Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?
Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

#Syubhat_Tablighi
#Jawaban_Alim_Rabbani

๐Ÿ“ฌManakah yang lebih utama, menuntut ilmu atau berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah, karena aku melihat sebagian kelompok di negeri kami mengatakan bahwa berdakwah manfaatnya lebih banyak daripada menuntut ilmu?

(Baca Juga : 25 Ayat Al-Quran Tentang Allah)

As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah beliau menjawab :
"Harus belajar terlebih dahulu, karena seseorang tidak mungkin bisa berdakwah kecuali ia memiliki ilmu, karena tanpa ilmu tidak akan bisa mengajak manusia ke jalan Allah. jika ia berdakwah tanpa ilmu maka akan banyak salahnya daripada benarnya, maka syarat seorang dai harus memiliki ilmu sebelum memulai berdakwah, sebagaimana firman Allah :

ู‚ُู„ْ ู‡َุฐِู‡ِ ุณَุจِูŠู„ِูŠ ุฃَุฏْุนُูˆ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ุนَู„َู‰ ุจَุตِูŠุฑَุฉٍ ุฃَู†َุง ูˆَู…َู†ِ ุงุชَّุจَุนَู†ِูŠ ูˆَุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู…َุง ุฃَู†َุง ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุดْุฑِูƒِูŠู†َ

Katakanlah, "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah (ilmu) yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Qs. Yusuf : 108).

ada hal hal yang nampak (mudah) dan memungkinkan orang awam untuk berdakwah seperti mengajak shalat dan melarang dari meninggalkan shalat, mengajak shalat berjamaah, mendakwahi keluarganya dan memerintahkan anak-anaknya untuk shalat.
ini perkara yang diketahui orang banyak, yang awam dan yang berilmu. tapi perkara yang membutuhkan fiqih (pemahaman) dan ilmu tentang halal haram, perkara-perkara tauhid dan syirik, semua itu butuh ilmu. adapun yang mengatakan bahwa dakwah lebih bermanfaat daripada menuntut ilmu adalah golongan jama'ah tabligh, yaitu jama'ah bid'ah lagi sesat".
๐Ÿ“šal ijabaatu al faashilah hal. 20.

(Baca Juga : 20 Hadits Tentang Hutang)

๐Ÿ“ฃBerkata As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah :
"Banyak orang yang tertipu dengan jamaah tabligh karena secara dhahir nampak bahwa mereka rajin beribadah dan suka mengajak ahli maksiat bertaubat, -sebagaimana yang mereka katakan-, dan pengaruhnya yang besar bagi orang-orang yang berkawan dengan mereka.
akan tetapi (sebenarnya) mereka itu mengeluarkan ahli maksiat dari kemaksiatan menuju bid'ah, sedangkan bidah itu lebih berbahaya dari pada maksiat. Pelaku maksiat dari ahlussunah itu lebih baik dari pada ahli ibadah dari kalangan ahli bid'ah, maka perhatikan yang demikian ini. dan aku tidak mengatakan ini karena benci kebaikan yang ada pada mereka -kalau ada kebaikan pada mereka, hanya saja aku katakan itu karena kebencian kepada bid'ah, dan sesungguhnya bid'ah itu akan menghilangkan kebaikan. adapun bid'ah-bid'ah jamaah tabligh telah disebutkan oleh orang-orang yang pernah berkawan dengan mereka dan telah bertaubat dari mereka, juga telah ditulis dalam kitab-kitab yang sangat banyak dalam menjelaskan bid'ah-bid'ah mereka dan memperingatkan bahaya jama'ah ini".
๐Ÿ“šSyarhussunnah Al Barhariy, Syarah As Syaikh Shaleh Al Fauzan hal. 408.

๐Ÿ”ฐBeliau hafidzahullah juga berkata :
"Siapakah orang-orang yang mendapat petunjuk tauhid melalui jamaah tabligh?
Apakah seorang kafir atau ahlil bi'dah atau Quburiyyin mendapatkan petunjuk melalui jamaah tabligh untuk meninggalkan kesyirikan dan bertaubat kepada Allah dari kesyirikan dan memahami tauhid atau tidak?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia untuk bertaubat dari dosa tapi tidak membicarakan tentang bahaya kesyirikan sedikitpun. Dan tidak mengingatkan dari kesyirikan, oleh karena itu banyak terjadi di negeri-negeri mereka peribadatan kepada kuburan-kuburan dan tidak ada yang mengingkarinya, apa maknanya ini? Dakwah macam apa ini?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia bertaubat dari kemaksiatan kemudian memasukkannya ke dalam bid'ah yang mereka tempuh diatas manhaj mereka yang sudah dikenal".
๐Ÿ“šSyarh al ushul as sittah, As Syaikh Shaleh Al Fauzan, hal. 34

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Pagi Hari)

#Belajar_Beramal_Berdakwah_Bersabar
๐Ÿ“Solo/16/02/2019 M.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=398545400715128&id=100016790144202

Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna

Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna
Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna

#BAGAIMANA_AKU_MENGAJAK
#SEDANGKAN_AKU_BANYAK_KEKURANGAN
#Kalimat_yang_menghalangi_seseorang
#Untuk_beramar_makruf_nahi_munkar

Sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

ู…َู†ْ ุฏَู„َّ ุนَู„َู‰ ุฎَูŠْุฑٍ ูَู„َู‡ُ ู…ِุซْู„ُ ุฃَุฌْุฑِ ูَุงุนِู„ِู‡ِ

"Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya". (HR. Muslim no. 1893)

(Baca Juga : Hati-Hati Salah Berwudhu Bisa Masuk Neraka)

Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah :

ูˆَู„َุง ูŠُุดْุชَุฑَุทُ ูِูŠ ุงู„ْุขู…ِุฑِ ูˆَุงู„ู†َّุงู‡ِูŠ ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ูƒَุงู…ِู„َ ุงู„ْุญَุงู„ِ ، ู…ُู…ْุชَุซِู„ًุง ู…َุง ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِู‡ِ ، ู…ُุฌْุชَู†ِุจًุง ู…َุง ูŠَู†ْู‡َู‰ ุนَู†ْู‡ُ ، ุจَู„ْ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุงู„ْุฃَู…ْุฑُ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ู…ُุฎِู„ًّุง ุจِู…َุง ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِู‡ِ ، ูˆَุงู„ู†َّู‡ْูŠُ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ู…ُุชَู„َุจِّุณًุง ุจِู…َุง ูŠَู†ْู‡َู‰ ุนَู†ْู‡ُ .
ูَุฅِู†َّู‡ُ ูŠَุฌِุจُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุดَูŠْุฆَุงู†ِ : ุฃَู†ْ ูŠَุฃْู…ُุฑَ ู†َูْุณَู‡ُ ูˆَูŠَู†ْู‡َุงู‡َุง ، ูˆَูŠَุฃْู…ُุฑَ ุบَูŠْุฑَู‡ُ ูˆَูŠَู†ْู‡َุงู‡.

"Tidak disyaratkan bagi yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran harus sempurna dalam segala hal, melaksanakan semua yang ia serukan dan menjahui apa yang ia larang. tapi ia tetap (harus) menyerukan kebaikan meskipun ia masih kurang dalam melaksanakan yang ia serukan dan (kadang) masih jatuh dalam kesalahan yang ia cegah.
Sesungguhnya wajib baginya dua perkara :
1. mengajak dirinya (kepada kebaikan) dan mencegah (dari kemungkaran).
2. Mengajak orang lain (kepada kebaikan) dan mencegah mereka dari (kemungkaran)". (syarhu shahih Muslim 223).

Berkata Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah :

ูˆَู„َูˆْ ู„َู…ْ ูŠِุนِุธِ ุงู„ู†َّุงุณَ ุฅِู„َّุง ู…َุนْุตُูˆู…ٌ ู…ِู†َ ุงู„ุฒَّู„َู„ِ، ู„َู…ْ ูŠَุนِุธْ ุจَุนْุฏَ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ - ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ - ุฃَุญَุฏٌ ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ู„َุง ุนِุตْู…َุฉَ ู„ِุฃَุญَุฏٍ ุจَุนْุฏَู‡ُ .

"Kalau seandainya tidak boleh memberi nasehat kecuali yang terjaga dari kesalahan saja (ma'shum), niscaya tidak akan ada orang yang memberi nasehat setelah meninggalnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, karena tidak ada seorang pun yang ma'shum (terjaga dari kesalahan) setelah Beliau". (lathaaif am ma'arif hal. 19 dan tafsir Ibnu Rajab 2/423).

(Baca Juga : Apakah Dajjal Sudah Ada Sekarang?)

Berkata Al Imam Qurthubi rahimahullah :

ูˆَู‚َุงู„َ ุญُุฐَّุงู‚ُ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ْุนِู„ْู…ِ : ูˆَู„َูŠْุณَ ู…ِู†ْ ุดَุฑْุทِ ุงู„ู†َّุงู‡ِูŠ ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ุณَู„ِูŠู…ًุง ุนَู†ْ ู…َุนْุตِูŠَุฉٍ ุจَู„ْ ูŠَู†ْู‡َู‰ ุงู„ْุนُุตَุงุฉُ ุจَุนْุถُู‡ُู…ْ ุจَุนْุถًุง

"Berkata Pakarnya ahlul ilmi : Bukanlah syarat orang yang mencegah dari kemungkaran harus selamat dari kemaksiatan, tetapi (wajib) bagi pelaku maksiat saling mencegah sebagian yang lain". (tafsir Al Qurthubi 6/118).

Berkata Shahabat yang mulia Abu Darda' radiyaAllahu anhu :

ุฅِู†ِّูŠ ู„ุขู…ُุฑُูƒُู…ْ ุจِุงู„ุฃَู…ْุฑِ ูˆَู…َุง ุฃَูْุนَู„ُู‡ُ ، ูˆَู„َูƒِู†ْ ู„َุนَู„َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุฃَู†ْ ูŠَุฃْุฌُุฑَู†ِูŠ ูِูŠู‡ِ

"Sesungguhnya aku perintahkan kalian kepada (kebaikan) sedangkan aku tidak mengerjakannya, tetapi aku berharap mudah mudahan Allah memberiku pahala dengannya". (al madkhal ila sunan al kubra Al Baihaqi no. 679).

Ada seseorang berkata kepada Al Hasan Al Bashri rahimahullah :

ุฅู†َّ ูُู„َุงู†ًุง ู„َุง ูŠَุนِุธُ ูˆَูŠَู‚ُูˆู„ُ : ุฃَุฎَุงูُ ุฃَู†ْ ุฃَู‚ُูˆู„َ ู…َุง ู„َุง ุฃَูْุนَู„ُ.
ูَู‚َุงู„َ ุงู„ْุญَุณَู†ُ: ูˆَุฃَูŠُّู†َุง ูŠَูْุนَู„ُ ู…َุง ูŠَู‚ُูˆู„ُ؟ ูˆَุฏَّ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ุฃَู†َّู‡ُ ู‚َุฏْ ุธَูِุฑَ ุจِู‡َุฐَุง ูَู„َู…ْ ูŠَุฃْู…ُุฑْ ุฃَุญَุฏٌ ุจِู…َุนْุฑُูˆูٍ ูˆَู„َู…ْ ูŠَู†ْู‡َ ุนَู†ْ ู…ُู†ْูƒَุฑٍ.

"Sesungguhnya fulan tidak mau memberi nasehat manusia, dan dia berkata : aku khawatir mengajak manusia kepada kebaikan tapi aku sendiri tidak mengerjakannya!
maka Al Hasan Al Bashri berkata : siapakah diantara kita yang mengerjakan semua yang ia katakan?!
dengan ini syaithan berharap agar kalian tidak mengajak kepada kebaikan dan tidak mencegah kemungkaran". (ghadaaul albab 1/215).

(Baca Juga : 10 Ayat Al-Quran Tentang Timur)

#Semoga_kita_bisa_melaksanakan
#Apa_yang_kita_dakwahkan
#MEMBERI_NASEHAT_TIDAK_HARUS
#SUDAH_SEMPURNA
๐Ÿ“TB/22/06/19

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=460161821220152&id=100016790144202

Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?

Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?
Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?

๐Ÿ’ซ *MATI KARENA MEMBELA NEGARA  SYAHIDKAH?*
(Nasehat Agar Memperbaiki Niat Dalam Menjaga & Membela Negara)

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู….

Telah datang dari hadits Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu anhu ia berkata:

 ุฌَุงุกَ ุฑَุฌُู„ٌ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูَู‚َุงู„َ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُู‚َุงุชِู„ُ ุญَู…ِูŠَّุฉً ูˆَูŠُู‚َุงุชِู„ُ ุดَุฌَุงุนَุฉً ูˆَูŠُู‚َุงุชِู„ُ ุฑِูŠَุงุกً ูَุฃَูŠُّ ุฐَู„ِูƒَ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‚َุงู„َ ู…َู†ْ ู‚َุงุชَู„َ ู„ِุชَูƒُูˆู†َ ูƒَู„ِู…َุฉُ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‡ِูŠَ ุงู„ْุนُู„ْูŠَุง ูَู‡ُูˆَ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ

Datang seseorang kepada Nabi shallalahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: Ada seseorang yang berperang karena dorongan fanatisme, atau berperang karena ingin memperlihatkan keberanian, dan ada yang berperang karena ingin dilihat orang, siapakah yang disebut fi sabilillah?  Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab: "Siapa yang berperang agar kalimatullah menjadi tinggi, ia berada fii sabilillah."
(HR.Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari)

(Baca Juga : Puasa Sunnah di Bulan Muharram dan Puasa Asyura)

Dalam riwayat lain:

ุฌَุงุกَ ุฑَุฌُู„ٌ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ู… ูู‚َุงู„َ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُู‚َุงุชِู„ُ ู„ِู„ْู…َุบْู†َู…ِ ูˆَุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُู‚َุงุชِู„ُ ู„ِู„ุฐِّูƒْุฑِ ูˆَุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُู‚َุงุชِู„ُ ู„ِูŠُุฑَู‰ ู…َูƒَุงู†ُู‡ُ ูَู…َู†ْ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‚َุงู„َ ู…َู†ْ ู‚َุงุชَู„َ ู„ِุชَูƒُูˆู†َ ูƒَู„ِู…َุฉُ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‡ِูŠَ ุงู„ْุนُู„ْูŠَุง ูَู‡ُูˆَ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ

Datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Seseorang berperang untuk mendapatkan ghanimah (rampasan perang), seseorang yang lain agar menjadi terkenal, dan seseorang yang lain lagi untuk dilihat kedudukannya, manakah yang disebut fii sabilillah?" Maka Beliau bersabda: "Siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah dialah yang disebut fii sabilillah".
(HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Berkata Al-Allamah Al-Utsaimin rahimahullah:
Ini adalah timbangan hakiki yang benar yang dengannya diketahui apakah suatu jihad itu fisabilillah atau bukan fisabilillah. Barangsiapa yang berperang membela negara sekedar karena negaranya maka bukan fisabilillah, dan barangsiapa yang berperang membela negaranya karena negaranya adalah negara islam dia melindunginya dari orang-orang kafir maka dia fisabilillah.
๐Ÿ“š(Majmu Fatwa wa Rasรฃ'il:25/351)

Beliau juga berkata :
Bukan karena mereka membela negaranya karena itu adalah sebuah negara, karena membela negara karena sekedar dia adalah negara sama antara seorang mu'min dan kafir, orang-orang kafir pun membela negara mereka. Akan tetapi, seorang muslim hendaklah dia membela agama Allah, dia membela negaranya bukan karena sekedar negaranya tapi karena negaranya adalah negara islam. Dia membelanya untuk menjaga islam yang tumbuh di negara tersebut.
๐Ÿ“š(Syarh Riyadhis-Shรฃlihin:1/33-34, Lihat juga Majmu Fatwa wa Rasรฃ'il:7/318)

(Baca Juga : 7 Ayat Al-Quran Tentang Riba)

Beliau juga berkata:
Adapun membela karena niat Nasionalisme atau niat Kebangsaan maka ini sama antara seorang mu'min dan kafir, tidak bermanfaat bagi pembelanya di hari kiamat. Jika dia mati dalam keadaan dia membela karena niat ini maka dia bukanlah syahid.
๐Ÿ“š(Syarh Riyadhis-Shรฃlihin:1/34)

Oleh karena itu, hendaklah semua aparatur keamanan NKRI agar memperbaki niat-niat mereka, yaitu niat menjaga Islam dan kaum muslimin dan Negara Indonesia sebagai Negara Islam dari musuh-musuh islam baik orang-orang kafir atau kelompok-kelompok pemberontak dari kalangan khawarij dan semisalnya.

Berkata Para Ulama yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Daimah Kerajaan Saudi Arabiah:
Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, melindungi kaum muslimin, dan menjaga negeri kaum muslimin dari musuh maka dia fisabilillah, dan jika dia terbunuh maka dia syahid. Dan boleh juga engkau berniat dengan niat yang berbeda dengan niat tentara, seperti engkau berniat untuk meninggikan kalimat Allah dalam jihadmu sekalipun selainmu berniat dengan niat yang berbeda seperti jihad karena negara.
๐Ÿ“š(Lihat Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah: no.6894)

Dan berkata Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah:
Wajib atas para penuntut ilmu agar menjelaskan kepada manusia bahwa berperang karena negara bukanlah perang yang benar, hanyalah (perang yang benar itu) adalah berperang untuk meninggikan kalimat Allah, (sehingga seorang harus berniat) saya berperang membela negaraku karena negaraku adalah negara Islam, saya melindunginya dari musuh-musuhnya dan musuh-musuh islam. Maka dengan niat seperti ini niatnya menjadi benar.
๐Ÿ“š(Syarh Riyadhis-Shรฃlihin:1/35)

(Baca Juga : 18 Ayat Al-Quran Tentang Pendusta)

Semoga Allah menjaga kaum muslimin dan negara kami tercinta Indonesia dari musuh-musuh islam.

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†.

๐Ÿ—“25 Sya'ban 1439
✍๐ŸปMuhammad Abu Muhammad Pattawe Al-Indunisiy
๐Ÿ•ŒDarul-Hadits Ma'bar-Yaman.

Tulisan Al-Ustadz Abu Muhammad Pattawe hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=322573351605335&id=100015580180071

Ilmu Sebelum Berdakwah

Ilmu Sebelum Berdakwah
Ilmu Sebelum Berdakwah
Abu Ubaidah As Sidawi

Ilmu merupakan syarat utama dan bekal pertama dalam dakwah. Maka orang yang jahil tidak pantas dan tidak boleh terjun dakwah,karena akan merusak lebih banyak daripada memperbaikinya.

Nabi tidaklah memilih sembarangan orang sebagai utusan dakwah dari Badui  dan sejenisnya tetapi Nabi memilih diantara sahabatnya yang telah matang ilmunya seperti Muadz bin Jabal manusia yang paling alim tentang ilmu halal dan haram. Demikian pula Abu Musa  Al-Asyari, Ali bin Abu Thalib dll.

(Baca Juga : Biografi Ustafdz Abu Yahya Badrusalam)

Sungguh, merupakan musibah besar bila dakwah yang begitu mulia diserahkan kepada setiap orang sebagaimana banyak kita jumpai di negeri kita dimana artis, budayawan,  pelawak,  politikus yg jahil boleh serta bebas  berbicara tentang agama. Inna lilahi wa inna Ilahi raji’un.

 Sungguh benar sabda Nabi:

  ุงุฐุง ูˆุณุฏ ุงู„ุฃู…ุฑ ุงู„ู‰ ุบูŠุฑ ุฃู‡ู„ู‡ ูุง ู†ุชุธุฑ ุงู„ุณุง ุนุฉ

“Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah hari kiamat tiba” (HR. Bukhori 59 dan 6496)

Ilmu dalam dakwah mencakup ilmu syar'i sebagai materi yg disampaikan,  ilmu tentang fiqih dalam berdakwah agar metode dakwah benar,  dan ilmu tentang kondisi orang yang didakwahi.

Maka hendaknya bagi seorang dai untuk mengetahui ilmu syari,  metode menyampaikannya dan  keadaan masyarakat yang akan dia dakwahi.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: "Nabi mengabarkan kepada Muadz demikian agar dia mengetaui keadaan orang yang akan dia dakwahi dan bersiap-siap untuk menghadapi mereka.
Jadi seorang dai harus mengetahui situasi, kondisi serta tingkatan pengetahuan mereka dalam ilmu serta dialog sehingga dia bersiap-siap dan memenangkan Al-haq lewat tangannya.
Janganlah kamu kira bahwa ahli batil tidak memiliki argumentasi dan bahwasanya mereka satu tingkatan dalam ilmu! (Zadu Daiyyah hal.12-As-Shaid Tsamin Fi Rosail Ibnu Utsaimin 1/12).

(Baca Juga : 22 Ayat Al-Quran Tentang Bekerja)

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=603954453341539&id=100011809698436

Bolehkah Bekerja Sebagai Pengacara?

Bolehkah Bekerja Sebagai Pengacara?
Bolehkah Bekerja Sebagai Pengacara?

Abu Ubaidah As Sidawi

Pengacara adalah seorang yang mewakili orang lain untuk menuntut haknya di depan hakim dalam sidang pengadilan.

Dan perwakilan dalam pengadilan sudah ada sejak dulu. As-Sarokhsi (490 H) berkata: “Perwakilan dalam pengadilan sudah ada semenjak masa Nabi hingga hari ini tanpa adanya pengingkaran dari siapapun”. (Al-Mabsuth 19/4).

(Baca Juga : 8 Ayat Al-Quran Tentang Ikhlas)

As-Sumnani (499 H) juga berkata menjelaskan tentang pengacara: “Nabi juga pernah mewakilkan, demikian juga para imam yang adil dari kalangan sahabat dan tabi’in. Hal ini juga diamalkan oleh manusia di semua Negara”. (Roudhoh al-Qudhoth 1/181).

Pertanyaannya, bolehkah pengacara dijadikan sebagai profesi? Bagaimana hukumnya?
Berprofesi sebagai pengacara hukumnya boleh apabila untuk membela kebenaran dan menolong orang yang terdzalimi, baik dengan mengambil gaji atau tidak.
Dalilnya adalah firman Allah:

ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ุตَّุฏَู‚َุงุชُ ู„ِู„ْูُู‚َุฑَุงุกِ ูˆَุงู„ْู…َุณَุงูƒِูŠู†ِ ูˆَุงู„ْุนَุงู…ِู„ِูŠู†َ ุนَู„َูŠْู‡َุง ูˆَุงู„ْู…ُุคَู„َّูَุฉِ ู‚ُู„ُูˆุจُู‡ُู…ْ ูˆَูِูŠ ุงู„ุฑِّู‚َุงุจِ ูˆَุงู„ْุบَุงุฑِู…ِูŠู†َ ูˆَูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงุจْู†ِ ุงู„ุณَّุจِูŠู„ِ ۖ ูَุฑِูŠุถَุฉً ู…ِู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ۗ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„ِูŠู…ٌ ุญَูƒِูŠู…ٌ

"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. At-Taubah: 60)

(Baca Juga : 8 Bukti Cinta Kepada Rasulullah)

Dalam ayat ini terdapat dalil bolehnya pemerintah mewakilkan seorang untuk mengambil zakat dan membagikannya kepada yang berhak dengan adanya imbalan bagi amil zakat tersebut. (Adhwaul Bayan 4/49 karya asy-Syinqithi).
Kalau amil zakat berhak mendapatkan imbalan atas pekerjaannya, maka demikian juga pengacara berhak mendapatkan imbalan atas pekerjaannya.

 Lajnah Daimah Saudi Arabia pernah ditanya tentang hukum profesi sebagai pengacara, maka mereka menjawab:
“Apabila dia berprofesi sebagai pengacara bertujuan untuk membela kebenaran, menumpas kebathilan dalam pandangan syari’at,  mengembalikan hak kepada pemiliknya dan menolong orang yang terdzalimi, maka hal itu disyari’atkan, karena termasuk tolong-menolong dalam kebaikan. Adapun apabila tujuannya bukan demikian maka tidak boleh karena termasuk tolong-menolong dalam dosa. Allah berfirman:

ูˆَูƒَูŠْูَ ูŠُุญَูƒِّู…ُูˆู†َูƒَ ูˆَุนِู†ْุฏَู‡ُู…ُ ุงู„ุชَّูˆْุฑَุงุฉُ ูِูŠู‡َุง ุญُูƒْู…ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุซُู…َّ ูŠَุชَูˆَู„َّูˆْู†َ ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِ ุฐَٰู„ِูƒَ ۚ ูˆَู…َุง ุฃُูˆู„َٰุฆِูƒَ ุจِุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ

"Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)? Dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman".
(QS. Al-Maidah: 43)
(Lihat Fatawa Lajnah Daimah 1/792. Ketua: Syaikh Abdul Aziz bin Baz, anggota: Abdurrazzaq ‘Afifi, Abdullah al-Ghudayyan dan Abdullah bin Qu’ud. Lihat pula fatwa-fatwa ulama lainnya tentang hukum profesi pengacara dalam kitab Al-MuhamahTarikhuha fi Nudhum wa Mauqif Syari’ah Minha hlm. 139-148 karya Syaikh Masyhur Hasan Salman).

Bahkan, sebenarnya kalau kita membuka sejarah Islam, profesi pengacara sudah ada sejak dulu sekalipun tidak mesti dalam setiap persidangan.
Bukti akan hal itu banyak sekali, di antaranya apa yang dikatakan oleh as-Sumnani (499 H): “Bab tentang pengacara dan kewajiban mereka”.  (Roudhoh Al-Qudhot 1/122).
Bab ini menunjukkan bahwa profesi pengacara sudah ada sejak dulu.
Bahkan, dalam kitab biografi, ada sebagian orang yang dikenal sebagai pengacara, seperti Abu Marwa Utsman bin Ali bin Ibrahim (346 H), beliau dikenal sebagai pengacara yang profesional. (Tarikh Baghdad 11/303-304).

(Baca Juga : Manhaj Salaf Adalah Jalan Kebenaran)

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=605723736497944&id=100011809698436

Demonstrasi dan Darah Kaum Muslimin

Demonstrasi dan Darah Kaum Muslimin
Demonstrasi dan Darah Kaum Muslimin

Para ulama melarang demonstrasi bukan sekedar 'tidak sesuai dengan cara Islam', akan tetapi lebih dari itu, yaitu berpotensi menimbulkan chaos yang berakibat tertumpahnya darah kaum muslimin. Massa yang banyak sangat mudah diprovokasi dan ditunggangi oknum yang tidak bertanggung jawab. Ketika emosi massa telah meledak, situasi tak dapat lagi dikendalikan. Semua berlomba berlepas tangan.....

(Baca Juga : Takutlah Kamu Kepada Allah)

Kita tidak boleh bermain-main dengan masalah darah. Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memandang Ka’bah, beliau bersabda :

 ู…َุฑْุญَุจًุง ุจِูƒِ ู…ِู†ْ ุจَูŠْุชٍ ู…َุง ุฃَุนْุธَู…َูƒِ، ูˆَุฃَุนْุธَู…َ ุญُุฑْู…َุชَูƒِ، ูˆَู„َู„ْู…ُุคْู…ِู†ُ ุฃَุนْุธَู…ُ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุญُุฑْู…َุฉً ู…ِู†ْูƒِ "

“Selamat datang wahai Ka’bah, betapa agungnya engkau dan betapa agung kehormatanmu. Akan tetapi orang mukmin lebih agung di sisi Allah daripadamu” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Syu’abul-Iimaan, no. 4014; shahih].

Saat chaos, bukan hanya orang yang terlibat saja yang dapat terbunuh, melainkan juga orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan aksi. Semua dapat kena imbasnya.

Oleh karena itu, nasihat yang diberikan adalah agar umat tidak turut serta turun ke jalan, menolak semua ajakan revolusi (yang dibahasakan kini dengan istilah 'people power'). Menasihati mereka (umat) agar menjauhi para duat suu' penyeru kesesatan. Begitu juga dengan aparat. Kita nasihatkan agar mereka menahan diri dari tindakan represif dan menolak segala hal yang melanggar prosedur yang ujung-ujungnya mengorbankan kaum muslimin. Bukan malah memanas-manasi dengan balutan dalil yang tak pada tempatnya.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang 'Arsy)

Ibnul-‘Arabiy rahimahullah berkata :

ุซุจุช ุงู„ู†ู‡ูŠ ุนู† ู‚ุชู„ ุงู„ุจู‡ูŠู…ุฉ ุจุบูŠุฑ ุญู‚ ูˆุงู„ูˆุนูŠุฏ ููŠ ุฐู„ูƒ ููƒูŠู ุจู‚ุชู„ ุงู„ุขุฏู…ูŠ ููƒูŠู ุจุงู„ู…ุณู„ู… ููƒูŠู ุจุงู„ุชู‚ูŠ ุงู„ุตุงู„ุญ

“Telah tetap adanya larangan membunuh binatang tanpa hak dan ancaman terhadap perbuatan tersebut. Maka bagaimana halnya dengan membunuh manusia ? bagaimana halnya dengan membunuh seorang muslim ? dan bagaimana halnya dengan membunuh seorang yang bertaqwa lagi shaalih ?” [Fathul-Baariy, 12/189].

Ahlus-Sunnah sangat berkasih sayang terhadap makhluk dan sangat menghindari pertumpahan darah. Kita tetap tidak senang seandainya ada korban jatuh dari para demonstran. Itu jika kita paham akan makna mahalnya darah kaum muslimin. Bukan malah bersuka ria karena mereka dianggap tak menghiraukan seruan kita.

"Ini kan hanya masalah gaya dan diksi", kata sebagian simpatisan. "Mercedes-Benz mu!!"... Ya, karena gaya dan diksimu yang salah itulah kemudian timbul masalah. Karena gaya dan diksimu yang salah itulah kemudian dakwah jadi terfitnah.

(Baca Juga : 22 Hadits Tentang Adzan)

Copas status ust Doni Abul Jauza'

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber:https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=605874613149523&id=100011809698436

Kaum Muallaf Tanggung Jawab Kita Semua

Kaum Muallaf Tanggung Jawab Kita Semua
Kaum Muallaf Tanggung Jawab Kita Semua

Abu Ubaidah As Sidawi

๐ŸŒณ Diantara nikmat terbesar bagi seorang hamba yang tak tenilai harganya adalah nikmat Islam yang merupakan kunci kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Bagaimana tidak, dengan nikmat Islam berarti kita sudah selangkah menjauh dari neraka dan mendekat ke surga yang merupakan puncak pesona, sebab hanya agama Islam yang diterima oleh Alloh.

(Baca Juga : Benarkah Allah Memiliki Sifat Lupa?)

ูˆَู…َู† ูŠَุจْุชَุบِ ุบَูŠْุฑَ ุงู„ْุฅِุณْู„َุงู…ِ ุฏِูŠู†ًุง ูَู„َู† ูŠُู‚ْุจَู„َ ู…ِู†ْู‡ُ ูˆَู‡ُูˆَ ูِูŠ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ู…ِู†َ ุงู„ْุฎَุงุณِุฑِูŠู†َ 

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS.Ali Imran: 85).

 Alhamdulillah, dengan rahmat Allah, kemudian usaha dakwah para pendakwah, banyak saudara-saudara kita yang  dahulunya non Muslim kemudian memeluk agama Islam yang mulia, baik dalam negeri apalagi di luar negeri. Kita patut bersyukur kepada Allah atas nikmat ini.

Namun, cukupkah sampai di situ saja lalu acuh tak acuh membiarkan mereka dan melepaskan tangan mereka begitu saja?! Tidak, kita  harus memperhatikan mereka, merangkul mereka, menggandeng tangan mereka, membina mereka dan berusaha mengawal mereka sampai ke pintu surga dengan dakwah, pendidikan dan bimbingan Islam.

Ingat, Mereka adalah tanggung jawab kita semua. Mereka adalah asset kita. Mereka adalah harta berharga bagi kita. Mereka ladang pahala untuk kita. Akankah kita biarkan barang berharga tersebut lepas begitu saja?!!

(Baca Juga : Benarkah Al-Quran Merendahkan Wanita?)

Lentera Da'wah:
๐Ÿ“š CHANNEL LENTERA DAKWAH
Channel Telegram  @yusufassidawi

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=605975983139386&id=100011809698436

Manfaat dan Etika Mengkritik

Manfaat dan Etika Mengkritik
Manfaat dan Etika Mengkritik
Mengapa Alergi Kritik?
(Manfaat dan Etika dalam Mengkritik)

Abu Ubaidah As Sidawi

๐Ÿ’ก Mengkritik suatu kesalahan sah-sah saja, bukan hal yg tercela bahkan dianjurkan, asal kritikan tersebut dibangun di atas bukti yg valid, dengan adab yg baik dan sopan, serta ditulis secara ilmiah berdasarkan dalil2 Al Qur'an dan hadits.

(Baca Juga : 8 Keutamaan Penghafal Al-Quran)

๐Ÿš Dan tidak kalah penting adalah keikhlasan dlm mengkritik yaitu tujuan kritik tersebut adalah agar ketergelinciran  yg dikritik tidak diikuti oleh orang lain, bukan untuk cari populeritas atau menjelekkan saudaranya,  maka kritik semacam ini merupakan ladang pahala dan menegakkan pilar nasehat yg dianjurkan dlm agama. (Lihat Al Faruq Baina Nasihat wa Ta'yir hlm.9-12 oleh Ibnu Rojab)

๐Ÿ“š Dahulu para ulama saling mengkritik antar sesama baik secara diskusi langsung atau secara tulisan karena dg kritik seorang akan belajar dan menjadi jelas segala kerancuan. (Siyar A'lam Nubala Dll/500-501 oleh adz Dzahabi).

๐ŸŒนDan untuk yg dikritik, hendaknya berbesar hati menerima obat kritik walau terasa pahit. Yakinlah, itu akan mengangkat derajat anda di sisi Allah.
Dahulu, imam Al Hakim tatkala dikritik oleh Abdul Ghoni maka beliau mengirim surat yg berisi ucapan terima kasih padanya dan doa kebaikan untuknya. (Tadzkirotul Huffadz 3/1048 oleh adz Dzahabi).

Sungguh benar Imam Ibnu Qudamah tatkala mengatakan mengatakan:

"Adalah para salaf, mereka cinta terhadap orang yang mengingatkan kesalahan mereka.
Sedangkan kita sekarang,  orang yang paling kita benci adalah orang yang mengingatkan keesalahan kita". (Mukhtashor Minhaj Qoshidin hlm.  196)

Syaikh Shalih Fauzan al-Fauzan hafidzahullah juga berkata:

ุงู„ุฐูŠ ูŠุฑูŠุฏ ุงู„ุญู‚ ูŠูุฑุญ ุจุงู„ู†ุตูŠุญุฉ، ูˆูŠูุฑุญ ุจุงู„ุชู†ุจูŠู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎุทุฃ

"Orang yang menginginkan kebenaran akan senang tatkala dinasihati dan akan senang juga tatkala diingatkan atas kesalahannya." (Syarah Kitab al-'Ubudiyah 252)

Begitulah etika dan kebijaksanaan ulama salaf.
Semoga kita bisa menirunya.

(Baca Juga : Ternyata Pulsa Siaga Itu Riba)

Lentera Da'wah:
๐Ÿ“š CHANNEL LENTERA DAKWAH
Channel Telegram  @yusufassidawi

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=606228866447431&id=100011809698436