Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts
Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts

Sarana Menuntut Ilmu

Sarana Menuntut Ilmu
Sarana Menuntut Ilmu
بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله ، وبعد:

Menuntut ilmu merupakan amalan yang paling mulia dan hendaknya seseorang menghabiskan umurnya untuk menuntut ilmu syar'i, beramal dan mendakwahkanya. karena ini merupakan jalan kemudahan bagi seseorang menuju surga. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga". (HR. Muslim no. 2699)

(Baca Juga : Benarkah Allah Tertawa?)

Berkata Al Imam Sufyan Ats-Tsauri : "Tidak ada amalan yang lebih mulia setelah kewajiban selain menuntut ilmu". (hilyatul auliya' 6/361).

Dan tidak diragukan bahwa sebaik baik tempat dalam menuntut ilmu adalah di masjid,  sebagaimana  sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya maka pasti Allah akan turunkan kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisiNya". (HR. Muslim no. 2699)

Dengan berkembangnya zaman maka ada tempat-tempat untuk menuntut ilmu selain di masjid yaitu di kelas-kelas, kampus-kampus dan beberapa halaqah-halaqah ilmiyah yang lainnya. Dan ini semua merupakan sarana dalam menuntut ilmu syar'i dan bagi yang mendatangi tempat-tempat tersebut juga akan mendapatkan keutamaan, pahala, ketenangan serta doa para malaikat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ

“Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu.” (HR. Abu Dawud no. 3641 dan dishahihkan Syaikh Al Albani)

Selain itu para ulama menyebutkan bahwa menuntut ilmu bisa juga dengan cara membaca kitab-kitab para ulama,  mendengarkan rekaman-rekaman kaset, CD.  Dan ini semua masuk dalam kategori menempuh jalan dalam menuntut ilmu. Inilah kemudahan yang Allah berikan pada masa ini untuk para penuntut ilmu ketika mereka jauh dari para ulama dan jauh dari majlis-majlis mereka, maka Allah mudahkan dengan sarana-sarana tersebut.

Kemudian dengan terus berkembangnya zaman, Allah mudahkan bagi kaum muslimin dan para penuntut ilmu untuk bisa belajar dan mengikuti kajian-kajian yang disampaikan oleh para ulama, para da'i melalui telepon dan internet. Dan para ulama menyebutkan bahwa barangsiapa yang mengikuti kajian dan belajar dengan sarana-sarana ini, maka dianggap sebagai thalibul ilmi (penuntut ilmu) serta berhak mendapatkan pahala dari Allah. meskipun pahala belajar di masjid tentu lebih besar dengan keutamaan-keutamaan yang lain.

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta'ala : "Tidak ada seorang pun yang meragukan bahwa adanya rekaman kaset-kaset merupakan sarana untuk menggapai ilmu, dan kita tidak boleh mengingkari nikmat Allah atas kita dengan adanya kaset-kaset (kajian tersebut). bahkan kita telah mengambil faedah ilmu yang sangat banyak melalui sarana tersebut, karena dengan itu sampai lah kepada kita penjelasan dan perkataan para ulama. Ketika kita sedang di rumah antara kita dan ulama ada jarak yang jauh, akan tetapi Allah mudahkan kita untuk mendengarkan perkataan mereka melalui kaset-kaset rekaman, ini merupakan nikmat Allah kepada kita, dan ini pada hakikatnya bisa menjadi hujjah untuk kita atau hujjah atas kita. Karena sesungguhnya ilmu syar'i ini bisa menyebar luas dengan perantara kaset-kaset. Adapun cara dalam mengambil faedah dari kaset-kaset itu adalah kembali kepada keadaan masing-masing orang, sebagian orang bisa mengambil faedah mendengarkan kaset dengan menyopir mobil, dan sebagian mereka ada yang mendengarkannya sambil makan siang atau makan malam atau sambil menikmati kopi.
maka Kesimpulannya :
Bahwa cara mengambil faedah dari kaset-kaset tersebut kembali kepada setiap masing-masing orang dan tidak mungkin kita memberikan ketentuan umum dalam hal ini". (kitab al Ilmu, Syaikh Ibnu Utsaimin hal. 193).

(Baca Juga : Biografi Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal)

Berkata Syaikh Abdurrahman Al-Barrok hafidzahullah: "Aku berharap kepada Allah bahwa orang yang mendengarkan kajian mengikuti pelajaran-pelajaran lewat internet agar mereka mendapat pahala, meskipun kita tidak bisa katakan sama dengan orang yang belajar di masjid, tapi karena tujuannya adalah sama mendengarkan ilmu syar'i dan mengambil faedah, sebagaimana seorang yang menghadiri ilmu di masjid akan tetapi ia berada di halaman luar masjid disebabkan jama'ah yang membludak (sama-sama mendapat pahala), maka dengan adanya sarana ini memudahkan orang untuk mendengarkan ilmu,  akan tetapi bagi mereka yang dekat dengan masjid dan mampu untuk mendatangi masjid maka hendaknya ia hadir di masjid karena akan mendapatkan keutamaan di masjid". (fatwa ini di mauqi' Beliau).

Syaikh Zaid Al Madkhali rahimahullah pernah ditanya :
Apakah bagi orang-orang yang mengikuti pelajaran/kajian ulama salafiyyin (juga) akan mendapatkan keberkahan bermajelis ? Yakni mereka yang mengikuti kajian melalui situs internet di komputer atau di radio-radio ?

maka beliau menjawab:
"Mereka-mereka yang anda sebutkan tadi, bagi mereka mendapatkan keuntungan yang sangat besar :
1. Mereka dianggap sebagai penuntut ilmu, dan penuntut ilmu merupakan seutama -utama kedudukannya diantara manusia, Mereka adalah orang yang ter’afdhal di zamannya, jika dia meniatkan dengan menuntut ilmu tersebut untuk mengangkat kebodohan dari dirinya, dan dia niatkan untuk mengamalkan ilmunya tersebut dan menyebarkannya.

2. Menuntut ilmu, sama saja apakah dengan sendiri-sendiri atau dalam sebuah jama’ah maka akan turun padanya ketenangan dan akan diliputi oleh rahmat dan dikelilingi oleh malaikat Allah.

Maka mereka-mereka ini yang mengikuti halaqah-halaqah ilmu dari Al Kitab dan As Sunnah dan melalui wasilah-wasilah/sarana ilmu lainnya (via internet, komputer dan radio streaming dll) bagi mereka pahala yang besar, tidaklah dikurangi pahala mereka dari pahala orang-orang yang menghadiri (langsung) disisi para Masyaikh insyaAllahu Ta’ala". (al irsyad ila taudhih lum'atul i'tiqad hal. 184-185).

kesimpulannya:
1. niatkan ikhlas dalam mendengarkan/menonton  kajian baik melalui kaset rekaman, livestreaming, telpon dll.
2. catatlah faidah dari kajian yang didengar dan ditonton.
3. keutamaan dan karunia Allah itu sangat luas maka yakinlah bahwa Allah akan memberikannya jika kita ikhlas dalam menuntut ilmu.
4. kita tetap menganjurkan bahwa menghadiri majlis ilmu di masjid adalah lebih utama karena banyakanya keutamaan di masjid.

(Baca Juga : Jangan Sebut Kafir, Sebut Saja Non Muslim?)

WaAllahu a'lam.
Solo/25/04/18

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=244422109460792&id=100016790144202

Sekilas Mengenai Imam Abu Hanifah

Sekilas Mengenai Imam Abu Hanifah
Sekilas Mengenai Imam Abu Hanifah
#ANTARA_IMAM_ABU_HANIFAH
#DAN_SEBAGIAN_ORANG_HARI_INI

Berkata Abdullah bin Al Mubarak rahimahullah :

أَبُو حَنِيفَةَ أَفْقَهُ النَّاسِ

"Abu Hanifah adalah manusia yang paling faqih".

Abu Mu'awiyah Ad Dharir rahimahullah berkata :

حُبُّ أَبِي حَنِيفَةَ مِنَ السُّنَّةِ

"Mencintai Abu Hanifah termasuk dari Sunnah".

(Baca Juga : Bersabar Dalam Dakwah)

Ali bin Ashim rahimahullah berkata :

لَوْ وُزِنَ عِلْمُ الْإِمَامِ أَبِي حَنِيفَةَ بِعِلْمِ أَهْلِ زَمَانِهِ ، لَرَجَحَ عَلَيْهِمْ

"Kalau ilmu Al Imam Abu Hanifah ditimbang dengan ilmu orang orang pada zamannya, niscaya ilmu beliau lebih berat dibanding mereka".

Berkata Ishaq bin Ibrahim Az Zuhri dari Basyir bin Al Walid ia berkata : (Amirul mukminin) Abu Ja'far Al Manshur meminta Abu Hanifah untuk menjabat sebagai Hakim, tetapi Abu Hanifah menolak dan bersumpah : aku tidak akan lakukan itu.

Diceritakan juga bahwa Abu Ja'far Al Manshur menyerahkan Abu Hanifah kepada (komandan) Polisinya Humaid At Thusiy. maka ia berkata : wahai Syaikh (Abu Hanifah), sesungguhnya amirul mukminin menyerahkan kepadaku seseorang seraya berkata "bunuhlah dia, siksalah dia, cambuklah dia" sedangkan aku tidak tau apa sebabnya, maka apa yang harus aku lakukan? beliau bertanya : apakah amirul mukminin perintahkan padamu perkara wajib atau perkara bukan wajib? ia menjawab : tentu perkara wajib, beliau menjawab : maka segera laksanakan perintah (kewajiban) tersebut.

dan dari Mughits bin Budail ia berkata : Abu Ja'far Al Manshur meminta Abu Hanifah untuk menjadi Qadhi/hakim, tetapi beliau menolak. maka ia bertanya : apakah engkau tidak suka dengan apa yang ada pada kami (jabatan dan kekuasaan)? maka Abu Hanifah menjawab : aku tidak mampu. Al Manshur berkata : engkau berdusta. maka ia memenjarakannya.

ada yang mengatakan juga bahwa Abu Hanifah (menerima dengan terpaksa) menjadi hakim, dan beliau (sempat) memutuskan satu permasalahan, dan beliau bertahan dua hari kemudian mengeluh  selama enam hari dan meninggal.

(Baca Juga : Mengikuti Pendapat Selain 4 Imam Madzhab)

Berkata Al Faqih Abu Abdillah As Shaimariy rahimahullah :

لَمْ يَقْبَلِ الْعَهْدَ بِالْقَضَاءِ ، فَضُرِبَ وَحُبِسَ ، وَمَاتَ فِي السِّجْنِ

"(Abu Hanifah) tidak menerima permohonan (Al Manshur) sebagai hakim, maka beliau disiksa dan dipenjara sampai akhirnya meninggal di penjara".

Beliau meninggal pada bulan rajab tahun 150 H, dan pada tahun yang sama lahirlah Al Imam As Syafi'i رحمهما الله رحمة واسعة

📚 -diringkas- dari siyar a'lam nubala' 6/401-403, Al Imam Ad Dzahabi. al bidayah wan nihayah 13/418-419, Al Hafidz Ibnu Katsir.

📝Faedah :
1. Abu Hanifah seorang Imam yang menjadi panutan kaum muslimin setelahnya.
2. Kepakaran beliau dalam fiqih tidak diragukan oleh para ulama di zamannya dan setelahnya.
3. Beliau seorang yang ahli dalam fiqih sampai diminta oleh penguasa pada saat itu untuk menjabat sebagai hakim tapi beliau enggan dan menolak dengan keras.
4. Kedudukan dunia datang mengejar beliau tapi beliau lari dari itu sampai rela disiksa dan dipenjara sampai meninggal.
5. Tidak dikenal (dikalangan awam) beliau diberi gelar sebagai SYAHID padahal beliau meninggal di penjara dan disiksa penguasa.
6. Berbeda dengan sebagian umat hari ini, mereka mengejar kedudukan dunia sampai rela menumpahkan darah, padahal mereka tidak memiliki ilmunya.
7. Berbeda dengan sebagian orang hari ini yang meninggal ketika DEMO digelari sebagai SYAHID.
8. Berbeda dengan sebagian orang hari ini yang membuat onar dan kekacuan di negeri kamum muslimin dengan BOM kemudian meninggal digelari sebagai SYAHID.

#Begitu mudah gelar SYAHID disematkan pada sebagian orang meski meninggal dalam keadaan bermaksiat kepada Allah dan RasulNya.
#Al Imam Al Bukhari menyebutkan dalam kitabnya (Shahih Al Bukhari) :

بَاب لَا يَقُولُ فُلَانٌ شَهِيدٌ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِهِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُكْلَمُ فِي سَبِيلِهِ

Bab. Tidak boleh seseorang mengatakan -Fulan Syahid-.
Berkata Abu Hurairah radiyaAllahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda : "Allah lebih mengetahui siapakah yang (benar benar) berjihad di jalan Allah, dan Allah lebih mengetahui siapakah yang (benar benar) terluka di jalan Allah".

(Baca Juga : Bolehkah Membantu Orang Kafir?)

Menghukumi seseorang dengan syahid adalah perkara ghaib, karena memastikan seseorang pasti masuk surga. dan tidak boleh dipastikan kecuali dengan adanya nash syar'i.
adapun yang dibolehkan dan dianjurkan adalah mengatakan secara umum bahwa yang meninggal di medan jihad adalah syuhada, dan mendoakan yang meninggal semoga Allah menerima mereka sebagai para syuhada.

para ulama ahlis sunnah telah banyak menyebutkan bab ini dalam kitab kitab aqidah mereka.

📌WaAllahu a'lam.
#@/26/06/19
#Semoga Allab menjaga kita semua
#Dan memberikan husnul khatimah

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=462496164320051&id=100016790144202

Kalimat Syahadatain Wajib Dimuliakan

Kalimat Syahadatain Wajib Dimuliakan
Kalimat Syahadatain Wajib Dimuliakan
KALIMAT “SYAHADATAIN” (لا إله إلا الله محمد رسول الله) LANDASAN UTAMA AGAMA ISLAM YANG WAJIB DIAGUNGKAN/DIMULIAKAN DAN DIAMALKAN.
_______________________________

Anda sebagai muslim, wajib memahamai dan meyakini bahwa kalimat Syahadatain adalah landasan utama agama anda, tidak sah islam anda bila tidak dibagun diatas kedua kalimat Syahadat tersebut, kalimat (لا إله إلا الله) yang kandungan dan hakikatnya adalah; Penghambaan diri lahir batin kepada Allah dengan mengikhlaskan seluruh keta’atan dan amal ibadah kepadaNya, berupa amalan hati, perkataan dan perbuatan, hal ini merupakan inti ajaran dan dakwah seluruh para nabi dan rasul alaihimusssalam.

(Baca Juga : Wajibnya Mengenal Aqidah Islam)

Adapun kalimat syahadat (محمد رسول الله) kandungan dan hakikatnya adalah: menta’ati Rasullah shalallahu’alaihi wasallam dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangannya, mebenarkan/menerima berita/hadisnya dan menjadikan beliau sebagai uswah dan qudwah dalam beribadah kepada Allah.

Sungguh sangat mulia kedua kalimat Syahadatain dan sungguh sangat agung isi kandungan dan hakikatnya. ia merupakan syi’ar agama islam yang paling agung yang wajib atas setiap individu muslim untuk memuliakan dan mengagungkannya serta melaksanakan isi kandungan dan konsekuensinya. Karena yang demikian itu merupakan bukti ketaqwaan diri dan kemulian jiwa serta kesucian hati seorang hamba.

Allah Ta’alah berfirman:
﴿ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ٣٢﴾ [الحج: 32]
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”.

Dan diantara syarat sah dan benarnya persaksian sesorang dengan kalimat Syahadatain (لا إله إلا الله محمد رسول الله)  adalah mencintai dan mengagungkan kedua kalimat tersebut serta mencintai isi kandungannya yaitu keiklasan dan ittibaa’ (mengikuti Rasul) dan mencintai orang-orang yang berpegang teguh dengannya dan menyeruh kepadanya, dan inilah hakikat dakwah Tauhid yang sesungguhnya.

Sungguh sangat keji prilaku sebagian kaum muslimin yang tidak mengetahui keagungan dan kemulian kalimat Syahadatain dan tidak memahami isi kandugannya, dengan segala kejahilan dan sikap fanatik sebagian kelompok, mereka rela membakar bendera yang bertuliskan padanya kalimat:
(لا إله إلا الله محمد رسول الله)

Tentu hal itu adalah sprilaku yang tidak bertanggun jawab  dan salah satu bentuk dari penghinaan dan pelecehan terhadat sobol agama yaitu kalimat syahadatain, kalimat yang paling agung dipermukaan bumi ini, yang tidak bisa ditolerir secara agama, akal sehat dan fitroh yang masih suci perbuatan yang demikian itu.

(Baca Juga : Pemimpin Baik Buah Masyarakat Bertauhid)

Kita tidak tahu, apa yang mereka inginkan dari sikap dan prilaku yang keji itu, apakah ingin menegakkan syi’ar islam sebagai agama rahmatan lil’alamin, sedang mereka telah menghina dan melecekan landasan utama yang diatasnya tegak dan dibaguan agama islam yang mulia ini? Atau mereka ingin menjaga keutuhan NKRI(!) yang mayoritas pendudukannya adalah muslim yang besaksi setiap waktu, pagi petang, siang malam dengan kedua syahadat tersebut. Dan dengan kobaran Takbir yang berlandaskan kepada kedua syahadatain negara ini dengan izin Allah bisa dimerdekaan oleh para pahlawan yang telah mengorbankan harta, jiwa raga mereka? Atau dibalik itu semua ada makar dan propaganda yang sedang dilancarkan untuk mengadu domba diantara kaum muslimin, disadari atau tidak?.

Seruan saya kepada tangan-tangan jahil tersebut, dan kepada mereka yang mentolerir perbutan tersebut dengan alasan bahwa hal itu “upaya memuliakan lafal tauhid” atau “untuk jaga kalimat tauhid” , agar mereka bertaubat kepada Allah dari perbuatan keji tersebut dengan menyesali dan berjanji tidak mengulanginya.

Dan hendaklah mereka ketahui bahwa untuk memuliakan lafal tauhid atau menjaga kalimat tauhid, bukan dengan membakar bendera yang bertuliskan padanya kalimat syahadatain, akan tetapi dengan membelajarinya, mengajarkannya, mengetahui keutamaan-keutamaanya, menyeruh kepadanya,  mengamalkan isi kandungan dan tuntutannya, yaitu mengikhlaskan ibadah kepada Allah dan mengikuti Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, memberantas kesyirikan dan situs-situsnya serta membasmi bid’ah dan seluruh perkaranya yang bertentangan dengan sunnah nabi yang mulia. Itulah hakikat memuliakan lafal tauhid dan menjaganya, bukan membakarnya.

Semoga Allah memberikan hidayah kepada para pelaku dan yang mentolerir pebutan keji tersebut serta membimbing mereka untuk bertaubat dan menyesali perbuatan keji tersebut dan menjauhkan mereka dari sifat kesombongan dan keangkuhan.

Dan semoga Allah Ta’ala senatiasa meninggikan kalimat tauhid dan memenangkannya diatas seluruh ajaran, serta menjadikan kita sebagai orang yang membela agama Allah, mengagungkan syri’ar-syi’arNya dan penyeru kepada tauhid dan sunnah. Aimiin.
__________________________

(Baca Juga : 7 Bacaan Sholawat Sesuai Sunnah)

Jember
23/10/2018
Muhammad nur ihsan

Tulisan Al-Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, MA hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/424384070990533/posts/1872358759526383/

Benarkah Nabi Lahir Pada 12 Rabiul Awwal?

Benarkan Nabi Lahir Pada 12 Rabiul Awwal?
Benarkan Nabi Lahir Pada 12 Rabiul Awwal?
TERNYATA TIDAK DISEPAKATI BAHWA NABI LAHIR PADA 12 RABI’UL AWWAL

************************************

Ulama sepakat bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam lahir pada hari senin.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa beliau dilahirkan dibulan Rabi’ul Awwal.
Adapun tanggalnya, maka terdapat perbedaan yang banyak:
• Ada yang mengatakan bahwa beliau lahir tgl 2 Rabiul Awwal.
• Ada yang mengatakan pada tanggal 8 Rabiul Awwal
• Ada yang mengatakan pada tanggal 10 Rabi’ul Awwal.
• Ada yang mengatakan pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal.
• Ada yang mengatakan pada tanggal 17 Rabi’ul Awwal.
• Ada yang mengatakan pada 8 hari yang tersisa, yaitu : 22 Rabiul Awwal.
• Bahkan ada yang mengatakan bahwa beliau dilahirkan dibulan Ramadhan, akan tetapi ini pendapat yang sangat aneh sekali. 
Begitu yang dijelaskan oleh Sejarawan Besar Islam, yaitu Imam Ibnu Katsir -salah seorang ulama Syafi’iyyah- dalam kitab beliau (“Al-Bidayah Wan Nihayah” 2/260-261).
Fakta ini menjelaskan tentang kekeliruan keyakinan mayoritas bahwa nabi shalallahu’alaihi wasallam dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awaal, dan secara otomatis menjelaskan kebatilan ritual peringatan maulid nabi shalallahu’alaihi wasallam.

Ini tinjauan dari sisi historis, dan secara tinjauan syar’i tentu amalan tersebut tidak perna dilakukan oleh nabi shalallahua’laihi wasallam dan para shahabatnya dari kalangan Muhajirin dan Anshar, sedang tuntutan dan sebab untuk melakukannya pada zaman mereka ada yaitu cinta kepada Nabi dan mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan tersebut dan tidak ada hambatan untuk melakukannya, akan tetapi Nabi dan para shahabat tidak melakukannya bahkan meninggalkannya, hal ini menunjukkan bahwa peringatan maulid tersebut adalah amalan yang bid’ah yang tidak disyari’atkan.

AKAN TETAPI SEMUA ULAMA SEPAKAT BAHWA BELIAU WAFAT PADA HARI SENIN TANGGAL 12 RABI’UL AWWAL. TAHUN 11 H.

Nah, yang menjadi pertanyaan adalah: Apakah mereka yang merayakan maulid, merayakan kelahiran Nabi shalallahua’alaihi wasallam yang diperselisihkan tanggalnya, atau bergembira merayakan hari kematiannya yang disepakati pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal? Silahkan dijawab !! 
Muhammad Nur Ihsan
Jember 
11 Rabi’ul Awwal 1440 H

Tulisan Al-Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, MA hafidzhahullah

Menggugah Nurani Jamaah Haji

Menggugah Nurani Jamaah Haji
Menggugah Nurani Jamaah Haji
Ibadah haji merupakan ibadah kolektif paling sakral yang mengandung banyak keberkahan dan mengundang turunnya rahmat Allah, namun sangat disayangkan ibadah sakral berbiaya mahal tersebut, sering kali hanya menjadi ajang untuk mengejar gelar, bahkan sebagian besar jamaah tak peduli dengan pelaksanaan ibadah hajinya rusak karena tidak ikhlas atau tidak mengikuti petunjuk syariat.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Tawakkal)

Padahal amalan yang tidak ikhlas tidak akan diterima oleh Allah sebagaimana Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

“Allah Tabaraka wa Ta’ala  berfirman: “Aku Maha tidak butuh kepada sekutu, barangsiapa beramal suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku di dalamnya, maka Aku tinggalkan amalan itu bersama apa yang dia sekutukan”. (HR. Muslim)

Oleh karena itu, menyempurnakan ibadah haji dan umrah secara ikhlas dan sesuai petunjuk Allah dan RasulNya harus menjadi prioritas pertama dan perhatian utama para calon jamaah haji agar tidak menyesal di kemudian hari, sudah capek dan keluar biaya mahal serta menunggu antrian cukup lama ternyata sia-sia di hadapan Allah, maka Allah memperingatkan dalam firmanNya:

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا [الفرقان : 23]
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan.

(Baca Juga : Ingat 3 Ayat Ini Sebelum Bermaksiat)

Makanya, memperbaiki kualitas keikhlasan kepada Allah dan mengikuti sunnah Nabi menjadi syarat mutlak prosesi haji dan umrah, dari awal hingga akhir pelaksanaannya.

Agar ibadah haji dan umrah menjadi sempurna, disamping calon jamaah haji dituntut memperbaiki kualitas niat, tapi mereka juga diharuskan untuk mempelajari dan memahami manasik haji dan umrah secara tuntas, benar dan lengkap berdasarkan firman Allah,

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ [البقرة : 196]

Dan sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah.

Demi kesempurnaan prosesi haji dan umrah maka seluruh jamaah haji harus meluangkan waktu untuk mengkaji dengan seksama manasik haji dan umrah Rasulullah sebagaimana mestinya karena Rasulullah bersabda,

 خُذُوا عَنِّى مَنَاسِكَكُمْ.

 “Ambillah dariku manasik-manasik kalian,”. (HR. Muslim).

Dengan demikian, dilarang keras bagi seorang jamaah haji merusak ibadah hajinya dengan pamer, riya' dan demi mengejar gelar duniawi. Begitu juga mencampuradukkan ibadah haji dan umrah dengan berbagai macam praktik bid'ah dan ritual menyimpang agar ibadah haji dan umrahnya diterima oleh Allah.

(Baca Juga : 16 Ayat Al-Quran Tentang Nenek Moyang)

ZAINAL ABIDIN SYAMSUDDIN Lc. M.M

Tulisan Al-Ustadz Zainal Abidin Syamsuddin, Lc, MM hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/1401460410089722/posts/2400608160174937/

Perhatikan Izin Suamimu

Perhatikan Izin Suamimu
Perhatikan Izin Suamimu

Ar-Raudhoh || الروضة:
*Perhatikan Izin Suamimu, Jangan Kau Anggap Sepele*

@fuadhbaraba

📖 Hadits keempat puluh tiga dari buku 100 hadits tentang *Wanita*

Ketahuilah bahwa pasangan suami isteri yang serasi adalah pasangan yang membangun hubungan rumah tangga mereka di atas pilar ketakwaan kepada Allah Ta'ala.

(Baca Juga : Boleh Isbal Kalau Tidak Sombong?)

Kemudian masing-masing pasangan menunaikan hak dan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab.

Di antara hak suami yang wajib untuk dipenuhi oleh isterinya adalah selalu siap untuk memenuhi keinginan suami kapanpun dia mau.

Bahkan seorang isteri tidak boleh berpuasa sunnah saat suaminya ada, tanpa seizinnya. Dan tidak boleh mengizinkan orang lain masuk rumah tanpa izin suami, dan tidak menginfakkan harta tanpa perintah suaminya. Sebagaimana penjelasan hadits berikut,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، وَلاَ تَأْذَنَ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ ، وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ نَفَقَةٍ عَنْ غَيْرِ أَمْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَدَّى إِلَيْهِ شَطْرُهُ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

*Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu bahwasanya rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:*

*_"Tidak halal bagi seorang isteri untuk berpuasa ketika suaminya ada di rumah, kecuali dengan izinnya. Dan dia tidak boleh mengizinkan orang lain masuk rumah suami tanpa izin darinya. Dan jika dia menafkahkan sesuatu tanpa ada perintah dari suami, maka suami mendapat setengah pahalanya"._* (HR. Muttafaq 'alaih).

Hadits ini menunjukan kepada kita bahwa seorang isteri harus selalu memperhatikan suaminya, bahkan untuk beribadah saja yaitu puasa sunnah ketika suami ada di rumah dia harus meminta izin suaminya.

Maka untuk hal-hal yang tidak bernilai ibadah dia harus lebih memperhatikan hak suaminya, bukan malah mencuekannya, seperti bermain gadget dan lain-lain.

(Baca Juga : Islam Teroris, Al-Quran Berbahaya)

Allahu a'lam.

Semoga  bermanfaat bagi kita semua...

Join Telegram Channel Ar-Raudhoh: https://t.me/fuadhbaraba79

Tulisan Al-Ustadz Fuad Hamzah Baraba, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1457193017756756&substory_index=0&id=100003982154800

Jihad Yang Terbaik Bagi Wanita

Jihad Yang Terbaik Bagi Wanita
Jihad Yang Terbaik Bagi Wanita

Ar-Raudhoh || الروضة:
*Sebaik-Baiknya Jihad Bagi Wanita Adalah Haji Yang Mabrur*

@fuadhbaraba

📖 Hadits keempat puluh empat dari buku 100 hadits tentang *Wanita*

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwasanya haji itu merupakan ibadah yang berhubungan dengan harta dan jiwa. Dan ibadah haji itu akan mendatangkan pengaruh positif bagi setiap individu dan masyarakat.

(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Perempuan)

Bahkan ibadah haji itu merupakan Muktamar Islam Internasional. Maksudnya adalah, bahwa umat Islam dari seluruh penjuru dunia berkesempatan untuk bertemu dan saling mengenal di sana, ketika melaksanakan manasik ibadah haji.

Dan ibadah haji merupakan ibadah yang pahalanya sangat besar sekali, di mana orang yang melaksanakan ibadah haji, akan mendapatkan balasan berupa surga...

Dan ibadah haji adalah amalan yang paling utama, bahkan haji disebut sebagai jihadnya para wanita.

Sebagaimana dijelaskan pada hadits berikut,

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ أَفَلَا نُجَاهِدُ؟ قَالَ: لَا لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ. الْبُخَارِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَةُ

*_"Dari Aisyah Ummul Mukminin radhiallahu'anha berkata: Wahai Rasulullah, kami (para wanita) melihat bahwa jihad adalah amalan paling utama. Apakah kami boleh ikut berjihad?"._*

*_"Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: Tidak. Akan tetapi, jihad yang paling utama bagi kalian adalah haji mabrur"._* (HR. Al-Bukhari, An-Nasai, dan Ibnu Majah).

Hadits yang mulia ini menunjukan kepada kita bahwa jihadnya wanita, adalah melaksanakan ibadah haji. Bahkan itu merupakan sebaik-baik jihad bagi wanita.

(Baca Juga : 11 Ayat Al-Quran Tentang Zina)

Allahu a'lam.

Semoga  bermanfaat bagi kita semua...

Join Telegram Channel Ar-Raudhoh: https://t.me/fuadhbaraba79

Tulisan Al-Ustadz Fuad Hamzah Baraba, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1460305000778891&substory_index=0&id=100003982154800

Tawakkal Dengan Rezeki Allah

Tawakkal Dengan Rezeki Allah
Tawakkal Dengan Rezeki Allah

@fuadhbaraba

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: حدثنا رسول الله صلى الله عليه و سلم وهو الصادق المصدوق أن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم يكون علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح و يؤمر بأربع كلمات بكتب رزقه و أجله وعمله وشقي أو سعيد

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata : Rasulullah menghabarkan kepadaku –dan beliau adalah seseorang yang jujur lagi terpercaya- :

“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan dalam perut ibunya selama empat puluh hari sebagai air mani, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian akan diutus kepadanya seorang malaikat yang akan meniupkan ruh padanya, dan dia diperintahkan untuk melakukan empat perkara yaitu: menulis rizqinya, ajalnya, amalnya serta apakah dia nanti sengsara ataukah bahagia.” (HR. Al-Bukhari Muslim)

(Baca Juga : Prinsip Dakwah Salafiyyah)

أهم يقسمون رحمت ربك نحن قسمنا بينهم معيشتهم في الحياة الدنيا ورفعنا بعضهم فوق بعض درجات ليتخذ بعضهم بعضا سخريا ورحمة ربك خير مما يجمعون

"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (az-Zukhruf :32).

الشيطان يعدكم الفقر ويأمركم بالفحشاء

"Sesungguhnya syaitan menjanjikan kepada kamu kefakiran dan menyuruh kamu melakukan kejahatan dan kekejian". (QS. Al-Baqarah:268).

عن عمر بن الخطاب رَضَِيَ اَللهَُ عََنْه، عن النَّبيِّ صَلَّى اللهَُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: (( لو أنَّكم توكَّلون على الله حقَّ توكله لرزقكم كما يرزق الطير، تغدو خماصاً، وتروحُ بطاناً )) رواه الإمام أحمد والترمذي والنسائي وابن ماجه وابن حبان في صحيحه والحاكم، وقال الترمذي:  حسن صحيح

Dari Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian, seperti Allah memberikan rezeki
kepada seekor burung. Ia pergi (dari sarangnya) di pagi hari dalam keadaan perut yang kosong (lapar), dan kembali (ke sarangnya) di sore hari dalam keadaan perut yang penuh (kenyang)”. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban dalam Shahih-nya, dan Al-Hakim. Dan At-Tirmidzi berkata, “Hasan Shahih”.

Allah Ta'ala berfirman:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat buruk (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah:268).

(Baca Juga : Akibat Bermaksiat di Kala Sepi)

Allahu a'lam.

Semoga  bermanfaat bagi kita semua...

Join Telegram Channel Ar-Raudhoh: https://t.me/fuadhbaraba79

Tulisan Al-Ustadz Fuad Hamzah Baraba, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=2270823336331383&id=2244264668987250

Menjelaskan Al-Haq dan Mencegah Kemungkaran

Menjelaskan Al-Haq dan Mencegah Kemungkaran
Menjelaskan Al-Haq dan Mencegah Kemungkaran
#DIANTARA_PRINSIP_AHLIS_SUNNAH
#MANHAJ_ULAMA_BUKAN_JUHALA'

Termasuk prinsip Ahlis Sunnah adalah menjelaskan Al Haq dan mengingatkan umat dari bahaya kemungkaran.

dan ini yang disebutkan para ulama Ahlis sunnah dalam kitab kitab aqidah. seperti perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

ثُمَّ هُمْ مَعَ هَذِهِ الْأُصُولِ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ ، وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ عَلَى مَا تُوجِبُهُ الشَّرِيعَةُ

"Kemudian bersamaan dengan prinsip prinsip ini, (ahlis sunnah) juga menyerukan kepada yang ma'ruf dan mencegah dari kemungkaran sesuai yang dibenarkan syariat". (Al Wasitiyah hal. 291 -Syarah Syaikh Al Harras-).

(Baca Juga : 20 Ayat Al-Quran Tentang Tauhid)

sampai pada zaman ini juga ulama ahlis sunnah terus mengingatkan hal seperti itu, sebagaimana perkataan Syaikh Bin Baz rahimahullah :

فَإِنَّ مِنْ أَهَمِ الْمُهِمَّاتِ وَأَفْضَلِ الْقُرُبَات التَّنَاصُح وَالتَّوْجِيهُ إلَى الْخَيْرِ وَالتَّوَاصِي بِالْحَقِّ وَالصَّبْرِ عَلَيْهِ، وَالتَّحْذِيرُ مِمَّا يُخَالِفُهُ وَيُغْضِبُ اللَّه عَزَّ وَجَلَّ وَيبَاعِدُ عَن رَحْمَتهِ

"Sesungguhnya termasuk perkara yang paling penting dan ibadah yang paling utama adalah saling memberi nasehat dan pengarahan kepada kebaikan, dan saling berwasiat dalam kebaikan dan kesabaran di atas al haq. serta mengingatkan (umat) dari perkara yang menyelisihi al haq dan perkara yang di murkai Allah Azza Wa Jalla, dan yang menjauhkan dari rahmatNya". (Al Amru bil ma'ruf hal. 5).

berkata Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah :

الدَّاعِيَةُ الَّذِي لَا يُحَذِّرُ مِنْ دُعَاةِ الضَّلَالِ يُعْتَبَرُ مِنَ الكَاتِمِينَ لِلعِلْمِ

"Seorang Dai yang tidak mengingatkan dari (bahaya) dai dai yang sesat termasuk menyembunyikan ilmu". (Syarah Ighatsatul lahfan 02/03/1437 H).

dan diantara kemungkaran yang dianggap biasa, bahkan dijadikan sebagai "jihad" oleh sebagian orang adalah perkara "aksi demo", padahal tidak diragukan lagi akan mafsadah yang terjadi akibat demo. oleh sebab itu para ulama ahlis sunnah benar benar sangat keras pengingkarannya dalam masalah ini.

bahkan tidak heran jika diantara ulama ahlis sunnah berfatwa bahwa demo adalah madzhab khawarij, bahwa demo adalah bentuk khuruj kepada pemimpin.
seperti As Syaikh Al 'Allamah Shalih Al Fauzan hafidzahullah, As Syaikh Al Muhaddits Abdul Muhsin Al Abbad hafidzahullah, As Syaikh Ubaid Al Jabiri hafidzahullah dan yang lain dalam kitab kitab fatwa manhajiyah membahas permasalahan kontemporer.

tapi hal seperti ini tidak akan membuat semua orang senang dan menerima karena beberapa sebab, diantaranya :
1. Ketidak tahuan mereka akan prinsip aqidah dan manhaj ahlis sunnah
2. Banyaknya syubhat di tengah tengah mereka
3. Banyaknya penyeru kepada demo dengan menghiasi berbagai dalih
4. Ikut ikutan tanpa hujjah syar'i
5. Mengedepankan akal dari naql

(Baca Juga : 13 Ayat Al-Quran Tentang Budak)

oleh sebab itu ketika para ulama menghukumi bahwa demo adalah madzhab khawarij, tidak serta merta langsung menghukumi perorangan/individu sebagai khawarij. karena hukum untuk individu harus terpenuhi syarat syarat dan ditegakkan hujjah.

sebagaimana para ulama ahlis sunnah ketika mengatakan bahwa ta'wil ayat sifat adalah madzhab asya'irah, maturidiyah. tetapi tidak semua yang tergelincir dalam menta'wil harus dihukumi sebagai asy'ari sesat.
begitulah para ulama dalam menerapkan hukum muthlaq dan mu'ayyan.

لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"kalau mereka mengetahui".

tapi..
بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

"tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui".

apa tujuan ulama mengatakan demikian? tujuannya sebagai nasehat untuk mengajak umat meninggalkan bid'ah bid'ah dan agar mereka lari dari kesesatan ahlil bida'.

inilah kasih sayang ahlis sunnah.. mereka menginginkan hidayah sunnah kepada umat ini terlebih kepada orang orang terdekatnya, agar mereka selamat dan nantinya bisa bersama sama menikmati indahnya di atas sunnah.

semoga Allah membimbing kita diatas sunnah dan dijauhkan dari segala fitnah.

#Silahkan_fatwa_ulama
#Ini_manhaj_ulama
#Bukan_manhaj_juhala'

(Baca Juga : 7 Ayat Al-Quran Tentang Sutera)

Syaikh Shalih Al Fauzan :

https://www.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=eo9PDNi-5bs

Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad :

 https://www.youtube.com/watch?v=elpjZ9-Ox70&feature=youtu.be

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=458205044749163&id=100016790144202

Kufur Nikmat Sebab Kezaliman Penguasa

Kufur Nikmat Sebab Kezaliman Penguasa
Kufur Nikmat Sebab Kezaliman Penguasa

🔊Berkata Syaikh DR. Su'ud bin Abdul Aziz Ad Di'jan hafidzahullah (Dosen Aqidah UIM) :

Kufur nikmat adalah mengingkarinya dengan tidak mensyukuri nikmat nikmat dengan lisan, hati dan anggota badan, ini sebab terbesar hilangnya nikmat dan turunnya adzab yang disegerakan di dunia sebelum di akhirat.
sebagaimana firman Allah :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih". (Qs. Ibrahim : 7).

(Baca Juga : Fakta Al-Quran Menjelaskan Segala Sesuatu)

Ini menunjukkan bahayanya kufur nikmat karena termasuk dosa paling besar, oleh sebab itu Allah mengancam bagi siapa saja yang mengkufuri nikmatnya dengan adzab yang pedih.
realita kaum muslimin hari ini -sangat disayangkan sekali- (banyak) yang kufur nikmat. sebagaimana firman Allah :

وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ

"Tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur". (Qs. Al Baqarah : 243).

dan firmanNya :

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

"Sesungguhnya manusia itu, sangat dhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)". (Qs. Ibrahim : 34)

dan firmanNya :

إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ

"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya". (Qs. Al 'Adiyat : 6). yaitu ingkar dan kufur.

Dan sesungguhnya fitnah-fitnah, kekacuan, hilangnya rasa aman, banyak nyawa dan harta melayang yang sedang menimpa banyak negeri-negeri kaum muslimin hari ini adalah akibat dari kufur nikmat dan tidak mensyukurinya.
yang demikian itu terjadi ketika rakyat di negeri negeri kaum muslimin keluar dari ketaatan pemimpinnya dan memberontak karena melihat kepada negeri-negeri yang lain yang Allah berikan kelebihan kepada negeri mereka dalam urusan dunia, ini jelas menyelisihi sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

 إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ وَالْخَلْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ

"Jika salah seorang diantara kalian melihat kepada orang diberikan kelebihan harta dan penampilan lahiriah, maka hendaklah ia melihat orang yang berada di bawahnya". (HR. Bukhari no. 6125).

dalam riwayat lain :

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

"Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian". (HR. Muslim no. 2963).

(Baca Juga : 16 Ayat Al-Quran Tentang Sumpah)

Mereka tidak ridha dan tidak puas dengan apa yang telah Allah berikan dari berbagai nikmat-nikmatNya yaitu tiga nikmat yang sebanding dengan dunia dan isinya. sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu alaihi wasallam :

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya". (HR. Tirmidzi no. 2346, dan dishahihkan Syaikh Al Albani).

Mereka mengkufuri dan mengingkarinya karena mereka menginginkan yang lain dari kenikmatan dunia, maka keluar menuntut kepada pemimpin/pemerintah dengan dalih menghilangkan kedhaliman dan menuntut hak-hak mereka yang dirampas, (padahal) tuntutan itu semua tentang dunia bukan urusan akhirat. yang demikian jelas menyelisihi perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk bersabar dalam menghadapi pemimpin yang dhalim dan tidak memberontak.
sebagaimana wasiat Nabi shallallahu alaihi wasallam :

 سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي أُثْرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الْحَوْضِ

"Sesungguhnya kalian setelahku nanti akan menjumpai pemimpin yang mementingkan hak pribadinya (korupsi, nepotisme), maka bersabarlah sampai kalian berjumpa aku di Haudh (telaga)". (HR. Bukhari no. 1052 dan Muslim no. 1843).

Berkata 'Ubada bin As Shamit radiyaAllahu anhu :

بَايَعْنَا رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَلَى السَّمعِ والطَّاعَةِ في العُسْرِ وَاليُسْرِ والمَنْشَطِ والمَكْرَهِ، وَعلى أَثَرَةٍ عَليْنَا، وعَلَى أَنْ لاَ نُنَازِعَ الأَمْرَ أَهْلَهُ إِلاَّ أَنْ تَرَوْا كُفْراً بَوَاحاً عِنْدكُمْ مِنَ اللَّه تعالَى فِيهِ بُرهانٌ، وَعَلَى أنْ نَقُولَ بالحقِّ أينَما كُنَّا لاَ نخافُ في اللَّه لَوْمةَ لائمٍ

"Kami berbai’at kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk mendengar dan taat, baik dalam keadaan sulit ataupun mudah, juga dalam keadaan giat atau malas, juga agar kita semua lebih mengutamakan kepentingan orang lain dari diri sendiri. Selain itu pula supaya kita tidak merebut kekuasaan dari orang-orang yang berhak, kecuali jika kalian melihat kekufuran yang nyata disisi kalian, berdasarkan dalil dari Allah Ta'ala. Dan agar kita semua berkata benar di mana saja kita berada, tidak takut untuk mengatakan hak itu akan celaan dari orang yang suka mencela". (HR. Bukhari no. 7055 dan Muslim mo. 1840).

Tetapi malah mereka keluar memberontak pemimpinnya dan tidak sabar maka yang demikian itu merupakan kufur nikmat, walhasil Allah ganti nikmat aman dan damai menjadi rasa takut dan tidak tenang, Allah ganti nikmat rizqi dengan kelaparan dan krisis ekonomi dan banyak nyawa yang melayang.
sebagaimana Allah berfirman :

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat". (Qs. An Nah: 112).

(Baca Juga : Inilah Pekerjaan Para Nabi Allah)

WaAllahu A'lam.

اللهم وفق ولاة أمورنا لما تحب وترضى وأصلح بطانتهم واحفظ بلادنا وسائر بلاد المسلمين وبارك أهلها

📚Wujub tha'atis sulthan fi ghairi 'ishyan hal. 60-63.
📔Kitab ini sangat bagus ringkas hanya 72 halaman tapi mencakup permasalahan prinsip Ahlis sunnah dalam taat penguasa, diberi kata pengantar oleh As Syaikh Al 'Allamah DR. Shalih bin Sa'ad As Suhaimiy hafidzahullah.
📖Sangat cocok dikaji setelah ramadhan untuk mengingatkan umat akan prinsip penting ini.
📝@/Serpong/06/06/19M/02/Syawal/1440H.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=450725195497148&id=100016790144202

Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir

Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir
Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir
#INSHAF_ITU_SELAMAT
#JAHIL_ITU_SAKIT

Al Azhar sebagai lembaga pendidikan tidak diragukan bahwa Al Azhar dikenal dengan aqidah Asya'irah dan Maturidiyahnya bahkan itu yang kita pelajari dalam diktat kuliah resmi, tapi apakah dengan itu kemudian semuanya terjangkit "syubhat"?...

terbukti alumni Al Azhar tidak semuanya pasti terjangkit liberal, ikhwan, sufi..

(Baca Juga : Adab Hari Jum'at Sesuai Sunnah)

afwan, kalimat "pokoknya klo Al Azhar sudah pasti kejangkit...".
kata2 spt ini menunjukkan kelas penulisnya... kenapa?

anda lupa? atau tidak tau? atau memang blm tau?... (ayo belajar lagi dan baca kitab para ulama terutama sejarah perjuangan mereka dalam belajar dan mendakwahkan ilmu) bahwa para ulama salafiyin juga banyak yg alumni Al Azhar..

sebagai contoh :
1. As Syaikh  Al Faqih Abdurrazzaq Afifi Al Mishri Azhari rahimahullah (wakil mufti Saudi Syaikh Bin Baz).
2. As Syaikh Al Muhaqqiq Muhammad Hamid Al Fiqi Al Mishri Azhari (kibar salafiyin di Mesir dan muhaqqiq kitab2 Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim pd saat itu blm bnyak org tau makhtuthat2 mrk).
3. As Syaikh Al Muhaddits Al Qaadhi Ahmad Syakir Al Mishri Azhari (ahli hadits sblm Al Albani, dan seorang hakim senior di Mesir)
4. As Syaikh Al 'Allamah DR. Mohammad khalil Harras Al Mishri Azhari (pakar Aqidah yang dulunya membenci Ibnu Taimiyyah akhirnya menjadi pembela dakwah salafi bahkan menjadi pembela Ibnu Taimityah)
5. As Syaikh Al Muhaddits Abdurrazzaq Hamzah Al Mishri Azhari (Ahli hadits dan Guru di Masjidil Haram)
6. As Syaikh Al 'Allamah Abdu Dhahir Abu Samh Al Mishri Azhari (Imam masjidil Haram dan pengajarnya).
7. As Syaikh  Al 'Allamah Mohammad Abdul Wahhab Al Banna Al Mishri Azhari (Guru senior di UIM madinah pada masa Syaikh Bin Baz, gurunya para ulama KSA hari ini)
8. As Syaikh Al Faqih DR. Abdul Qadir Syaibatal Hamd Al Mishri Azhari (Guru besar di Univ Imam Riyadh, UIM madinah dan Masjidil Haram sejak zaman Syaikh Mohammad Ibrahim Alu Syaikh mufti sebelum Bin Baz).
9. As Syaikh Al 'Allamah Hasan bin Abdul Wahhab Al Banna Al Mishri Azhari (Dosen UIM madinah pd zaman Bin Baz dan kibar salafiyin di Mesir)
10. dll....

(Baca Juga : Hadits Ciri-Ciri Fisik Rasulullah)

sampai detik ini ana blm dapatkan fatwa ulama kibar, masyayikh yang mu'tadil munshif mengharamkan belajar di Al Azhar University... tolong tunjukkan fatwa Ulama! ingett.. ULAMA ! bukan...

apalagi sampai mengatakan spt kalimat diatas "pokoknya semua..."

baarakaAllahu fiikum...

#Azhar_الأزهر_حبيب_قلبي_ولكن_الحق_أحب_إلى_قلبي
#kata_arab :
إن كنت لا تدري فتلك مصيبة وإن كنت تدري فالمصيبة أعظم

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=454502725119395&id=100016790144202

Haramnya Demonstrasi

Haramnya Demonstrasi
Haramnya Demonstrasi

#DEMO_المظاهرة
#Bukan_dari_Islam

📝 Berkata Syaikh DR. Muhammad Umar Baazmul hafidzahullah dalam kitabnya "Al Kasykul" :

Diantara dalil-dalil haramnya Demonstrasi dan aksi aksi mogok..

(Baca Juga : Kenapa Harus Pemahaman Para Sahabat)

terlintas dipikiranku bahwa diantara dalil larangan demonstrasi dan aksi-aksi mogok di tempat umum :

~ Demonstrasi adalah cara orang-orang kafir dan menyelisihi apa yang dilakukan para salaf shalih.
~ Bahwa demonstrasi membikin kemacetan di jalanan dan menganggu (aktivitas) manusia. sedangkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

إِيَّاكُم وَالْجُلُوسَ في الطُّرُقاتِ

"Jauhilah oleh kalian duduk-duduk di jalanan..". (HR. Bukhari no. 2465 dan Muslim no. 3967)

dan sabda beliau :

أَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ

"Berikanlah haknya jalan ...". (HR. Bukhari no. 2465 dan Muslim no. 2121)

(Baca Juga : 16 Pujian Kepada Ustadz Yazid Jawas)

~ Demonstrasi membahayakan orang lain. sedangkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menginggatkan dalam haditsnya :

لَاضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ

"Janganlah membahayakan diri sendiri dan jangan pula membahayakan orang lain". (HR. Malik dalam Al Muwattha' no. 31, dihasankan An Nawawi, Ibnu Rajab dan Al Albani dalam As Shahihah no. 250).

WaAllahu A'lam.
📚 Kitab Al Kasykul hal. 135-136.

#sebagai tambahan bahwa demonstrasi adalah perbuatan sia-sia yang tidak mendatangkan manfaat dan maslahat, bahkan yang ada membuat kerusakan di muka bumi. sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

"Tanda kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya". (HR. Tirmidzi no. 2317, dishahihkan Syaikh Al Albani dalam shahihul jami' no. 5911).

dan Allah firmankan :

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan berharap. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik". (Qs. Al A'raf : 56).

#Bintaro_Tangsel
#Senin_27/05/19

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=445601392676195&id=100016790144202

Bekal Dinda Menuju Pelaminan

Bekal Dinda Menuju Pelaminan
Bekal Dinda Menuju Pelaminan

Jadi wanita sholehah itu modal penting bagimu Din !!!

Untuk jadi sholehah juga perlu modal, What's That Din !!!

i.e : I L M U

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

{قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ}
[ سورة الزمر:9]

(Baca Juga : Untuk Kita yang Awam)

Artinya :
Katakanlah (hai Muhammad) : "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui !”
QS. Az-Zumar : 9

Demikian juga dengan kaum wanita yang memiliki modal ilmu dien tentu tidaklah sama dengan wanita yang tidak membekali dirinya dengan ilmu.

Ketahuilah Din !
Hakikatnya dunia hanyalah perhiasan dan kesenangan yang menipu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

{وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ}
[آل عمران: 185]

Artinya:
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah perhiasan yang memperdayakan.”
QS. Ali Imran : 185

Juga firman-Nya :

{ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ }
[الأنعام: 32]

 Artinya:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa”.
QS. Al An’am:32.

(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Sejarah)

Tapi di dunia ada juga satu perhiasan yang tidak menipu,
Sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam :

((الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ))
رواه مسلم عن عبدالله بن عمر

Artinya :
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(Hadits riwayat Muslim dari Abdullah ibnu Umar)

Kalau kaum pria seperti aku ga dapat wanita shalihah seperti kamu misalkan, maka akan berimbas pada rizki keluarga kita dan bahkan doa-doa ku sebagai pemimpin rumah tangga bisa terhalang bahkan tak terkabul.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sudah bersabda :

((ثلاثة يدعون الله عز وجل فلا يستجاب لهم رجل كانت تحته امرأة سيئة الخلق فلم يطلقها...))
تخريج السيوطي : (ك) عن أبي موسى
تحقيق الألباني : (صحيح) انظر حديث رقم: 3075 في صحيح الجامع.

Artinya :
“Tiga orang yang mereka berdoa kepada Allah 'Azza Wa Jalla dan doa mereka tidak dikabulkan ; seorang lelaki yang memiliki istri berperingai buruk sedang dia tidak menceraikannya...”
(Ditakhrij As-Suyuthi dari Abu Musa dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albany dalam Shahihul Jami' no. 3075)

I said for all my sister fillah :
Jangan jadi wanita yang nampak shalihah, tapi jadilah hakikat wanita yang shalihah.

MasyaAllah, Terima kasihku duhai istriku telah kau bekali dirimu sebelum daku menikahimu.

Semoga kau jadi teman hidupku di dunia hingga dipertemukan dalam surga-Nya.

Wabillahit Taufiq

(Baca Juga : Hakikat Dakwah Salafiyyah Mengikuti Ulama)

By :
Abdurrahman Dani Ar-Ramadhany

Tulisan Al-Ustadz Abdurrahman Dani hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=2258876474208440&id=100002583282547

Perubahan Yang Sebenarnya

Perubahan yang Sebenarnya
Perubahan yang Sebenarnya

#PERUBAHAN_YANG_SEBENARNYA
#SEBAB_AKIBAT
#SUNNATULLAH

📝Berkata Syaikh DR. Muhammad Umar Baazmul hafidzahullah :

Jika kalian ingin kita membuat perubahan realita yang terjadi maka...

Kita harus kembali merubah diri kita, memperbaikinya dan meluruskannya sesuai syariat Allah. sebagaimana firmanNya :

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. Al Anfal : 53)

(Baca Juga : Lelaki dari Damaskus)

dan firmanNya :

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia". (Qs. Ar Ra'd : 11).

Kita tidak takut mereka (manusia)... kita yakin bahwa tidak ada (bahaya) yang bisa menimpa kita melainkan sudah ditaqdirkan Allah. dan sesungguhnya Allah yang akan menjaga kita dari keburukan mereka.

sebagaimana firmanNya :

وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ
"Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya". (Qs. Ibrahim : 46).

Kita beriman akan pertolongan dan kemenangan dari Allah. sebagaimana firmanNya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 7).

Kita juga yakin bahwa termasuk sunnatullah adalah :

وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

"Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)". (Qs. Jin : 16).

(Baca Juga : Kapan Rasulullah Menangis?)

dan firmanNya :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". (Qs. Al A'raf : 96).

📚 Al Kasykul, Syaikh DR. Muhammad Umar Baazmul hafidzahullah hal. 501-502.
📝 25/95/19.

#Jalan_Tol
#Syukron_جزاكم_الله_خيرا_yang_ngasih_kitab

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=444482799454721&id=100016790144202

Khutbah Syaikh Muhammad Sa'id Ruslan

Khutbah Syaikh Muhammad Sa'id Ruslan
Khutbah Syaikh Muhammad Sa'id Ruslan

#Aqidatuna_Manhajuna
🔰Berkata As Syaikh DR. Mohammad Sa'id Ruslan حفظه الله dlm khutbahnya (بل هي الفتنة) :

"Banyak pertanyaan yang datang, Apa yang akan engkau perbuat wahai Ahlis sunnah jika yang memimpin engkau nanti adalah seorang yang berasal dari partai, jama'ah, golongan yang engkau bid'ahkan. yang terus engkau kritisi keyakinan-keyakinannya dan engkau kritisi kebengkokan manhaj mereka?!

(Baca Juga : Doa Sebelum dan Sesudah Tidur Sesuai Sunnah)

Jawabannya ada 2 macam, secara global dan terperinci :
Pertama : adapun secara global, bahwa Ahlussunah bukanlah da'i fitnah, dan bukan pula yang membuat kekacauan, karena manhaj yang mereka ikuti adalah manhaj Nubuwwah (manhaj yang diajarkan Nabi), mereka Ahlussunah senantiasa memberikan hak para pemimpin dan meminta hak mereka kepada Allah. Ahlussunah tidak pernah mengenal demonstrasi, aksi-aksi, kerusuhan dan kekacauan, tidak pula mencela dan merendahkan para pemimpin. Akan tetapi mereka senantiasa memberikan hak para pemimpin mereka dengan mendengar dan patuh dalam kebaikan dan memohon kepada Allah hak-hak mereka jika tidak dipenuhi oleh para pemimpin mereka.
Maka mengikuti minhaj Nubuwwah dan manhaj salaf dengan senantiasa beramar ma'ruf nahi munkar berdasarkan kaidah dan ketentuannya tanpa berlebih-lebihan atau kurang. dan terus berdakwah kepada tauhid dan ittiba' disertai keimanan dan amal shaleh serta menjelaskan al haq dan mengingkari kemungkaran.

Kedua, adapun jawaban terperinci jika datang kepada kalian seorang Ikhwani dan menjadi pemimpin kalian maka bantahlah aqidah Ikhwanul Muslimin dan kebobrokan mereka, jelaskan kebobrokan jama'ah ini kepada kaum muslimin. akan tetapi jangan kalian melepaskan baiat dan ketaatan dari pemimpin sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para ulama terdahulu seperti Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.

(Baca Juga : 4 Saksi Kita Pada Hari Kiamat)

Sesungguhnya pernah terjadi pada Imam Ahmad dan yang lainnya para ulama pada masa Al Ma'mun, Al Mu' tashim, Al Watsiq terkhusus pada masa Al Watsiq sampai-sampai  para fuqoha' mendatangi Imam Ahmad agar diperintahkan (diijinkan) untuk memberontak pada pemimpin tersebut akan tetapi beliau melarang mereka.

diwaktu bersamaan Imam Ahmad menulis kitab untuk membantah aqidah bathil dan kufur "Ar Raddu 'alal Jahmiyyah", bantahan beliau kepada Jahmiyyah, begitu pula yang dilakukan anaknya dan para murid-muridnya, mereka membantah aqidah yang diyakini pemimpin pada saat itu akan tetapi mereka tetap patuh dan tidak memberontak.
Maka Imam Ahmad tetap melarang untuk memberontak dan melepaskan baiat dari pemimpin. beliau (senantiasa) berada diatas manhaj salaf tidak bergeser sedikitpun, senantiasa menjelaskan al haq dan aqidah yang shahih tanpa menghujat dan merendahkan pemimpin diatas mimbar-mimbar, masjid-masjid atau tempat umum".
📝ringkasan dari Khutbah Guru kami As Syaikh DR. Ruslan hafidzahullah.

Berkata Al Imam Ahmad رحمه الله dalam risalah "ushul as sunnah" termasuk prinsip Ahlis sunnah :

وَالسَّمعُ وَالطَّاعَة لِلأَئمَة وَأميرِ الْمُؤْمنِينَ الْبَرِّ وَالفَاجِر وَمَن وَلِيَ الْخلَافَة وَاجْتَمعَ النَّاسُ عَلَيْهِ وَرَضَوا بِهِ وَمَن غَلَبهُم بِالسَّيْفِ حَتَّى صَارَ خَليفَةً وَسُمّي أَمِيرُ الْمُؤمِنِينَ

"Mendengar dan taat kepada pemimpin  dan amirul mukminin (penguasa kaum mukminin), baik pemimpin tersebut adil (shalih) maupun jahat (fajir). Dan wajib taat kepada orang yang menjabat sebagai khalifah (pemimpin), karena manusia telah berkumpul (berbai’at) dan ridha kepadanya. Dan taat kepada orang yang telah menjadi khalifah meskipun caranya dengan memberontak pemerintah sebelumnya dengan pedang, dan disebut sebagai amirul mukminin".

Maka siapapun yang menjadi dan memimpin negri ini itulah pemimpin kita yang wajib didengar dan dipatuhi dalam kebaikan.
meskipun cara yang ditempuh untuk sampai ke puncak tahta adalah tidak sesuai syariat.

semoga Allah menjaga pemimpin kita, semoga Allah beri hidayah dan Allah jaga negri ini dan menjadikan negri yang aman dan barokah.

#Ini_Aqidah_kita
#Ini_manhaj_kita

(Baca Juga : 14 Ayat Al-Quran Tentang Mengingat Allah)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=419078325328502&id=100016790144202

Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir

Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir
Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir

#Syubhat_harokiyyun

🔰Syubhat: Jika tidak ikut pemilu maka umat islam akan dikuasai kuffar.

✔Jawaban Syubhat tersebut:
Syubhat seperti ini setiap 5 tahun sekali pasti dimunculkan dan disetiap negara yang diterapkan pemilu. untuk meraup suara kaum muslimin terutama salafiyyin.

(Baca Juga : Jangan Pernah Mencabut Uban)

ketahuilah! semoga Allah merahmati kita semua, biar ga dikuasai orang-orang kafir maka caranya :
1. Kembali kepada agama Allah, dengan belajar.

2. Kalau umat ini benar beragamanya dan menjaga Hak hak Allah dan RasulNya pasti Allah jaga mereka.

3. Jika ingin meraih kejayaan maka ikutilah petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam, bagaimana Beliau bersama para shahabat ketika itu dikuasai orang-orang kafir, apakah Nabi shallallahu alaihi wasallam sibuk merebut kekuasaan? atau Nabi ikut serta dalam kekuasaan mereka untuk bisa melawan orang-orang kafir?? Tidak. tapi Nabi shallallahu alaihi wasallam sibuk mendakwahkan Tauhid dan Islam yang hak. sehingga dengan itu Allah tolong NabiNya dan para shahabat dan bisa menguasai Dunia.

perhatikanlah janji Allah dalam ayat-ayat berikut, firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 7)

(Baca Juga : 14 Ayat Al-Quran Tentang Hujan)

firman Allah :
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا

"Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu". (Qs. ali imran : 120).

lihat realita kaum muslimin hari ini, bagaimana ibadah mereka, Tauhid mereka, muamalah mereka dengan riba, mereka jauh dari agama Allah. maka perhatikan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُـمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَيَنْزِعُهُ شَيْئٌ حَتَّى تَرْجِعُواْ إِلَى دِيْنِكُمْ.

"Apabila kalian melakukan jual beli dengan cara ‘inah, berpegang pada ekor sapi, kalian ridha dengan hasil tanaman dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan membuat kalian dikuasai oleh kehinaan yang tidak ada sesuatu pun yang mampu mencabut kehinaan tersebut (dari kalian) sampai kalian kembali kepada agama kalian". (HR. Abu Dawud no. 3462, hadits shahih).

Balasan sesuai amalan, maka kembalilah kepada agama Allah dan ambillah ilmu agama dari sumbernya yang shahih dan dari ahlinya.
kewajiban para da'i terus mendakwahkan Tauhid dan sunnah dengan tasfiyah dan tarbiyah.

semoga Allah jaga kaum muslimin dan jaga negeri ini dari keburukan dan bencana.

WaAllahu A'lam.
Solo/03/04/2019

(Baca Juga : Matahari dan Bulan Kelak Masuk Neraka?)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=420927685143566&id=100016790144202

Kesabaran Guru dan Murid

Kesabaran Guru dan Murid
Kesabaran Guru dan Murid
#Kesabaran_Guru_dan_Murid
#Syaikhain_dan_buah_apel
#As_Sadi_dan_Ibnu_Utsaimin

🔊Berkata Syaikh DR. Abdurrazzaq Al 'Abbad hafidzahullah :

"Diantara peristiwa lucu dan bagus yang pernah aku dengar dari Syaikh Ibnu Utsaimin, beliau murid Syaikh As Sa'di rahimahullah bahkan murid khususnya.

(Baca Juga : 24 Ayat Al-Quran Tentang Agama)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah bercerita : dulu aku bersama para penuntut ilmu ketika membaca (belajar) kitab Qawa'id fiqhiyyah karya Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah (kitab yang sangat berat pembahasannya).
kami semua belajar dan membaca kepada Syaikh As Sa'di, kemudian mulai berkurang jumlah kami, bahkan sampai tidak tersisa seorangpun kecuali aku sendiri sampai khatam kitab tersebut. Dan Syaikh As Sa'di terus semangat mengajariku sampai akhir kitab sebagaimana (semangatnya) diawal mengajari kami.

Berkata Syaikh Abdurrazzaq Al 'Abbad : {padahal seorang guru biasanya  jika murid berkurang menjadi sedikit dari jumlah sebelumnya akan berkata : "sudah tidak ada lagi yang datang belajar maka kita hentikan aja belajarnya". tapi Syaikh As Sa'di terus mengajar meski di majlisnya hanya tersisa Syaikh Utsaimin saja yang belajar}.

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin : ketika aku telah khatam belajar kitab tersebut, keesokan harinya aku menjumpai beliau (Syaikh As Sa'di). maka beliau memasukkan tangannya ke saku bajunya, dan beliau mengeluarkan satu buah apel kemudian beliau berikan kepadaku. dan ini merupakan pertama kali aku melihat buah apel, maka aku tanyak Syaikh As Sa'di.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Al-Haq)

Syaikh Ibnu Utsaimin : ini apa?

Syaikh As Sa'di : ini apel

Syaikh Ibnu Utsaimin : bagaimana cara makannya? apa perlu dimasak? atau diapakan? karena ini pertama kali aku melihat apel.

Syaikh As Sa'di : tidak perlu dimasak, cukup dipotong-potong langsung dimakan.

Syaikh Ibnu Utsaimin : maka aku bawa apel itu pulang ke rumah, dan aku kumpulkan semua anggota keluarga, aku sediakan piring dan pisau, kemudian aku potong-potong dan aku bagi-bagi dengan anggota keluarga".

رحهمهما الله الإمامين الشيخ السعدي والشيخ ابن عثيمين، وجزى الله الشيخ عبد الرزاق العباد خيرا.

📝WaAllahu A'lam
Solo/27/02/2019 M.

(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Langit)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=403758386860496&id=100016790144202

Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?

Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?
Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?

#Syubhat_Haraki_Hizbi
#Musuh_kita_Yahudi_Nashara
#Jangan_sibukkan_Tahdzir_Ahlil_Bida'

🔰Kenapa (masih) mentahdzir ahlil bida' sedangkan umat sibuk berperang menghadapi yahudi, nashara dan kelompok sekuler?!

(Baca Juga : 22 Ayat Al-Quran Tentang Petunjuk)

As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah menjawab :
"Tidak mungkin kaum muslimin bisa mengalahkan yahudi dan nashara kecuali jika mereka melawan (memberantas) bid'ah-bid'ah yang ada disekitar mereka, mengobati penyakit-penyakit yang ada diantara mereka agar bisa mendapatkan kemenangan atas yahudi dan nashara.

karena jika kaum muslimin terus menyia-nyiakan agama mereka dengan melakukan bid'ah-bid'ah dan perkara yang diharamkan serta menyia-nyiakan perintah Allah, maka tidak akan mendapatkan kemenangan melawan yahudi dan nashara. sebaliknya malah akan dikuasai oleh mereka disebabkan meninggalkan syariat agama.

maka wajib membersihkan masyarakat dari berbagai bid'ah dan kemungkaran, serta melaksanakan perintah-perintah Allah dan RasulNya shallallahu alaihi wasallam sebelum kaum muslimin memerangi yahudi dan nashara, jika tidak maka mereka yang akan memerangi kita. jika kita tidak berubah maka tidak akan pernah menang selamanya dan mereka yang akan menguasai kita karena sebab dosa-dosa kita".

📔al ijabaat al muhimmah fi masyaykil al mulimmah hal. 1/150-151.

(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Pahala)

🍀inggatlah bagaimana para shahabat radiyaAllahu anhum di waktu perang uhud, mereka pernah gagal dan kalah melawan kuffar bahkan banyak dari shahabat yang terluka dan meninggal bahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam terluka dan berdarah, apa sebabnya?  sebabnya satu yaitu menyelisihi perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam. bukan karena maksiat yang banyak, bukan pula bid'ah atau kesyirikan di tengah-tengah shahabat, BUKAN.

tapi umat hari ini kesyirikan dianggap biasa, bid'ah dijadikan ibadah, kemungkaran dianggap lumrah, kemudian mereka mau melawan yahudi dan nashara? mimpi menguasai dunia? sadarlah.. bangunlah.. dan bacalah firman Allah :

  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Wahai orang-orang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 47).

Tolonglah agama Allah dengan mentauhidkanNya, mempelajarinya dan mendakwahkannya, memberantas kesyirikan, meneladani sunnah dan menjahui bid'ah, melaksanakan perintahNya dan menjahui laranganNya.

(Baca Juga : 5 Ayat Al-Quran Tentang Babi)

📝WaAllahu A'lam.
Solo/23/02/2019 M.

#الجَزَاءُ مِن جِنسِ العَمَلِ

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=401657393737262&id=100016790144202

Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?
Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

#Syubhat_Tablighi
#Jawaban_Alim_Rabbani

📬Manakah yang lebih utama, menuntut ilmu atau berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah, karena aku melihat sebagian kelompok di negeri kami mengatakan bahwa berdakwah manfaatnya lebih banyak daripada menuntut ilmu?

(Baca Juga : 25 Ayat Al-Quran Tentang Allah)

As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah beliau menjawab :
"Harus belajar terlebih dahulu, karena seseorang tidak mungkin bisa berdakwah kecuali ia memiliki ilmu, karena tanpa ilmu tidak akan bisa mengajak manusia ke jalan Allah. jika ia berdakwah tanpa ilmu maka akan banyak salahnya daripada benarnya, maka syarat seorang dai harus memiliki ilmu sebelum memulai berdakwah, sebagaimana firman Allah :

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah, "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah (ilmu) yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Qs. Yusuf : 108).

ada hal hal yang nampak (mudah) dan memungkinkan orang awam untuk berdakwah seperti mengajak shalat dan melarang dari meninggalkan shalat, mengajak shalat berjamaah, mendakwahi keluarganya dan memerintahkan anak-anaknya untuk shalat.
ini perkara yang diketahui orang banyak, yang awam dan yang berilmu. tapi perkara yang membutuhkan fiqih (pemahaman) dan ilmu tentang halal haram, perkara-perkara tauhid dan syirik, semua itu butuh ilmu. adapun yang mengatakan bahwa dakwah lebih bermanfaat daripada menuntut ilmu adalah golongan jama'ah tabligh, yaitu jama'ah bid'ah lagi sesat".
📚al ijabaatu al faashilah hal. 20.

(Baca Juga : 20 Hadits Tentang Hutang)

📣Berkata As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah :
"Banyak orang yang tertipu dengan jamaah tabligh karena secara dhahir nampak bahwa mereka rajin beribadah dan suka mengajak ahli maksiat bertaubat, -sebagaimana yang mereka katakan-, dan pengaruhnya yang besar bagi orang-orang yang berkawan dengan mereka.
akan tetapi (sebenarnya) mereka itu mengeluarkan ahli maksiat dari kemaksiatan menuju bid'ah, sedangkan bidah itu lebih berbahaya dari pada maksiat. Pelaku maksiat dari ahlussunah itu lebih baik dari pada ahli ibadah dari kalangan ahli bid'ah, maka perhatikan yang demikian ini. dan aku tidak mengatakan ini karena benci kebaikan yang ada pada mereka -kalau ada kebaikan pada mereka, hanya saja aku katakan itu karena kebencian kepada bid'ah, dan sesungguhnya bid'ah itu akan menghilangkan kebaikan. adapun bid'ah-bid'ah jamaah tabligh telah disebutkan oleh orang-orang yang pernah berkawan dengan mereka dan telah bertaubat dari mereka, juga telah ditulis dalam kitab-kitab yang sangat banyak dalam menjelaskan bid'ah-bid'ah mereka dan memperingatkan bahaya jama'ah ini".
📚Syarhussunnah Al Barhariy, Syarah As Syaikh Shaleh Al Fauzan hal. 408.

🔰Beliau hafidzahullah juga berkata :
"Siapakah orang-orang yang mendapat petunjuk tauhid melalui jamaah tabligh?
Apakah seorang kafir atau ahlil bi'dah atau Quburiyyin mendapatkan petunjuk melalui jamaah tabligh untuk meninggalkan kesyirikan dan bertaubat kepada Allah dari kesyirikan dan memahami tauhid atau tidak?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia untuk bertaubat dari dosa tapi tidak membicarakan tentang bahaya kesyirikan sedikitpun. Dan tidak mengingatkan dari kesyirikan, oleh karena itu banyak terjadi di negeri-negeri mereka peribadatan kepada kuburan-kuburan dan tidak ada yang mengingkarinya, apa maknanya ini? Dakwah macam apa ini?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia bertaubat dari kemaksiatan kemudian memasukkannya ke dalam bid'ah yang mereka tempuh diatas manhaj mereka yang sudah dikenal".
📚Syarh al ushul as sittah, As Syaikh Shaleh Al Fauzan, hal. 34

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Pagi Hari)

#Belajar_Beramal_Berdakwah_Bersabar
📝Solo/16/02/2019 M.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=398545400715128&id=100016790144202