Sisi Lain Kata "'Ala Bashiroh"

Sisi Lain Kata "'Ala Bashiroh"
Sisi Lain Kata "'Ala Bashiroh"

 

SISI LAIN KATA عَلَى بَصِيْرَةٍ DALAM QS. YUSUF : 108


-[1]- Allah - Ta'ala - berfirman, 


قُلۡ هَـٰذِهِۦ سَبِیلِیۤ أَدۡعُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِیرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِیۖ وَسُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ وَمَاۤ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ


" Katakanlah (Muhammad), " Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah DENGAN BASHIRAH. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang berbuat syirik ". (QS. Yusuf : 108).


-[2]- Kata بَصِيْرَةٌ dalam bahasa arab merupakan akar kata dari بَصُرَ - يَبْصُرُ yang memiliki beberapa makna, yaitu : 1️⃣ pengetahuan yang sangat kuat, 2️⃣ kemantapan (keistikamahan) hati, 3️⃣ cahaya hati yang dapat melihat batin dari suatu hal, 4️⃣ kecerdasan, 5️⃣ bukti yang valid, 6️⃣ ibrah (pelajaran), 7️⃣ khibrah (pengalaman), 8️⃣ pengawasan (yang ketat), 9️⃣ jelas & nyata, 🔟 teliti.


[Lihat " Mu'jamul Wasith " (hal.60)]


(Baca Juga : Imam Sholat Sambil Membuka Mushaf)


-[3]- Sisi lain dari kata بَصِيْرَةٌ adalah " فِرَاسَةٌ (firasat) ". 


Imam Ibnu Qayyim - Rahimahullah - menjelaskan - tentang firasat -, 


" Bashirah dapat menumbuhkan firasat yang jujur di dalam hati. FIRASAT ADALAH CAHAYA YANG ALLAH BERIKAN KE DALAM HATI, sehingga dapat membedakan kebenaran & kebatilan, kejujuran & kebohongan.

FIRASAT ORANG-ORANG YANG JUJUR DAN MENGENAL ALLAH AKAN TERHUBUNG DENGANNYA, TERHUBUNG DENGAN CAHAYA WAHYU & CAHAYA IMAN.

Dia mampu membedakan pelbagai macam perkataan & perbuatan yang diridhai maupun yang dibenci oleh Allah. Dia juga mampu membedakan antara yang bagus & yang jelek, yang benar & yang batil, yang jujur & yang dusta. "


[Diringkas dari kitab " Madaarij as-Salikiin " (jilid 1/hal.148-150), tahqiq : Syaikh Muhammad Mu'tashim Billah, cet.Dar Kitab al-Arabi]


⚫ KESIMPULAN 


1. Firasat merupakan buah dari bashirah itu sendiri. TIDAK ADA SEORANG PUN YANG MENDAPATKAN FIRASAT YANG TAJAM KECUALI ORANG-ORANG YANG TAUHIDNYA KEPADA ALLAH BETUL-BETUL MURNI, HATINYA BENING, JIWANYA BERSIH, LISANNYA JUJUR, BERTAKWA, WARA', & BERILMU. Firasat tidak akan pernah bisa didapatkan dengan titel/gelar akademik, tidak akan pernah bisa didapatkan dengan uang, tidak akan pernah bisa didapatkan dengan bantuan seseorang. 


2. Hampir-hampir tidak kita dapatkan sosok yang memiliki بَصِيْرَةٌ dengan kandungan-kandungan makna yang mengiringinya serta sisinya yang lain yaitu فِرَاسَةٌ (firasat), melainkan - semuanya itu ada pada - USTAZ YAZID BIN ABDUL QADIR JAWAS & USTAZ ABDUL HAKIM BIN AMIR ABDAT - Semoga Allah memanjangkan umur mereka, dan memberkahi dakwah salaf mereka -.

Jasa-jasa mereka untuk dakwah salaf tidak akan mampu kita bayar dengan apapun juga.

 

(Baca Juga : Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah)


Tulisan Al-Ustadz Ragil Juliantoro hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=114692684108643&id=100067037351373

Sepucuk Surat Untuk Para Pedagang

Sepucuk Surat Untuk Para Pedagang
Sepucuk Surat Untuk Para Pedagang


Imam Ibnu Qudamah - Rahimahullah - mengatakan, 


Selayaknya para pedagang agar memperhatikan 6 hal berikut ini : 


1️⃣ Niat yang baik ketika berdagang.

Hendaknya pedagang berniat untuk menjaga diri dari meminta-minta kepada manusia, menahan -diri- dari ketamakan manusia, mencukupi kebutuhan keluarga, agar dengan sebab itu dia termasuk golongan orang-orang yang berjihad, dan hendaknya pula berniat untuk menasihati kaum muslimin.


(Baca Juga : Jadilah Muslim Yang Produktif)


2️⃣ Hendaknya meniatkan dalam bekerja dan berdagang itu untuk menegakkan kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang sifatnya kifayah, karena jika keduanya ditinggalkan, lapangan pekerjaan akan hilang.

Hanya saja ada pekerjaan yang sifatnya urgen, dan ada juga pekerjaan yang sifatnya sebagai hiasan atau sekedar mencari kenikmatan -saja-.

Maka, hendaknya sibukkan untuk pekerjaan yang lebih urgen, agar pekerjaan ini cukup dari kaum muslimin yang lain.


3️⃣ Pasar dunia tidak menghalanginya untuk (meraih) pasar akhirat.

Pasar akhirat adalah masjid, maka seyogyanya jadikanlah waktu pagi hari untuk pasar akhirat, dengan merutinkan wirid-wirid/dzikir-dzikir.


4️⃣ Selalu berdzikir kepada Allah - Ta'ala - di pasar, serta sibuk dengan tasbih (mengucapkan سُبْحَانَ اللّٰهِ) dan tahlil (mengucapkan لاَ إِلٰهٕ إِلاَّ اللّٰهُ)


5️⃣ Jangan sampai terlalu bersemangat untuk pasar dan perdagangan. Janganlah menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar, dan jangan menjadi orang yang terakhir keluar darinya.


6️⃣ Tidak cukup hanya dengan menjauhi perkara-perkara yang haram, tapi hendaknya menjauhi tempat-tempat yang penuh syubhat dan keraguan. 


[Lihat " Mukhtashar Minhajul Qashidin " (hal.111-112), Imam Ibnu Qudamah, tahqiq : Syaikh Ali Hasan Al-Halabiy]


(Baca Juga : Kisah Menuntut Ilmu dan Seorang Istri)


Tulisan Al-Ustadz Ragil Juliantoro hafidzhahullaah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=115898887321356&id=100067037351373

Adab Untuk Menjaga Rahasia dan Tidak Kepo

Adab Untuk Menjaga Rahasia dan Tidak Kepo
Adab Untuk Menjaga Rahasia dan Tidak Kepo


Sahabat Anas - Radhiyallahu 'anha -, berkata : “ Rasulullah - shallallahu 'alaihi wa sallam - mendatangiku saat aku sedang bermain-main dengan beberapa orang anak. Beliau - shallallahu 'alaihi wa sallam - mengucapkan salam kepada kami, kemudian beliau mengajakku untuk suatu keperluan. Oleh sebab itu, aku terlambat menemui ibuku. Selanjutnya setelah aku datang, ibu lalu bertanya,  " Kenapa kamu terlambat? ", Aku pun menjawab, " Aku diperintah oleh Rasulullah - shallallahu 'alaihi wa sallam - untuk suatu keperluannya. ". Ibu bertanya, “ APAKAH KEPERLUAN BELIAU? ", Aku menjawab, “ ITU ADALAH RAHASIA. ” Ibuku berkata,


 لَا تُحَدِّثَنَّ بِسرِّ رَسُوْلِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – أَحَداً 


“ KALAU BEGITU JANGAN SEKALI-KALI ENGKAU MEMBERITAHUKAN RAHASIA RASULULLAH - SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM - TERSEBUT KEPADA SIAPAPUN JUGA. ” Anas berkata, “ Demi Allah, andaikata rahasia itu pernah aku beritahukan kepada seseorang, sesungguhnya aku akan memberitahukan hal itu kepadamu pula, wahai Tsabit.” 


[HR. Bukhari (no.6289) -secara ringkas- & Muslim (2482) -dan ini lafazh Muslim]


(Baca Juga : Pentingnya Meluruskan Niat)


PELAJARAN HADIS


1️⃣ Keutamaan Anas bin Malik, sosok yang lemah lembut, amanah, menepati janji, dan menjaga rahasia Rasulullah ketika hidup maupun sudah wafat.


2️⃣ Bagusnya pendidikan Ummu Sulaim kepada anaknya (Anas bin Malik). Beliau mewasiatkan kepadanya agar tidak menyebarkan rahasia Rasulullah - shallallahu 'alaihi wa sallam -.


3️⃣ Menyembunyikan rahasia sesama saudara dan tidak menyebarkannya merupakan akhlak dan adab islami.


[Lihat " Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhusshalihin " (jilid 2, hal.14-15), Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied Al-Hilaly, cet. Dar Ibn Jauzi]


(Baca Juga : Adab Penuntut Ilmu Terhadap Dirinya)


Tulisan Al-Ustadz Ragil Juliantoro hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=115896837321561&id=100067037351373

Siapa Yang Merekomendasikannya?

Siapa Yang Merekomendasikannya?
Siapa Yang Merekomendasikannya?


 مَنْ زَكَّاهُ؟

SIAPA YANG MEREKOMENDASIKANNYA?


-[1]- PENANYA : Saya mendengarkan pelajaran Syaikh Shalih bin Hamad Al-Ushaimi, & mendapat banyak manfaat darinya. Aku mulai menyebarkan pelajaran - pelajaran beliau kepada saudara-saudara (muslim) yang lain. Lalu ada salah seorang di antara mereka yang menyanggah dan bertanya kepadaku, " SIAPA YANG MEREKOMENDASIKAN BELIAU? ". Aku menjawab, "  Ketenaran dan permintaan (mengajarnya) sudah melimpah ruah. " 


Saudaramu tercinta Samir dari Al-Jazair.


(Baca Juga : Ta'ashub Seolah Membela Kebenaran)


⚫ SYAIKH MASYHUR HASAN SALMAN MENJAWAB :


" TIDAK LAYAK BAGI GURU-GURU BESAR yang mengajar di Al-Haramain asy-Syarifaini, dan orang-orang yang ingin menuntut ilmu kepada beliau datang dari berbagai penjuru, DITANYA " SIAPA YANG MEREKOMENDASIKANNYA? "


KETENARAN YANG BERASAL DARI PELBAGAI MACAM TULISAN SERTA PUJIAN-PUJIAN PARA MASYAIKH UNTUK BELIAU ITU SUDAH LEBIH DARI CUKUP.


Saudara kami " Syaikh Shalih al-Ushaimi " diberikan rekomendasi oleh para ulama besar (tersohor). Beliau memiliki banyak sekali guru besar (masyaikh), dan guru-guru besar beliau sangat terkenal di dunia ini.


MENCARI-CARI SIAPA ORANG YANG MEREKOMENDASI BELIAU (DALAM MENGAJAR, BERDAKWAH, MENULIS, DLL) ADALAH PERBUATAN YANG ZALIM. " 


Wallahu Ta'ala A'lam.


(Baca Juga : Kesalahan Imam Atau 'Alim)


-[2]- Senada dengan hal tersebut, masih ada segelintir orang -bahkan penuntut ilmu- yang bertanya -dengan nada sindiran, satire, penolakan, dll- perihal 2 guru besar -dalam dakwah, ilmu, dan amal- Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas & Ustaz Abdul Hakim bin Amir Abdat, dengan pertanyaan, 


مَنْ زَكَّاهُمَا؟


" SIAPA YANG MEREKOMENDASI MEREKA BERDUA? "


Maka, kita katakan,


1️⃣ استفاضتْ شُهرَتُهُمَا واستفاضَ عليْهِمَا والطلب عليْهِمَا


" KETENARAN DAN PERMINTAAN (MENGAJARNYA) SUDAH MELIMPAH RUAH. "


2️⃣ الاسْتِفاضةُ والشهرةُ من وجودِ المؤلَّفَات وثناءِ الأسَاتِذَةِ عليْهِمَا تَكْفِيْ


" KETENARAN YANG BERASAL DARI PELBAGAI MACAM TULISAN SERTA PUJIAN-PUJIAN PARA USTAZ (UNTUK MEREKA BERDUA) SUDAH LEBIH DARI CUKUP. "


3️⃣ المُطَالَبَةُ بِمَنْ زَكَّاهُمَا مُطَالَبَةٌ فِيْهَا ظُلْمٌ.


" MENCARI-CARI SIAPA ORANG YANG MEREKOMENDASI MEREKA BERDUA (DALAM MENGAJAR, BERDAKWAH, MENULIS, DLL) ADALAH PERBUATAN YANG ZALIM. "


(Baca Juga : Ambil Ilmu Dari Syaikh Abu Auf, Syaikh Yazid Jawas dan Syaikh Abdul Hakim)


Tulisan Al-Ustadz Ragil Juliantoro hafidzhahullaah


Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=116633007247944&id=100067037351373

Perselisihan Itu Buruk

Perselisihan Itu Buruk
Perselisihan Itu Buruk


AL-KHILAAFU SYARR (PERSELISIHAN ITU BURUK) 


Kalimat di atas adalah ucapan dari seorang sababat nabi yang Mulia Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu anhu. 


Kapan beliau mengucapkan kalimat tersebut??? 


Beliau mengucapkannya tatkala beliau harus melakukan apa yang diyakininya menyelisihi sunnah nabi, tapi demi persatuan beliau melakukannya


Bagaimana kisahnya? Simak riwayat berikut:


عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ صَلَّى عُثْمَانُ بِمِنًى أَرْبَعًا فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- رَكْعَتَيْنِ وَمَعَ أَبِى بَكْرٍ رَكْعَتَيْنِ وَمَعَ عُمَرَ رَكْعَتَيْنِ ... وَمَعَ عُثْمَانَ صَدْرًا مِنْ إِمَارَتِهِ ثُمَّ أَتَمَّهَا. ...  فَلَوَدِدْتُ أَنَّ لِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ مُتَقَبَّلَتَيْنِ. 

قَالَ الأَعْمَشُ :فَحَدَّثَنِى مُعَاوِيَةُ بْنُ قُرَّةَ عَنْ أَشْيَاخِهِ: أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ صَلَّى أَرْبَعًا،قَالَ:فَقِيلَ لَهُ:عِبْتَ عَلَى عُثْمَانَ ثُمَّ صَلَّيْتَ أَرْبَعًا !!

قَالَ: الْخِلاَفُ شَرٌّ".

أخرجه أبو داود(1962)،والبيهقي(5641


Dari Abdurrahman bin Yazid: Utsman bin Affan  Radhiyallahu anhu pernah sholat 4 rakaat (ketika safar) di Mina,  maka Abdullah bin Mas'ud berkata: aku pernah sholat safar bersama rasulullah,  beliau melakukannya hanya dua rokaat,  dengan Abu Bakar dua Rakaat,  dengan Umar dua rakaat, dan di awal2 pemerintahan ustman dua rakaat.


Kemudian ustman menggenapkannya menjadi 4 rakaat. Saya berharap di antara 4 rakaat itu,  sholatku diterima 2 rakaat. 


Abdullah bin mas'ud ditanya mengapa anda mencela ustman yang sholat 4 rakaat ketika safar,  tapi anda sendiri ikut sholat 4 rakaat? Beliau menjawab:"AL-KHILAAFU SYARR" PERSELISIHAN ITU BURUK.  (HR.  Abu Dawud:1962) 


(Baca Juga : Banyak Berdoa di Masa Fitnah)


 Disebutkan pula dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, Abdullah bin Mas'ud menyatakan:


“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. 


Aku shalat bersama Nabi di Mina dua rakaat, bersama Abu Bakr di Mina dua rakaat, bersama Umar ibnul Khaththab dua rakaat.


فَلَيْتَ حَظِّي مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَانِ مُتَقَبَّلَتَانِ


Andaikata bagianku dari empat rakat, dua rakaat yang diterima (oleh Allah).”


Abdullah bin Mas'ud sampai beristirja',  hal ini menunujukan bahwa yang dilakukan ustman tidaklah tepat dalam pandangan abdullah bin Mas'ud. Tapi hal itu tidak menghalangi beliau untuk shalat 4 rakaat bersama ustman demi persatuan. 


Barangkali inilah yang juga menjadi dasar fatwa al-Imam Ahmad dan al-Imam al-Utsaimin dan imam-imam yang lainya dalam masalah bermakmum di belakang imam yang Qunut subuh. 


Wallahu a'lam


(Baca Juga : Adab Penting Penuntut Ilmu)


===================

Catatan:

1. Riwayat di atas tak bisa dijadikan dalil bolehnya persatuan di atas kebid'ahan

2. Riwayat di atas bukanlah sebuah celaan terhAdap ustman bin Affan

3. Subtansi dari stataus di atas tidak fokus pada masalah hukum sholat safar 4 rakaat dan kenapa Ustman melakukanya....karena itu membutuhkan penjelasan panjang, tapi subtansi yang ingin disampaikan adalah bagaimana sikap shahabat dalam menghadapi perbedaan.


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1928601600628445

Perseteruan Itu Bermula dari Sini

Perseteruan Itu Bermula dari Sini
Perseteruan Itu Bermula dari Sini


Kaum Tua dan Kaum Muda


1. Di awal abad 20, hingga  pra dan pasca kemerdekaan ada istilah kaum muda dan kaum tua... 


2. Kaum Muda di sini maksudnya: kelompok Modernis, mereka yang terpengaruh  dg dakwah syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Arab Saudi dan Gerakan pembaharuan yang digencarkan Rasyid Ridho di Mesir. Di antara tokoh kelompok ini adalah: KH Mas Mansyur, syaikh Surkati, KH A. Dahlan, syaikh A. Hassan,  Buya Hamka, Buya Natsir dll... Mereka inilah yang sering digelari wahhabiyun. 


(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Manhaj Salaf)


3. Kaum Tua di sini maksudnya: kaum tradisionalis, para kyai dan masyayikh yang berpegang dengang tradisi kemadzhaban, di antara tokohnya adalah KH. Abdul Wahab Hasbullah, Syaikh Hasyim Asy'ari, KH. R.  Asnawi Kudus dll.


4. Kaum Muda, mendakwahkan purifikasi Islam, tajdid, anti Taklid madzhab,  pemberantasan syirik, Takhayul,  Bid'ah dan Khurafat. 


5. Sementara Kaum Tua mempertahankan "tradisi kemadzhaban"... 


6. Bahasa sederhananya: Kaum tua melestarikan yasinan,  tahlilan,  selametan,  tawassulan di kuburan, tingkepan, Qunut subuhan, sholawatan bebarengan dan lain-lain.. Sedangkan kaum muda mengingkari hal tsb. 


7. Dari sinilah muncul, pertentangan pemikiran di antara dua golongan ini... 


8. Pada tahun 1921 kaum muda membentuk Centraal Comite Al-Islam (CCI) yang nantinya pada tahun 1925 bertransformasi menjadi Centraal Comite Chilafat (CCC), hal itu karena  sistem khilafah dihapus oleh mustafa Ataturk tahun 1924. 


(Baca Juga : Jangan Sia-Siakan Masa Mudamu)


10. CCC akan mengirimkan delegasi ke Muktamar Dunia Islam (Muktamar ‘Alam Islami) di Mekkah tahun 1926. Yang diprakarsai oleh Raja Saudi yang berhaluan puritan (seperti kaum muda) 


11. KH.  Wahab Hasbullah melakukan pendekatan dg  CCC dan menyampaikan pendapatnya agar delegasi CCC nanti bersedia menyampaikan kepada  raja Saudi , supaya tradisi madzhab di Hijaz tidak dihilangkan..


12. Merasa kurang dapat respon positif dari anggota CCC,  akhirnya KH. Wahab Hazbullah membuat langkah strategis baru dg  membuat panitia tersendiri yang kemudian dikenal dengan Komite Hijaz pada Januari 1926.  Akan tetapi comite ini tidak bisa bernagkat kecuali harus ada institusi  yang mengirim..  Maka para kyai membuat wadah gerakan, yang bernama: jam'iyyah Nahdhatul Ulama (NU). Untuk  mengirim delegasi tsb. 


13. Gesekan ini terus berlanjut setelah kemerdekaan tahun 60an, antara Masyumi dan partai NU. (NASAKOM VS MASYUMI)... kaum pki menjuluki masyumi kadrun, sedangkan NU menjuluki wahabi. 


14. Ketika semangat pembaharuan dan purifikasi islam di kalangan kaum muda sudah mulai mengendur, maka pada tahun 80an mulailah berdatangan para kader dakwah dari kerajaan Arab Saudi...inilah nanti yang menjadi dakwah salafi kontemporer.


15. Dan kelihatannya dua arus pemikiran ini "kaum muda dan tua" sampai sekarang masih belum rukun.... 


Gmn udah paham kronologinya????


(Baca Juga : Ilmu Itu Rasa Takut?)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1935438973278041

11 Amalan yang Berkaitan Erat dengan Ramadhan

11 Amalan yang Berkaitan Erat dengan Ramadhan
11 Amalan yang Berkaitan Erat dengan Ramadhan


1. Ramadhan dan  Puasa


من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه


“Barangsiapa yang berpuasa di Bulan  Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari dan Muslim)


2. Ramadhan dan Membaca Al-Qur'an.


Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,


ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥِ


Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at.” [HR. Ahmad, Shahih At-Targhib: 1429]


(Baca Juga : 11 Pelajaran Aqidah Puasa dan Ramadhan)


3. Ramadhan dan shalat malam (terawih)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه


“Barang siapa shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759).


4. Ramadhan dan do'a


Jika anda perhatikan ayat-Ayat tentang puasa Ramadhan maka terkumpul pada Surat Al-Baqarah ayat 183 sampai 187, Namun Khusus ayat 186 itu ayat tentang doa, Allah menyelipkan ayat doa di antara ayat-ayat tentang puasa Ramadhan, karena Allah ingin menjelaskan bahwa bulan ramadhan adalah bulan mustajabah untuk berdoa, sebagaimana hadit nabi yang mengatakan bahwa Doa orang yang berpuasa itu mustajabah dan pintu² langit dibuka.


5. Ramadhan dan sedekah


Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma berkata:


كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6).


6. Ramadhan dan Menjaga Lisan


Rasulullah bersabda:


وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ


“Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1904 dan Muslim no. 1151).


(Baca Juga : Menyambut 10 Hari Terakhir Ramadhan)


7. Ramadhan dan Taubat/istighfar


 وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ


Celaka seseorang yang datang kepadanya bulan Ramadhan, kemudian ramadhan pergi berlalu akan tetapi dosanya belum diampuni oleh Allah. (HR. Tirmidzi)


Ini dalil bahwa bulan ramadhan seharusnya digunakan hamba untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah.


8. Ramadhan dan  I'tikaf.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sampai Allah merwafatkan beliau. Kemudian para istri beliau beri’tikaf setelah beliau meninggal.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)


9. Ramadhan dan semangat beribadah di malam Lailatul Qodar terutama di 10 malam terakhir.


Sebagaimana istri beliau -Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha– berkata,


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)


تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ


“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)


10. Ramadhan dan umroh.


فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى


“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku” (HR. Bukhari no. 1863).


11. Ramadhan dan zakat Fitrah


فَرَضَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – زَكَاةَ الفِطرِ طُهرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعمَةً لِلمَسَاكِينِ،


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri, sebagai pembersih bagi orang yang puasa dari tindakan sia-sia dan ucapan jorok (rafats) dan sebagai makanan bagi orang miskin ….” (HR. Abu Daud 1609, Ibnu Majah 1827 dan dihasankan al-Albani).


Tentunya 11 Amalan tersebut harus dilaksanakan dg ikhlas dan ittiba' agar amal kita diterima oleh Allah....amin.


(Baca Juga : Prinsip Dakwah Salafiyyah)


Semoga bermanfaat!


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1944771355678136

Al-Aqsha, Imam Mahdi dan Tanda Keputusasaan

Al-Aqsha, Imam Mahdi dan Tanda Keputusasaan
Al-Aqsha, Imam Mahdi dan Tanda Keputusasaan


 (Sekarang ini) jika ada da'i yang  Selalu mengaitkan pembebasan masjid al-Aqsha dengan munculnya Imam Mahdi, maka ketahuilah itu adalah TANDA KEPUTUS-ASAAN


Sesungguhnya dahulu baitul maqdis sudah pernah dikuasai tentara salib selama ratusan tahun. Bahkan bagian masjid al-Aqsha sudah dijadikan kandang kuda oleh tentara salib, tapi Tak pernah para ulama putus asa dan membacakan hadits ttg imam mahdi siang dan malam...tetapi mereka (para ulama) meretas jalan kebangkitan dan mendidik ummat, hingga lahirlah sholahuddin al ayyubi membebaskan tanah Baitul Maqdis.


Yahudi menguasai tanah palestina baru tahun 1948, tapi kita lihat berapa banyak orang sudah putus asa, berapa banyak juru dakwah yang pesimis dan mati sebelum berperang, seolah2 hanya al-mahdi yang bisa membebaskannya. Sehingga materi yang disampaikan selalu imam Mahdi dan huru hara akhir zaman...


(Baca Juga : Ilmu Sebelum Berdakwah)


STOP


Imam Mahdi akan memimpin ummat di akhir zaman menuju Kemenangan. Ya itu benar itu Haq.


Tapi jangan kau ninabobokkan ummat dg hadits itu, sehingga mereka putus asa dan berpangku tangan menunggu imam Mahdi.

Justru tugas kita menanamkan pada mereka optimisme  bahwa kitalah yang akan merebut kembali Baitul maqdis...kitalah yang akan mengembalikan al-Aqsha.


Adapaun imam Mahdi...maka ada episodenya sendiri di akhir zaman.


Semoga bisa dipahami


(Baca Juga : Taubat Kunci Kemenangan)


Tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. MHI hafidzhahullah


Sumber : https://www.facebook.com/fadlan.fahamsyah/posts/1965157283639543