Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir

Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir
Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir

#Syubhat_harokiyyun

๐Ÿ”ฐSyubhat: Jika tidak ikut pemilu maka umat islam akan dikuasai kuffar.

✔Jawaban Syubhat tersebut:
Syubhat seperti ini setiap 5 tahun sekali pasti dimunculkan dan disetiap negara yang diterapkan pemilu. untuk meraup suara kaum muslimin terutama salafiyyin.

(Baca Juga : Jangan Pernah Mencabut Uban)

ketahuilah! semoga Allah merahmati kita semua, biar ga dikuasai orang-orang kafir maka caranya :
1. Kembali kepada agama Allah, dengan belajar.

2. Kalau umat ini benar beragamanya dan menjaga Hak hak Allah dan RasulNya pasti Allah jaga mereka.

3. Jika ingin meraih kejayaan maka ikutilah petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam, bagaimana Beliau bersama para shahabat ketika itu dikuasai orang-orang kafir, apakah Nabi shallallahu alaihi wasallam sibuk merebut kekuasaan? atau Nabi ikut serta dalam kekuasaan mereka untuk bisa melawan orang-orang kafir?? Tidak. tapi Nabi shallallahu alaihi wasallam sibuk mendakwahkan Tauhid dan Islam yang hak. sehingga dengan itu Allah tolong NabiNya dan para shahabat dan bisa menguasai Dunia.

perhatikanlah janji Allah dalam ayat-ayat berikut, firman Allah :

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุฅِู†ْ ุชَู†ْุตُุฑُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَู†ْุตُุฑْูƒُู…ْ ูˆَูŠُุซَุจِّุชْ ุฃَู‚ْุฏَุงู…َูƒُู…ْ

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 7)

(Baca Juga : 14 Ayat Al-Quran Tentang Hujan)

firman Allah :
ูˆَุฅِู†ْ ุชَุตْุจِุฑُูˆุง ูˆَุชَุชَّู‚ُูˆุง ู„َุง ูŠَุถُุฑُّูƒُู…ْ ูƒَูŠْุฏُู‡ُู…ْ ุดَูŠْุฆًุง

"Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu". (Qs. ali imran : 120).

lihat realita kaum muslimin hari ini, bagaimana ibadah mereka, Tauhid mereka, muamalah mereka dengan riba, mereka jauh dari agama Allah. maka perhatikan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

ุฅِุฐَุง ุชَุจَุงูŠَุนْุชُู…ْ ุจِุงู„ْุนِูŠْู†َุฉِ ูˆَุฃَุฎَุฐْุชُู…ْ ุฃَุฐْู†َุงุจَ ุงู„ْุจَู‚َุฑِ ูˆَุฑَุถِูŠْุชُู…ْ ุจِุงู„ุฒَّุฑْุนِ ูˆَุชَุฑَูƒْุชُู€ู…ُ ุงู„ْุฌِู‡َุงุฏَ ุณَู„َّุทَ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุฐُู„ุงًّ ู„ุงَูŠَู†ْุฒِุนُู‡ُ ุดَูŠْุฆٌ ุญَุชَّู‰ ุชَุฑْุฌِุนُูˆุงْ ุฅِู„َู‰ ุฏِูŠْู†ِูƒُู…ْ.

"Apabila kalian melakukan jual beli dengan cara ‘inah, berpegang pada ekor sapi, kalian ridha dengan hasil tanaman dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan membuat kalian dikuasai oleh kehinaan yang tidak ada sesuatu pun yang mampu mencabut kehinaan tersebut (dari kalian) sampai kalian kembali kepada agama kalian". (HR. Abu Dawud no. 3462, hadits shahih).

Balasan sesuai amalan, maka kembalilah kepada agama Allah dan ambillah ilmu agama dari sumbernya yang shahih dan dari ahlinya.
kewajiban para da'i terus mendakwahkan Tauhid dan sunnah dengan tasfiyah dan tarbiyah.

semoga Allah jaga kaum muslimin dan jaga negeri ini dari keburukan dan bencana.

WaAllahu A'lam.
Solo/03/04/2019

(Baca Juga : Matahari dan Bulan Kelak Masuk Neraka?)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=420927685143566&id=100016790144202

Kesabaran Guru dan Murid

Kesabaran Guru dan Murid
Kesabaran Guru dan Murid
#Kesabaran_Guru_dan_Murid
#Syaikhain_dan_buah_apel
#As_Sadi_dan_Ibnu_Utsaimin

๐Ÿ”ŠBerkata Syaikh DR. Abdurrazzaq Al 'Abbad hafidzahullah :

"Diantara peristiwa lucu dan bagus yang pernah aku dengar dari Syaikh Ibnu Utsaimin, beliau murid Syaikh As Sa'di rahimahullah bahkan murid khususnya.

(Baca Juga : 24 Ayat Al-Quran Tentang Agama)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah bercerita : dulu aku bersama para penuntut ilmu ketika membaca (belajar) kitab Qawa'id fiqhiyyah karya Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah (kitab yang sangat berat pembahasannya).
kami semua belajar dan membaca kepada Syaikh As Sa'di, kemudian mulai berkurang jumlah kami, bahkan sampai tidak tersisa seorangpun kecuali aku sendiri sampai khatam kitab tersebut. Dan Syaikh As Sa'di terus semangat mengajariku sampai akhir kitab sebagaimana (semangatnya) diawal mengajari kami.

Berkata Syaikh Abdurrazzaq Al 'Abbad : {padahal seorang guru biasanya  jika murid berkurang menjadi sedikit dari jumlah sebelumnya akan berkata : "sudah tidak ada lagi yang datang belajar maka kita hentikan aja belajarnya". tapi Syaikh As Sa'di terus mengajar meski di majlisnya hanya tersisa Syaikh Utsaimin saja yang belajar}.

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin : ketika aku telah khatam belajar kitab tersebut, keesokan harinya aku menjumpai beliau (Syaikh As Sa'di). maka beliau memasukkan tangannya ke saku bajunya, dan beliau mengeluarkan satu buah apel kemudian beliau berikan kepadaku. dan ini merupakan pertama kali aku melihat buah apel, maka aku tanyak Syaikh As Sa'di.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Al-Haq)

Syaikh Ibnu Utsaimin : ini apa?

Syaikh As Sa'di : ini apel

Syaikh Ibnu Utsaimin : bagaimana cara makannya? apa perlu dimasak? atau diapakan? karena ini pertama kali aku melihat apel.

Syaikh As Sa'di : tidak perlu dimasak, cukup dipotong-potong langsung dimakan.

Syaikh Ibnu Utsaimin : maka aku bawa apel itu pulang ke rumah, dan aku kumpulkan semua anggota keluarga, aku sediakan piring dan pisau, kemudian aku potong-potong dan aku bagi-bagi dengan anggota keluarga".

ุฑุญู‡ู…ู‡ู…ุง ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฅู…ุงู…ูŠู† ุงู„ุดูŠุฎ ุงู„ุณุนุฏูŠ ูˆุงู„ุดูŠุฎ ุงุจู† ุนุซูŠู…ูŠู†، ูˆุฌุฒู‰ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุดูŠุฎ ุนุจุฏ ุงู„ุฑุฒุงู‚ ุงู„ุนุจุงุฏ ุฎูŠุฑุง.

๐Ÿ“WaAllahu A'lam
Solo/27/02/2019 M.

(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Langit)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=403758386860496&id=100016790144202

Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?

Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?
Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?

#Syubhat_Haraki_Hizbi
#Musuh_kita_Yahudi_Nashara
#Jangan_sibukkan_Tahdzir_Ahlil_Bida'

๐Ÿ”ฐKenapa (masih) mentahdzir ahlil bida' sedangkan umat sibuk berperang menghadapi yahudi, nashara dan kelompok sekuler?!

(Baca Juga : 22 Ayat Al-Quran Tentang Petunjuk)

As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah menjawab :
"Tidak mungkin kaum muslimin bisa mengalahkan yahudi dan nashara kecuali jika mereka melawan (memberantas) bid'ah-bid'ah yang ada disekitar mereka, mengobati penyakit-penyakit yang ada diantara mereka agar bisa mendapatkan kemenangan atas yahudi dan nashara.

karena jika kaum muslimin terus menyia-nyiakan agama mereka dengan melakukan bid'ah-bid'ah dan perkara yang diharamkan serta menyia-nyiakan perintah Allah, maka tidak akan mendapatkan kemenangan melawan yahudi dan nashara. sebaliknya malah akan dikuasai oleh mereka disebabkan meninggalkan syariat agama.

maka wajib membersihkan masyarakat dari berbagai bid'ah dan kemungkaran, serta melaksanakan perintah-perintah Allah dan RasulNya shallallahu alaihi wasallam sebelum kaum muslimin memerangi yahudi dan nashara, jika tidak maka mereka yang akan memerangi kita. jika kita tidak berubah maka tidak akan pernah menang selamanya dan mereka yang akan menguasai kita karena sebab dosa-dosa kita".

๐Ÿ“”al ijabaat al muhimmah fi masyaykil al mulimmah hal. 1/150-151.

(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Pahala)

๐Ÿ€inggatlah bagaimana para shahabat radiyaAllahu anhum di waktu perang uhud, mereka pernah gagal dan kalah melawan kuffar bahkan banyak dari shahabat yang terluka dan meninggal bahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam terluka dan berdarah, apa sebabnya?  sebabnya satu yaitu menyelisihi perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam. bukan karena maksiat yang banyak, bukan pula bid'ah atau kesyirikan di tengah-tengah shahabat, BUKAN.

tapi umat hari ini kesyirikan dianggap biasa, bid'ah dijadikan ibadah, kemungkaran dianggap lumrah, kemudian mereka mau melawan yahudi dan nashara? mimpi menguasai dunia? sadarlah.. bangunlah.. dan bacalah firman Allah :

  ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุฅِู†ْ ุชَู†ْุตُุฑُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَู†ْุตُุฑْูƒُู…ْ ูˆَูŠُุซَุจِّุชْ ุฃَู‚ْุฏَุงู…َูƒُู…ْ

"Wahai orang-orang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 47).

Tolonglah agama Allah dengan mentauhidkanNya, mempelajarinya dan mendakwahkannya, memberantas kesyirikan, meneladani sunnah dan menjahui bid'ah, melaksanakan perintahNya dan menjahui laranganNya.

(Baca Juga : 5 Ayat Al-Quran Tentang Babi)

๐Ÿ“WaAllahu A'lam.
Solo/23/02/2019 M.

#ุงู„ุฌَุฒَุงุกُ ู…ِู† ุฌِู†ุณِ ุงู„ุนَู…َู„ِ

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=401657393737262&id=100016790144202

Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?
Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

#Syubhat_Tablighi
#Jawaban_Alim_Rabbani

๐Ÿ“ฌManakah yang lebih utama, menuntut ilmu atau berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah, karena aku melihat sebagian kelompok di negeri kami mengatakan bahwa berdakwah manfaatnya lebih banyak daripada menuntut ilmu?

(Baca Juga : 25 Ayat Al-Quran Tentang Allah)

As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah beliau menjawab :
"Harus belajar terlebih dahulu, karena seseorang tidak mungkin bisa berdakwah kecuali ia memiliki ilmu, karena tanpa ilmu tidak akan bisa mengajak manusia ke jalan Allah. jika ia berdakwah tanpa ilmu maka akan banyak salahnya daripada benarnya, maka syarat seorang dai harus memiliki ilmu sebelum memulai berdakwah, sebagaimana firman Allah :

ู‚ُู„ْ ู‡َุฐِู‡ِ ุณَุจِูŠู„ِูŠ ุฃَุฏْุนُูˆ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ุนَู„َู‰ ุจَุตِูŠุฑَุฉٍ ุฃَู†َุง ูˆَู…َู†ِ ุงุชَّุจَุนَู†ِูŠ ูˆَุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู…َุง ุฃَู†َุง ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุดْุฑِูƒِูŠู†َ

Katakanlah, "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah (ilmu) yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Qs. Yusuf : 108).

ada hal hal yang nampak (mudah) dan memungkinkan orang awam untuk berdakwah seperti mengajak shalat dan melarang dari meninggalkan shalat, mengajak shalat berjamaah, mendakwahi keluarganya dan memerintahkan anak-anaknya untuk shalat.
ini perkara yang diketahui orang banyak, yang awam dan yang berilmu. tapi perkara yang membutuhkan fiqih (pemahaman) dan ilmu tentang halal haram, perkara-perkara tauhid dan syirik, semua itu butuh ilmu. adapun yang mengatakan bahwa dakwah lebih bermanfaat daripada menuntut ilmu adalah golongan jama'ah tabligh, yaitu jama'ah bid'ah lagi sesat".
๐Ÿ“šal ijabaatu al faashilah hal. 20.

(Baca Juga : 20 Hadits Tentang Hutang)

๐Ÿ“ฃBerkata As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah :
"Banyak orang yang tertipu dengan jamaah tabligh karena secara dhahir nampak bahwa mereka rajin beribadah dan suka mengajak ahli maksiat bertaubat, -sebagaimana yang mereka katakan-, dan pengaruhnya yang besar bagi orang-orang yang berkawan dengan mereka.
akan tetapi (sebenarnya) mereka itu mengeluarkan ahli maksiat dari kemaksiatan menuju bid'ah, sedangkan bidah itu lebih berbahaya dari pada maksiat. Pelaku maksiat dari ahlussunah itu lebih baik dari pada ahli ibadah dari kalangan ahli bid'ah, maka perhatikan yang demikian ini. dan aku tidak mengatakan ini karena benci kebaikan yang ada pada mereka -kalau ada kebaikan pada mereka, hanya saja aku katakan itu karena kebencian kepada bid'ah, dan sesungguhnya bid'ah itu akan menghilangkan kebaikan. adapun bid'ah-bid'ah jamaah tabligh telah disebutkan oleh orang-orang yang pernah berkawan dengan mereka dan telah bertaubat dari mereka, juga telah ditulis dalam kitab-kitab yang sangat banyak dalam menjelaskan bid'ah-bid'ah mereka dan memperingatkan bahaya jama'ah ini".
๐Ÿ“šSyarhussunnah Al Barhariy, Syarah As Syaikh Shaleh Al Fauzan hal. 408.

๐Ÿ”ฐBeliau hafidzahullah juga berkata :
"Siapakah orang-orang yang mendapat petunjuk tauhid melalui jamaah tabligh?
Apakah seorang kafir atau ahlil bi'dah atau Quburiyyin mendapatkan petunjuk melalui jamaah tabligh untuk meninggalkan kesyirikan dan bertaubat kepada Allah dari kesyirikan dan memahami tauhid atau tidak?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia untuk bertaubat dari dosa tapi tidak membicarakan tentang bahaya kesyirikan sedikitpun. Dan tidak mengingatkan dari kesyirikan, oleh karena itu banyak terjadi di negeri-negeri mereka peribadatan kepada kuburan-kuburan dan tidak ada yang mengingkarinya, apa maknanya ini? Dakwah macam apa ini?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia bertaubat dari kemaksiatan kemudian memasukkannya ke dalam bid'ah yang mereka tempuh diatas manhaj mereka yang sudah dikenal".
๐Ÿ“šSyarh al ushul as sittah, As Syaikh Shaleh Al Fauzan, hal. 34

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Pagi Hari)

#Belajar_Beramal_Berdakwah_Bersabar
๐Ÿ“Solo/16/02/2019 M.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=398545400715128&id=100016790144202

Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna

Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna
Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna

#BAGAIMANA_AKU_MENGAJAK
#SEDANGKAN_AKU_BANYAK_KEKURANGAN
#Kalimat_yang_menghalangi_seseorang
#Untuk_beramar_makruf_nahi_munkar

Sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

ู…َู†ْ ุฏَู„َّ ุนَู„َู‰ ุฎَูŠْุฑٍ ูَู„َู‡ُ ู…ِุซْู„ُ ุฃَุฌْุฑِ ูَุงุนِู„ِู‡ِ

"Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya". (HR. Muslim no. 1893)

(Baca Juga : Hati-Hati Salah Berwudhu Bisa Masuk Neraka)

Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah :

ูˆَู„َุง ูŠُุดْุชَุฑَุทُ ูِูŠ ุงู„ْุขู…ِุฑِ ูˆَุงู„ู†َّุงู‡ِูŠ ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ูƒَุงู…ِู„َ ุงู„ْุญَุงู„ِ ، ู…ُู…ْุชَุซِู„ًุง ู…َุง ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِู‡ِ ، ู…ُุฌْุชَู†ِุจًุง ู…َุง ูŠَู†ْู‡َู‰ ุนَู†ْู‡ُ ، ุจَู„ْ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุงู„ْุฃَู…ْุฑُ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ู…ُุฎِู„ًّุง ุจِู…َุง ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِู‡ِ ، ูˆَุงู„ู†َّู‡ْูŠُ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ู…ُุชَู„َุจِّุณًุง ุจِู…َุง ูŠَู†ْู‡َู‰ ุนَู†ْู‡ُ .
ูَุฅِู†َّู‡ُ ูŠَุฌِุจُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุดَูŠْุฆَุงู†ِ : ุฃَู†ْ ูŠَุฃْู…ُุฑَ ู†َูْุณَู‡ُ ูˆَูŠَู†ْู‡َุงู‡َุง ، ูˆَูŠَุฃْู…ُุฑَ ุบَูŠْุฑَู‡ُ ูˆَูŠَู†ْู‡َุงู‡.

"Tidak disyaratkan bagi yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran harus sempurna dalam segala hal, melaksanakan semua yang ia serukan dan menjahui apa yang ia larang. tapi ia tetap (harus) menyerukan kebaikan meskipun ia masih kurang dalam melaksanakan yang ia serukan dan (kadang) masih jatuh dalam kesalahan yang ia cegah.
Sesungguhnya wajib baginya dua perkara :
1. mengajak dirinya (kepada kebaikan) dan mencegah (dari kemungkaran).
2. Mengajak orang lain (kepada kebaikan) dan mencegah mereka dari (kemungkaran)". (syarhu shahih Muslim 223).

Berkata Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah :

ูˆَู„َูˆْ ู„َู…ْ ูŠِุนِุธِ ุงู„ู†َّุงุณَ ุฅِู„َّุง ู…َุนْุตُูˆู…ٌ ู…ِู†َ ุงู„ุฒَّู„َู„ِ، ู„َู…ْ ูŠَุนِุธْ ุจَุนْุฏَ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ - ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ - ุฃَุญَุฏٌ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ู„َุง ุนِุตْู…َุฉَ ู„ِุฃَุญَุฏٍ ุจَุนْุฏَู‡ُ .

"Kalau seandainya tidak boleh memberi nasehat kecuali yang terjaga dari kesalahan saja (ma'shum), niscaya tidak akan ada orang yang memberi nasehat setelah meninggalnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, karena tidak ada seorang pun yang ma'shum (terjaga dari kesalahan) setelah Beliau". (lathaaif am ma'arif hal. 19 dan tafsir Ibnu Rajab 2/423).

(Baca Juga : Apakah Dajjal Sudah Ada Sekarang?)

Berkata Al Imam Qurthubi rahimahullah :

ูˆَู‚َุงู„َ ุญُุฐَّุงู‚ُ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ْุนِู„ْู…ِ : ูˆَู„َูŠْุณَ ู…ِู†ْ ุดَุฑْุทِ ุงู„ู†َّุงู‡ِูŠ ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ุณَู„ِูŠู…ًุง ุนَู†ْ ู…َุนْุตِูŠَุฉٍ ุจَู„ْ ูŠَู†ْู‡َู‰ ุงู„ْุนُุตَุงุฉُ ุจَุนْุถُู‡ُู…ْ ุจَุนْุถًุง

"Berkata Pakarnya ahlul ilmi : Bukanlah syarat orang yang mencegah dari kemungkaran harus selamat dari kemaksiatan, tetapi (wajib) bagi pelaku maksiat saling mencegah sebagian yang lain". (tafsir Al Qurthubi 6/118).

Berkata Shahabat yang mulia Abu Darda' radiyaAllahu anhu :

ุฅِู†ِّูŠ ู„ุขู…ُุฑُูƒُู…ْ ุจِุงู„ุฃَู…ْุฑِ ูˆَู…َุง ุฃَูْุนَู„ُู‡ُ ، ูˆَู„َูƒِู†ْ ู„َุนَู„َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุฃَู†ْ ูŠَุฃْุฌُุฑَู†ِูŠ ูِูŠู‡ِ

"Sesungguhnya aku perintahkan kalian kepada (kebaikan) sedangkan aku tidak mengerjakannya, tetapi aku berharap mudah mudahan Allah memberiku pahala dengannya". (al madkhal ila sunan al kubra Al Baihaqi no. 679).

Ada seseorang berkata kepada Al Hasan Al Bashri rahimahullah :

ุฅู†َّ ูُู„َุงู†ًุง ู„َุง ูŠَุนِุธُ ูˆَูŠَู‚ُูˆู„ُ : ุฃَุฎَุงูُ ุฃَู†ْ ุฃَู‚ُูˆู„َ ู…َุง ู„َุง ุฃَูْุนَู„ُ.
ูَู‚َุงู„َ ุงู„ْุญَุณَู†ُ: ูˆَุฃَูŠُّู†َุง ูŠَูْุนَู„ُ ู…َุง ูŠَู‚ُูˆู„ُ؟ ูˆَุฏَّ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ุฃَู†َّู‡ُ ู‚َุฏْ ุธَูِุฑَ ุจِู‡َุฐَุง ูَู„َู…ْ ูŠَุฃْู…ُุฑْ ุฃَุญَุฏٌ ุจِู…َุนْุฑُูˆูٍ ูˆَู„َู…ْ ูŠَู†ْู‡َ ุนَู†ْ ู…ُู†ْูƒَุฑٍ.

"Sesungguhnya fulan tidak mau memberi nasehat manusia, dan dia berkata : aku khawatir mengajak manusia kepada kebaikan tapi aku sendiri tidak mengerjakannya!
maka Al Hasan Al Bashri berkata : siapakah diantara kita yang mengerjakan semua yang ia katakan?!
dengan ini syaithan berharap agar kalian tidak mengajak kepada kebaikan dan tidak mencegah kemungkaran". (ghadaaul albab 1/215).

(Baca Juga : 10 Ayat Al-Quran Tentang Timur)

#Semoga_kita_bisa_melaksanakan
#Apa_yang_kita_dakwahkan
#MEMBERI_NASEHAT_TIDAK_HARUS
#SUDAH_SEMPURNA
๐Ÿ“TB/22/06/19

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=460161821220152&id=100016790144202

Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?

Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?
Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?

๐Ÿ’ซ *MATI KARENA MEMBELA NEGARA  SYAHIDKAH?*
(Nasehat Agar Memperbaiki Niat Dalam Menjaga & Membela Negara)

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู….

Telah datang dari hadits Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu anhu ia berkata:

 ุฌَุงุกَ ุฑَุฌُู„ٌ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูَู‚َุงู„َ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُู‚َุงุชِู„ُ ุญَู…ِูŠَّุฉً ูˆَูŠُู‚َุงุชِู„ُ ุดَุฌَุงุนَุฉً ูˆَูŠُู‚َุงุชِู„ُ ุฑِูŠَุงุกً ูَุฃَูŠُّ ุฐَู„ِูƒَ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‚َุงู„َ ู…َู†ْ ู‚َุงุชَู„َ ู„ِุชَูƒُูˆู†َ ูƒَู„ِู…َุฉُ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‡ِูŠَ ุงู„ْุนُู„ْูŠَุง ูَู‡ُูˆَ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ

Datang seseorang kepada Nabi shallalahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: Ada seseorang yang berperang karena dorongan fanatisme, atau berperang karena ingin memperlihatkan keberanian, dan ada yang berperang karena ingin dilihat orang, siapakah yang disebut fi sabilillah?  Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab: "Siapa yang berperang agar kalimatullah menjadi tinggi, ia berada fii sabilillah."
(HR.Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari)

(Baca Juga : Puasa Sunnah di Bulan Muharram dan Puasa Asyura)

Dalam riwayat lain:

ุฌَุงุกَ ุฑَุฌُู„ٌ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ู… ูู‚َุงู„َ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُู‚َุงุชِู„ُ ู„ِู„ْู…َุบْู†َู…ِ ูˆَุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُู‚َุงุชِู„ُ ู„ِู„ุฐِّูƒْุฑِ ูˆَุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُู‚َุงุชِู„ُ ู„ِูŠُุฑَู‰ ู…َูƒَุงู†ُู‡ُ ูَู…َู†ْ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‚َุงู„َ ู…َู†ْ ู‚َุงุชَู„َ ู„ِุชَูƒُูˆู†َ ูƒَู„ِู…َุฉُ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‡ِูŠَ ุงู„ْุนُู„ْูŠَุง ูَู‡ُูˆَ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ

Datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Seseorang berperang untuk mendapatkan ghanimah (rampasan perang), seseorang yang lain agar menjadi terkenal, dan seseorang yang lain lagi untuk dilihat kedudukannya, manakah yang disebut fii sabilillah?" Maka Beliau bersabda: "Siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah dialah yang disebut fii sabilillah".
(HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Berkata Al-Allamah Al-Utsaimin rahimahullah:
Ini adalah timbangan hakiki yang benar yang dengannya diketahui apakah suatu jihad itu fisabilillah atau bukan fisabilillah. Barangsiapa yang berperang membela negara sekedar karena negaranya maka bukan fisabilillah, dan barangsiapa yang berperang membela negaranya karena negaranya adalah negara islam dia melindunginya dari orang-orang kafir maka dia fisabilillah.
๐Ÿ“š(Majmu Fatwa wa Rasรฃ'il:25/351)

Beliau juga berkata :
Bukan karena mereka membela negaranya karena itu adalah sebuah negara, karena membela negara karena sekedar dia adalah negara sama antara seorang mu'min dan kafir, orang-orang kafir pun membela negara mereka. Akan tetapi, seorang muslim hendaklah dia membela agama Allah, dia membela negaranya bukan karena sekedar negaranya tapi karena negaranya adalah negara islam. Dia membelanya untuk menjaga islam yang tumbuh di negara tersebut.
๐Ÿ“š(Syarh Riyadhis-Shรฃlihin:1/33-34, Lihat juga Majmu Fatwa wa Rasรฃ'il:7/318)

(Baca Juga : 7 Ayat Al-Quran Tentang Riba)

Beliau juga berkata:
Adapun membela karena niat Nasionalisme atau niat Kebangsaan maka ini sama antara seorang mu'min dan kafir, tidak bermanfaat bagi pembelanya di hari kiamat. Jika dia mati dalam keadaan dia membela karena niat ini maka dia bukanlah syahid.
๐Ÿ“š(Syarh Riyadhis-Shรฃlihin:1/34)

Oleh karena itu, hendaklah semua aparatur keamanan NKRI agar memperbaki niat-niat mereka, yaitu niat menjaga Islam dan kaum muslimin dan Negara Indonesia sebagai Negara Islam dari musuh-musuh islam baik orang-orang kafir atau kelompok-kelompok pemberontak dari kalangan khawarij dan semisalnya.

Berkata Para Ulama yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Daimah Kerajaan Saudi Arabiah:
Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, melindungi kaum muslimin, dan menjaga negeri kaum muslimin dari musuh maka dia fisabilillah, dan jika dia terbunuh maka dia syahid. Dan boleh juga engkau berniat dengan niat yang berbeda dengan niat tentara, seperti engkau berniat untuk meninggikan kalimat Allah dalam jihadmu sekalipun selainmu berniat dengan niat yang berbeda seperti jihad karena negara.
๐Ÿ“š(Lihat Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah: no.6894)

Dan berkata Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah:
Wajib atas para penuntut ilmu agar menjelaskan kepada manusia bahwa berperang karena negara bukanlah perang yang benar, hanyalah (perang yang benar itu) adalah berperang untuk meninggikan kalimat Allah, (sehingga seorang harus berniat) saya berperang membela negaraku karena negaraku adalah negara Islam, saya melindunginya dari musuh-musuhnya dan musuh-musuh islam. Maka dengan niat seperti ini niatnya menjadi benar.
๐Ÿ“š(Syarh Riyadhis-Shรฃlihin:1/35)

(Baca Juga : 18 Ayat Al-Quran Tentang Pendusta)

Semoga Allah menjaga kaum muslimin dan negara kami tercinta Indonesia dari musuh-musuh islam.

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†.

๐Ÿ—“25 Sya'ban 1439
✍๐ŸปMuhammad Abu Muhammad Pattawe Al-Indunisiy
๐Ÿ•ŒDarul-Hadits Ma'bar-Yaman.

Tulisan Al-Ustadz Abu Muhammad Pattawe hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=322573351605335&id=100015580180071

Ilmu Sebelum Berdakwah

Ilmu Sebelum Berdakwah
Ilmu Sebelum Berdakwah
Abu Ubaidah As Sidawi

Ilmu merupakan syarat utama dan bekal pertama dalam dakwah. Maka orang yang jahil tidak pantas dan tidak boleh terjun dakwah,karena akan merusak lebih banyak daripada memperbaikinya.

Nabi tidaklah memilih sembarangan orang sebagai utusan dakwah dari Badui  dan sejenisnya tetapi Nabi memilih diantara sahabatnya yang telah matang ilmunya seperti Muadz bin Jabal manusia yang paling alim tentang ilmu halal dan haram. Demikian pula Abu Musa  Al-Asyari, Ali bin Abu Thalib dll.

(Baca Juga : Biografi Ustafdz Abu Yahya Badrusalam)

Sungguh, merupakan musibah besar bila dakwah yang begitu mulia diserahkan kepada setiap orang sebagaimana banyak kita jumpai di negeri kita dimana artis, budayawan,  pelawak,  politikus yg jahil boleh serta bebas  berbicara tentang agama. Inna lilahi wa inna Ilahi raji’un.

 Sungguh benar sabda Nabi:

  ุงุฐุง ูˆุณุฏ ุงู„ุฃู…ุฑ ุงู„ู‰ ุบูŠุฑ ุฃู‡ู„ู‡ ูุง ู†ุชุธุฑ ุงู„ุณุง ุนุฉ

“Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah hari kiamat tiba” (HR. Bukhori 59 dan 6496)

Ilmu dalam dakwah mencakup ilmu syar'i sebagai materi yg disampaikan,  ilmu tentang fiqih dalam berdakwah agar metode dakwah benar,  dan ilmu tentang kondisi orang yang didakwahi.

Maka hendaknya bagi seorang dai untuk mengetahui ilmu syari,  metode menyampaikannya dan  keadaan masyarakat yang akan dia dakwahi.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: "Nabi mengabarkan kepada Muadz demikian agar dia mengetaui keadaan orang yang akan dia dakwahi dan bersiap-siap untuk menghadapi mereka.
Jadi seorang dai harus mengetahui situasi, kondisi serta tingkatan pengetahuan mereka dalam ilmu serta dialog sehingga dia bersiap-siap dan memenangkan Al-haq lewat tangannya.
Janganlah kamu kira bahwa ahli batil tidak memiliki argumentasi dan bahwasanya mereka satu tingkatan dalam ilmu! (Zadu Daiyyah hal.12-As-Shaid Tsamin Fi Rosail Ibnu Utsaimin 1/12).

(Baca Juga : 22 Ayat Al-Quran Tentang Bekerja)

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=603954453341539&id=100011809698436

Bolehkah Bekerja Sebagai Pengacara?

Bolehkah Bekerja Sebagai Pengacara?
Bolehkah Bekerja Sebagai Pengacara?

Abu Ubaidah As Sidawi

Pengacara adalah seorang yang mewakili orang lain untuk menuntut haknya di depan hakim dalam sidang pengadilan.

Dan perwakilan dalam pengadilan sudah ada sejak dulu. As-Sarokhsi (490 H) berkata: “Perwakilan dalam pengadilan sudah ada semenjak masa Nabi hingga hari ini tanpa adanya pengingkaran dari siapapun”. (Al-Mabsuth 19/4).

(Baca Juga : 8 Ayat Al-Quran Tentang Ikhlas)

As-Sumnani (499 H) juga berkata menjelaskan tentang pengacara: “Nabi juga pernah mewakilkan, demikian juga para imam yang adil dari kalangan sahabat dan tabi’in. Hal ini juga diamalkan oleh manusia di semua Negara”. (Roudhoh al-Qudhoth 1/181).

Pertanyaannya, bolehkah pengacara dijadikan sebagai profesi? Bagaimana hukumnya?
Berprofesi sebagai pengacara hukumnya boleh apabila untuk membela kebenaran dan menolong orang yang terdzalimi, baik dengan mengambil gaji atau tidak.
Dalilnya adalah firman Allah:

ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ุตَّุฏَู‚َุงุชُ ู„ِู„ْูُู‚َุฑَุงุกِ ูˆَุงู„ْู…َุณَุงูƒِูŠู†ِ ูˆَุงู„ْุนَุงู…ِู„ِูŠู†َ ุนَู„َูŠْู‡َุง ูˆَุงู„ْู…ُุคَู„َّูَุฉِ ู‚ُู„ُูˆุจُู‡ُู…ْ ูˆَูِูŠ ุงู„ุฑِّู‚َุงุจِ ูˆَุงู„ْุบَุงุฑِู…ِูŠู†َ ูˆَูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงุจْู†ِ ุงู„ุณَّุจِูŠู„ِ ۖ ูَุฑِูŠุถَุฉً ู…ِู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ۗ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„ِูŠู…ٌ ุญَูƒِูŠู…ٌ

"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. At-Taubah: 60)

(Baca Juga : 8 Bukti Cinta Kepada Rasulullah)

Dalam ayat ini terdapat dalil bolehnya pemerintah mewakilkan seorang untuk mengambil zakat dan membagikannya kepada yang berhak dengan adanya imbalan bagi amil zakat tersebut. (Adhwaul Bayan 4/49 karya asy-Syinqithi).
Kalau amil zakat berhak mendapatkan imbalan atas pekerjaannya, maka demikian juga pengacara berhak mendapatkan imbalan atas pekerjaannya.

 Lajnah Daimah Saudi Arabia pernah ditanya tentang hukum profesi sebagai pengacara, maka mereka menjawab:
“Apabila dia berprofesi sebagai pengacara bertujuan untuk membela kebenaran, menumpas kebathilan dalam pandangan syari’at,  mengembalikan hak kepada pemiliknya dan menolong orang yang terdzalimi, maka hal itu disyari’atkan, karena termasuk tolong-menolong dalam kebaikan. Adapun apabila tujuannya bukan demikian maka tidak boleh karena termasuk tolong-menolong dalam dosa. Allah berfirman:

ูˆَูƒَูŠْูَ ูŠُุญَูƒِّู…ُูˆู†َูƒَ ูˆَุนِู†ْุฏَู‡ُู…ُ ุงู„ุชَّูˆْุฑَุงุฉُ ูِูŠู‡َุง ุญُูƒْู…ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุซُู…َّ ูŠَุชَูˆَู„َّูˆْู†َ ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِ ุฐَٰู„ِูƒَ ۚ ูˆَู…َุง ุฃُูˆู„َٰุฆِูƒَ ุจِุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ

"Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)? Dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman".
(QS. Al-Maidah: 43)
(Lihat Fatawa Lajnah Daimah 1/792. Ketua: Syaikh Abdul Aziz bin Baz, anggota: Abdurrazzaq ‘Afifi, Abdullah al-Ghudayyan dan Abdullah bin Qu’ud. Lihat pula fatwa-fatwa ulama lainnya tentang hukum profesi pengacara dalam kitab Al-MuhamahTarikhuha fi Nudhum wa Mauqif Syari’ah Minha hlm. 139-148 karya Syaikh Masyhur Hasan Salman).

Bahkan, sebenarnya kalau kita membuka sejarah Islam, profesi pengacara sudah ada sejak dulu sekalipun tidak mesti dalam setiap persidangan.
Bukti akan hal itu banyak sekali, di antaranya apa yang dikatakan oleh as-Sumnani (499 H): “Bab tentang pengacara dan kewajiban mereka”.  (Roudhoh Al-Qudhot 1/122).
Bab ini menunjukkan bahwa profesi pengacara sudah ada sejak dulu.
Bahkan, dalam kitab biografi, ada sebagian orang yang dikenal sebagai pengacara, seperti Abu Marwa Utsman bin Ali bin Ibrahim (346 H), beliau dikenal sebagai pengacara yang profesional. (Tarikh Baghdad 11/303-304).

(Baca Juga : Manhaj Salaf Adalah Jalan Kebenaran)

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=605723736497944&id=100011809698436