Jadilah Orangtua yang Sukses

Jadilah Orangtua yang Sukses
Jadilah Orangtua yang Sukses
🍃 *Jadilah orang tua yang SUKSES* 🍃

"Jadilah orang tua sukses dengan mengajarkan Tauhid sejak dini kepada anak.
Karna suksesnya orang tua adalah jika ia mampu  mendidik dan menanamkan nilai nilai Tauhid kepada anaknya, lalu si anak menerapkan dalam kehidupannya dan tetap demikian sampai ajal menjemputnya"

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
📚 (HR. Muslim no. 1631)

(Baca Juga : Ini Dia Sebenarnya Wali Allah)

📝 Faedah dari hadits di atas:

Pertama:
Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.

Kedua:
Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala, inilah diantara karunia Allah atas hamba_Nya.

Ketiga:
Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun kita telah meninggal dunia, di antaranya:

a. Sedekah jariyah, seperti membangun masjid, menggali sumur, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah, dll.

b. Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama) yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia, dll.

c. Anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu ortunya masih mendapatkan pahala meskipun ortunya sudah meninggal dunia.
Dan anak serta amalan dikatakan soleh jika ia tumbuh dan dibangun diatas Tauhid.

(Baca Juga : 20 Ayat Al-Quran Tentang Anak-Anak)

Ditulis oleh Hamba yang sangat membutuhkan ampunan Allah ﷻ.
Fajrin Abu Yahya..✍️

https://www.facebook.com/Abuyahyafajrin/

Tulisan Al-Ustadz Fajrin Abu Yahya hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/1991277107606965/posts/2177666788967995/

Bersabar Dalam Dakwah

Bersabar Dalam Dakwah
Bersabar Dalam Dakwah
🍃 BERSABAR DALAM DAKWAH 🍃

Hendaklah  bagi  setiap  da’i bersabar  dan  tetap  terus  berdakwah  sampai  Allah ﷻ membukakan (kemenangan)  baginya, walaupun itu tidak harus.

Yang  penting  adalah  dakwahnya  tetap  langgeng  di  tengah-tengah  manusia,.
Tidaklah  penting"FIGUR"tersebut  namun  yang  penting  adalah "DAKWAHNYA",  apabila dakwahnya  tetap  langgeng  bahkan  setelah  ia  matipun, maka sesungguhnya  ia  tetap  hidup.

(Baca Juga : 11 Ayat Motivasi di Al-Quran)

 Allah ﷻ berfirman  :

(أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ)

”Dan  apakah  orang  yang  sudah  mati,  kemudian  dia  kami hidupkan  dan  kami  berikan  kepadanya  cahaya  yang  terang, yang  dengan  cahaya  itu  dia  dapat  berjalan  di  tengah-tengah masyarakat  manusia,  serupa  dengan  orang  yang  keadaannya berada  dalam  gelap  gulita  yang  sekali-kali  tidak  dapat  keluar dari  padanya?  Demikianlah  kami  jadikan  orang  yang  kafir  itu memandang  baik  apa  yang  Telah  mereka  kerjakan.”
📖 (QS  al An’aam  :  122)

Pada  hakikatnya,  kehidupan  seorang  da’i  tidaklah  berarti  ruhnya tetap  berada  di  dalam  jasadnya  saja, namun  ucapannya  senantiasa hidup  di  tengah-tengah  manusia.

Oleh  karena  itu,  hendaklah  setiap  da’i  itu  bersabar  yang dengannya ia  akan mendapatkan  kesudahan  yang  baik  selama  rentang  hidupnya dan  setelah  matinya,  apabila  ia  jujur  kepada  Allah ﷻ.

Allah ta'ala berfirman :

(إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ)

”Sesungguhnya  bumi  (ini)  kepunyaan  Allah,  dipusakakan-Nya kepada  siapa  yang  dihendaki-Nya  dari  hamba-hamba-Nya.  dan kesudahan  yang  baik  adalah  bagi  orang-orang  yang  bertakwa.”
📖(QS  al-A’raaf  :  128)

Dan  firman-Nya  :

( ۖ إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ)

”Sesungguhnya  barang  siapa  yang  bertakwa  dan  bersabar,  Maka Sesungguhnya  Allah  tidak  menyia-nyiakan  pahala  orang-orang yang  berbuat  baik.”
📖(QS  Yusuf  :  90)

📝 (Disalin dari kitab Bekal para Dai dalam berdakwah,oleh al-Imam al-’Allamah Muhammad  bin  Shalih  al-’Utsaimin  rahimahullah)

(Baca Juga : Singa Negeri Mesir)

Al faqir ila maghfirati rabbih
Fajrin Abu Yahya وفقه الله..✍️
➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖
🌐https://www.facebook.com/Abuyahyafajrin/

Tulisan Al-Ustadz Fajrin Abu Yahya hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=2203480599981006&id=100009572618445

Pemimpin Baik Buah dari Masyarakat Bertauhid

Pemimpin Baik Buah dari Masyarakat Bertauhid
Pemimpin Baik Buah dari Masyarakat Bertauhid
☑️☝️ *Pemimpin yang baik adalah buah dari masyarakat yang bertauhid*

Saudaraku...
Rahimaniyiallohu wa iyyakum...
Dengan Bertauhid_lah, umat Islam ini akan kembali menemukan kejayaannya sebagaimana yang pernah diraih oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya dulu.

Allah ﷻ telah berjanji kepada hamba-Nya, bahwa Allah akan memberikan kejayaan kepada ahlut tauhid.

(Baca Juga : 12 Ayat Al-Quran Tentang Ka'bah)

Allah ﷻ menjelaskan hal tersebut dalam firman-Nya ;

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa sungguh Dia akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa.Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia akan benar-benar menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku.”
📖 (QS. An-Nuur ayat ke 55).

Di dalam ayat ini terdapat sesuatu yang dijanjikan, serta orang yang mendapat janji, dan kondisi (ada syarat) dimana janji tersebut dipenuhi.

Adapun orang yang mendapat janji, mereka adalah orang-orang yang beriman.

Allah ﷻ  berfirman ;
(”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih”)
mereka adalah orang-orang yang mendapat janji.

Adapun sesuatu yang dijanjikan ada tiga hal:

1)“Sungguh Dia akan menjadikan mereka berkuasa di bumi”.

Maksudnya, jika mereka tidak memiliki kekuasaan, maka dalam jangka waktu yang panjang atau pendek, Allah ﷻ akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Allah Ta’ala telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa.

2)Kemudian Allah ta'ala berfirman tentang janji yg kedua yaitu,
(“Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka”)

Masalah terbesar yang diusahakan dan diinginkan oleh orang-orang yang beriman adalah mereka dapat beribadah kepada Allah ﷻ dengan penuh keteguhan dan keamanan . Sehingga tidak ada rasa takut dan tidak merasa lemah di dalam melaksanakan syariat islam.
Bahkan mereka (orang yang beriman dan beramal sholih) adalah orang-orang yang dihormati. Itu semua sesuai dengan janji Allah ﷻ.

(Baca Juga : Penuntut Ilmu Adalah Tamu Rasulullah)

3)Adapun janji yang ketiga adalah,
(“Dan Dia akan benar-benar menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa”)

Yaitu Setelah mereka merasakan sedikit ketakutan serta setelah Allah memenangkan dan meneguhkan agama mereka, maka setelah adanya ketakutan itu mereka menjadi aman sentosa. Mereka merasa aman terkait diri mereka sendiri, agamanya, anak-anak mereka, kehormatan mereka, dan terkait harta-harta mereka semua. Semua ini adalah karunia dan janji dari Allah ﷻ.

Adapun kondisi (syarat) orang yang mendapat janji itu, adalah sebagaimana dijelaskan oleh kalimat berikutnya dalam firma_Nya
(”Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku”)

Maksudnya, Allah menjadikan mereka berkuasa di bumi(menjadi pemimpin) , meneguhkan bagi mereka agama mereka, dan menukar keadaan mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa,.
Yaitu tatkala mereka senantiasa menyembah Allah dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun selain_Nya.

Demikian pengaruh tauhid yang terbesar bagi manusia dalam konteks masyarakat dan negara. Yaitu kalau mereka menyembah Allah dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, meyakini kebenaran tauhid dan menjauhi kesyirikan, maka mereka dijanjikan dengan ketiga hal ini.

Demikian pula, akan dibukakan berkah untuk mereka dari langit dan dari bumi. Allah pun akan meluaskan rizki mereka. Sehingga mereka berada dalam kehidupan yang baik dan damai.

Ayat ini hendaknya menjadi renungan bagi setiap kita(ummat islam/hamba Allah) , bahwa kejayaan Islam dan pemimpin yg baik, yang sama sama kita idam idamkan itu dapat diraih,.
Yaitu jika kaum muslimin mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Sementara kondisi kaum muslimin yang seperti itu(Bertauhid), tidaklah mungkin dapat diraih kecuali dengan memberikan perhatian serius terhadap dakwah Tauhid itu sendiri ,mempelajarinya, membina kaum muslimin dengan aqidah yang benar, serta membentengi dan mengingatkan umat ini dari segala hal yang menjadi lawan dari tauhid tersebut(yaitu kesyirikan) .

Saudaraku..
Rahimaniyiallohu wa iyyakum...
Sekarang, marilah kita melihat kondisi sebagian kaum muslimin saat ini, dimana mereka meninggalkan ajaran agama mereka, dan yang paling merusak adalah mereka enggan dan meninggalkan ajaran Tauhid,. Akhirnya sebagian kaum muslimin saat ini menjadi kaum yang terhinakan, harta-harta mereka dirampas, nyawa mereka seolah tidak ada harganya, martabat mereka diinjak-injak, dan kehinaan demi kehinaan lain yang terus menimpa,dan masuk didalamnya pemimpin yang dzolim.

Hal tersebut terjadi akibat dari berpalingnya mereka dari ajaran tauhid dan tersebarnya berbagai bentuk kesyirikan dan terang-terangan berbuat dosa & kemaksiatan, wal iyyadzubillah.

Sungguh kehinaan ini tidak akan Allah cabut sampai kaum muslimin kembali kepada agama Allah ﷻ
 Rasulullah ﷺ bersabda ;

« إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ »

“Jika Engkau melakukan jual beli dengan sistem ‘inah (sejenis riba, ) , Engkau memegangi ekor-ekor sapi, Engkau merasa puas terhadap pertanian, dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan atas kalian.
Allah tidak akan mencabut kehinaan itu sampai kalian kembali kepada agama kalian.”

📚 (HR. Abu Dawud. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah)

Semoga bermanfaat, dan Semoga Allah ﷻ senantiasa memberikan taufik dan Hidayah_Nya kepada kita sekalian, serta senantiasa menetapkan kita kepada perkara yang dicintai dan diridhoi_Nya...

(Baca Juga : Karena Kita Masih Pelajar)

Al faqir ila Maghfirati Rabbih
📝 Fajrin Abu Yahya وفقه الله
➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖
https://www.facebook.com/Abuyahyafajrin/

Tulisan Al-Ustadz Fajrin Abu Yahya hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/1991277107606965/posts/2214106721990668/

Mengikuti Pendapat Selain 4 Imam Madzhab

Mengikuti Pendapat Selain 4 Imam Madzhab
Mengikuti Pendapat Selain 4 Imam Madzhab

BOLEHKAH MENGIKUTI PENDAPAT SELAIN MADZHAB YANG EMPAT?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, cukup saya bawakan ucapan pakar empat Madzhab: Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.

Beliau rahimahullah berkata:

 «ﺇﻥ ﺃﻫﻞ اﻟﺴﻨﺔ ﻟﻢ ﻳﻘﻞ ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ: ﺇﻥ ﺇﺟﻤﺎﻉ اﻷﺋﻤﺔ اﻷﺭﺑﻌﺔ ﺣﺠﺔ ﻣﻌﺼﻮﻣﺔ، ﻭﻻ ﻗﺎﻝ ﺇﻥ اﻟﺤﻖ ﻣﻨﺤﺼﺮ ﻓﻴﻬﺎ، ﻭﺃﻥ ﻣﺎ ﺧﺮﺝ ﻋﻨﻬﺎ ﺑﺎﻃﻞ،

Sesungguhnya tidak ada seorang pun dari Ahlusunnah yang menyatakan: Sesungguhnya Ijma (kesepakatan) Imam yang Empat adalah hujah yang ma'shum (terjaga dari kesalahan), dan tidak juga menyatakan: sesungguhnya kebenaran itu terbatas pada mereka, dan bahwa yang keluar darinya adalah kebatilan.

(Baca Juga : Benarkah dr. Zakir Naik Sesat?)

 ﺑﻞ ﺇﺫا ﻗﺎﻝ ﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺃﺗﺒﺎﻉ اﻷﺋﻤﺔ ﻛﺴﻔﻴﺎﻥ اﻟﺜﻮﺭﻱ، ﻭاﻷﻭﺯاﻋﻲ، ﻭاﻟﻠﻴﺚ ﺑﻦ ﺳﻌﺪ، ﻭﻣﻦ ﻗﺒﻠﻬﻢ ومن بعدهم ﻣﻦ اﻟﻤﺠﺘﻬﺪﻳﻦ ﻗﻮﻻ ﻳﺨﺎﻟﻒ ﻗﻮﻝ اﻷﺋﻤﺔ اﻷﺭﺑﻌﺔ ﺭﺩ ﻣﺎ ﺗﻨﺎﺯﻋﻮا ﻓﻴﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ، ﻭﻛﺎﻥ اﻟﻘﻮﻝ اﻟﺮاﺟﺢ ﻫﻮ اﻟﺬﻱ ﻗﺎﻡ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺪﻟﻴﻞ»

Bahkan (yang mereka nyatakan) adalah: jika muncul dari salah seorang yang bukan pengikut para Imam (yang Empat) seperti Sufyan Ats-Tsauri, Al-Auza'i, Laits ibn Sa'ad, dan para Mujtahid sebelum mereka atau setelah mereka suatu pendapat yang menyelisihi pendapat Imam yang Empat, maka perselisihan mereka dikembalikan kepada Allah dan RasulNya (Al-Quran dan As-Sunnah), DAN PENDAPAT YANG RAJIH (KUAT) ADALAH YANG SESUAI DENGAN DALIL.

📚(Minhajus-Sunnah:3/412)

📝Kesimpulan:
Bolehnya mengikuti salah satu pendapat dari para Ulama mu'tabar ketika pendapatnya sesuai dalil atau lebih mendekati dalil dan kaedah-kaedah syariat, sekalipun menyelisihi pendapat Empat Imam Madzhab dan Madzhab yang Empat.

(Baca Juga : Jual Beli, Tahiyyatul Masjid dan I'tikaf)

4 Syawwal 1440
Muhammad Abu Muhammad Pattawe
Darul-Hadits Ma'bar-Yaman

Tulisan Al-Ustadz Abu Muhammad Pattawe hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=550762712119730&id=100015580180071

Hakikat Dakwah Salafiyyah Mengikuti Ulama

Hakikat Dakwah Salafiyyah Mengikuti Ulama
Hakikat Dakwah Salafiyyah Mengikuti Ulama

HAKIKAT DAKWAH KAMI ADALAH MENGIKUTI ULAMA, BUKAN SOK JADI MUJTAHID!

                  بسم الله الرحمن الرحيم

Di zaman sekarang ini ketika Ahlusunnah dengan gencarnya menyuarakan agar kembali mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman para Salaf, muncullah sebagian kaum yang katanya berintisab kepada Sunnah mulai meneriakkan agar kembali bermadzhab dengan madzhab tertentu baik terang-terangan ataupun ajakan secara halus.

Mulailah mereka melemparkan ucapan tak pantas kepada saudara-saudara mereka dengan ucapan mereka:
 - kalian ini siapa? Kalian tidaklah lebih berlilmu dari para Imam madzhab!.
- kalian ini bukan mujtahid, jadi kalian harus mengikuti salah satu madzhab, jika kalian tidak bermadzhab maka sama saja kalian menobatkan diri-diri kalian sebagai Mujtahid.!

(Baca Juga : Sunnah Tidur Menghadap Kiblat?)

Saudaraku, hal yang perlu diketahui bahwa tidaklah kami melarang seorang itu berintisab kepada salah satu madzhab dengan catatan jika telah jelas kebenaran maka dia kembali kepada kebenaran, bukan malah ta'ashub dan fanatik buta terhadap madzhab.

Berkata Al-Imam ibnul-Qayyim rahimahullah tentang jenis taklid yang diharamkan:

اﻟﺜﺎﻟﺚ: اﻟﺘﻘﻠﻴﺪ ﺑﻌﺪ ﻗﻴﺎﻡ اﻟﺤﺠﺔ ﻭﻇﻬﻮﺭ اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺧﻼﻑ ﻗﻮﻝ اﻟﻤﻘﻠﺪ

Jenis ketiga: taklid setelah tegak hujjah dan jelasnya dalil yang menyelisihi pendapat sang muqallid.
(I'lamul-Muwaqqi'in:2/129)

Saudaraku -semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita semua-, pernyataan mereka di atas bukan perkara baru. Hakikatnya mereka ini adalah mengikuti jalan para musuh dakwah Salafiyyah yang dihidupkan kembali oleh Al-Imam Al-Mujaddid Muhammad ibn Abdil-Wahhab An-Najdi rahimahullah.

Oleh karena itu, saya akan membawakan jawaban langsung dari beliau yang membantah salah seorang Alim Syafi'i di zamannya, yang sangat cocok dengan pembahasan ini.

Beliau rahimahullah berkata:

ﻭﺃﻣﺎ ﻫﺬا اﻟﺨﻴﺎﻝ اﻟﺸﻴﻄﺎﻧﻲ اﻟﺬﻱ اﺻﻄﺎﺩ ﺑﻪ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﻥ ﻣﻦ ﺳﻠﻚ ﻫﺬا اﻟﻤﺴﻠﻚ، ﻓﻘﺪ ﻧﺴﺐ ﻧﻔﺴﻪ ﻟﻻﺟﺘﻬﺎﺩ، ﻭﺗﺮﻙ اﻻﻗﺘﺪاء ﺑﺄﻫﻞ اﻟﻌﻠﻢ، ﻭﺯﺧﺮﻓﻪ ﺑﺄﻧﻮاﻉ اﻟﺰﺧﺎﺭﻑ، ﻓﻠﻴﺲ ﻫﺬا ﺑﻜﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻭﺯﺧﺎﺭﻓﻪ، ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻳﻮﺣﻲ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﺑﻌﺾ ﺯﺧﺮﻑ اﻟﻘﻮﻝ ﻏﺮﻭﺭا} ،
[ ﺳﻮﺭﺓ اﻷﻧﻌﺎﻡ ﺁﻳﺔ: 112]

Adapun tunggangan syaitan yang dijadikan alat berburu orang-orang (baca:syubhat) bahwasanya: ORANG YANG MENENEMPUH JALAN INI (YAITU KEMBALI KEPADA AL-QURAN DAN SUNNAH TANPA TERIKAT DENGAN MADZHAB) MAKA DIA TELAH MENOBATKAN DIRI SEBAGAI (AHLI) IJTIHAD DAN TIDAK MENGIKUTI AHLI ILMU, dia menghiasi (syubhat ini) dengan berbagai hiasan (yang menipu), maka ini sebenarnya hanyalah sebagin kecil dari (tipu daya) Syaitan dan hiasannya, sebagaimana Allah berfirman:
{ﻳﻮﺣﻲ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﺑﻌﺾ ﺯﺧﺮﻑ اﻟﻘﻮﻝ ﻏﺮﻭﺭا}

Sebagian mereka (syaitan jin dan mausia) itu membisikkan kepada sebagian lainnya ucapan yang indah sebagai tipuan. (QS.Al-An'am:112)

 ﻓﺈﻥ اﻟﺬﻱ ﺃﻧﺎ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﺃﺩﻋﻮﻛﻢ ﺇﻟﻴﻪ، ﻫﻮ ﻓﻲ اﻟﺤﻘﻴﻘﺔ اﻻﻗﺘﺪاء ﺑﺄﻫﻞ اﻟﻌﻠﻢ، ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻗﺪ ﻭﺻﻮا اﻟﻨﺎﺱ ﺑﺬﻟﻚ. ﻭﻣﻦ ﺃﺷﻬﺮﻫﻢ ﻛﻼﻣﺎ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ، ﺇﻣﺎﻣﻜﻢ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺑﺪ ﺃﻥ ﺗﺠﺪﻭا ﻋﻨﻲ ﻣﺎ ﻳﺨﺎﻟﻒ اﻟﺤﺪﻳﺚ، ﻓﻜﻞ ﻣﺎ ﺧﺎﻟﻔﻪ ﻓﺄﺷﻬﺪﻛﻢ ﺃﻧﻲ ﻗﺪ ﺭﺟﻌﺖ ﻋﻨﻪ.

Sesungguhnya apa yang saya pegangi dan dakwakan kepada kalian hakikatnya adalah mengikuti Ahli Ilmu, karena mereka telah mewasiatkan manusia akan hal ini. Dan diantara ucapan yang paling masyhur tentang hal ini adalah ucapan Imam kalian Asy-Syafi'i, beliau berkata:
"Pasti kalian akan dapati dariku perkara yang menyelisihi hadits, maka setiap apa yang menyelisihinya maka aku menjadikan kalian sebagai saksi bahwa aku telah rujuk darinya".

(Baca Juga :  Nama-Nama 8 Pintu Surga)

ﻭﺃﻳﻀﺎ: ﺃﻧﺎ ﻓﻲ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻲ ﻫﺬا اﻟﻌﺎﻟﻢ، ﻟﻢ ﺃﺧﺎﻟﻔﻪ ﻭﺣﺪﻱ، ﻓﺈﺫا اﺧﺘﻠﻔﺖ ﺃﻧﺎ ﻭﺷﺎﻓﻌﻲ ﻣﺜﻼ ﻓﻲ ﺃﺑﻮاﻝ ﻣﺄﻛﻮﻝ اﻟﻠﺤﻢ، ﻭﻗﻠﺖ: اﻟﻘﻮﻝ ﺑﻨﺠﺎﺳﺘﻪ، ﻳﺨﺎﻟﻒ ﺣﺪﻳﺚ اﻟﻌﺮﻧﻴﻴﻦ، ﻭﻳﺨﺎﻟﻒ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻧﺲ: " ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺻﻠﻰ ﻓﻲ ﻣﺮاﺑﺾ اﻟﻐﻨﻢ " . ﻓﻘﺎﻝ ﻫﺬا اﻟﺠﺎﻫﻞ اﻟﻈﺎﻟﻢ: ﺃﻧﺖ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﻦ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ؟ ﻗﻠﺖ: ﺃﻧﺎ ﻟﻢ ﺃﺧﺎﻟﻒ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺇﻣﺎﻡ اﺗﺒﻌﺘﻪ، ﺑﻞ اﺗﺒﻌﺖ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻣﺜﻞ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺃﻭ ﺃﻋﻠﻢ ﻣﻨﻪ، ﻗﺪ ﺧﺎﻟﻔﻪ، ﻭاﺳﺘﺪﻝ ﺑﺎﻷﺣﺎﺩﻳﺚ.

Dan juga, (hakikatnya) KETIKA AKU MENYELISIHI SEORANG ALIM TIDAKLAH AKU SENDIRIAN DALAM MENYELISIHINYA. MISALNYA, AKU BERSELISIHI DENGAN ASY-SYAFI'I DALAM MASALAH KENCING HEWAN YANG HALAL DAGINGNYA, LALU AKU KATAKAN: PENDAPAT TENTANG NAJISNYA ADALAH MENYELISIHI HADITS URANIYYIN DAN HADITS ANAS "BAHWASANYA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAHI WASALLAM SHALAT DI KANDANG KAMBING", MAKA BERKATALAH SANG JAHIL LAGI ZHALIM INI: APA ANDA LEBIH BERILMU TENTANG HADITS DARI ASY-SYAFI'I?? (1)

ﻓﺈﺫا ﻗﺎﻝ: ﺃﻧﺖ ﺃﻋﻠﻢ ﻣﻦ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ؟ ﻗﻠﺖ: ﺃﻧﺖ ﺃﻋﻠﻢ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻚ؟ ﻭﺃﺣﻤﺪ؟ ﻓﻘﺪ ﻋﺎﺭﺿﺘﻪ ﺑﻤﺜﻞ ﻣﺎ ﻋﺎﺭﺿﻨﻲ ﺑﻪ، ﻭﺳﻠﻢ اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻣﻦ اﻟﻤﻌﺎﺭﺽ، ﻭاﺗﺒﻌﺖ ﻗﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻓﺈﻥ ﺗﻨﺎﺯﻋﺘﻢ ﻓﻲ ﺷﻲء ﻓﺮﺩﻭﻩ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻭاﻟﺮﺳﻮﻝ}
اﻵﻳﺔ، [ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﻨﺴﺎء ﺁﻳﺔ: 59] . ﻭاﺗﺒﻌﺖ ﻣﻦ اﺗﺒﻊ اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻌﻠﻢ، ﻟﻢ ﺃﺳﺘﺪﻝ ﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ، ﺃﻭ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺣﺪﻱ، ﺣﺘﻰ ﻳﺘﻮﺟﻪ ﻋﻠﻲ ﻣﺎ ﻗﻴﻞ، ﻭﻫﺬا ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻨﺰﻝ;

Maka jika dia berkata: anda lebih berlimu dari Asy-Syafii? Maka saya jawab: anda lebih berilmu dari Malik? dan Ahmad?, Maka saya membantahnya dengan alasan yang sama yang dia pakai dalam membantah saya, sehingga selamatlah dalil dari kontradiksi, dan saya mengikuti firman Allah Ta'ala:
{ﻓﺈﻥ ﺗﻨﺎﺯﻋﺘﻢ ﻓﻲ ﺷﻲء ﻓﺮﺩﻭﻩ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻭاﻟﺮﺳﻮﻝ}
Jika kalian berselisih pada sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan RasulNya. (QS.An-Nisa:59)

Dan juga saya mengikuti Ahli Ilmu yang mengikuti dalil dalam masalah ini, saya tidaklah berdalil dengan Al-Quran atau hadits sendirian sehingga diarahkan pernyataan (baca syubhat, pen) ini kepadaku. Ini jika kita mengalah.

ﻭﺇﻻ ﻓﻤﻌﻠﻮﻡ: ﺃﻥ اﺗﺒﺎﻋﻜﻢ ﻻﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻓﻲ اﻟﺤﻘﻴﻘﺔ، ﻭﻻ ﺗﻌﺒﺆﻭﻥ ﺑﻤﻦ ﺧﺎﻟﻔﻪ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ، ﺃﻭ ﺻﺎﺣﺐ، ﺃﻭ ﺗﺎﺑﻊ، ﺣﺘﻰ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻧﻔﺴﻪ، ﻭﻻ ﺗﻌﺒﺆﻭﻥ ﺑﻜﻼﻣﻪ ﺇﺫا ﺧﺎﻟﻒ ﻧﺺ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻏﻴﺮﻛﻢ ﺇﻧﻤﺎ اﺗﺒﺎﻋﻬﻢ ﻟﺒﻌﺾ اﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﻻ ﻟﻷﺋﻤﺔ.

Padahal telah dimaklumi sesungguhnya sebenarnya kalian hanyalah mengikuti (baca: taqlid) kepada Ibnu Hajar (Al-Haitami), kalian tidak peduli siapa saja yang dia selisihi: baik itu Rasul, Sahabat, atau Tabi'in, BAHKAN ASY-SYAFII SENDIRI PUN KALIAN TIDAK PEDULI DENGAN UCAPANNYA JIKA DIA MENYELISIHI UCAPAN IBNU HAJAR. BEGITU JUGA SELAIN KALIAN HAKIKATNYA ADALAH MENGIKUTI (BACA TAKLID) KEPADA SEBAGIAN ORANG-ORANG BELAKANGAN (DARI PEMUKA MADZHAB) BUKAN PARA IMAM.
📚(Ad-Durar As-Saniyah:1/43-45)

_______________
(1) perhatikan ucapan ini! Tidak ada bedanya dengan muta'sshib Madzhab di zaman ini. Mereka sering melemparkan ucapan:
- kalian ini siapa?! Penuntut ilmu mumpuni saja diprtanyakan apalagi mujtahid!
- Ulama kalian semisalnya Ibn Baz, Utsamin, Muqbil, Al-fauzan, dan selainnya tidaklah lebih berlimu dari Ibnu Hajar, Ibnu Qudamah, apalagi setingkat Imam Asy-Syafii!
- Kalau sekiranya Ibnu Qudamah masih hidup, maka dia mampu membantah tarjih Ulama kalian.!!

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita semua.

(Baca Juga : Upah Mengajar Agama)

7 Syawwal 1440
Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
Darul-Hadits Ma'bar-Yaman

Tulisan Al-Ustadz Abu Muhammad Pattawe hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=552567085272626&id=100015580180071

Prinsip Dakwah Salafiyyah

Prinsip Dakwah Salafiyyah
Prinsip Dakwah Salafiyyah

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Saudaraku Rahimakumulloh...
Telah kita dapati berbagai macam "Julukan" disematkan kepada" Salafy ",
dari mulai wahabi, talafy, takfiri, pemegang kunci surga, merasa benar sendiri, hingga pemecah belah umat.

(Baca Juga : Bukti Para Nabi Beragama Islam)

Padahal yang sebenarnya adalah, prinsip dakwah yang sering disebut sebagai dakwah sunnah atau dakwah salafiyyah yang kami pahami sangatlah sederhana.
Berikut rinciannya :

1. Dakwah Salafiyah ini mengajak untuk Bertauhid(Memurnikan ibadah hanya kepada Allah ﷻ) , baik dalam pengagunganNya sebagai satu-satunya pencipta, dalam peribadatan kepadaNya dan dalam memahami semua sifat-sifatNya.

2. Dakwah Salafiyah ini mengajak untuk beramal sesuai apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, tanpa ditambah-tambah atau dikurangi, diada-adakan apalagi di ubah-ubah.

3. Dakwah Salafiyah ini mengajak untuk hanya mengikuti pemahaman kaum terdahulu yang dikenal dengan generasi emasnya umat islam(yaitu para sahabat Ridhwanu alaihim ajma'in)

4. Dakwah Salafiyah ini mengajak setiap orang untuk lebih dulu berilmu sebelum beramal, kritis dalam memahami dalil-dalil dari setiap amalan.

5. Dakwah Salafiyah ini mengajak untuk patuh kepada pemerintah yang sah, kecuali dalam kemaksiatan.

(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Lauh Mahfudz)

6. Dakwah Salafiyah ini mengajak untuk jujur, mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah berdasarkan Quran dan Sunnah yang dipahami oleh para Salafush-shalih (Kaum terdahulu)

7. Dakwah Salafiyyah dalam penyampaiannya, selalu merujuk kepada firman Allah ﷻ dan sabda Nabi Muhammad ﷺ yang dipahami oleh generasi emas islam(para sahabat)

8. Dakwah Salafiyah ini mengajak untuk tidak berlebih-lebihan dalam menjalankan syariat, juga tidak bermudah-mudahan, namun menempuh jalan pertengahan.

9. Dakwah Salafiyah ini mengajak umat untuk memahami bahwa tujuan dakwah adalah penyampaian, bukanlah pemaksaan apalagi kekerasan.

10. Dakwah Salafiyah ini mengajak hanya tunduk dan patuh kepada Allah ﷻ dan RasulNya ﷺ, bukan kepada ulama, tokoh, golongan atau kelompok.

12. Dakwah Salafiyah ini mengajak untuk mencintai Rasulullah ﷺ sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat dengan tidak berlebih-lebihan.

Kesimpulan dan tujuan akhir dakwah Salafiyah ini adalah mengajak umat untuk kembali kepada kemurnian syariat agama yang diturunkan
Allah ﷻ melalui Rasul Nya Muhammad ﷺ.

Saudaraku Rahimaniyiallohu wa iyyakum...

Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi pencerahan untuk kita dan sebagai pembanding bagi siapa saja yg masih keliru dalam menilai Dakwah Salafiyah....

(Baca Juga : 16 Ayat Al-Quran Tentang Jahannam)

Semoga bermanfaat,
بارك الله لي ولكم
وفقني الله وإياكم لما يحبه و يرضاه

Al faqir ila maghfirati rabbih
Fajrin Abu Yahya وفقه الله..✍️

Tulisan Al-Ustadz Fajrin Abu Yahya hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/1991277107606965/posts/2145868735481134/

Manhaj Salaf Adalah Jalan Kebenaran

Manhaj Salaf Adalah Jalan Kebenaran
Manhaj Salaf Adalah Jalan Kebenaran
☝️☑️ *Manhaj Salaf Adalah Jalan Kebenaran*

Allah ﷻ  berfirman :
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas petunjuk baginya. dan mengikuti jalan yang bukan *jalan orang-orang mu’min*, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali”
📖(QS. An Nisaa’: 115)

(Baca Juga : 31 Ayat Al-Quran Tentang Orang Beriman)

Ketika ayat ini diturunkan, orang-orang *mu’min* yang dimaksud adalah para *sahabat Nabi*.
Bahkan Allah telah meridhai mereka dan orang-orang sesudahnya yang mengikuti mereka serta menjanjikan untuk mereka balasan yang besar.

Sebagaimana firman _Nya ;
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah, Allah telah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”
📖(QS. At Taubah: 100)

Demikianlah,jadi *Salafiyyah* adalah Islam itu sendiri yang murni dari pengaruh-pengaruh peradaban lama dan warisan berbagai kelompok sesat. Islam yang sesuai dengan pemahaman salaf(orang sholih terdahulu) telah banyak dipuji oleh nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah.

*Manhaj Salaf Adalah Manhaj Ahlus Sunnah*

Penamaan salaf bukanlah suatu hal yang bid’ah. Bahkan Rasulullah telah menegaskan saat beliau sakit mendekati wafatnya, di mana beliau bersabda kepada putrinya, Fathimah, *“Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah, dan sesungguhnya aku adalah sebaik-baik salaf bagimu”*
📚 (HR. Muslim).

(Baca Juga : 6 Hadits Tentang Rukun Islam)

Para ulama ahlus sunnah dulu dan sekarang banyak menggunakan istilah salaf dalam ucapan dan kitab-kitab mereka. Seperti contohnya ketika mereka memerangi kebid’ahan, mereka mengatakan, “Dan setiap kebaikan itu dengan mengikuti kaum salaf, sedangkan semua keburukan berasal dari bid’ahnya kaum kholaf (belakangan)”. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Majmu’ fatawanya bahwa tidak ada aib bagi yang menampakkan madzhab salaf dan bernasab padanya, bahkan wajib menerimanya secara ijma’, karena madzhab salaf itulah kebenaran.

*Kembali Kepada Manhaj Salaf, Solusi Problematika Umat*

Sungguh, kehinaan dan ketertindasan umat ini akan tercabut dengan kembalinya umat pada agama Islam yang murni, yaitu dengan meniti manhaj salaf. Di tengah maraknya perpecahan umat ini di mana banyak dijumpai cara beragama yang berbeda-beda dan saling bertentangan, maka hanya ada satu jalan yang benar yaitu jalan yang sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah yang kemudian disebut dengan kembali kepada pemahaman yang benar, pemahamannya Rasulullah dan tiga generasi awal umat ini, para sahabatnya, para tabi’in, tabi’ tabi’in, serta para pengikut mereka yang setia dari kalangan para imam dan ulama. Tidak ada jalan lain untuk mencari kebenaran dan ishlah(perbaikan) yang hakiki melainkan harus kembali kepada pemahaman salaf. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Malik, “Tidak akan baik keadaan umat terakhir ini kecuali dengan apa yang menjadi baik dengannya generasi pertama.”

Wallahu a’lam.
Semoga Allah ﷻ memberikan taufiq dan hidayah-Nya serta mengistiqomahkan kita untuk mengikuti dan berjalan diatas manhaj  para salaf sholih.

(Baca Juga : Bid'ahnya Menjadikan Nyanyian Sebagai Agama)

📝 Fajrin Abu Yahya وفقه الله
➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖ ➖
https://www.facebook.com/Abuyahyafajrin/

Tulisan Al-Ustadz Fajrin Abu Yahya hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/1991277107606965/posts/2217756931625647/

Adab Pada Hari Jum'at Sesuai Sunnah

Adab Pada Hari Jum'at Sesuai Sunnah
Adab Pada Hari Jum'at Sesuai Sunnah
🕌☑️ *Adab Pada Hari Jumat Sesuai Sunnah Nabi ﷺ*

Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memuliakannya. Keutamaan yang besar tersebut menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah ﷺ dan sahabatnya, bagaimana seharusnya msenyambut hari tersebut agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ﷻ.


Berikut ini beberapa adab yang hendaknya diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi ﷺ pada hari Jumat :

1. *Memperbanyak Sholawat Nabi*

Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah sholawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata: ‘Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?’ Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.”
📚(Shohih. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i)

(Baca Juga " Cara Mudah Agar Allah Mencintai Kita)

2. *Mandi Jumat*

Mandi pada hari Jumat wajib hukumnya bagi setiap muslim yang baligh(pendapat jumhut ulama) berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri, di mana Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, :
“Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh.”
📚(HR. Bukhori dan Muslim).

Catatan : Mandi Jumat ini diwajibkan bagi setiap muslim pria yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya adalah sebelum berangkat sholat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini seperti halnya mandi janabah biasa. Rasulullah bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi Jumat seperti mandi janabah.”
📚(HR. Bukhari dan Muslim)

3. *Menggunakan Minyak Wangi*

Nabi ﷺ bersabda yang artinya :
“Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.”
📚(HR. Bukhari dan Muslim)

4. *Bersegera Untuk Berangkat ke Masjid*

Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat Jumat.”
 📚(HR. Bukhari).

Catatan : Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Makna hadits ini yaitu para sahabat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika panas, sesungguhnya para sahabat tidur terlebih dahulu, kemudian sholat ketika matahari telah rendah panasnya.”
📚 (Lihat Fathul Bari II/388)

(Baca Juga : Gara-Gara Lisan Kita)

5. *Sholat Sunnah Ketika Menunggu Imam atau Khatib*

Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda : “Barang siapa mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini sampai jum’at berikutnya ditambah tiga hari.”
📚(HR. Muslim)

6.❌ *Tidak Duduk dengan Memeluk Lutut Ketika Khatib Berkhotbah*

“Sahl bin Mu’ad bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah (duduk sambil memegang lutut) pada saat sholat Jumat ketika imam sedang berkhotbah.”
📚(Hasan. HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

7. *Sholat Sunnah Setelah Sholat Jumat*

Rasulullah ﷺ yang artinya ; “Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat Jumat, maka sholatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka sholatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.”
📚(HR. Muslim, Tirmidzi)

8. *Membaca Surat Al Kahfi*

Nabi ﷺ bersabda yang artinya ; “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat.”
📚(HR. Imam Hakim dalam Mustadrok, dan beliau menshahihkannya)

Semoga Allah ﷻ memberikan kita taufik dan kemudahan untuk senantiasa mengamalkan sunnah Nabi ﷺ.

▪️Catatan :
Agat tidak terlalu panjang, teks arab dari lafadz hadits kami tidak sertakan.

(Baca Juga : Brader, Rawatlah Rambutmu)

📝Akhukum fillah
Fajrin Abu Yahya وفقه الله
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
https://www.facebook.com/Abuyahyafajrin/

Tulisan Al-Ustadz Fajrin Abu Yahya hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/1991277107606965/posts/2294273387307334/