Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts
Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts

Amat Sangat Luasnya Ampunan Allah

Amat Sangat Luasnya Ampunan Allah
Amat Sangat Luasnya Ampunan Allah


Siapakah diantara kaum Muslimin yang tidak tahu kebejatan, kekejaman, kesombongan dan sifat-sifat buruk lainnya dari seseorang yang waktu itu berkuasa di negeri Mesir dan sampai kepada puncak kemaksiatannya adalah ia mengaku dirinya sebagai tuhan, ucapnya :


فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلْأَعْلَىٰ


"(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi" (QS. An Naazi'at : 24).


Ya benar orang tersebut adalah Fir'aun, sangat banyak sekali ayat-ayat Rabb kita yang Maha Suci dan Maha Tinggi mengisahkan segala tindak tanduk yang buruk dan busuk serta kesewenang-wenangannya kepada orang-orang yang beriman, yang layak dicatat sebagai tragedi kemanusian terbesar yang ada di muka bumi ini.


(Baca Juga : 15 Keutamaan dan Fakta Masjidil Aqsha)


Akan tetapi..akan tetapi...


Tatkala ia diambang kehancuran, diambang kebinasaan, diambang kematiannya, pada waktu ditenggelamkan di laut merah...


Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menceritakannya kepada kita :


لَمَّا أَغْرَقَ اللَّهُ فِرْعَوْنَ قَالَ : { آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ }، فَقَالَ جِبْرِيلُ : يَا مُحَمَّدُ، فَلَوْ رَأَيْتَنِي وَأَنَا آخُذُ مِنْ حَالِ الْبَحْرِ فَأَدُسُّهُ فِي فِيهِ ؛ مَخَافَةَ أَنْ تُدْرِكَهُ الرَّحْمَةُ "


"Tatkala Allah tenggelamkan fir'aun ia berkata : "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil" (QS. Yunus : 90). 

Maka Jibril alaihi salam berkata : "Wahai Muhammad, seandainya engkau melihatku, aku mengambil lumpur laut, lalu aku sumpalkan ke mulut fir'aun karena khawatir ia mendapatkan rahmat" (HR. Tirmidzi, dihasankan Tirmidzi dan dikatakan shahih lighoirihi oleh al-albani)


Dalam riwayat lain :


إِنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يَدُسُّ فِي فَمِ فِرْعَوْنَ الطِّينَ ؛ مَخَافَةَ أَنْ يَقُولَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ


"Jibril dulu pernah menyumpal mulut Fir'aun dengan tanah, khawatir ia mengucapkan "Laa Ilaaha Illallah" (HR. Ahmad, dishahihkan Ahmad Syakir).


Lihat!!! Betapa luasnya ampunan Allah, sehingga Jibril khawatir fir'aun mati dalam keadaan mengucapkan kalimat tauhid, yang menyebabkan ia mendapatkan ampunan dan rahmat Allah.


Lalu bagaimana lagi dengan seorang hamba yang menangis, merendah diri, mengiba dengan penuh rasa kasihan didepan pintu Ampunan dan Rahmat Allah, maka apakah mungkin Allah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun membiarkan hamba-Nya tersebut tanpa membawa ampunan dan karunia-Nya?

============

(Baca Juga : Makna Kemampuan Dalam Ibadah Haji)


Tulisan Al-Ustadz Abu Sa'id Neno Triyono hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/abu.s.triyono.5/posts/126289075204720

15 Wanita di Sekeliling Nabi

15 Wanita di Sekeliling Nabi
15 Wanita di Sekeliling Nabi


Ada 15 wanita di rumah tangga Nabi selain putri-putri beliau, mereka terperinci dalam 4 kategori:


I. Yang pertama; wanita yang menjadi istri nabi dan wafat mendahului nabi, mereka ada dua orang:


(1). Ibunda Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anha bergelar at-Thahirah [wanita yang suci] memiliki sangat banyak keutamaan.


(2) Ibunda Zainab binti Khuzaimah Radhiyallahu Anha, Dijuluki Ummul Masakin (ibu dari kaum fakir miskin)


(Baca Juga : Hargai Guru dan Majelis Ilmu Terdekat)


II. Yang kedua; wanita-wanita yang menjadi istri nabi dan Rasulullah wafat mendahului mereka, ada 9 orang:


(3). Ibunda Saudah binti Zam'ah Radhiyallahu 'Anha.


(4). Ibunda Aisyah binti Abi Bakr ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anha.


(5). Ibunda Hafshah Binti Umar bin Khattab Radhiyallahu Anha.


(6). Ibunda Ummu Salamah Hindun Binti Abi Umayyah Radhiyallahu 'Anha


(7). Ibunda Zainab binti Jahsy Radhiyallahu Anha (sepupu Rasulullah/anak bibi rasulullah)


(8). Ibunda Ummu Habibah Ramlah  binti Abu Sufyan Radhiyallahu Anha.


(9). Ibunda Juwairiyyah binti al-Haris Radhiyallahu Anha (putri dari suku Bani Musthaliq).


(10). Ibunda Shafiyah binti Huyay bin Ahthab Radhiyallahu Anha (satu²nya istri nabi yang bukan dari Arab, beliau dari Bani Israel).


(11). Ibunda Maimunah binti al-Haris Radhiyallahu 'Anha


(Baca Juga : Manusia Disandera Jin?)


III. Yang Ketiga, wanita² yang pernah diakad oleh nabi akan tetapi belum sempat dikumpuli nabi dan terjadi perpisahan. Mereka ada dua:


(12). Wanita dari suku Kilab

(13). Wanita dari suku Kindah terkenal dg sebutan al-Juniyah.


IV. Wanita yang menjadi budak nabi bukan istri nabi (berdasarkan pendapat yang rajih Wallahu a'lam), ada dua:


(14). Mariyah al-Qibtiyah Radhiyallahu Anha, wanita cantik hadiah dari Raja Kristen Mesir al-Muqawqis. Darinya nabi memperoleh anak yg bernama Ibrahim.


(15). Raihanah binti Zaid Al-Qurazhiyah, Radhiyallahu Anha. (Dulu menjadi tawanan di perang melawan Bani Quraizhah Yahudi).


Referensi: 

Disarikan dari Shafiyurrahman Al-Mubarakfury, Ar-Rahiq al-Makhtum (Al-Manshurah, Dar al-Wafa', 2004), hal. 406-408


(Baca Juga : Belajar Manhaj Salaf dari Dinosaurus)


Tulisan Al-Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1983481288473809&id=100004358714062

Madzhab Atau Non Madzhab

Madzhab Atau Non Madzhab
Madzhab Atau Non Madzhab

Pertanyaan: 

Sebagian Orang telah mengingkari berfikih tanpa madzhab, kami mohon bimbingan anda?


Syaikh Ali Bin Hasan al-Halabi hafizhahullah menjawab:


Masalah bermadzhab atau tidak bermadzhab merupakan permasalahan lama yang sudah ada sejak dahulu kala. Sebagaimana ada madzhab Imam Abu Hanifah, madzhab Imam Malik, imam Syafi'i dan Imam Ahmad, di sana juga ada madzhab2 lain yang masih ada sebagiannya sampai hari ini.


Dulu ada Madzhab Abu Tsaur, madzhab Imam Thobari, madzab imam al-Laits bin Sa'ad, dahulu semua (madzhab) ini ada dan populer. Aku sudah pernah menulis beberapa karangan dan beberapa kitab tentang masalah ini.


 (bahkan) masih ada sampai sekarang madzhab imam Ibn Hazm (madzhab zhahiri), dahulu populer dengan nama madzhab Imam Ibn Hazm, walaupun pendiri madzhab ini adalah Dawud azh-zhahiri.


 Begitu juga ada madzhab ahlul hadits, maka seandainya anda meneliti di kitab-kitab hadits, maka anda benar-benar akan melihat keberadaannya dan itu masih ada dan masih eksis. MAKA DALAM HAL INI KITA JANGAN BERLAKU KERAS, karena YANG MENJADI PATOKAN ADALAH BERFIKIH SECARA BENAR...(bukan masalah bermadzhab atau tidak bermadzhab).

 

Kami katakan berulang-ulang kali, kami tidak memusuhi (melawan) madzhab, akan tetapi kita melawan adanya fanatik buta (ta'ashub) dalam bermadzhab.


Dan agar kita teliti: Sesunguhnya ciri keumuman dari  pentaklid madzhab hari ini adalah ta'ashub. (Tapi) dalam perkara ini tidak kosong Dari adanya para pentahrir.


(Baca Juga : Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits)


Saya buat permisalan, contoh Syaikh Utsaimin Rahimahullah ta'ala, dalam kitabnya asy-syarh al-Mumti' di dalamnya ada ta'shil, perincian dan penjelasan untuk madzhab Hambali, begitupun kitab-kitab beliau yang sudah masyhur (lainnya). Akan tetapi Syaikh Utsaimin tidak jumud (mandeg/stagnan) atas madzhab Hambali atau mandeg atas apa yang sudah dikatakan di kitab (az-zaad) atau mencukupkan diri dengan kitab-kitab madzhab lainnya. Akan tetapi yang dilakukan Belaiu hanyalah mengikuti dalil, dan beliau membela dalil dan beliau merajihkan dengan dalil, meskipun seandainya Belaiu salah dalam hal ini dan itu, yang penting Sesunguhnya beliau mengerahkan kemampuannya. 


Apa makna ijtihad, ijtihad adlah mengerahkan kemampuan untuk mengetahui sesuatu.


Maka barang siapa mengatakan bahwa madzhab ahli hadits itu kacau, maka hal ini tidak benar.


 wahai saudaraku lihatlah kitab Ibnul Mundzir, sesungguhnya kitab beliau adalah contoh yang elok (indah) untuk mengikuti manhaj ahlul hadits secara terperinci.


Lihatlah kitab "المؤمَّـل في الرد إلى الأمر الأول karya imam Abu Syaamah Asy-Syafii, semuanya berisi ta'shil untuk madzhab ahlul hadits atau sedikit disinggung tentang bermadzhab tapi tanpa ta'ashub (fanatik buta).


....(maka) tidak mengapa anda berfikih dengan madzhab imam Syafi'i, Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah, atau imam Malik, atau engkau bermadzhab dengan fiqih Imam As-Syaukani, shon'ani, atau Ibnu Taimiyah, yang penting jangan engkau ta'ashub, dan jangan engkau fanatik terhadap pendapat2 tersebut, 


Engkau (harus) melihat perkara dengan dalil dan hujjah, disertai pemuliaan dan penghormatan terhadap ucapan para ulama. Dan Ini merupakan perkara yang sangat penting.


Sebenarnya masalah ini memerlukan pembahasan yang lebih banyak, akan tetapi semoga hal ini sudah cukup.


 selesai.


==========


* Teks bahasa Arab didapatkan dari group محبو الشيخ علي الحالبي حفظه الله تعالى


=============


(Baca Juga : Bertanya Tentang Rawi Hadits di Dalam Mimpi)


🔻 السؤال :


لقد صار البعض يُـنكِر التفقَّه بغير مذهب ، فنريد توجيهاً ؟


◉ أجاب فضيلة الشيخ:


 *علي بن حسن الحلبي* -حفظه الله- :


قضية التمذهب وعدمه ؛ قضية تاريخية معروفة موجودة ، كما هو موجود مذهب الإمام أبي حنيفة ومذهب الإمام مالك والشافعي وأحمد ؛ هناك أيضاً مذاهب أخرى موجودة ولا يزال إلى اليوم بعضها.


كان موجود مذهب (أبي ثور) ، كان موجود مذهب الإمام الطبري ، كان موجوداً مذهب الإمام الليث ابن سعد ، هذا كله كان موجوداً و معروفاً ، وأُلِّـفَت في ذلك مؤلفات وكتب ، ولا يزال إلى الآن موجوداً مذهب الإمام أبي محمد ابن حزم (مذهب الظاهرية) ، وإن كان اشتهر المذهب بإسم (مذهب الإمام ابن حزم) ، وإن كان مؤسِّـس المذهب هو داوود الظاهري.


كذلك يوجد مذهب أهل الحديث ، فلو أنك بحثتَ في كتب الحديث لَـتراه كان وسيظَل موجوداً وقائماً ، فلا نُشدد في هذا الموضوع ، العبرة بالتفقه الصحيح.


ونحن نقولها مرات ومرات ، نحن لسنا ضد التمذهب ، لكننا ضدُّ التعصب للمذهَب ، وحتى نكون دقيقين :


فإن السمة الغالبة اليوم على مُـقَلِّدَة المذاهب هو التعصُّب ، ولا يخلو الأمر من وجود ناس متحررين.


يعني أضرِب المثل بسماحة الشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله تعالى :


في كتابه (الشرح الممتع) هو تأصيل وتفصيل وبيان للمذهب الحنبلي ولبعض كتبه الشهيرة ، لكن الشيخ العثيمين لم يَـجمد على المذهب أو على ما قيل في كتاب (الزاد) أو في غيره من كتب المذهب ، وإنما كان يَـتبع الدليل ، وكان ينتصر للدليل ، وكان يُـرَجِّح بالدليل ، حتى لو أخطأ في هذه أو تلك ، المهم أنه يبذل وسعه ، ما معنى الاجتهاد ؟


الاجتهاد هو بذل الوسع في معرفة الشيء. 


ومن يقول إن مذهب أهل الحديث فوضوي ؛ هذا غير صحيح يا أخي ، أُنظر إلى كتب الإمام ابن المنذر ، فإن كتبه نموذج راقٍ لاتباع منهج أهل الحديث تفصيلاً وفروعاً.


أنظر إلى كتاب "المؤمَّـل في الرد إلى الأمر الأول" للإمام أبي شامة الشافعي ، كله تأصيل لمذهب أهل الحديث أو قل للتمذهب البعيد عن التعصب.


وعندنا الأمر في ذلك سيان ، لا مانع أن تتفقه على مذهب الإمام الشافعي أو الإمام أحمد والإمام أبي حنيفة والإمام مالك ، أو أن تتمذهب على فقه الشوكاني أو الصنعاني أو فقه ابن تيمية ، المهم أن لا يكون لك تعصب ، وأن لا تتعصب إلى هذه الأقوال ، وأن تنظر إلى الأمور نظرةً يُـثَبتها الدليل وتثبتها الحُـجة ، مع التقدير والتبجيل لكلام العلماء في هذا الباب ، وهو شيء مهم للغاية.


والمسألة في الحقيقة تحتاج إلى أكثر من ذلك ، لكن لعل في هذا كفاية في هذه المسألة.


📚 المصدر :


 فيديو تم نشره على صفحة:


(الشيخ علي بن حسن الحلبي)


   على الفيسبوك بتاريخ :


25 شعبان 1441 هجري


18-04-2020 ميلادي.


Tulisan Al-Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1683436425144965&id=100004358714062

Arogansi Yang Mendatangkan Petaka

Arogansi Yang Mendatangkan Petaka
Arogansi Yang Mendatangkan Petaka

Ibnul-Qayyim mengutip dari al-Zuhd, karya Imam Ahmad: 


عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ: أَنَّهُ لَمَّا رَكِبَهُ الدَّيْنُ اغْتَمَّ لِذَلِكَ، فَقَالَ: إِنِّي لَأَعْرِفُ هَذَا الْغَمَّ بِذَنْبٍ أَصَبْتُهُ مُنْذُ أَرْبَعِينَ سَنَةً  


“Diriwayatkan dari Muhammad bin Sirin, bahwa beliau pernah terjerat hutang yang menggelisahkan beliau. Maka beliau berkata, ‘Sungguh, saya tahu bahwa musibah ini disebabkan dosa yang saya lakukan empat puluh tahun lalu.’” 


Ibnul-Qayyim kemudian berkomentar, “Demikianlah, terkadang efek dosa tidak menimpa secara langsung.” [Ref.: al-Da` wad-Dawa`, hlm. 53.] 


Dosa yang dimaksud oleh Ibn Sirin adalah beliau pernah merendahkan seseorang dengan berkata, “Hai, bangkrut!” 


(Baca Juga : Poin Penting Dalam Berdakwah)


Ibnul-Jauzy berkata, 


ومما ينبغي للعاقل أن يترصده وقوع الجزاء، فإن ابن سيرين قال: عيرت رجلًا فقلت: يا مفلس! فأفلست بعد أربعين سنةً


“Termasuk yang harus diwaspadai oleh orang bijak adalah terkena hukuman (sesuai jenis perbuatannya). Ibn Sirin pernah bertutur, ‘Saya pernah merendahkan seseorang dengan berkata, ‘Hai bangkrut,’ maka saya pun mengalami kebangkrutan setelah empat puluh tahun dari peristiwa tersebut.’” [Ref.: Shaidul-Khathir, hlm. 39.]


Imam al-Dzahaby juga menyebutkan secara lebih detail tentang kisah Ibn Sirin tersebut. Beliau juga mengisahkan bahwa ketika Abu Sulaiman al-Darany mendengar tentang hal itu, beliau berkomentar, 


قَلَّتْ ذُنُوْبُ القَوْمِ، فَعَرَفُوا مِنْ أَيْنَ أُتُوا، وَكَثُرَتْ ذُنُوْبُنَا، فَلَمْ نَدْرِ مِنْ أَيْنَ نُؤْتَى


“Dosa kaum Salaf tersebut sangatlah sedikit. Karena itulah mereka bisa mengetahui dosa mana yang menyebabkan musibah yang mereka alami. Sementara dosa kita sangatlah banyak, sehingga kita tidak tahu musibah yang kita alami itu disebabkan dari dosa yang mana.” [Ref.: Siyar A’lam al-Nubala`, vol. IV, hlm. 616.] 


* * * * * 


Ada kisah lain yang senada dengan itu. Sepasang suami istri hidup cukup mapan secara finansial. Pada suatu waktu, keduanya tengah bersiap menikmati hidangan ayam panggang di meja makan, ketika tiba-tiba pintu rumah mereka diketuk oleh seorang pengemis. Sang istri sebenarnya ingin memberinya makanan, namun suaminya malah kemudian menghardik dan mengusir pengemis itu. 


Beberapa waktu kemudian, usaha si suami mengalami kebangkrutan. Kekayaannya sirna. Selain itu, karena perangai yang buruk, ia juga bercerai dengan istrinya. Sang wanita kemudian menikah lagi dengan seorang pria yang baik perangainya lagi hidup berkecukupan. 


Suatu ketika, wanita itu tengah bersiap menikmati hidangan ayam panggang di meja makan bersama suami barunya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk oleh seorang pengemis. 


Sang suami lalu berkata kepada istrinya, 


ادفعي إليه هذه الدجاجة


“Tolong berikan makanan kita kepadanya.”  


Istrinya pun melaksanakannya. 


Namun ketika kembali, ia menangis tersedu-sedu. 


“Apa yang membuatmu menangis?” tanya suaminya. 


“Pengemis tadi ternyata adalah mantan suamiku. Dahulu, kami juga pernah didatangi oleh pengemis ketika tengah menikmati hidangan seperti ini, lalu ia menghardik dan mengusir pengemis tersebut. Ternyata sekarang justru ia yang menjadi pengemis.” 


Suaminya berkata lembut, “Tahukah engkau, pengemis yang dulu diusirnya itu adalah aku.” 


[Ref.: al-Mustathraf fi Kull Fann Mustazhraf, vol. I, hlm. 27.] 


(Baca Juga : Tawakkal Dengan Rezeki Allah)


* * * * * 


Demikianlah, roda dunia berputar silih berganti. Kadang seseorang berada di atas dan kadang pula di bawah. Di samping itu, kisah-kisah nyata bahwa seseorang terkena dampak buruk yang selaras dengan arogansi dan ucapannya itu banyak jumlahnya dan bahkan bisa kita dapati di sekitar kita. Bahkan, bisa jadi sebagian kita pun pernah mengalaminya secara langsung.


Oleh karenanya, jika kita ditimpa musibah dan berbagai masalah, misalnya dalam hal finansial, karir, atau jodoh (seperti jodoh yang tak kunjung datang atau mendapatkan jodoh yang buruk akhlaknya), maka kita perlu introspeksi, bisa jadi itu merupakan dampak arogansi, perendahan dan kezaliman kita terhadap orang lain. 


Itulah sanksi di dunia. Adapun di akhirat, maka ancaman hukumannya jauh lebih mengerikan. Nabi (shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda dalam hadisnya yang valid dan populer, 


لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر قال رجل إن الرجل يحب أن يكون ثوبه حسنا ونعله حسنة قال إن الله جميل يحب الجمال الكبر بطر الحق وغمط الناس


“Tidak akan masuk surga seorang yang dalam hatinya terdapat sebutir zarah dari kesombongan.” Para Sahabat berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya seseorang itu senang apabila baju dan sendalnya bagus.” Nabi menjawab, “Allah itu indah dan menyukai keindahan. Yang dimaksud dengan kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia.” [HR Muslim no. 147, dan lain-lain] 


Solusi agar terselamatkan dari sanksi di dunia dan akhirat adalah dengan tobat dari kesalahan. Demikianlah yang dilakukan antara lain oleh Nabi Yunus ketika ditimpa musibah, yaitu dimakan oleh ikan raksasa, dan kemudian Allah Ta’ala pun menyelamatkan beliau. Allah Ta’ala berfirman,  


فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ


“Maka Yunus pun menyeru dalam keadaan yang sangat gelap bahwa ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.’” [QS al-Anbiya`/21: 87]  


Demikian, Allahu a'lam. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca, juga terutama bagi penulisnya, agar lebih mampu menghindari kesalahan dimaksud.  


07/06/2021 


(Baca Juga : 20 Ayat Al-Quran Tentang Jihad)


Tulisan Al-Ustadz Adni Kurniawan hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=10220205023577659&id=1289158161

Nasehat Salaf Untuk Mufti Medsos Salafi

Nasehat Salaf Untuk Mufti Medsos Salafi
Nasehat Salaf Untuk Mufti Medsos Salafi

NASEHAT PARA IMAM SALAF UNTUK MUFTI MEDSOS BERMANHAJ SALAF


-[1]- PESAN ULAMA SALAF


1️⃣ Ibnu Abbas & Ibnu Mas'ud - Radhiyallahu 'anhuma -


مَنْ أَفْتَى النَّاسَ فِيْ كُلِّ مَا يَسْأَلُوْنَهُ عَنْهُ فَهُوَ مَجْنُوْنٌ


" Barangsiapa yang berfatwa (memberikan jawaban) untuk semua pertanyaan (tentang agama) yang diajukan, maka (sebenarnya) dia orang gila. "


(Baca Juga : Siapakah Itu Kibar dan Shighar)


2️⃣ Abu Husain al-Asadi - Rahimahullah -


إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيُفْتِيْ فِيْ المَسْأَلَةِ لَوْ وَرَدَتْ عَلَى عُمَرَ ابْنِ الخَطَّابِ لَجَمَعَ لَهَا أَهْلَ بَدْرٍ


" Sesungguhnya salah seorang dari kalian berfatwa untuk sebuah pertanyaan, (yang mana) pertanyaan tersebut jika diajukan kepada Umar bin Khattab - Radhiyallahu anhu -, maka beliau akan mengadakan rapat bersama pasukan perang Badr. "


3️⃣ Khalil bin Ahmad - Rahimahullah -


إِنَّ الرَّجُلَ لَيُسْأَلُ عَنِ المَسْأَلَةِ وَيَعْجَلُ فِيٍ الجَوَابِ فَيُصِيْبُ فَأَذُمُّهُ، وَيُسْأَلُ عَنِ مَسْأَلَةٍ فَيَتَثَبَّتُ فِيْ الجَوَابِ فَيُخْطِئُ فَأَحْمَدُهُ


" Apabila seseorang ditanya sebuah permasalahan (dalam agama), lalu dia terburu-buru menjawabanya dan ternyata benar jawabannya, maka (orang itu) akan aku cela. (Namun), apabila dia teliti jawabannya, lalu ternyata salah, maka aku akan memujinya. "


4️⃣ Bisyr al-Haafii - Rahimahullah -


مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُسْأَلَ فَلَيْسَ بِأَهْلٍ أَنْ يُسْأَلَ


" Barangsiapa yang senang ditanya (soal agama), maka dia tidak pantas untuk ditanya (soal agama). "


5️⃣ Sufyan bin 'Uyainah - Rahimahullah -


أَجْسَرُ النَّاسِ عَلَى الفُتْيَا أَقَلُّهُمْ عِلْمًا


" Orang yang paling berani berfatwa (soal agama) biasanya orang yang paling cetek ilmunya. "


[Dinukil dari buku " Fadhu al-Ilmi " (hal.540-546 -dengan ringkas-), Dr. Muhammad bin Sa'id Ruslan, cet. Dar Alamiyyah]


(Baca Juga : Khidmat Kepada Orang-Orang Shalih)


-[2]- Pesan saya - sebagai hamba Allah yang lemah - kepada segenap ikhwan & akhwat salaf, panitia-panitia kajian sunnah yang sering berfatwa di media sosial dengan membawa ustaz-ustaz sepuh dan ternama, berhentilah berfatwa di media sosial, jangan mudah mengatakan, " Bismillah, bantu jawab akh/ukh ". 

Tugas kalian bukan memberikan fatwa di media sosial, tapi tugas kalian adalah belajar agama dengan tekun, agar tidak terkena fitnah syubhat & syahwat.


Tulisan Al-Ustadz Ragil Juliantoro hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=114328287478416&id=100067037351373

Sisi Lain Kata "'Ala Bashiroh"

Sisi Lain Kata "'Ala Bashiroh"
Sisi Lain Kata "'Ala Bashiroh"

 

SISI LAIN KATA عَلَى بَصِيْرَةٍ DALAM QS. YUSUF : 108


-[1]- Allah - Ta'ala - berfirman, 


قُلۡ هَـٰذِهِۦ سَبِیلِیۤ أَدۡعُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِیرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِیۖ وَسُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ وَمَاۤ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ


" Katakanlah (Muhammad), " Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah DENGAN BASHIRAH. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang berbuat syirik ". (QS. Yusuf : 108).


-[2]- Kata بَصِيْرَةٌ dalam bahasa arab merupakan akar kata dari بَصُرَ - يَبْصُرُ yang memiliki beberapa makna, yaitu : 1️⃣ pengetahuan yang sangat kuat, 2️⃣ kemantapan (keistikamahan) hati, 3️⃣ cahaya hati yang dapat melihat batin dari suatu hal, 4️⃣ kecerdasan, 5️⃣ bukti yang valid, 6️⃣ ibrah (pelajaran), 7️⃣ khibrah (pengalaman), 8️⃣ pengawasan (yang ketat), 9️⃣ jelas & nyata, 🔟 teliti.


[Lihat " Mu'jamul Wasith " (hal.60)]


(Baca Juga : Imam Sholat Sambil Membuka Mushaf)


-[3]- Sisi lain dari kata بَصِيْرَةٌ adalah " فِرَاسَةٌ (firasat) ". 


Imam Ibnu Qayyim - Rahimahullah - menjelaskan - tentang firasat -, 


" Bashirah dapat menumbuhkan firasat yang jujur di dalam hati. FIRASAT ADALAH CAHAYA YANG ALLAH BERIKAN KE DALAM HATI, sehingga dapat membedakan kebenaran & kebatilan, kejujuran & kebohongan.

FIRASAT ORANG-ORANG YANG JUJUR DAN MENGENAL ALLAH AKAN TERHUBUNG DENGANNYA, TERHUBUNG DENGAN CAHAYA WAHYU & CAHAYA IMAN.

Dia mampu membedakan pelbagai macam perkataan & perbuatan yang diridhai maupun yang dibenci oleh Allah. Dia juga mampu membedakan antara yang bagus & yang jelek, yang benar & yang batil, yang jujur & yang dusta. "


[Diringkas dari kitab " Madaarij as-Salikiin " (jilid 1/hal.148-150), tahqiq : Syaikh Muhammad Mu'tashim Billah, cet.Dar Kitab al-Arabi]


⚫ KESIMPULAN 


1. Firasat merupakan buah dari bashirah itu sendiri. TIDAK ADA SEORANG PUN YANG MENDAPATKAN FIRASAT YANG TAJAM KECUALI ORANG-ORANG YANG TAUHIDNYA KEPADA ALLAH BETUL-BETUL MURNI, HATINYA BENING, JIWANYA BERSIH, LISANNYA JUJUR, BERTAKWA, WARA', & BERILMU. Firasat tidak akan pernah bisa didapatkan dengan titel/gelar akademik, tidak akan pernah bisa didapatkan dengan uang, tidak akan pernah bisa didapatkan dengan bantuan seseorang. 


2. Hampir-hampir tidak kita dapatkan sosok yang memiliki بَصِيْرَةٌ dengan kandungan-kandungan makna yang mengiringinya serta sisinya yang lain yaitu فِرَاسَةٌ (firasat), melainkan - semuanya itu ada pada - USTAZ YAZID BIN ABDUL QADIR JAWAS & USTAZ ABDUL HAKIM BIN AMIR ABDAT - Semoga Allah memanjangkan umur mereka, dan memberkahi dakwah salaf mereka -.

Jasa-jasa mereka untuk dakwah salaf tidak akan mampu kita bayar dengan apapun juga.

 

(Baca Juga : Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah)


Tulisan Al-Ustadz Ragil Juliantoro hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=114692684108643&id=100067037351373

Sepucuk Surat Untuk Para Pedagang

Sepucuk Surat Untuk Para Pedagang
Sepucuk Surat Untuk Para Pedagang


Imam Ibnu Qudamah - Rahimahullah - mengatakan, 


Selayaknya para pedagang agar memperhatikan 6 hal berikut ini : 


1️⃣ Niat yang baik ketika berdagang.

Hendaknya pedagang berniat untuk menjaga diri dari meminta-minta kepada manusia, menahan -diri- dari ketamakan manusia, mencukupi kebutuhan keluarga, agar dengan sebab itu dia termasuk golongan orang-orang yang berjihad, dan hendaknya pula berniat untuk menasihati kaum muslimin.


(Baca Juga : Jadilah Muslim Yang Produktif)


2️⃣ Hendaknya meniatkan dalam bekerja dan berdagang itu untuk menegakkan kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang sifatnya kifayah, karena jika keduanya ditinggalkan, lapangan pekerjaan akan hilang.

Hanya saja ada pekerjaan yang sifatnya urgen, dan ada juga pekerjaan yang sifatnya sebagai hiasan atau sekedar mencari kenikmatan -saja-.

Maka, hendaknya sibukkan untuk pekerjaan yang lebih urgen, agar pekerjaan ini cukup dari kaum muslimin yang lain.


3️⃣ Pasar dunia tidak menghalanginya untuk (meraih) pasar akhirat.

Pasar akhirat adalah masjid, maka seyogyanya jadikanlah waktu pagi hari untuk pasar akhirat, dengan merutinkan wirid-wirid/dzikir-dzikir.


4️⃣ Selalu berdzikir kepada Allah - Ta'ala - di pasar, serta sibuk dengan tasbih (mengucapkan سُبْحَانَ اللّٰهِ) dan tahlil (mengucapkan لاَ إِلٰهٕ إِلاَّ اللّٰهُ)


5️⃣ Jangan sampai terlalu bersemangat untuk pasar dan perdagangan. Janganlah menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar, dan jangan menjadi orang yang terakhir keluar darinya.


6️⃣ Tidak cukup hanya dengan menjauhi perkara-perkara yang haram, tapi hendaknya menjauhi tempat-tempat yang penuh syubhat dan keraguan. 


[Lihat " Mukhtashar Minhajul Qashidin " (hal.111-112), Imam Ibnu Qudamah, tahqiq : Syaikh Ali Hasan Al-Halabiy]


(Baca Juga : Kisah Menuntut Ilmu dan Seorang Istri)


Tulisan Al-Ustadz Ragil Juliantoro hafidzhahullaah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=115898887321356&id=100067037351373