠ ู„ุง ูŠุซุจุช ู…ู†ู‡ุง ุดูŠุก...
Sanad-sanad yang tidak ada hadits tsabit dengan sanad tsb...

   Imam Ibnul Madiniy berkata : Mu'alla Ar-Raziy berkata dari Yahya bin Abi Zaidah, ia berkata : Aku mendengar Yazid Ad-Dalaniy berkata : Abu Sufyan tidak mendengar dari Jabir kecuali hanya 4 hadits saja".

   Imam At-Tirmidziy pun meriwayatkan dari Imam Al-Bukhariy bahwasanya Yazid Abu Khalid Ad-Dalaniy berkata demikian.... Lalu Imam Al-Bukhariy berkata yang bahasa bebasnya : "Memang dia tau darimana? Apakah ia siap 'head to head' dengan Abu Sufyan hingga (bisa diketahui) bahwa ia berhak berkata demikian" yakni Imam Al-Bukhariy mengisyaratkan bahwasanya Abu Khalid sendiri tidak tsiqah, bagaimana mungkin boleh bicara tentang orang lain. (Syrah Ilal At-Tirmidziy karya Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbaliy).

   Disini terdapat pelajaran berharga bahwa seorang yang dha'if atau majhul atau tidak tsiqah maka ia tidak berhak berbicara tentang ketsiqahan atau dhabth atau kapasitas orang lain, bagaimana mungkin ia berhak menilai orang lain sedangkan kapasitas dirinya sendiri pas-pasan.

(Baca Juga : Sampaikan Salamku Kepada Ahlussunnah)

   Dan para ulama dalam dhawabith jarh wa ta'dil telah menyebutkan bahwa di antara syarat orang yang boleh berbicara tentang jarh atau ta'dil adalah seorang yang tsiqah, yang ketsiqahan nya sendiri bisa dibuktikan dengan 2 cara :
1. Masyhur ketsiqahannya di kalangan para ulama tsiqah
2. Ditsiqahkan setidaknya oleh 2 orang tsiqah.

   Jarh dan ta'dil serta tahdzir pada prinsipnya memiliki kesamaan yakni sama-sama merupakan berbicara tentang kehormatan seorang muslim yang itu merupakan rukhshah pengecualian dari hukum asal ghibah yang haram, yang namanya hukum rukhshah baru jadi boleh jika terpenuhi syarat-syaratnya dan memang tergolong ghibah yang boleh, jika tidak maka kembali kepada hukum asal ghibah yang merupakan dosa besar.

   Di zaman Salafusshalih terdahulu saja ada orang yang bukan kapasitasnya berbicara tentang rawi-rawi hadits padahal tidak berhak, Yazid Ad-Dalaniy itu 3 thabaqah di atas Ibnul Madiniy kurleb itu thabaqah nya Imam Az-Zuhriy syaikh Imam Malik alias tabi'in shaghir, kiranya adakah orang yang berbicara tentang kehormatan seseorang padahal bukan kapasitasnya? Buanyak beut!!

   Zaman ini adakalanya majhul hal bahkan 'ain bisa tahdzir Doktor lulusan Madinah, adakalanya tahdzir gara-gara masalah khilafiyyah ijtihadiyyah, bahkan ada orang awam tahdzir Ustadz yang belasan tahun belajar dengan ulama, bahkan ada yang tahdzir ustadz lain padahal ustadz tsb sesuai ijma' ulama, berapa banyak tahdzir tanpa bukti... Imam Ibnu Hibban ketika mau meneliti tentang hukum riwayat Imam Ibnu Lahi'ah, langsung datang ke negeri asalnya di Mesir, ditelusuri periwatannya kepada Ibnu Lahi'ah kenapa perkataan ulama jarh wa ta'dil bisa simpang siur, ada yang katakan muttaham, ada yang katakan tsiqah, ada yang katakan dha'if mutlaq, ada yang katakan mukhtalith, ada yang katakan ikhtilath terkait jabatan qadhi, ada yang katakan terkait perpus nya yang terbakar dll.

(Baca Juga : Perisai dari Fitnah Dajjal)

Imam Ibnu Hibban telusuri semua jalur periwatannya dicek salahnya dimana, sejak kapan Ibnu Lahi'ah sering salah dll baru dapat kesimpulan riwayat Ashab Kibar nya mustaqim, yang bermasalah adalah riwayat belakangan sejak jabatan qadhi diperparah dengan terbakar perpus nya sehingga beliau tidak memiliki kitab pegangan ashl nya dan hanya berpegang dengan hafalan, belum lagi ada yang suka talqin... Sebelum bicara tentang kehormatan seorang muslim yo mbok dicek seperti ini, minimal perkataan bersanad sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ibnul Madiniy dan Al-Bukhariy kalo mau ikut Salafusshalih.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1108468656029655&id=100005995935102

Pembahasan Ulumul Hadits

Pembahasan Ulumul Hadits
Pembahasan Ulumul Hadits

๐Ÿ“‘ุนู„ูˆู… ุงู„ุญุฏูŠุซ
๐Ÿ“‘Ulumul-Hadits

   Menurut penuturan Imam Abu Syamah yang kemudian dinukil Imam As-Suyuthiy dalam Tadribur-Rawi, Ilmu Hadits terdiri dari 3 bagian :

➡️ Ilmu dirayah fiqh hadits dan gharib nya, membahas tentang makna hadits tsb serta cakupannya dalam fiqh. Bagian ini bersinggungan dengan domainnya para Fuqaha hanya saja para ulama Hadits lebih unggul dari segi ketepatan lafaz Nabawiy, menurut pejabaran Imam Ibnu Hibban yang beliau bahkan sampai meninggalkan riwayat hadits para Fuqaha yang mereka tidak perhatian dengan sanad dan ketepatan lafazh matan hadits.

(Baca Juga : 10 Hadits Tentang Keutamaan Surat Yasin)

➡️Ilmu dirayah 'Ilal hadits, tentang shahih dan dha'if nya, apa saja cacat dari suatu hadits baik dari sisi matan maupun sanadnya serta bahasan rawi-rawi hadits, bisa dibilang ini bahasan murni para ulama Hadits. Bahkan bahasan tentang rawi-rawi dan Ilal Hadits amat sedikit yang berbicara dalam bidang ini, ulama yang itu-itu saja. Sungguh berbeda dengan sekarang dimana yang Al-Fatihah blepetan bisa menjarh Ustadz bahkan Syaikh.

➡️Ilmu riwayat hadits, tentang bagaimana para ulama Hadits meriwayatkan hadits satu sama lain bahkan merambah ke riwayat kitab2 hadits dan ilmu selain hadits, metode periwayatan yang digunakan sekaligus praktiknya dengan meriwayatkan hadits atau ilmu apapun dari thabaqah Syaikh sebelumnya.

   Semakin sempurna menguasai seluruh bagian ilmu tersebut maka lebih baik daripada yang luput darinya satu bagian ilmu-ilmu tersebut, para imam seperti Imam Malik, Imam Asy-Syafi'iy, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Al-Bukhariy, Imam Abu Dawud, Imam Muhammad bin Nashr Al-Marwaziy, Imam Ath-Thabariy, Imam Ibnu Khuzaimah dan lainnya adalah di antara deretan para ulama yang mengumpulkan seluruh bagian ilmu tersebut bahkan ilmu-ilmu di luar itu.

   Tsabat adalah kitab berisi catatan riwayat seorang alim, kitab apa saja yang ia riwayatkan, dengan metode apa ia meriwayatkan kitab tsb, berapa syaikh yang ia riwayatkan kitab tsb darinya. Tsabat yang lebih 'keren' bahkan berisi kisah singkat setiap rawi yang disebutkan dalam jalur sanad-sanad, seperti Fihris nya Allamah Abdul Hayy Al-Kattaniy kiranya tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa itu bak Tarikh Al-Bukhariy namun untuk thabaqah ulama mutaakhirin. Konon riwayat-riwayat Syaikhunaa wa Mujiizunaa Syaikh Musa'ad Basyir Ali As-Sudaniy bisa ditelusuri dari sini, berhubung Syaikh Musa'ad pernah diijazahi oleh Syaikh Abdul Hayy ketika Syaikh Musa'ad masih kecil, beliau dibawa ke majlis oleh wali nya, Syaikh Al-Fakkiy Umar, tapi ternyata menelusuri Fihris Al-Kattaniy tidak semudah itu Fergusso ๐Ÿ˜…

(Baca Juga : Zhalim Dalam Berdoa)

   Di antara tsabat yang bagus juga adalah Tsabat Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshariy yang aslinya dikumpulkan oleh muridnya Al-Hafizh As-Sakhawiyy, berisi sanad 119 kitab beserta jalur periwatannya, kiranya ini tsabat yang kecil oleh karena itu ana tanyakan kepada Ust Rikrik, tsabat ini kecil dibandingkan ulama lainnya namun kenapa ulama mutaakhirin sering menjadikan Zakariyya Al-Anshariy sebagai 'madar' riwayat mereka? Beliau jawab : Walaupun kecil tsabat ini berisi beberapa kitab yang bahkan tidak ada di tsabat gurunya, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalaniy, ditambah lagi sebagian besarnya adalah Sama' atau Qiraat, bukan sekedar ijazah sehingga mutaakhirin pun menyukai riwayat beliau.

   Total baru punya dua tsabat, ini dan tsabat Syaikh Muhammad Al-Amin Al-Atsyubiyy Asy-Syafi'iy, paling tidak kumpulkan sedikit-sedikit yang kita punya riwayatnya.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1113783802164807&id=100005995935102

Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi

Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi
Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi

๐Ÿ“‘ุฑูˆุถุฉ ุงู„ุทุงู„ุจูŠู† ู„ู„ุฅู…ุงู… ุงู„ู†ูˆูˆูŠ
๐Ÿ“‘Rawdhatut-Thalibin karya Imam An-Nawawiy

   Imam An-Nawawiy jelaskan bahwa kitab beliau ini asalnya adalah dari Syarhul-Wajiz nya Imam Abul-Qasim Ar-Rafi'iy dan manusia di zamannya banyak istifadah dari kitab tsb hanya saja kitab tsb terlalu besar dan kebanyakan manusia tidak mampu untuk menelaahnya...

   Maka Imam An-Nawawiy MENDAPAT ILHAM dari Allah untuk meringkas kitab tsb dan metode Imam An-Nawawiy sebagaimana beliau kemukakan di Muqaddimahnya :

1. Beliau ringkas agar jilid nya lebih sedikit

2. Kitab ini pertengahan antara ringkas dan penjabaran panjang lebar

3. Beliau hapus kebanyakan dalilnya dan hanya isyarat kepada dalil yang agak tersembunyi

4. Mencakup seluruh Fiqh yang ada di kitab Ar-Rafi'iy

5. Hanya mengambil hukum-hukum Fiqh saja dan bukan hukum-hukum dalam Bahasa Arab dsb

6. Tambahan tafrii' hukum Fiqh yang berhubungan

7. Sanggahan yang jumlahnya sedikit kepada Imam Ar-Rafi'iy

8. Mengikuti tartib kitabnya Imam Ar-Rafi'iy kecuali sebagian kecil yang tidak mengikuti.

ุฑุญู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ุฑุญู…ุฉ ูˆุงุณุนุฉ

(Baca Juga : Apakah Ada Sholat Sunnah Setelah 'Ashar?)

  Kitab sebesar Asy-Syarhul-Kabir nya Imam Ar-Rafi'iy diringkas oleh Imam An-Nawawiy tanpa ada bahasan Fiqh yang dihapus bahkan ditambahkan oleh Imam An-Nawawiy dengan tafrii'nya. Bahkan Imam An-Nawawiy katakan :

ู…َู†ْ ุญَุตَّู„ู‡ُ ุฃَุญَุงุทَ ุจِุงู„ْู…َุฐْู‡َุจِ
"Barangsiapa yang mempelajarinya maka dia - in sya Allah - menguasai mazhab Asy-Syafi'iy" sungguh keutamaan yang agung sekali.

   Uniknya kitab sebesar Rawdhatut-Thalibin yang cetakan Al-Maktab Al-Islamiy sebanyak 12 jilid ternyata dihapus dalil-dalilnya oleh Imam An-Nawawiy, seorang Kiayi Majalengka pernah berujar : Tingkatan Fiqh itu ada 3:

1️⃣ Mubtadi (pemula) yang pembelajaran utamanya adalah
ู…ุนุฑูุฉ ุญู‚ุงุฆู‚ ุงู„ุฃุดูŠุงุก
Mengenal hakikat-hakikat segala sesuatu, yakni hanya mengetahui gambaran dasar suatu masalah dengan definisinya.

2️⃣ Mutawassith (pertengahan) yang pelajaran utamanya adalah
ุชูุฑูŠุน ุงู„ู…ุณุงุฆู„
 Cabang-cabang dari masalah pokok. Imam An-Nawawiy isyaratkan bahwa kitab beliau adalah tingkat ini

3️⃣ Muntahiy (tingkat atas) ini adalah puncaknya ilmu Fiqh yang sudah berkutat pada
 ุฅู‚ุงู…ุฉ ุงู„ุฃุฏู„ّุฉ ูˆุงู„ุฑุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฎุงู„ู
Menegakkan dalil2 atas masalah-masalah Fiqh tsb beserta bantahan terhadap mazhab-mazhab yang lemah, ini adalah tugas para ulama yang sudah sampai tingkat ijtihad yang telah memenuhi syarat-syarat ilmu untuk berijtihad. Level inilah Al-Umm nya Imam Asy-Syafi'iy dan Al-Majmu'nya Imam An-Nawawiy yang di dalamnya memuat Qawl Imam Asy-Syafi'iy baik qadim maupun jadid, beserta dalil2nya, pendapat para ulama Syafi'iyyah, jika ada khilaf maka disebutkan bahkan beserta nama-nama yang mengeluarkan pendapat tsb yang juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat dari mazhab lain yang bahkan adakalanya sebutkan beberapa riwayat yang ada di mazhab lain, lalu keluarkan dalil2 mazhab Asy-Syafi'iy beserta bantahan kepada mazhab lain... Saking luasnya pembahasan bahkan Imam An-Nawawiy belum sempat merampungkannya.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Akhlak)

   Kiranya dari sini seolah ada isyarat dari Imam An-Nawawiy : "Kalau masih tingkat pertengahan belum saatnya main dalil nanti kalau sudah dekat level ijtihad", agak terbalik dengan kebiasaan tafaqquh nya orang belakangan yang sedari awal sudah 'ngedalil' di satu sisi ada keunggulan ta'zhim dalil namun di sisi lain riskan kesalah-pahaman bagi yang belum lengkap ilmu-ilmu alatnya atau 'keminter' sebelum waktunya.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1115138755362645&id=100005995935102

Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

๐Ÿ“ู…ูƒุงู†ุฉ ุดูŠุฎ ุงู„ุฅุณู„ุงู… ุงุจู† ุชูŠู…ูŠุฉ
๐Ÿ“Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

   Ada seseorang yang bilang bahwasanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah diragukan apakah beliau sampai derajat ijtihad atau tidak, katanya menurut ulama Hanabilah beliau belum terpenuhi syarat-syarat ijtihad...

   Mendengar hal itu ana pun kaget, ini prank apa bukan, entah ini karena ketidak-tahuan tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah atau pura-pura tidak tau...

   Maka simak penuturan Syaikh asli mazhab Hanbaliy, beliau merupakan ashabul-wujuh dalam mazhab Hanbaliy yang ikhtiyarat Fiqh nya diperhitungkan...

(Baca Juga : Rambut Peninggalan Rasulullah, Benarkah?)

   Jika ada perkataan dalam kutub Hanabilah mutaakhirin :
 ู‚ุงู„ ุชู‚ูŠ ุงู„ุฏูŠู†...
Taqiyyuddin berkata... Maka maksudnya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

   Jika ada keterangan :
ูˆุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ู…ุฎุชุงุฑ...
Pendapat yang dipilih... Maka maksudnya adalah ada setidaknya dua riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal, yang satu masyhur yang lain tidak masyhur namun yang jadi ikhtiyarat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah adalah riwayat yang tidak masyhur tadi... Lihat bagaimana pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah masih jadi perhitungan dalam mazhab Hanbaliy, kok bisa orang yang tidak sampai derajat ijtihad diperhitungkan pendapatnya...
   Dan nukilan dari para ulama yang dekat dari zaman Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pun bersaksi demikian :
ูˆู…ุนุฑูุชู‡ ุจุตุญูŠุญ ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ ุนู†ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุณู‚ูŠู…ู‡ ูˆุจู‚ูŠุฉ ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ ุนู† ุงู„ุตุญุงุจุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู… ููŠ ุฃู‚ูˆุงู„ู‡ู… ูˆุฃูุนุงู„ู‡ ูˆู‚ุถุงูŠุงู‡ู… ูˆูุชุงูˆูŠู‡ู…...

 ูุฅู†ู‡ ูƒุงู† ู…ู† ุฃุถุจุท ุงู„ู†ุงุณ ู„ุฐู„ูƒ ูˆุฃุนุฑูู‡ู… ููŠู‡ ูˆุฃุณุฑุนู‡ู… ุงุณุชุญุถุงุฑุง...

ู‚ู„ ุฃู† ุฐูƒุฑ ุญุฏูŠุซุง ููŠ ู…ุตู†ู ุฃูˆ ูุชูˆู‰ ุฃูˆ ุงุณุชุดู‡ุฏ ุจู‡ ุฃูˆ ุงุณุชุฏู„ ุจู‡ ุฅู„ุง ุนุฒุงู‡ ููŠ ุฃูŠ ุฏูˆุงูˆูŠู† ุงู„ุฅุณู„ุงู… ู‡ูˆ ู…ู† ูˆู…ู† ุฃูŠ ู‚ุณู… ู…ู† ุงู„ุตุญูŠุญ ุฃูˆ ุงู„ุญุณู† ุฃูˆ ุบูŠุฑู‡ู…ุง ูˆุฐูƒุฑ ุงุณู… ุงู„ุตุญุงุจุฉ...

ูˆู…ู†ู‡ุง ู…ุง ู…ู†ุญู‡ ุงู„ู„ู‡ ู…ู† ู…ุนุฑูุฉ ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูˆู†ุตูˆุตู‡ู… ูˆูƒุซุฑุฉ ุฃู‚ูˆุงู„ู‡ู… ูˆุงุฌุชู‡ุงุฏู‡ู… ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฆู„ ูˆู…ุง ุฑูˆูŠ ุนู† ูƒู„ ู…ู†ู‡ู… ู…ู† ุฑุงุฌุญ ูˆู…ุฑุฌูˆุญ ูˆู…ู‚ุจูˆู„ ูˆู…ุฑุฏูˆุฏ ููŠ ูƒู„ ุฒู…ุงู† ูˆู…ูƒุงู†...

ูˆุฌู…ุน ุฃุตุญุงุจู‡ ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุฃุฑุจุนูŠู† ุฃู„ู ู…ุณุฃู„ุฉ...

ู‚ู„ّ ุฅู† ูˆู‚ุนุช ูˆุงู‚ุนุฉ ูˆุณุฆู„ ุนู†ู‡ุง ุฅู„ุง ูˆุฃุฌุงุจ ููŠู‡ุง ุจุฏูŠู‡ุฉ ุจู…ุง ุจู‡ุฑ ูˆุงุดุชู‡ุฑ ูˆุตุงุฑ ุฐู„ูƒ ุงู„ุฌูˆุงุจ ูƒุงู„ู…ุตู†ู ุงู„ุฐูŠ ุงู„ุฐูŠ ูŠุญุชุงุฌ ููŠู‡ ุบูŠุฑู‡ ุฅู„ู‰ ุฒู…ู† ุทูˆูŠู„ ูˆู…ุทุงู„ุนุฉ ูƒุชุจ ูˆู‚ุฏ ู„ุง ูŠู‚ุฏุฑ ู…ุน ุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ุฅุจุฑุงุฒ ู…ุซู„ู‡...

ุฅุฐุง ุณุฆู„ ุนู† ุดูŠุก ู…ู† ุฐู„ูƒ ูƒุฃู† ุฌู…ูŠุน ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ ุนู† ุงู„ุฑุณูˆู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุฃุตุญุงุจู‡ ูˆุงู„ุนู„ู…ุงุก ููŠู‡ ู…ู† ุงู„ุฃูˆู„ูŠู† ูˆุงู„ุขุฎุฑูŠู† ู…ุชุตูˆّุฑ ู…ุณุทูˆุฑ... ูˆู‡ุฐุง ู‚ุฏ ุงุชูู‚ ุนู„ูŠู‡ ูƒู„ ู…ู† ุฑุขู‡ ุฃูˆ ูˆู‚ู ุนู„ู‰ ุดูŠุก ู…ู† ุนู„ู…ู‡ ู…ู…ู† ู„ุง ูŠุบุทู‰ ุนู‚ู„ู‡ ุงู„ุฌู‡ู„ ูˆุงู„ู‡ูˆู‰

"Pengetahuan beliau ttg nukilan yang shahih maupun tidak shahih dan nukilan lainnya dari para Sahabat, baik perkataan mereka, perbuatan mereka, keputusan mereka dalam qadha serta fatwa-fatwa mereka maka beliau termasuk orang yang paling hafal tentang itu semua orang yang paling mengetahui dan orang yang paling cepat untuk menghadirkan nukilan tsb dari hafalan...

   Jika beliau menyebutkan suatu hadits dari suatu karya atau suatu fatwa atau mengambil syahid dengannya atau berdalil dengannya kecuali beliau mampu menisbatkan semua itu di buku-buku Islam nukilan tsb dan jenisnya apakah shahih atau hasan atau selainnya dan sebutkan nama Sahabat nya...

(Baca Juga : Jangan Pernah Mencabut Uban)

   Di antaranya, Allah berikan kepada beliau pengetahuan tentang ikhtilaf para ulama dari setiap tempat dan waktu, nash-nash perkataan mereka yang banyak, ijtihad-ijtihad mereka dalam masalah-masalah dan serta apa saja yang diriwayatkan dari mereka, baik pendapat yang rajih maupun marjuh, yang bisa diterima maupun yang tertolak dari...

   Para muridnya kumpulkan fatwa beliau lebih dari 40 ribu masalah...

   Jika terjadi suatu peristiwa dan beliau ditanyakan tentang hal tsb maka beliau akan jawab dengan segera dengan jawaban yang membuat takjub dan jawaban tsb akan menjadi masyhur bahkan itu akan jadi bak suatu karya yang kalaulah orang lain butuh masa yang panjang terlebih dahulu dan membaca kitab yang amat banyak belum dapat mengeluarkan karya semisal jawaban beliau tersebut...

   Jika beliau ditanyakan pertanyaan maka semua hadits Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… dan nukilan para Sahabat serta ulama tentang hal tersebut dari orang-orang terdahulu maupun orang-orang sekarang seakan-seakan tergambarkan dan tertulis di hadapan beliau (yakni menunjukkan luasnya hafalan beliau) DAN INI ADALAH HAL YANG TELAH DISEPAKATI OLEH SETIAP ORANG YANG MELIHATNYA ATAU PERNAH MEMBACA SEBAGIAN DARI ILMU BELIAU SELAMA ORANG TERSEBUT TIDAK TERTUTUP AKALNYA DENGAN KEBODOHAN DAN HAWA NAFSU (Al-A'lam Al-Aliyyah: pasal 1 dan 2).

(Baca Juga : Begitu Hinanya Dunia Ini)

   Ana tutup dengan perkataan Imam Adz-Dzahabiy Asy-Syafi'iy yang dinukil oleh Syaikhul Islam Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy bahkan pernah berdoa agar hafalannya seperti Adz-Dzahabiy, beliau berkata tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah :

ู‚ุงู„ ุงู„ุฐู‡ุจูŠ ู…ุง ู…ู„ุฎุตู‡ ูƒุงู† ูŠู‚ุถูŠ ู…ู†ู‡ ุงู„ุนุฌุจ ุฅุฐุง ุฐูƒุฑ ู…ุณุฃู„ุฉ ู…ู† ู…ุณุงุฆู„ ุงู„ุฎู„ุงู ูˆุงุณุชุฏู„ ูˆุฑุฌุน ูƒุงู† ูŠุญู‚ّ ู„ู‡ ุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ ู„ุงุฌุชู…ุงุน ุดุฑูˆุทู‡ ููŠู‡، ู‚ุงู„ :ูˆู…ุง ุฑุฃูŠุช ุฃุณุฑุน ุงู†ุชุฒุงุนุง ู„ู„ุขูŠุงุช ุงู„ุฏุงู„ุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณุฃู„ุฉ ุงู„ุชูŠ ูŠูˆุฑุฏู‡ุง ู…ู†ู‡

  Adz-Dzahabiy berkata yang intinya: Syaikhul Islam kadang membuat takjub, adakalanya beliau sebutkan suatu masalah dari masalah-masalah khilafiyyah lalu berdalil dalam masalah tersebut namun kemudian beliau rujuk, dan beliau berhak untuk BERIJTIHAD SEPERTI ITU KARENA TELAH TERPENUHI SYARAT-SYARATNYA PADA DIRI BELIAU, ia (Adz-Dzahabiy) juga berkata : "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih cepat dari beliau dalam mengeluarkan hafalan ayat-ayat Qur'an yang menunjukkan ke masalah-masalah yang sedang beliau bahas" (Ad-Durarul-Kaminah: juz 1/ hal. 175)

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1123883324488188&id=100005995935102

Cara Belajar Fiqih Agama

Cara Belajar Fiqih Agama
Cara Belajar Fiqih Agama

๐Ÿ“ุทุฑูŠู‚ุฉ ุงู„ูู‚ู‡ ููŠ ุงู„ุฏูŠู†
๐Ÿ“Cara Belajar Fiqh Agama

   Metode belajar Fiqh salah satu mazhab mu'tabar adalah metode belajar Fiqh yang telah teruji ribuan tahun...

   Indonesia adalah dominan mazhab Asy-Syafi'iy maka pelajari dari kitab terendah - pertengahan - tinggi

➡️Terendah adalah fokus di pemahaman terhadap masalah-masalah fiqh dan definisi, seperti Matan Abi Syuja' dan Safinatun-Najah dengan syarah ringkasnya

➡️Pertengahan adalah sudah pemahaman terhadap definisi yang kemudian ditambah hukum-hukum masalah-masalah cabang dari pokok masalah, kadang sudah disebutkan dalil dalam masalah pokok saja, seperti Kifayatul akhyar, Minhajuth-thalibin dan syarahnya, yang barangkali tingkat pertengahan ini bertingkat lagi seperti Rawdhatut-Thalibin yang di atas lagi

(Baca Juga : Tidak Ada Nenek-Nenek di Surga)

➡️Tinggi adalah sudah bahas masalah-masalah pokok dengan cabangnya beserta dalil-dalil dalam masalah tsb yang akan lebih sempurna jika ditambah jawab atas i'tiradh terhadap kesimpulan masalah-masalah fiqh tsb dan i'tiradh terhadap lawan mazhabnya, ini level Al-Umm nya Imam Asy-Syafi'iy dan Al-Majmu'nya Imam An-Nawawiy...

   Jika ini dilengkapi kitab2 hadits yang merupakan hujjah dalam mazhab Asy-Syafi'iy, seperti Shahih Muslim dengan tabwib nya Imam An-Nawawiy, Musnad Asy-Syafi'iy, dan Sunan Kubra Al-Baihaqiy yang lebih besar daripada Musnad Imam Ahmad bin Hanbal maka ana tidak mengetahui ada orang Indonesia sampai pada tingkat ini...

   Setelah seluruh tahapan tersebut ditambah penguasaan ilmu-ilmu untuk berdiskusi fiqh dan mengolah dalil, seperti ilmu Ushul Fiqh, Tafsir Ayat Ahkam, Bahasa Arab dengan cabang-cabang ilmunya maka silakan masuki dunia muqaranah mazhab-mazhab yang ada, dengan banyak melakukan 'mumarasah fiqhiyyah' membahas masalah fiqh yang satu lalu dilanjutkan yang lain maka in sya Allah anda sudah dekat dengan tingkat ijtihad...

(Baca Juga : Gara-Gara Lisan Kita)

   Ternyata perjalanan menuntut ilmu kita masih sangat jauh sekali dari tujuan...

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1128200680723119&id=100005995935102

Ghuluw Kepada Syaikh/Ustadz

Ghuluw Kepada Syaikh/Ustadz
Ghuluw Kepada Syaikh/Ustadz

๐Ÿ“ุงู„ุบู„ูˆّ ููŠ ุงู„ู…ุดุงูŠุฎ
๐Ÿ“Ghuluw terhadap Syaikh/Ustadz

    Ghuluw adalah berlebih-lebihan, ghuluw terhadap orang shalih tidak diperbolehkan dalam Syariat, Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda :
  ุฅูŠุงูƒู… ูˆ ุงู„ุบู„ูˆّ ูุฅู†ู…ุง ุฃู‡ู„ูƒ ุงู„ุฐูŠู† ู…ู† ู‚ุจู„ูƒู… ุงู„ุบู„ูˆّ ููŠ ุงู„ุฏูŠู†
"Jauhilah ghuluw, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah ghuluw"

   Ghuluw itu bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, dan objek tujuan ghuluw nya bisa apa saja dan siapa saja.

(Baca Juga : 8 Bukti Cinta Kepada Rasulullah)

   Kaum Nabi Nuh ghuluw terhadap orang shalih sebelum mereka hingga berujung kepada kesyirikan.

   Orang Nasrani ghuluw terhadap Isa ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู… hingga mengangkatnya pada level Ketuhanan.

   Tidak ragu lagi bahwa ghuluw termasuk sifat yang tercela.

   Begitu pula orang-orang yang aslinya adalah orang-orang yang baik dan telah menuntut ilmu adakalanya terjangkit sifat ghuluw namun dalam konteks lain, di antaranya adalah ghuluw terhadap Syaikh atau Ustadz atau Gurunya.

Belum lama ditanyakan kepada Ustadzunaa-Fadhil Yazid Jawwas... Di awalnya saja beliau sudah katakan : "Ini pertanyaan ghuluw..."

   Akhirnya beliau mewasiatkan agar tidak boleh ghuluw terhadap dirinya yang hanyalah seorang Ustadz yang bisa benar dan bisa salah sebagaimana manusia biasa dan hendaknya para penuntut ilmu belajar kepada semua Ustadz Ahlussunnah yang bisa didapati selama Ustadz tsb mengajarkan Qur'an dan Sunah sesuai dengan ajaran para Salafusshalih, belajarlah kepada mereka semua bukan fanatik kepada beliau dan Ustadz Abdul Hakim Abdat saja...

   Adapun sikap ghuluw seperti itu maka hakikatnya kembali seperti ahli bid'ah dan kembali kepada hizbiyyah yang tercela... Demikian kurang lebih di antara wasiat beliau.

(Baca Juga : Benarkah dr. Zakir Naik Sesat?)

Ada jenis yang begitu di sekitar daerah Rawa Lumbu, Bekasi, padahal bisa dibilang daerah ini makmur kajian kurleb 4 masjid Ahlussunnah, mulai dari Aqidah Uluhiyyah maupun Asma wa Sifat ada semua, dari Ushul Tsalatsah, Kitabut Tauhid, Al Wasithiyyah hingga Al-Qawaid Mutsla,kajian Tafsir juga ada, juga Fiqh bisa pilih ada Fiqhus Sunnah ada juga Fiqh Asy-Syafi'iy, Hadits ada Riyadhus-Shalihin, Faraidh juga ada, Ushul Fiqh ada, Bahasa Arab dari yg dasar Durus Lughah hingga Al-Ajurrumiyyah bahkan majlis Qathrun-Nada ada 2 majlis, dan juga tazkiyatun-nafs dengan Kitabuz-Zuhd nya Imam Ahmad bin Hanbal serta ilmu-ilmu lainnya tapi Ikhwan model ini ga mau ngaji kecuali di Krukut aja titik ga pake koma.

   Pernah suatu ketika orang seperti ini diajak ke kajian Ust Fulan yg ampu Wasithiyyah eh dia bilang : "Ust Fulan dulu suka bareng sama ana ke Krukut" kurleb syarahnya adalah : "Gw selevel doi, kayak ga ada Ustadz yg bagusan lagi..." padahal kitab Al-Wasithiyyah adalah muqarrar Aqidah di Univ Madinah untuk S1 dan di masanya para mutakallimun mendebat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dengan mengacu kepada kitab tsb kalau bisa menghadirkan Aqidah Salaf yang bertentangan dengan kitab ini maka silakan hadirkan, ternyata para ulama mutakallimun di zamannya tidak mampu menghadirkan... Sekarang kajian tsb hadir di dekatnya namun urung hadir karena yang isi kajian bukan Ustadz favorit nya.

   Fenomena ghuluw terhadap Syaikh pun pernah terjadi di zaman Imam Asy-Syafi'iy, beliau menghikayatkan di Jima'ul-ilmi bahwasanya di Mekkah imamnya adalah Imam Sufyan bin Uyaynah dan Imam Muslim Az-Zanjiy. Ada orang-orang yang ghuluw kepada Ibnu Uyaynah dan tidak pernah keluar dari pendapatnya, sebaliknya juga ada orang-orang yang hanya mau mengambil fatwa dari Az-Zanjiy dan tidak mau ulama yang lain, murid-murid yang ghuluw kepada masing-masing pun saling cela satu sama lain.

   Begitu pula terjadi di Madinah, di antara Imam disana adalah Imam Malik bin Anas dan Imam Ibnul Majisyun, yang belajar kepada Imam Malik tidak mau mendatangi majlis Imam Ibnul Majisyun, begitu pula sebaliknya. Hanya segelintir thalib muwaffaq yang tidak fanatik kepada seorang Syaikh pun dan mendatangi seluruh majlis mereka, baik Imam Ibnu Uyaynah dan Imam Az-Zanjiy di Mekkah maupun majlis Imam Malik bin Anas dan Imam Ibnul Majisyun, di antara segelintir yang mendapat taufiq Allah tsb adalah Imam Asy-Syafi'iy yang kemudian menjadi imam kaum muslimin sepeninggal mereka.

(Baca Juga : Untuk Kita yang Awam)

   Penuntut Ilmu yang mendapat taufiq adalah yang seperti Abdullah bin Abbas ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ yang berkata kepada teman Anshar nya :

 ุฅู† ู‡ุฐุง ุงู„ุนู„ู… ู…ุชูุฑู‚ ููŠ ุจูŠูˆุช ุงู„ุฃู†ุตุงุฑ ุชุนุงู„ ู†ุฃุชู‡ู…
"Sesungguhnya ilmu itu terpencar di rumah-rumah para Sahabat Anshar ayo kita datangi mereka" ternyata si teman Anshar ini tidak bersemangat sebagaimana Ibnu Abbas, sehingga Ibnu Abbas bertambah umurnya dan mengumpulkan ilmu para Sahabat Kibar sehingga jadi ulama rujukan, sedangkan sang Anshar menyesali tidak menyambut ajarkan Ibnu Abbas.

   Atau yang semodel Imam Asy-Syafi'iy ini, sudi mengambil ilmu dari seluruh para ulama sebisa mungkin tanpa terikat fanatisme kepada Imam tertentu,beliau kumpulkan Fiqh Hijaz, Yaman, Iraq dan Mesir, bersikap objektif, hakikatnya ilmu itu teramat luas dan tidak terkumpul di satu orang atau dua orang saja.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1151455728397614&id=100005995935102