Pembahasan Ulumul Hadits

Pembahasan Ulumul Hadits
Pembahasan Ulumul Hadits

๐Ÿ“‘ุนู„ูˆู… ุงู„ุญุฏูŠุซ
๐Ÿ“‘Ulumul-Hadits

   Menurut penuturan Imam Abu Syamah yang kemudian dinukil Imam As-Suyuthiy dalam Tadribur-Rawi, Ilmu Hadits terdiri dari 3 bagian :

➡️ Ilmu dirayah fiqh hadits dan gharib nya, membahas tentang makna hadits tsb serta cakupannya dalam fiqh. Bagian ini bersinggungan dengan domainnya para Fuqaha hanya saja para ulama Hadits lebih unggul dari segi ketepatan lafaz Nabawiy, menurut pejabaran Imam Ibnu Hibban yang beliau bahkan sampai meninggalkan riwayat hadits para Fuqaha yang mereka tidak perhatian dengan sanad dan ketepatan lafazh matan hadits.

(Baca Juga : 10 Hadits Tentang Keutamaan Surat Yasin)

➡️Ilmu dirayah 'Ilal hadits, tentang shahih dan dha'if nya, apa saja cacat dari suatu hadits baik dari sisi matan maupun sanadnya serta bahasan rawi-rawi hadits, bisa dibilang ini bahasan murni para ulama Hadits. Bahkan bahasan tentang rawi-rawi dan Ilal Hadits amat sedikit yang berbicara dalam bidang ini, ulama yang itu-itu saja. Sungguh berbeda dengan sekarang dimana yang Al-Fatihah blepetan bisa menjarh Ustadz bahkan Syaikh.

➡️Ilmu riwayat hadits, tentang bagaimana para ulama Hadits meriwayatkan hadits satu sama lain bahkan merambah ke riwayat kitab2 hadits dan ilmu selain hadits, metode periwayatan yang digunakan sekaligus praktiknya dengan meriwayatkan hadits atau ilmu apapun dari thabaqah Syaikh sebelumnya.

   Semakin sempurna menguasai seluruh bagian ilmu tersebut maka lebih baik daripada yang luput darinya satu bagian ilmu-ilmu tersebut, para imam seperti Imam Malik, Imam Asy-Syafi'iy, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Al-Bukhariy, Imam Abu Dawud, Imam Muhammad bin Nashr Al-Marwaziy, Imam Ath-Thabariy, Imam Ibnu Khuzaimah dan lainnya adalah di antara deretan para ulama yang mengumpulkan seluruh bagian ilmu tersebut bahkan ilmu-ilmu di luar itu.

   Tsabat adalah kitab berisi catatan riwayat seorang alim, kitab apa saja yang ia riwayatkan, dengan metode apa ia meriwayatkan kitab tsb, berapa syaikh yang ia riwayatkan kitab tsb darinya. Tsabat yang lebih 'keren' bahkan berisi kisah singkat setiap rawi yang disebutkan dalam jalur sanad-sanad, seperti Fihris nya Allamah Abdul Hayy Al-Kattaniy kiranya tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa itu bak Tarikh Al-Bukhariy namun untuk thabaqah ulama mutaakhirin. Konon riwayat-riwayat Syaikhunaa wa Mujiizunaa Syaikh Musa'ad Basyir Ali As-Sudaniy bisa ditelusuri dari sini, berhubung Syaikh Musa'ad pernah diijazahi oleh Syaikh Abdul Hayy ketika Syaikh Musa'ad masih kecil, beliau dibawa ke majlis oleh wali nya, Syaikh Al-Fakkiy Umar, tapi ternyata menelusuri Fihris Al-Kattaniy tidak semudah itu Fergusso ๐Ÿ˜…

(Baca Juga : Zhalim Dalam Berdoa)

   Di antara tsabat yang bagus juga adalah Tsabat Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshariy yang aslinya dikumpulkan oleh muridnya Al-Hafizh As-Sakhawiyy, berisi sanad 119 kitab beserta jalur periwatannya, kiranya ini tsabat yang kecil oleh karena itu ana tanyakan kepada Ust Rikrik, tsabat ini kecil dibandingkan ulama lainnya namun kenapa ulama mutaakhirin sering menjadikan Zakariyya Al-Anshariy sebagai 'madar' riwayat mereka? Beliau jawab : Walaupun kecil tsabat ini berisi beberapa kitab yang bahkan tidak ada di tsabat gurunya, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalaniy, ditambah lagi sebagian besarnya adalah Sama' atau Qiraat, bukan sekedar ijazah sehingga mutaakhirin pun menyukai riwayat beliau.

   Total baru punya dua tsabat, ini dan tsabat Syaikh Muhammad Al-Amin Al-Atsyubiyy Asy-Syafi'iy, paling tidak kumpulkan sedikit-sedikit yang kita punya riwayatnya.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1113783802164807&id=100005995935102

Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi

Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi
Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi

๐Ÿ“‘ุฑูˆุถุฉ ุงู„ุทุงู„ุจูŠู† ู„ู„ุฅู…ุงู… ุงู„ู†ูˆูˆูŠ
๐Ÿ“‘Rawdhatut-Thalibin karya Imam An-Nawawiy

   Imam An-Nawawiy jelaskan bahwa kitab beliau ini asalnya adalah dari Syarhul-Wajiz nya Imam Abul-Qasim Ar-Rafi'iy dan manusia di zamannya banyak istifadah dari kitab tsb hanya saja kitab tsb terlalu besar dan kebanyakan manusia tidak mampu untuk menelaahnya...

   Maka Imam An-Nawawiy MENDAPAT ILHAM dari Allah untuk meringkas kitab tsb dan metode Imam An-Nawawiy sebagaimana beliau kemukakan di Muqaddimahnya :

1. Beliau ringkas agar jilid nya lebih sedikit

2. Kitab ini pertengahan antara ringkas dan penjabaran panjang lebar

3. Beliau hapus kebanyakan dalilnya dan hanya isyarat kepada dalil yang agak tersembunyi

4. Mencakup seluruh Fiqh yang ada di kitab Ar-Rafi'iy

5. Hanya mengambil hukum-hukum Fiqh saja dan bukan hukum-hukum dalam Bahasa Arab dsb

6. Tambahan tafrii' hukum Fiqh yang berhubungan

7. Sanggahan yang jumlahnya sedikit kepada Imam Ar-Rafi'iy

8. Mengikuti tartib kitabnya Imam Ar-Rafi'iy kecuali sebagian kecil yang tidak mengikuti.

ุฑุญู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ุฑุญู…ุฉ ูˆุงุณุนุฉ

(Baca Juga : Apakah Ada Sholat Sunnah Setelah 'Ashar?)

  Kitab sebesar Asy-Syarhul-Kabir nya Imam Ar-Rafi'iy diringkas oleh Imam An-Nawawiy tanpa ada bahasan Fiqh yang dihapus bahkan ditambahkan oleh Imam An-Nawawiy dengan tafrii'nya. Bahkan Imam An-Nawawiy katakan :

ู…َู†ْ ุญَุตَّู„ู‡ُ ุฃَุญَุงุทَ ุจِุงู„ْู…َุฐْู‡َุจِ
"Barangsiapa yang mempelajarinya maka dia - in sya Allah - menguasai mazhab Asy-Syafi'iy" sungguh keutamaan yang agung sekali.

   Uniknya kitab sebesar Rawdhatut-Thalibin yang cetakan Al-Maktab Al-Islamiy sebanyak 12 jilid ternyata dihapus dalil-dalilnya oleh Imam An-Nawawiy, seorang Kiayi Majalengka pernah berujar : Tingkatan Fiqh itu ada 3:

1️⃣ Mubtadi (pemula) yang pembelajaran utamanya adalah
ู…ุนุฑูุฉ ุญู‚ุงุฆู‚ ุงู„ุฃุดูŠุงุก
Mengenal hakikat-hakikat segala sesuatu, yakni hanya mengetahui gambaran dasar suatu masalah dengan definisinya.

2️⃣ Mutawassith (pertengahan) yang pelajaran utamanya adalah
ุชูุฑูŠุน ุงู„ู…ุณุงุฆู„
 Cabang-cabang dari masalah pokok. Imam An-Nawawiy isyaratkan bahwa kitab beliau adalah tingkat ini

3️⃣ Muntahiy (tingkat atas) ini adalah puncaknya ilmu Fiqh yang sudah berkutat pada
 ุฅู‚ุงู…ุฉ ุงู„ุฃุฏู„ّุฉ ูˆุงู„ุฑุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฎุงู„ู
Menegakkan dalil2 atas masalah-masalah Fiqh tsb beserta bantahan terhadap mazhab-mazhab yang lemah, ini adalah tugas para ulama yang sudah sampai tingkat ijtihad yang telah memenuhi syarat-syarat ilmu untuk berijtihad. Level inilah Al-Umm nya Imam Asy-Syafi'iy dan Al-Majmu'nya Imam An-Nawawiy yang di dalamnya memuat Qawl Imam Asy-Syafi'iy baik qadim maupun jadid, beserta dalil2nya, pendapat para ulama Syafi'iyyah, jika ada khilaf maka disebutkan bahkan beserta nama-nama yang mengeluarkan pendapat tsb yang juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat dari mazhab lain yang bahkan adakalanya sebutkan beberapa riwayat yang ada di mazhab lain, lalu keluarkan dalil2 mazhab Asy-Syafi'iy beserta bantahan kepada mazhab lain... Saking luasnya pembahasan bahkan Imam An-Nawawiy belum sempat merampungkannya.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Akhlak)

   Kiranya dari sini seolah ada isyarat dari Imam An-Nawawiy : "Kalau masih tingkat pertengahan belum saatnya main dalil nanti kalau sudah dekat level ijtihad", agak terbalik dengan kebiasaan tafaqquh nya orang belakangan yang sedari awal sudah 'ngedalil' di satu sisi ada keunggulan ta'zhim dalil namun di sisi lain riskan kesalah-pahaman bagi yang belum lengkap ilmu-ilmu alatnya atau 'keminter' sebelum waktunya.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1115138755362645&id=100005995935102

Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

๐Ÿ“ู…ูƒุงู†ุฉ ุดูŠุฎ ุงู„ุฅุณู„ุงู… ุงุจู† ุชูŠู…ูŠุฉ
๐Ÿ“Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

   Ada seseorang yang bilang bahwasanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah diragukan apakah beliau sampai derajat ijtihad atau tidak, katanya menurut ulama Hanabilah beliau belum terpenuhi syarat-syarat ijtihad...

   Mendengar hal itu ana pun kaget, ini prank apa bukan, entah ini karena ketidak-tahuan tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah atau pura-pura tidak tau...

   Maka simak penuturan Syaikh asli mazhab Hanbaliy, beliau merupakan ashabul-wujuh dalam mazhab Hanbaliy yang ikhtiyarat Fiqh nya diperhitungkan...

(Baca Juga : Rambut Peninggalan Rasulullah, Benarkah?)

   Jika ada perkataan dalam kutub Hanabilah mutaakhirin :
 ู‚ุงู„ ุชู‚ูŠ ุงู„ุฏูŠู†...
Taqiyyuddin berkata... Maka maksudnya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

   Jika ada keterangan :
ูˆุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ู…ุฎุชุงุฑ...
Pendapat yang dipilih... Maka maksudnya adalah ada setidaknya dua riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal, yang satu masyhur yang lain tidak masyhur namun yang jadi ikhtiyarat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah adalah riwayat yang tidak masyhur tadi... Lihat bagaimana pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah masih jadi perhitungan dalam mazhab Hanbaliy, kok bisa orang yang tidak sampai derajat ijtihad diperhitungkan pendapatnya...
   Dan nukilan dari para ulama yang dekat dari zaman Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pun bersaksi demikian :
ูˆู…ุนุฑูุชู‡ ุจุตุญูŠุญ ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ ุนู†ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุณู‚ูŠู…ู‡ ูˆุจู‚ูŠุฉ ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ ุนู† ุงู„ุตุญุงุจุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู… ููŠ ุฃู‚ูˆุงู„ู‡ู… ูˆุฃูุนุงู„ู‡ ูˆู‚ุถุงูŠุงู‡ู… ูˆูุชุงูˆูŠู‡ู…...

 ูุฅู†ู‡ ูƒุงู† ู…ู† ุฃุถุจุท ุงู„ู†ุงุณ ู„ุฐู„ูƒ ูˆุฃุนุฑูู‡ู… ููŠู‡ ูˆุฃุณุฑุนู‡ู… ุงุณุชุญุถุงุฑุง...

ู‚ู„ ุฃู† ุฐูƒุฑ ุญุฏูŠุซุง ููŠ ู…ุตู†ู ุฃูˆ ูุชูˆู‰ ุฃูˆ ุงุณุชุดู‡ุฏ ุจู‡ ุฃูˆ ุงุณุชุฏู„ ุจู‡ ุฅู„ุง ุนุฒุงู‡ ููŠ ุฃูŠ ุฏูˆุงูˆูŠู† ุงู„ุฅุณู„ุงู… ู‡ูˆ ู…ู† ูˆู…ู† ุฃูŠ ู‚ุณู… ู…ู† ุงู„ุตุญูŠุญ ุฃูˆ ุงู„ุญุณู† ุฃูˆ ุบูŠุฑู‡ู…ุง ูˆุฐูƒุฑ ุงุณู… ุงู„ุตุญุงุจุฉ...

ูˆู…ู†ู‡ุง ู…ุง ู…ู†ุญู‡ ุงู„ู„ู‡ ู…ู† ู…ุนุฑูุฉ ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูˆู†ุตูˆุตู‡ู… ูˆูƒุซุฑุฉ ุฃู‚ูˆุงู„ู‡ู… ูˆุงุฌุชู‡ุงุฏู‡ู… ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฆู„ ูˆู…ุง ุฑูˆูŠ ุนู† ูƒู„ ู…ู†ู‡ู… ู…ู† ุฑุงุฌุญ ูˆู…ุฑุฌูˆุญ ูˆู…ู‚ุจูˆู„ ูˆู…ุฑุฏูˆุฏ ููŠ ูƒู„ ุฒู…ุงู† ูˆู…ูƒุงู†...

ูˆุฌู…ุน ุฃุตุญุงุจู‡ ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุฃุฑุจุนูŠู† ุฃู„ู ู…ุณุฃู„ุฉ...

ู‚ู„ّ ุฅู† ูˆู‚ุนุช ูˆุงู‚ุนุฉ ูˆุณุฆู„ ุนู†ู‡ุง ุฅู„ุง ูˆุฃุฌุงุจ ููŠู‡ุง ุจุฏูŠู‡ุฉ ุจู…ุง ุจู‡ุฑ ูˆุงุดุชู‡ุฑ ูˆุตุงุฑ ุฐู„ูƒ ุงู„ุฌูˆุงุจ ูƒุงู„ู…ุตู†ู ุงู„ุฐูŠ ุงู„ุฐูŠ ูŠุญุชุงุฌ ููŠู‡ ุบูŠุฑู‡ ุฅู„ู‰ ุฒู…ู† ุทูˆูŠู„ ูˆู…ุทุงู„ุนุฉ ูƒุชุจ ูˆู‚ุฏ ู„ุง ูŠู‚ุฏุฑ ู…ุน ุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ุฅุจุฑุงุฒ ู…ุซู„ู‡...

ุฅุฐุง ุณุฆู„ ุนู† ุดูŠุก ู…ู† ุฐู„ูƒ ูƒุฃู† ุฌู…ูŠุน ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ ุนู† ุงู„ุฑุณูˆู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุฃุตุญุงุจู‡ ูˆุงู„ุนู„ู…ุงุก ููŠู‡ ู…ู† ุงู„ุฃูˆู„ูŠู† ูˆุงู„ุขุฎุฑูŠู† ู…ุชุตูˆّุฑ ู…ุณุทูˆุฑ... ูˆู‡ุฐุง ู‚ุฏ ุงุชูู‚ ุนู„ูŠู‡ ูƒู„ ู…ู† ุฑุขู‡ ุฃูˆ ูˆู‚ู ุนู„ู‰ ุดูŠุก ู…ู† ุนู„ู…ู‡ ู…ู…ู† ู„ุง ูŠุบุทู‰ ุนู‚ู„ู‡ ุงู„ุฌู‡ู„ ูˆุงู„ู‡ูˆู‰

"Pengetahuan beliau ttg nukilan yang shahih maupun tidak shahih dan nukilan lainnya dari para Sahabat, baik perkataan mereka, perbuatan mereka, keputusan mereka dalam qadha serta fatwa-fatwa mereka maka beliau termasuk orang yang paling hafal tentang itu semua orang yang paling mengetahui dan orang yang paling cepat untuk menghadirkan nukilan tsb dari hafalan...

   Jika beliau menyebutkan suatu hadits dari suatu karya atau suatu fatwa atau mengambil syahid dengannya atau berdalil dengannya kecuali beliau mampu menisbatkan semua itu di buku-buku Islam nukilan tsb dan jenisnya apakah shahih atau hasan atau selainnya dan sebutkan nama Sahabat nya...

(Baca Juga : Jangan Pernah Mencabut Uban)

   Di antaranya, Allah berikan kepada beliau pengetahuan tentang ikhtilaf para ulama dari setiap tempat dan waktu, nash-nash perkataan mereka yang banyak, ijtihad-ijtihad mereka dalam masalah-masalah dan serta apa saja yang diriwayatkan dari mereka, baik pendapat yang rajih maupun marjuh, yang bisa diterima maupun yang tertolak dari...

   Para muridnya kumpulkan fatwa beliau lebih dari 40 ribu masalah...

   Jika terjadi suatu peristiwa dan beliau ditanyakan tentang hal tsb maka beliau akan jawab dengan segera dengan jawaban yang membuat takjub dan jawaban tsb akan menjadi masyhur bahkan itu akan jadi bak suatu karya yang kalaulah orang lain butuh masa yang panjang terlebih dahulu dan membaca kitab yang amat banyak belum dapat mengeluarkan karya semisal jawaban beliau tersebut...

   Jika beliau ditanyakan pertanyaan maka semua hadits Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… dan nukilan para Sahabat serta ulama tentang hal tersebut dari orang-orang terdahulu maupun orang-orang sekarang seakan-seakan tergambarkan dan tertulis di hadapan beliau (yakni menunjukkan luasnya hafalan beliau) DAN INI ADALAH HAL YANG TELAH DISEPAKATI OLEH SETIAP ORANG YANG MELIHATNYA ATAU PERNAH MEMBACA SEBAGIAN DARI ILMU BELIAU SELAMA ORANG TERSEBUT TIDAK TERTUTUP AKALNYA DENGAN KEBODOHAN DAN HAWA NAFSU (Al-A'lam Al-Aliyyah: pasal 1 dan 2).

(Baca Juga : Begitu Hinanya Dunia Ini)

   Ana tutup dengan perkataan Imam Adz-Dzahabiy Asy-Syafi'iy yang dinukil oleh Syaikhul Islam Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy bahkan pernah berdoa agar hafalannya seperti Adz-Dzahabiy, beliau berkata tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah :

ู‚ุงู„ ุงู„ุฐู‡ุจูŠ ู…ุง ู…ู„ุฎุตู‡ ูƒุงู† ูŠู‚ุถูŠ ู…ู†ู‡ ุงู„ุนุฌุจ ุฅุฐุง ุฐูƒุฑ ู…ุณุฃู„ุฉ ู…ู† ู…ุณุงุฆู„ ุงู„ุฎู„ุงู ูˆุงุณุชุฏู„ ูˆุฑุฌุน ูƒุงู† ูŠุญู‚ّ ู„ู‡ ุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ ู„ุงุฌุชู…ุงุน ุดุฑูˆุทู‡ ููŠู‡، ู‚ุงู„ :ูˆู…ุง ุฑุฃูŠุช ุฃุณุฑุน ุงู†ุชุฒุงุนุง ู„ู„ุขูŠุงุช ุงู„ุฏุงู„ุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณุฃู„ุฉ ุงู„ุชูŠ ูŠูˆุฑุฏู‡ุง ู…ู†ู‡

  Adz-Dzahabiy berkata yang intinya: Syaikhul Islam kadang membuat takjub, adakalanya beliau sebutkan suatu masalah dari masalah-masalah khilafiyyah lalu berdalil dalam masalah tersebut namun kemudian beliau rujuk, dan beliau berhak untuk BERIJTIHAD SEPERTI ITU KARENA TELAH TERPENUHI SYARAT-SYARATNYA PADA DIRI BELIAU, ia (Adz-Dzahabiy) juga berkata : "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih cepat dari beliau dalam mengeluarkan hafalan ayat-ayat Qur'an yang menunjukkan ke masalah-masalah yang sedang beliau bahas" (Ad-Durarul-Kaminah: juz 1/ hal. 175)

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1123883324488188&id=100005995935102

Cara Belajar Fiqih Agama

Cara Belajar Fiqih Agama
Cara Belajar Fiqih Agama

๐Ÿ“ุทุฑูŠู‚ุฉ ุงู„ูู‚ู‡ ููŠ ุงู„ุฏูŠู†
๐Ÿ“Cara Belajar Fiqh Agama

   Metode belajar Fiqh salah satu mazhab mu'tabar adalah metode belajar Fiqh yang telah teruji ribuan tahun...

   Indonesia adalah dominan mazhab Asy-Syafi'iy maka pelajari dari kitab terendah - pertengahan - tinggi

➡️Terendah adalah fokus di pemahaman terhadap masalah-masalah fiqh dan definisi, seperti Matan Abi Syuja' dan Safinatun-Najah dengan syarah ringkasnya

➡️Pertengahan adalah sudah pemahaman terhadap definisi yang kemudian ditambah hukum-hukum masalah-masalah cabang dari pokok masalah, kadang sudah disebutkan dalil dalam masalah pokok saja, seperti Kifayatul akhyar, Minhajuth-thalibin dan syarahnya, yang barangkali tingkat pertengahan ini bertingkat lagi seperti Rawdhatut-Thalibin yang di atas lagi

(Baca Juga : Tidak Ada Nenek-Nenek di Surga)

➡️Tinggi adalah sudah bahas masalah-masalah pokok dengan cabangnya beserta dalil-dalil dalam masalah tsb yang akan lebih sempurna jika ditambah jawab atas i'tiradh terhadap kesimpulan masalah-masalah fiqh tsb dan i'tiradh terhadap lawan mazhabnya, ini level Al-Umm nya Imam Asy-Syafi'iy dan Al-Majmu'nya Imam An-Nawawiy...

   Jika ini dilengkapi kitab2 hadits yang merupakan hujjah dalam mazhab Asy-Syafi'iy, seperti Shahih Muslim dengan tabwib nya Imam An-Nawawiy, Musnad Asy-Syafi'iy, dan Sunan Kubra Al-Baihaqiy yang lebih besar daripada Musnad Imam Ahmad bin Hanbal maka ana tidak mengetahui ada orang Indonesia sampai pada tingkat ini...

   Setelah seluruh tahapan tersebut ditambah penguasaan ilmu-ilmu untuk berdiskusi fiqh dan mengolah dalil, seperti ilmu Ushul Fiqh, Tafsir Ayat Ahkam, Bahasa Arab dengan cabang-cabang ilmunya maka silakan masuki dunia muqaranah mazhab-mazhab yang ada, dengan banyak melakukan 'mumarasah fiqhiyyah' membahas masalah fiqh yang satu lalu dilanjutkan yang lain maka in sya Allah anda sudah dekat dengan tingkat ijtihad...

(Baca Juga : Gara-Gara Lisan Kita)

   Ternyata perjalanan menuntut ilmu kita masih sangat jauh sekali dari tujuan...

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1128200680723119&id=100005995935102

Ghuluw Kepada Syaikh/Ustadz

Ghuluw Kepada Syaikh/Ustadz
Ghuluw Kepada Syaikh/Ustadz

๐Ÿ“ุงู„ุบู„ูˆّ ููŠ ุงู„ู…ุดุงูŠุฎ
๐Ÿ“Ghuluw terhadap Syaikh/Ustadz

    Ghuluw adalah berlebih-lebihan, ghuluw terhadap orang shalih tidak diperbolehkan dalam Syariat, Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda :
  ุฅูŠุงูƒู… ูˆ ุงู„ุบู„ูˆّ ูุฅู†ู…ุง ุฃู‡ู„ูƒ ุงู„ุฐูŠู† ู…ู† ู‚ุจู„ูƒู… ุงู„ุบู„ูˆّ ููŠ ุงู„ุฏูŠู†
"Jauhilah ghuluw, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah ghuluw"

   Ghuluw itu bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, dan objek tujuan ghuluw nya bisa apa saja dan siapa saja.

(Baca Juga : 8 Bukti Cinta Kepada Rasulullah)

   Kaum Nabi Nuh ghuluw terhadap orang shalih sebelum mereka hingga berujung kepada kesyirikan.

   Orang Nasrani ghuluw terhadap Isa ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู… hingga mengangkatnya pada level Ketuhanan.

   Tidak ragu lagi bahwa ghuluw termasuk sifat yang tercela.

   Begitu pula orang-orang yang aslinya adalah orang-orang yang baik dan telah menuntut ilmu adakalanya terjangkit sifat ghuluw namun dalam konteks lain, di antaranya adalah ghuluw terhadap Syaikh atau Ustadz atau Gurunya.

Belum lama ditanyakan kepada Ustadzunaa-Fadhil Yazid Jawwas... Di awalnya saja beliau sudah katakan : "Ini pertanyaan ghuluw..."

   Akhirnya beliau mewasiatkan agar tidak boleh ghuluw terhadap dirinya yang hanyalah seorang Ustadz yang bisa benar dan bisa salah sebagaimana manusia biasa dan hendaknya para penuntut ilmu belajar kepada semua Ustadz Ahlussunnah yang bisa didapati selama Ustadz tsb mengajarkan Qur'an dan Sunah sesuai dengan ajaran para Salafusshalih, belajarlah kepada mereka semua bukan fanatik kepada beliau dan Ustadz Abdul Hakim Abdat saja...

   Adapun sikap ghuluw seperti itu maka hakikatnya kembali seperti ahli bid'ah dan kembali kepada hizbiyyah yang tercela... Demikian kurang lebih di antara wasiat beliau.

(Baca Juga : Benarkah dr. Zakir Naik Sesat?)

Ada jenis yang begitu di sekitar daerah Rawa Lumbu, Bekasi, padahal bisa dibilang daerah ini makmur kajian kurleb 4 masjid Ahlussunnah, mulai dari Aqidah Uluhiyyah maupun Asma wa Sifat ada semua, dari Ushul Tsalatsah, Kitabut Tauhid, Al Wasithiyyah hingga Al-Qawaid Mutsla,kajian Tafsir juga ada, juga Fiqh bisa pilih ada Fiqhus Sunnah ada juga Fiqh Asy-Syafi'iy, Hadits ada Riyadhus-Shalihin, Faraidh juga ada, Ushul Fiqh ada, Bahasa Arab dari yg dasar Durus Lughah hingga Al-Ajurrumiyyah bahkan majlis Qathrun-Nada ada 2 majlis, dan juga tazkiyatun-nafs dengan Kitabuz-Zuhd nya Imam Ahmad bin Hanbal serta ilmu-ilmu lainnya tapi Ikhwan model ini ga mau ngaji kecuali di Krukut aja titik ga pake koma.

   Pernah suatu ketika orang seperti ini diajak ke kajian Ust Fulan yg ampu Wasithiyyah eh dia bilang : "Ust Fulan dulu suka bareng sama ana ke Krukut" kurleb syarahnya adalah : "Gw selevel doi, kayak ga ada Ustadz yg bagusan lagi..." padahal kitab Al-Wasithiyyah adalah muqarrar Aqidah di Univ Madinah untuk S1 dan di masanya para mutakallimun mendebat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dengan mengacu kepada kitab tsb kalau bisa menghadirkan Aqidah Salaf yang bertentangan dengan kitab ini maka silakan hadirkan, ternyata para ulama mutakallimun di zamannya tidak mampu menghadirkan... Sekarang kajian tsb hadir di dekatnya namun urung hadir karena yang isi kajian bukan Ustadz favorit nya.

   Fenomena ghuluw terhadap Syaikh pun pernah terjadi di zaman Imam Asy-Syafi'iy, beliau menghikayatkan di Jima'ul-ilmi bahwasanya di Mekkah imamnya adalah Imam Sufyan bin Uyaynah dan Imam Muslim Az-Zanjiy. Ada orang-orang yang ghuluw kepada Ibnu Uyaynah dan tidak pernah keluar dari pendapatnya, sebaliknya juga ada orang-orang yang hanya mau mengambil fatwa dari Az-Zanjiy dan tidak mau ulama yang lain, murid-murid yang ghuluw kepada masing-masing pun saling cela satu sama lain.

   Begitu pula terjadi di Madinah, di antara Imam disana adalah Imam Malik bin Anas dan Imam Ibnul Majisyun, yang belajar kepada Imam Malik tidak mau mendatangi majlis Imam Ibnul Majisyun, begitu pula sebaliknya. Hanya segelintir thalib muwaffaq yang tidak fanatik kepada seorang Syaikh pun dan mendatangi seluruh majlis mereka, baik Imam Ibnu Uyaynah dan Imam Az-Zanjiy di Mekkah maupun majlis Imam Malik bin Anas dan Imam Ibnul Majisyun, di antara segelintir yang mendapat taufiq Allah tsb adalah Imam Asy-Syafi'iy yang kemudian menjadi imam kaum muslimin sepeninggal mereka.

(Baca Juga : Untuk Kita yang Awam)

   Penuntut Ilmu yang mendapat taufiq adalah yang seperti Abdullah bin Abbas ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ yang berkata kepada teman Anshar nya :

 ุฅู† ู‡ุฐุง ุงู„ุนู„ู… ู…ุชูุฑู‚ ููŠ ุจูŠูˆุช ุงู„ุฃู†ุตุงุฑ ุชุนุงู„ ู†ุฃุชู‡ู…
"Sesungguhnya ilmu itu terpencar di rumah-rumah para Sahabat Anshar ayo kita datangi mereka" ternyata si teman Anshar ini tidak bersemangat sebagaimana Ibnu Abbas, sehingga Ibnu Abbas bertambah umurnya dan mengumpulkan ilmu para Sahabat Kibar sehingga jadi ulama rujukan, sedangkan sang Anshar menyesali tidak menyambut ajarkan Ibnu Abbas.

   Atau yang semodel Imam Asy-Syafi'iy ini, sudi mengambil ilmu dari seluruh para ulama sebisa mungkin tanpa terikat fanatisme kepada Imam tertentu,beliau kumpulkan Fiqh Hijaz, Yaman, Iraq dan Mesir, bersikap objektif, hakikatnya ilmu itu teramat luas dan tidak terkumpul di satu orang atau dua orang saja.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1151455728397614&id=100005995935102

Siapa yang Mampu Langsung Al-Quran dan Sunnah?

Siapa yang Mampu Langsung Al-Quran dan Sunnah?
Siapa yang Mampu Langsung Al-Quran dan Sunnah?

๐Ÿ“ู…ู† ูŠู‚ุฏุฑ ุนู„ู‰ ุงู„ุฃุฎุฐ ุจุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ❓
 ๐Ÿ“Siapa yang mampu mengambil LANGSUNG dari Kitab dan Sunah ❓

   Imam Ath-Thabariy di masa belajarnya sempat berguru dengan 1 orang Syaikh yang ia hafal 100 hadits dengan sanadnya lalu beliau menawarkan untuk mengimlakan Tafsir Qur'an sebanyak 30.000 lembar ternyata para murid mengeluh lalu beliau imlakan 10% dari jumlah awal, itulah Tafsir Ath-Thabariy yang beliau jelaskan LANGSUNG Kitab dari ilmu beliau...

(Baca Juga : Ingat 3 Ayat Ini Sebelum Bermaksiat)

   Imam Asy-Syafi'iy mendiktekan Al-Umm di Mesir selama 4 tahun dari hasil tafaqquh beliau, jika ditilik bisa dibilang hadits-hadits yang dibawakan oleh Imam Asy-Syafi'iy tidak jauh dengan Muwattha Imam Malik ditambah banyak riwayat dari Imam Sufyan bin Uyaynah dengan tambahan hadits-hadits dari ulama negeri lainnya, sekitar 1800 riwayat tsb kemudian di syarah hadits-haditsnya jadilah kitab Fiqh Al-Umm yang merupakan hasil istinbath LANGSUNG Imam Asy-Syafi'iy terhadap hadits-hadits tsb dan juga ayat-ayat ahkam tentunya...

   Level mereka itulah yang mampu istinbath LANGSUNG dari Qur'an dan Sunah karena memang telah lengkap alat-alat ijtihadnya, di antara ilmu-ilmu yang merupakan alat-alat ijtihad :

1. Qur'an beserta Ulum Qur'an, seperti Qiraat, Tafsir, Asbabun-Nuzul, Nasikh-mansukh Qur'an, dll.

2. Hadits ahkam beserta Ulum Hadits, seperti Mushthalah Hadits, Jarh wa Ta'dil,, Nasikh-mansukh Hadits, Ilal Hadits untuk mengetahui shahih atau dha'if nya Hadits

3. Ushul Fiqh adalah metode istinbath terhadap Qur'an dan Sunah, seorang mujtahid mutlaq memiliki Ushul Fiqh tersendiri yang tidak sama dengan imam lainnya adapun mujtahid muntasib maka ia mengikuti Ushul Fiqh dari Imam sebelumnya.

4. Furu' Fiqh yang banyak, diikhtilafkan tentang pensyaratannya namun yang lebih tepat tetap disyaratkan sebagai metode latihan istinbath sebelum seorang mujtahid istinbath LANGSUNG

5. Qiyas dengan berbagai macam jenisnya beserta ilmu tentang Qawadih Qiyas agar diuji terlebih dahulu dan tidak membangun qiyas yang fasid, ini disyaratkan secara tersendiri oleh Imam Ar-Rafi'iy dan Imam An-Nawawiy walhasil masuk bagian Ilmu Ushu Fiqh.

(Baca Juga : Benarkah Umur 70 Tahun Tidak Dihisab?)

   Coba dari ilmu-ilmu syarat ijtihad tsb ga usah neko-neko, sudahkah kita kuasai 1 syarat ijtihad? Atau bahkan 1 cabang ilmu yang merupakan syarat ijtihad? Mari kita berkaca masing-masing ๐Ÿ˜Š

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1161909410685579&id=100005995935102

Sedikit Muridnya

Sedikit Muridnya
Sedikit Muridnya

๐Ÿ“ู‚ู„ّุฉ ุงู„ุทู„ุงุจ
๐Ÿ“Sedikit muridnya

   Banyak atau sedikitnya murid yang duduk di majlis seseorang bukanlah patokan kualitas isi ataupun kualitas sang pemateri majlis.

   Syaikh Muhammad Asy-Syinqithiy Al-Malikiy berkata :

ุงู„ุฅู…ุงู… ุงุจู† ู…ุงู„ูƒ ู„ูŠุณ ู…ุญุธูˆุฑًุง ุจุงู„ุทู„ุจุฉ ูˆู…ู† ุชู„ู…ุฐุชู‡ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ
"Imam Ibnu Malik bukanlah syaikh yang dikelilingi banyak murid dan di antara murid beliau adalah An-Nawawiy" tiada yang menyangsikan bahwa seorang An-Nawawiy setara dengan ribuan orang bahkan lebih.Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa An-Nawawiy lah yang dimaksud oleh Ibnu Malik dalam bait :

... ุฑุฌู„ ู…ู† ุงู„ูƒِุฑุงู… ุนِู†ุฏู†َุง
"... seseorang yang mulia di sisi kami"

(Baca Juga : Ini Dia Sebenarnya Wali Allah)

   Bahkan di masa hidupnya adakalanya Imam Ibnu Malik mengetuk pintu rumah orang dan menawarkan apakah ingin belajar Nahwu?

   Namun lihat bagaimana harumnya nama Imam Ibnu Malik di antara penuntut ilmu Nahwu dan ulama Nahwu seluruh dunia Islam saat ini, jadi teringat perkataan Imam Malik :

ู…ุง ูƒุงู† ู„ู„ู‡ ุจุงู‚ٍ
"Sesuatu yang karena Allah maka ia akan langgeng/terus ada".

   Dalam hadits yang shahih :

ูˆู†ุจูŠ ูˆู…ุนู‡ ุฑุฌู„ ูˆุฑุฌู„ุงู† ูˆู†ุจูŠ ู„ูŠุณ ู…ุนู‡ ุฃุญุฏ..
"... Ada Nabi yang hanya punya 1 pengikut, ada juga Nabi yang hanya punya 2 pengikut bahkan ada Nabi yang tidak memiliki pengikut sama sekali..." tentu saja tidak ada yang menyangsikan kualitas seorang Nabi Allah.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1163507950525725&id=100005995935102

Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits

Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits
Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits

๐Ÿ”ฎุฃู†ูˆุงุน ุทู„ุงุจ ุงู„ุญุฏูŠุซ
๐Ÿ”ฎMacam-Macam Penuntut Ilmu Hadits

 ู‚ุงู„ ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ุญุงูุธ ุฃุจูˆ ุดุงู…ุฉ:
ุนู„ูˆู… ุงู„ุญุฏูŠุซ ุงู„ุขู† ุซู„ุงุซุฉ:
ูก. ุฃุดุฑูู‡ุง ุญูุธ ู…ุชูˆู†ู‡ ูˆู…ุนุฑูุฉ ุบุฑูŠุจู‡ุง ูˆูู‚ู‡ู‡ุง
ูข. ุญูุธ ุฃุณุงู†ูŠุฏู‡ุง ูˆู…ุนุฑูุฉ ุฑุฌุงู„ู‡ุง ูˆุชู…ูŠูŠุฒ ุตุญูŠุญู‡ุง ู…ู† ุณู‚ูŠู…ู‡ุง، ูˆู‡ุฐุง ูƒุงู† ู…ู‡ู…ّุฉ، ูˆู‚ุฏ ูƒููŠู‡ ุงู„ู…ุดุชุบู„ ุจุงู„ุนู„ู… ุจู…ุง ุตู†ّู ููŠู‡ ูˆุฃู„ّู ููŠู‡ ู…ู† ุงู„ูƒุชุจ، ูู„ุง ูุงุฆุฏุฉ ุฅู„ู‰ ุชุญุตูŠู„ ุญุงุตู„
ูฃ. ุฌู…ุนู‡ ูˆูƒุชุงุจุชู‡ ูˆุณู…ุงุนู‡ ูˆุชุทุฑูŠู‚ู‡ ูˆุทู„ุจ ุงู„ุนู„ูˆّ ููŠู‡ ูˆุงู„ุฑุญู„ุฉ ุฅู„ู‰ ุงู„ุจู„ุฏุงู†، ูˆุงู„ู…ุดุชุบู„ ุจู‡ุฐุง ู…ุดุชุบู„ ุนู…ุง ู‡ูˆ ุงู„ุฃู‡ู…ّ ู…ู† ุงู„ุนู„ูˆู… ุงู„ู†ุงูุนุฉ، ูุถู„ุง ุนู† ุงู„ุนู…ู„ ุจู‡ ุงู„ุฐูŠ ู‡ูˆ ุงู„ู…ุทู„ูˆุจ ุงู„ุฃุตู„ูŠ، ุฅู„ุง ุฃู†ู‡ ู„ุง ุจุฃุณ ุจู‡ ู„ุฃู‡ู„ ุงู„ุจุทุงู„ุฉ ู„ู…ุง ููŠู‡ ู…ู† ุจู‚ุงุก ุณู„ุณู„ุฉ ุงู„ุฅุณู†ุงุฏ ุงู„ู…ุชุตู„ุฉ ุจุฃุดุฑู ุงู„ุจุดุฑ (ุชุฏุฑูŠุจ ุงู„ุฑุงูˆูŠ: ุต ูขูข)

(Baca Juga : Ustadz Juga Manusia)

Imam Al-Hรขfizh Abu Syรขmah berkata :
Ilmu hadits sekarang ini ada 3 bagian :
1. Yang paling mulia adalah menghafal matannya, mengetahui kalimat gharรฎbnya dan fiqh nya

2. Menghafal sanadnya, mengetahui para rijรขl/perawi nya dan mempunyai membedakan antara yang shahih dan yang dha'if, hal ini di zaman dahulu merupakan hal yang yang penting, namun penuntut ilmu sekarang ini dicukupkan dengan karangan-karangan yang
telah ada dalam bab ini (kitab2 rijรขl dan kitab2 takhrรฎj), maka tidak perlu lagi merealisasikan sesuatu yang sudah terealisasi.

3. Mengumpulkan hadits, menulisnya, mendengar samรข'nya, mengumpulkan thuruqnya, mencari sanad yang 'รขliy, safar ke negeri2, orang yang menyibukkan dengan hal  ini, maka ia sibuk dari sesuatu yang lebih penting dari ilmu-ilmu yang bermanfaat, terlebih dari pengamalan yang merupakan tujuan utama, namun tidak mengapa bagi orang "kurang kerjaan" karena di dalamnya terdapat keberlangsungan rantai sanad hingga manusia yang paling mulia (Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…)... selesai perkataan beliau.

 ๐Ÿ“’ Yang afdhal tentu saja menggabungkan ketiganya, dan inilah golongan yang digambarkan oleh Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… dalam hadits nya bagaikan tanah yang subur yang menyerap air dan menumbuhkan tetumbuhan.

(Baca Juga : 4 Ayat Al-Quran Tentang Kesehatan)

 ๐Ÿ“’Yang unggul hanya di no 1, lebih mirip para fuqahรข ketimbang para ahli hadits, celakanya lagi jika nol besar di no 2 maka adakalanya berhujjah dengan hadits yang tidak patut dijadikan hujjah, bahkan menelorkan berbagai macam istinbath yang bagaikan debu berterbangan (karena lemah dalam tsubรปt dalil).

  ๐Ÿ“’ Yang unggul hanya di no 2,barangkali penghujungnya tidak lebih baik dari Imam Yahya bin Ma'in dan Imam Abu Khaitsamah (Syaikh Imam Muslim) yang mudzakarah hadits, tiba tiba datang seorang wanita bertanya tentang bagaimana hukumnya wanita haidh yang memandikan jenazah suaminya, para ulama hadits pun hanya bisa saling melihat satu sama, barulah Imam Abu Tsaur murid Imam Asy-Syafi'i yang datang menyelesaikan masalah fiqh tsb dengan hadits Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… yang baca Qur an di atas pangkuan Aisyah ketika beliau sedang haidh...

  ๐Ÿ“’ Yang unggul hanya di no 3 maka sebagaimana perkataan Imam Abu Syรขmah dia sibuk dari ilmu yang lebih penting dari hanya sekedar mengumpulkan sanad dan riwayat, ditambah lagi jika niatnya hanya mengumpulkan sanad-sanad tsb dan berbangga dengan hal itu, ini mirip dengan orang yang bangga dengan "syahรขdah-zรปr" berupa ijazah-ijazah tapi ilmunya kosong melompong, ditambah lagi jika ia tidur di majlis sebagaimana ana pernah saksikan di salah satu majlis Samรข, mending kalau telinganya dan konsentrasi nya seperti Imam Ad-Dรขraquthniy yang bisa dibagi 2 lha ini....

ู†ุณุฃู„ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุณู„ุงู…ุฉ ูˆุงู„ุนุงููŠุฉ ูˆุงู„ุชูˆููŠู‚ ููŠ ุทู„ุจ ุงู„ุนู„ู…

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=555192668023926&id=100005995935102