Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts
Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts

Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir

Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir
Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir
#INSHAF_ITU_SELAMAT
#JAHIL_ITU_SAKIT

Al Azhar sebagai lembaga pendidikan tidak diragukan bahwa Al Azhar dikenal dengan aqidah Asya'irah dan Maturidiyahnya bahkan itu yang kita pelajari dalam diktat kuliah resmi, tapi apakah dengan itu kemudian semuanya terjangkit "syubhat"?...

terbukti alumni Al Azhar tidak semuanya pasti terjangkit liberal, ikhwan, sufi..

(Baca Juga : Adab Hari Jum'at Sesuai Sunnah)

afwan, kalimat "pokoknya klo Al Azhar sudah pasti kejangkit...".
kata2 spt ini menunjukkan kelas penulisnya... kenapa?

anda lupa? atau tidak tau? atau memang blm tau?... (ayo belajar lagi dan baca kitab para ulama terutama sejarah perjuangan mereka dalam belajar dan mendakwahkan ilmu) bahwa para ulama salafiyin juga banyak yg alumni Al Azhar..

sebagai contoh :
1. As Syaikh  Al Faqih Abdurrazzaq Afifi Al Mishri Azhari rahimahullah (wakil mufti Saudi Syaikh Bin Baz).
2. As Syaikh Al Muhaqqiq Muhammad Hamid Al Fiqi Al Mishri Azhari (kibar salafiyin di Mesir dan muhaqqiq kitab2 Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim pd saat itu blm bnyak org tau makhtuthat2 mrk).
3. As Syaikh Al Muhaddits Al Qaadhi Ahmad Syakir Al Mishri Azhari (ahli hadits sblm Al Albani, dan seorang hakim senior di Mesir)
4. As Syaikh Al 'Allamah DR. Mohammad khalil Harras Al Mishri Azhari (pakar Aqidah yang dulunya membenci Ibnu Taimiyyah akhirnya menjadi pembela dakwah salafi bahkan menjadi pembela Ibnu Taimityah)
5. As Syaikh Al Muhaddits Abdurrazzaq Hamzah Al Mishri Azhari (Ahli hadits dan Guru di Masjidil Haram)
6. As Syaikh Al 'Allamah Abdu Dhahir Abu Samh Al Mishri Azhari (Imam masjidil Haram dan pengajarnya).
7. As Syaikh  Al 'Allamah Mohammad Abdul Wahhab Al Banna Al Mishri Azhari (Guru senior di UIM madinah pada masa Syaikh Bin Baz, gurunya para ulama KSA hari ini)
8. As Syaikh Al Faqih DR. Abdul Qadir Syaibatal Hamd Al Mishri Azhari (Guru besar di Univ Imam Riyadh, UIM madinah dan Masjidil Haram sejak zaman Syaikh Mohammad Ibrahim Alu Syaikh mufti sebelum Bin Baz).
9. As Syaikh Al 'Allamah Hasan bin Abdul Wahhab Al Banna Al Mishri Azhari (Dosen UIM madinah pd zaman Bin Baz dan kibar salafiyin di Mesir)
10. dll....

(Baca Juga : Hadits Ciri-Ciri Fisik Rasulullah)

sampai detik ini ana blm dapatkan fatwa ulama kibar, masyayikh yang mu'tadil munshif mengharamkan belajar di Al Azhar University... tolong tunjukkan fatwa Ulama! ingett.. ULAMA ! bukan...

apalagi sampai mengatakan spt kalimat diatas "pokoknya semua..."

baarakaAllahu fiikum...

#Azhar_الأزهر_حبيب_قلبي_ولكن_الحق_أحب_إلى_قلبي
#kata_arab :
إن كنت لا تدري فتلك مصيبة وإن كنت تدري فالمصيبة أعظم

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=454502725119395&id=100016790144202

Haramnya Demonstrasi

Haramnya Demonstrasi
Haramnya Demonstrasi

#DEMO_المظاهرة
#Bukan_dari_Islam

📝 Berkata Syaikh DR. Muhammad Umar Baazmul hafidzahullah dalam kitabnya "Al Kasykul" :

Diantara dalil-dalil haramnya Demonstrasi dan aksi aksi mogok..

(Baca Juga : Kenapa Harus Pemahaman Para Sahabat)

terlintas dipikiranku bahwa diantara dalil larangan demonstrasi dan aksi-aksi mogok di tempat umum :

~ Demonstrasi adalah cara orang-orang kafir dan menyelisihi apa yang dilakukan para salaf shalih.
~ Bahwa demonstrasi membikin kemacetan di jalanan dan menganggu (aktivitas) manusia. sedangkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

إِيَّاكُم وَالْجُلُوسَ في الطُّرُقاتِ

"Jauhilah oleh kalian duduk-duduk di jalanan..". (HR. Bukhari no. 2465 dan Muslim no. 3967)

dan sabda beliau :

أَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ

"Berikanlah haknya jalan ...". (HR. Bukhari no. 2465 dan Muslim no. 2121)

(Baca Juga : 16 Pujian Kepada Ustadz Yazid Jawas)

~ Demonstrasi membahayakan orang lain. sedangkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menginggatkan dalam haditsnya :

لَاضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ

"Janganlah membahayakan diri sendiri dan jangan pula membahayakan orang lain". (HR. Malik dalam Al Muwattha' no. 31, dihasankan An Nawawi, Ibnu Rajab dan Al Albani dalam As Shahihah no. 250).

WaAllahu A'lam.
📚 Kitab Al Kasykul hal. 135-136.

#sebagai tambahan bahwa demonstrasi adalah perbuatan sia-sia yang tidak mendatangkan manfaat dan maslahat, bahkan yang ada membuat kerusakan di muka bumi. sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

"Tanda kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya". (HR. Tirmidzi no. 2317, dishahihkan Syaikh Al Albani dalam shahihul jami' no. 5911).

dan Allah firmankan :

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan berharap. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik". (Qs. Al A'raf : 56).

#Bintaro_Tangsel
#Senin_27/05/19

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=445601392676195&id=100016790144202

Bekal Dinda Menuju Pelaminan

Bekal Dinda Menuju Pelaminan
Bekal Dinda Menuju Pelaminan

Jadi wanita sholehah itu modal penting bagimu Din !!!

Untuk jadi sholehah juga perlu modal, What's That Din !!!

i.e : I L M U

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

{قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ}
[ سورة الزمر:9]

(Baca Juga : Untuk Kita yang Awam)

Artinya :
Katakanlah (hai Muhammad) : "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui !”
QS. Az-Zumar : 9

Demikian juga dengan kaum wanita yang memiliki modal ilmu dien tentu tidaklah sama dengan wanita yang tidak membekali dirinya dengan ilmu.

Ketahuilah Din !
Hakikatnya dunia hanyalah perhiasan dan kesenangan yang menipu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

{وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ}
[آل عمران: 185]

Artinya:
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah perhiasan yang memperdayakan.”
QS. Ali Imran : 185

Juga firman-Nya :

{ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ }
[الأنعام: 32]

 Artinya:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa”.
QS. Al An’am:32.

(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Sejarah)

Tapi di dunia ada juga satu perhiasan yang tidak menipu,
Sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam :

((الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ))
رواه مسلم عن عبدالله بن عمر

Artinya :
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(Hadits riwayat Muslim dari Abdullah ibnu Umar)

Kalau kaum pria seperti aku ga dapat wanita shalihah seperti kamu misalkan, maka akan berimbas pada rizki keluarga kita dan bahkan doa-doa ku sebagai pemimpin rumah tangga bisa terhalang bahkan tak terkabul.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sudah bersabda :

((ثلاثة يدعون الله عز وجل فلا يستجاب لهم رجل كانت تحته امرأة سيئة الخلق فلم يطلقها...))
تخريج السيوطي : (ك) عن أبي موسى
تحقيق الألباني : (صحيح) انظر حديث رقم: 3075 في صحيح الجامع.

Artinya :
“Tiga orang yang mereka berdoa kepada Allah 'Azza Wa Jalla dan doa mereka tidak dikabulkan ; seorang lelaki yang memiliki istri berperingai buruk sedang dia tidak menceraikannya...”
(Ditakhrij As-Suyuthi dari Abu Musa dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albany dalam Shahihul Jami' no. 3075)

I said for all my sister fillah :
Jangan jadi wanita yang nampak shalihah, tapi jadilah hakikat wanita yang shalihah.

MasyaAllah, Terima kasihku duhai istriku telah kau bekali dirimu sebelum daku menikahimu.

Semoga kau jadi teman hidupku di dunia hingga dipertemukan dalam surga-Nya.

Wabillahit Taufiq

(Baca Juga : Hakikat Dakwah Salafiyyah Mengikuti Ulama)

By :
Abdurrahman Dani Ar-Ramadhany

Tulisan Al-Ustadz Abdurrahman Dani hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=2258876474208440&id=100002583282547

Perubahan Yang Sebenarnya

Perubahan yang Sebenarnya
Perubahan yang Sebenarnya

#PERUBAHAN_YANG_SEBENARNYA
#SEBAB_AKIBAT
#SUNNATULLAH

📝Berkata Syaikh DR. Muhammad Umar Baazmul hafidzahullah :

Jika kalian ingin kita membuat perubahan realita yang terjadi maka...

Kita harus kembali merubah diri kita, memperbaikinya dan meluruskannya sesuai syariat Allah. sebagaimana firmanNya :

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. Al Anfal : 53)

(Baca Juga : Lelaki dari Damaskus)

dan firmanNya :

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia". (Qs. Ar Ra'd : 11).

Kita tidak takut mereka (manusia)... kita yakin bahwa tidak ada (bahaya) yang bisa menimpa kita melainkan sudah ditaqdirkan Allah. dan sesungguhnya Allah yang akan menjaga kita dari keburukan mereka.

sebagaimana firmanNya :

وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ
"Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya". (Qs. Ibrahim : 46).

Kita beriman akan pertolongan dan kemenangan dari Allah. sebagaimana firmanNya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 7).

Kita juga yakin bahwa termasuk sunnatullah adalah :

وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

"Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)". (Qs. Jin : 16).

(Baca Juga : Kapan Rasulullah Menangis?)

dan firmanNya :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". (Qs. Al A'raf : 96).

📚 Al Kasykul, Syaikh DR. Muhammad Umar Baazmul hafidzahullah hal. 501-502.
📝 25/95/19.

#Jalan_Tol
#Syukron_جزاكم_الله_خيرا_yang_ngasih_kitab

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=444482799454721&id=100016790144202

Khutbah Syaikh Muhammad Sa'id Ruslan

Khutbah Syaikh Muhammad Sa'id Ruslan
Khutbah Syaikh Muhammad Sa'id Ruslan

#Aqidatuna_Manhajuna
🔰Berkata As Syaikh DR. Mohammad Sa'id Ruslan حفظه الله dlm khutbahnya (بل هي الفتنة) :

"Banyak pertanyaan yang datang, Apa yang akan engkau perbuat wahai Ahlis sunnah jika yang memimpin engkau nanti adalah seorang yang berasal dari partai, jama'ah, golongan yang engkau bid'ahkan. yang terus engkau kritisi keyakinan-keyakinannya dan engkau kritisi kebengkokan manhaj mereka?!

(Baca Juga : Doa Sebelum dan Sesudah Tidur Sesuai Sunnah)

Jawabannya ada 2 macam, secara global dan terperinci :
Pertama : adapun secara global, bahwa Ahlussunah bukanlah da'i fitnah, dan bukan pula yang membuat kekacauan, karena manhaj yang mereka ikuti adalah manhaj Nubuwwah (manhaj yang diajarkan Nabi), mereka Ahlussunah senantiasa memberikan hak para pemimpin dan meminta hak mereka kepada Allah. Ahlussunah tidak pernah mengenal demonstrasi, aksi-aksi, kerusuhan dan kekacauan, tidak pula mencela dan merendahkan para pemimpin. Akan tetapi mereka senantiasa memberikan hak para pemimpin mereka dengan mendengar dan patuh dalam kebaikan dan memohon kepada Allah hak-hak mereka jika tidak dipenuhi oleh para pemimpin mereka.
Maka mengikuti minhaj Nubuwwah dan manhaj salaf dengan senantiasa beramar ma'ruf nahi munkar berdasarkan kaidah dan ketentuannya tanpa berlebih-lebihan atau kurang. dan terus berdakwah kepada tauhid dan ittiba' disertai keimanan dan amal shaleh serta menjelaskan al haq dan mengingkari kemungkaran.

Kedua, adapun jawaban terperinci jika datang kepada kalian seorang Ikhwani dan menjadi pemimpin kalian maka bantahlah aqidah Ikhwanul Muslimin dan kebobrokan mereka, jelaskan kebobrokan jama'ah ini kepada kaum muslimin. akan tetapi jangan kalian melepaskan baiat dan ketaatan dari pemimpin sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para ulama terdahulu seperti Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.

(Baca Juga : 4 Saksi Kita Pada Hari Kiamat)

Sesungguhnya pernah terjadi pada Imam Ahmad dan yang lainnya para ulama pada masa Al Ma'mun, Al Mu' tashim, Al Watsiq terkhusus pada masa Al Watsiq sampai-sampai  para fuqoha' mendatangi Imam Ahmad agar diperintahkan (diijinkan) untuk memberontak pada pemimpin tersebut akan tetapi beliau melarang mereka.

diwaktu bersamaan Imam Ahmad menulis kitab untuk membantah aqidah bathil dan kufur "Ar Raddu 'alal Jahmiyyah", bantahan beliau kepada Jahmiyyah, begitu pula yang dilakukan anaknya dan para murid-muridnya, mereka membantah aqidah yang diyakini pemimpin pada saat itu akan tetapi mereka tetap patuh dan tidak memberontak.
Maka Imam Ahmad tetap melarang untuk memberontak dan melepaskan baiat dari pemimpin. beliau (senantiasa) berada diatas manhaj salaf tidak bergeser sedikitpun, senantiasa menjelaskan al haq dan aqidah yang shahih tanpa menghujat dan merendahkan pemimpin diatas mimbar-mimbar, masjid-masjid atau tempat umum".
📝ringkasan dari Khutbah Guru kami As Syaikh DR. Ruslan hafidzahullah.

Berkata Al Imam Ahmad رحمه الله dalam risalah "ushul as sunnah" termasuk prinsip Ahlis sunnah :

وَالسَّمعُ وَالطَّاعَة لِلأَئمَة وَأميرِ الْمُؤْمنِينَ الْبَرِّ وَالفَاجِر وَمَن وَلِيَ الْخلَافَة وَاجْتَمعَ النَّاسُ عَلَيْهِ وَرَضَوا بِهِ وَمَن غَلَبهُم بِالسَّيْفِ حَتَّى صَارَ خَليفَةً وَسُمّي أَمِيرُ الْمُؤمِنِينَ

"Mendengar dan taat kepada pemimpin  dan amirul mukminin (penguasa kaum mukminin), baik pemimpin tersebut adil (shalih) maupun jahat (fajir). Dan wajib taat kepada orang yang menjabat sebagai khalifah (pemimpin), karena manusia telah berkumpul (berbai’at) dan ridha kepadanya. Dan taat kepada orang yang telah menjadi khalifah meskipun caranya dengan memberontak pemerintah sebelumnya dengan pedang, dan disebut sebagai amirul mukminin".

Maka siapapun yang menjadi dan memimpin negri ini itulah pemimpin kita yang wajib didengar dan dipatuhi dalam kebaikan.
meskipun cara yang ditempuh untuk sampai ke puncak tahta adalah tidak sesuai syariat.

semoga Allah menjaga pemimpin kita, semoga Allah beri hidayah dan Allah jaga negri ini dan menjadikan negri yang aman dan barokah.

#Ini_Aqidah_kita
#Ini_manhaj_kita

(Baca Juga : 14 Ayat Al-Quran Tentang Mengingat Allah)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=419078325328502&id=100016790144202

Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir

Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir
Syubhat Jika Ikut Pemilu, Umat Dikuasai Orang Kafir

#Syubhat_harokiyyun

🔰Syubhat: Jika tidak ikut pemilu maka umat islam akan dikuasai kuffar.

✔Jawaban Syubhat tersebut:
Syubhat seperti ini setiap 5 tahun sekali pasti dimunculkan dan disetiap negara yang diterapkan pemilu. untuk meraup suara kaum muslimin terutama salafiyyin.

(Baca Juga : Jangan Pernah Mencabut Uban)

ketahuilah! semoga Allah merahmati kita semua, biar ga dikuasai orang-orang kafir maka caranya :
1. Kembali kepada agama Allah, dengan belajar.

2. Kalau umat ini benar beragamanya dan menjaga Hak hak Allah dan RasulNya pasti Allah jaga mereka.

3. Jika ingin meraih kejayaan maka ikutilah petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam, bagaimana Beliau bersama para shahabat ketika itu dikuasai orang-orang kafir, apakah Nabi shallallahu alaihi wasallam sibuk merebut kekuasaan? atau Nabi ikut serta dalam kekuasaan mereka untuk bisa melawan orang-orang kafir?? Tidak. tapi Nabi shallallahu alaihi wasallam sibuk mendakwahkan Tauhid dan Islam yang hak. sehingga dengan itu Allah tolong NabiNya dan para shahabat dan bisa menguasai Dunia.

perhatikanlah janji Allah dalam ayat-ayat berikut, firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 7)

(Baca Juga : 14 Ayat Al-Quran Tentang Hujan)

firman Allah :
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا

"Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu". (Qs. ali imran : 120).

lihat realita kaum muslimin hari ini, bagaimana ibadah mereka, Tauhid mereka, muamalah mereka dengan riba, mereka jauh dari agama Allah. maka perhatikan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُـمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَيَنْزِعُهُ شَيْئٌ حَتَّى تَرْجِعُواْ إِلَى دِيْنِكُمْ.

"Apabila kalian melakukan jual beli dengan cara ‘inah, berpegang pada ekor sapi, kalian ridha dengan hasil tanaman dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan membuat kalian dikuasai oleh kehinaan yang tidak ada sesuatu pun yang mampu mencabut kehinaan tersebut (dari kalian) sampai kalian kembali kepada agama kalian". (HR. Abu Dawud no. 3462, hadits shahih).

Balasan sesuai amalan, maka kembalilah kepada agama Allah dan ambillah ilmu agama dari sumbernya yang shahih dan dari ahlinya.
kewajiban para da'i terus mendakwahkan Tauhid dan sunnah dengan tasfiyah dan tarbiyah.

semoga Allah jaga kaum muslimin dan jaga negeri ini dari keburukan dan bencana.

WaAllahu A'lam.
Solo/03/04/2019

(Baca Juga : Matahari dan Bulan Kelak Masuk Neraka?)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=420927685143566&id=100016790144202

Kesabaran Guru dan Murid

Kesabaran Guru dan Murid
Kesabaran Guru dan Murid
#Kesabaran_Guru_dan_Murid
#Syaikhain_dan_buah_apel
#As_Sadi_dan_Ibnu_Utsaimin

🔊Berkata Syaikh DR. Abdurrazzaq Al 'Abbad hafidzahullah :

"Diantara peristiwa lucu dan bagus yang pernah aku dengar dari Syaikh Ibnu Utsaimin, beliau murid Syaikh As Sa'di rahimahullah bahkan murid khususnya.

(Baca Juga : 24 Ayat Al-Quran Tentang Agama)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah bercerita : dulu aku bersama para penuntut ilmu ketika membaca (belajar) kitab Qawa'id fiqhiyyah karya Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah (kitab yang sangat berat pembahasannya).
kami semua belajar dan membaca kepada Syaikh As Sa'di, kemudian mulai berkurang jumlah kami, bahkan sampai tidak tersisa seorangpun kecuali aku sendiri sampai khatam kitab tersebut. Dan Syaikh As Sa'di terus semangat mengajariku sampai akhir kitab sebagaimana (semangatnya) diawal mengajari kami.

Berkata Syaikh Abdurrazzaq Al 'Abbad : {padahal seorang guru biasanya  jika murid berkurang menjadi sedikit dari jumlah sebelumnya akan berkata : "sudah tidak ada lagi yang datang belajar maka kita hentikan aja belajarnya". tapi Syaikh As Sa'di terus mengajar meski di majlisnya hanya tersisa Syaikh Utsaimin saja yang belajar}.

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin : ketika aku telah khatam belajar kitab tersebut, keesokan harinya aku menjumpai beliau (Syaikh As Sa'di). maka beliau memasukkan tangannya ke saku bajunya, dan beliau mengeluarkan satu buah apel kemudian beliau berikan kepadaku. dan ini merupakan pertama kali aku melihat buah apel, maka aku tanyak Syaikh As Sa'di.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Al-Haq)

Syaikh Ibnu Utsaimin : ini apa?

Syaikh As Sa'di : ini apel

Syaikh Ibnu Utsaimin : bagaimana cara makannya? apa perlu dimasak? atau diapakan? karena ini pertama kali aku melihat apel.

Syaikh As Sa'di : tidak perlu dimasak, cukup dipotong-potong langsung dimakan.

Syaikh Ibnu Utsaimin : maka aku bawa apel itu pulang ke rumah, dan aku kumpulkan semua anggota keluarga, aku sediakan piring dan pisau, kemudian aku potong-potong dan aku bagi-bagi dengan anggota keluarga".

رحهمهما الله الإمامين الشيخ السعدي والشيخ ابن عثيمين، وجزى الله الشيخ عبد الرزاق العباد خيرا.

📝WaAllahu A'lam
Solo/27/02/2019 M.

(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Langit)

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=403758386860496&id=100016790144202

Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?

Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?
Kenapa Salafi Sibuk Mentahdzir Ahlul Bid'ah?

#Syubhat_Haraki_Hizbi
#Musuh_kita_Yahudi_Nashara
#Jangan_sibukkan_Tahdzir_Ahlil_Bida'

🔰Kenapa (masih) mentahdzir ahlil bida' sedangkan umat sibuk berperang menghadapi yahudi, nashara dan kelompok sekuler?!

(Baca Juga : 22 Ayat Al-Quran Tentang Petunjuk)

As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah menjawab :
"Tidak mungkin kaum muslimin bisa mengalahkan yahudi dan nashara kecuali jika mereka melawan (memberantas) bid'ah-bid'ah yang ada disekitar mereka, mengobati penyakit-penyakit yang ada diantara mereka agar bisa mendapatkan kemenangan atas yahudi dan nashara.

karena jika kaum muslimin terus menyia-nyiakan agama mereka dengan melakukan bid'ah-bid'ah dan perkara yang diharamkan serta menyia-nyiakan perintah Allah, maka tidak akan mendapatkan kemenangan melawan yahudi dan nashara. sebaliknya malah akan dikuasai oleh mereka disebabkan meninggalkan syariat agama.

maka wajib membersihkan masyarakat dari berbagai bid'ah dan kemungkaran, serta melaksanakan perintah-perintah Allah dan RasulNya shallallahu alaihi wasallam sebelum kaum muslimin memerangi yahudi dan nashara, jika tidak maka mereka yang akan memerangi kita. jika kita tidak berubah maka tidak akan pernah menang selamanya dan mereka yang akan menguasai kita karena sebab dosa-dosa kita".

📔al ijabaat al muhimmah fi masyaykil al mulimmah hal. 1/150-151.

(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Pahala)

🍀inggatlah bagaimana para shahabat radiyaAllahu anhum di waktu perang uhud, mereka pernah gagal dan kalah melawan kuffar bahkan banyak dari shahabat yang terluka dan meninggal bahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam terluka dan berdarah, apa sebabnya?  sebabnya satu yaitu menyelisihi perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam. bukan karena maksiat yang banyak, bukan pula bid'ah atau kesyirikan di tengah-tengah shahabat, BUKAN.

tapi umat hari ini kesyirikan dianggap biasa, bid'ah dijadikan ibadah, kemungkaran dianggap lumrah, kemudian mereka mau melawan yahudi dan nashara? mimpi menguasai dunia? sadarlah.. bangunlah.. dan bacalah firman Allah :

  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Wahai orang-orang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Qs. Muhammad : 47).

Tolonglah agama Allah dengan mentauhidkanNya, mempelajarinya dan mendakwahkannya, memberantas kesyirikan, meneladani sunnah dan menjahui bid'ah, melaksanakan perintahNya dan menjahui laranganNya.

(Baca Juga : 5 Ayat Al-Quran Tentang Babi)

📝WaAllahu A'lam.
Solo/23/02/2019 M.

#الجَزَاءُ مِن جِنسِ العَمَلِ

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=401657393737262&id=100016790144202

Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?
Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?

#Syubhat_Tablighi
#Jawaban_Alim_Rabbani

📬Manakah yang lebih utama, menuntut ilmu atau berdakwah mengajak manusia ke jalan Allah, karena aku melihat sebagian kelompok di negeri kami mengatakan bahwa berdakwah manfaatnya lebih banyak daripada menuntut ilmu?

(Baca Juga : 25 Ayat Al-Quran Tentang Allah)

As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah beliau menjawab :
"Harus belajar terlebih dahulu, karena seseorang tidak mungkin bisa berdakwah kecuali ia memiliki ilmu, karena tanpa ilmu tidak akan bisa mengajak manusia ke jalan Allah. jika ia berdakwah tanpa ilmu maka akan banyak salahnya daripada benarnya, maka syarat seorang dai harus memiliki ilmu sebelum memulai berdakwah, sebagaimana firman Allah :

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah, "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujjah (ilmu) yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Qs. Yusuf : 108).

ada hal hal yang nampak (mudah) dan memungkinkan orang awam untuk berdakwah seperti mengajak shalat dan melarang dari meninggalkan shalat, mengajak shalat berjamaah, mendakwahi keluarganya dan memerintahkan anak-anaknya untuk shalat.
ini perkara yang diketahui orang banyak, yang awam dan yang berilmu. tapi perkara yang membutuhkan fiqih (pemahaman) dan ilmu tentang halal haram, perkara-perkara tauhid dan syirik, semua itu butuh ilmu. adapun yang mengatakan bahwa dakwah lebih bermanfaat daripada menuntut ilmu adalah golongan jama'ah tabligh, yaitu jama'ah bid'ah lagi sesat".
📚al ijabaatu al faashilah hal. 20.

(Baca Juga : 20 Hadits Tentang Hutang)

📣Berkata As Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah :
"Banyak orang yang tertipu dengan jamaah tabligh karena secara dhahir nampak bahwa mereka rajin beribadah dan suka mengajak ahli maksiat bertaubat, -sebagaimana yang mereka katakan-, dan pengaruhnya yang besar bagi orang-orang yang berkawan dengan mereka.
akan tetapi (sebenarnya) mereka itu mengeluarkan ahli maksiat dari kemaksiatan menuju bid'ah, sedangkan bidah itu lebih berbahaya dari pada maksiat. Pelaku maksiat dari ahlussunah itu lebih baik dari pada ahli ibadah dari kalangan ahli bid'ah, maka perhatikan yang demikian ini. dan aku tidak mengatakan ini karena benci kebaikan yang ada pada mereka -kalau ada kebaikan pada mereka, hanya saja aku katakan itu karena kebencian kepada bid'ah, dan sesungguhnya bid'ah itu akan menghilangkan kebaikan. adapun bid'ah-bid'ah jamaah tabligh telah disebutkan oleh orang-orang yang pernah berkawan dengan mereka dan telah bertaubat dari mereka, juga telah ditulis dalam kitab-kitab yang sangat banyak dalam menjelaskan bid'ah-bid'ah mereka dan memperingatkan bahaya jama'ah ini".
📚Syarhussunnah Al Barhariy, Syarah As Syaikh Shaleh Al Fauzan hal. 408.

🔰Beliau hafidzahullah juga berkata :
"Siapakah orang-orang yang mendapat petunjuk tauhid melalui jamaah tabligh?
Apakah seorang kafir atau ahlil bi'dah atau Quburiyyin mendapatkan petunjuk melalui jamaah tabligh untuk meninggalkan kesyirikan dan bertaubat kepada Allah dari kesyirikan dan memahami tauhid atau tidak?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia untuk bertaubat dari dosa tapi tidak membicarakan tentang bahaya kesyirikan sedikitpun. Dan tidak mengingatkan dari kesyirikan, oleh karena itu banyak terjadi di negeri-negeri mereka peribadatan kepada kuburan-kuburan dan tidak ada yang mengingkarinya, apa maknanya ini? Dakwah macam apa ini?
Sesungguhnya mereka mengajak manusia bertaubat dari kemaksiatan kemudian memasukkannya ke dalam bid'ah yang mereka tempuh diatas manhaj mereka yang sudah dikenal".
📚Syarh al ushul as sittah, As Syaikh Shaleh Al Fauzan, hal. 34

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Pagi Hari)

#Belajar_Beramal_Berdakwah_Bersabar
📝Solo/16/02/2019 M.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=398545400715128&id=100016790144202

Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna

Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna
Memberi Nasehat Tidak Harus Sudah Sempurna

#BAGAIMANA_AKU_MENGAJAK
#SEDANGKAN_AKU_BANYAK_KEKURANGAN
#Kalimat_yang_menghalangi_seseorang
#Untuk_beramar_makruf_nahi_munkar

Sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

"Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya". (HR. Muslim no. 1893)

(Baca Juga : Hati-Hati Salah Berwudhu Bisa Masuk Neraka)

Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah :

وَلَا يُشْتَرَطُ فِي الْآمِرِ وَالنَّاهِي أَنْ يَكُونَ كَامِلَ الْحَالِ ، مُمْتَثِلًا مَا يَأْمُرُ بِهِ ، مُجْتَنِبًا مَا يَنْهَى عَنْهُ ، بَلْ عَلَيْهِ الْأَمْرُ وَإِنْ كَانَ مُخِلًّا بِمَا يَأْمُرُ بِهِ ، وَالنَّهْيُ وَإِنْ كَانَ مُتَلَبِّسًا بِمَا يَنْهَى عَنْهُ .
فَإِنَّهُ يَجِبُ عَلَيْهِ شَيْئَانِ : أَنْ يَأْمُرَ نَفْسَهُ وَيَنْهَاهَا ، وَيَأْمُرَ غَيْرَهُ وَيَنْهَاه.

"Tidak disyaratkan bagi yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran harus sempurna dalam segala hal, melaksanakan semua yang ia serukan dan menjahui apa yang ia larang. tapi ia tetap (harus) menyerukan kebaikan meskipun ia masih kurang dalam melaksanakan yang ia serukan dan (kadang) masih jatuh dalam kesalahan yang ia cegah.
Sesungguhnya wajib baginya dua perkara :
1. mengajak dirinya (kepada kebaikan) dan mencegah (dari kemungkaran).
2. Mengajak orang lain (kepada kebaikan) dan mencegah mereka dari (kemungkaran)". (syarhu shahih Muslim 223).

Berkata Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah :

وَلَوْ لَمْ يِعِظِ النَّاسَ إِلَّا مَعْصُومٌ مِنَ الزَّلَلِ، لَمْ يَعِظْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَحَدٌ لِأَنَّهُ لَا عِصْمَةَ لِأَحَدٍ بَعْدَهُ .

"Kalau seandainya tidak boleh memberi nasehat kecuali yang terjaga dari kesalahan saja (ma'shum), niscaya tidak akan ada orang yang memberi nasehat setelah meninggalnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, karena tidak ada seorang pun yang ma'shum (terjaga dari kesalahan) setelah Beliau". (lathaaif am ma'arif hal. 19 dan tafsir Ibnu Rajab 2/423).

(Baca Juga : Apakah Dajjal Sudah Ada Sekarang?)

Berkata Al Imam Qurthubi rahimahullah :

وَقَالَ حُذَّاقُ أَهْلِ الْعِلْمِ : وَلَيْسَ مِنْ شَرْطِ النَّاهِي أَنْ يَكُونَ سَلِيمًا عَنْ مَعْصِيَةٍ بَلْ يَنْهَى الْعُصَاةُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا

"Berkata Pakarnya ahlul ilmi : Bukanlah syarat orang yang mencegah dari kemungkaran harus selamat dari kemaksiatan, tetapi (wajib) bagi pelaku maksiat saling mencegah sebagian yang lain". (tafsir Al Qurthubi 6/118).

Berkata Shahabat yang mulia Abu Darda' radiyaAllahu anhu :

إِنِّي لآمُرُكُمْ بِالأَمْرِ وَمَا أَفْعَلُهُ ، وَلَكِنْ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَأْجُرَنِي فِيهِ

"Sesungguhnya aku perintahkan kalian kepada (kebaikan) sedangkan aku tidak mengerjakannya, tetapi aku berharap mudah mudahan Allah memberiku pahala dengannya". (al madkhal ila sunan al kubra Al Baihaqi no. 679).

Ada seseorang berkata kepada Al Hasan Al Bashri rahimahullah :

إنَّ فُلَانًا لَا يَعِظُ وَيَقُولُ : أَخَافُ أَنْ أَقُولَ مَا لَا أَفْعَلُ.
فَقَالَ الْحَسَنُ: وَأَيُّنَا يَفْعَلُ مَا يَقُولُ؟ وَدَّ الشَّيْطَانُ أَنَّهُ قَدْ ظَفِرَ بِهَذَا فَلَمْ يَأْمُرْ أَحَدٌ بِمَعْرُوفٍ وَلَمْ يَنْهَ عَنْ مُنْكَرٍ.

"Sesungguhnya fulan tidak mau memberi nasehat manusia, dan dia berkata : aku khawatir mengajak manusia kepada kebaikan tapi aku sendiri tidak mengerjakannya!
maka Al Hasan Al Bashri berkata : siapakah diantara kita yang mengerjakan semua yang ia katakan?!
dengan ini syaithan berharap agar kalian tidak mengajak kepada kebaikan dan tidak mencegah kemungkaran". (ghadaaul albab 1/215).

(Baca Juga : 10 Ayat Al-Quran Tentang Timur)

#Semoga_kita_bisa_melaksanakan
#Apa_yang_kita_dakwahkan
#MEMBERI_NASEHAT_TIDAK_HARUS
#SUDAH_SEMPURNA
📝TB/22/06/19

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=460161821220152&id=100016790144202

Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?

Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?
Mati Karena Membela Negara, Syahidkah?

💫 *MATI KARENA MEMBELA NEGARA  SYAHIDKAH?*
(Nasehat Agar Memperbaiki Niat Dalam Menjaga & Membela Negara)

بسم الله الرحمن الرحيم.

Telah datang dari hadits Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu anhu ia berkata:

 جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ الرَّجُلُ يُقَاتِلُ حَمِيَّةً وَيُقَاتِلُ شَجَاعَةً وَيُقَاتِلُ رِيَاءً فَأَيُّ ذَلِكَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Datang seseorang kepada Nabi shallalahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: Ada seseorang yang berperang karena dorongan fanatisme, atau berperang karena ingin memperlihatkan keberanian, dan ada yang berperang karena ingin dilihat orang, siapakah yang disebut fi sabilillah?  Nabi shallallahu alaihi wasallam menjawab: "Siapa yang berperang agar kalimatullah menjadi tinggi, ia berada fii sabilillah."
(HR.Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari)

(Baca Juga : Puasa Sunnah di Bulan Muharram dan Puasa Asyura)

Dalam riwayat lain:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلم فقَالَ الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلْمَغْنَمِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلذِّكْرِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُرَى مَكَانُهُ فَمَنْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Datang seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Seseorang berperang untuk mendapatkan ghanimah (rampasan perang), seseorang yang lain agar menjadi terkenal, dan seseorang yang lain lagi untuk dilihat kedudukannya, manakah yang disebut fii sabilillah?" Maka Beliau bersabda: "Siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah dialah yang disebut fii sabilillah".
(HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Berkata Al-Allamah Al-Utsaimin rahimahullah:
Ini adalah timbangan hakiki yang benar yang dengannya diketahui apakah suatu jihad itu fisabilillah atau bukan fisabilillah. Barangsiapa yang berperang membela negara sekedar karena negaranya maka bukan fisabilillah, dan barangsiapa yang berperang membela negaranya karena negaranya adalah negara islam dia melindunginya dari orang-orang kafir maka dia fisabilillah.
📚(Majmu Fatwa wa Rasã'il:25/351)

Beliau juga berkata :
Bukan karena mereka membela negaranya karena itu adalah sebuah negara, karena membela negara karena sekedar dia adalah negara sama antara seorang mu'min dan kafir, orang-orang kafir pun membela negara mereka. Akan tetapi, seorang muslim hendaklah dia membela agama Allah, dia membela negaranya bukan karena sekedar negaranya tapi karena negaranya adalah negara islam. Dia membelanya untuk menjaga islam yang tumbuh di negara tersebut.
📚(Syarh Riyadhis-Shãlihin:1/33-34, Lihat juga Majmu Fatwa wa Rasã'il:7/318)

(Baca Juga : 7 Ayat Al-Quran Tentang Riba)

Beliau juga berkata:
Adapun membela karena niat Nasionalisme atau niat Kebangsaan maka ini sama antara seorang mu'min dan kafir, tidak bermanfaat bagi pembelanya di hari kiamat. Jika dia mati dalam keadaan dia membela karena niat ini maka dia bukanlah syahid.
📚(Syarh Riyadhis-Shãlihin:1/34)

Oleh karena itu, hendaklah semua aparatur keamanan NKRI agar memperbaki niat-niat mereka, yaitu niat menjaga Islam dan kaum muslimin dan Negara Indonesia sebagai Negara Islam dari musuh-musuh islam baik orang-orang kafir atau kelompok-kelompok pemberontak dari kalangan khawarij dan semisalnya.

Berkata Para Ulama yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Daimah Kerajaan Saudi Arabiah:
Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, melindungi kaum muslimin, dan menjaga negeri kaum muslimin dari musuh maka dia fisabilillah, dan jika dia terbunuh maka dia syahid. Dan boleh juga engkau berniat dengan niat yang berbeda dengan niat tentara, seperti engkau berniat untuk meninggikan kalimat Allah dalam jihadmu sekalipun selainmu berniat dengan niat yang berbeda seperti jihad karena negara.
📚(Lihat Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah: no.6894)

Dan berkata Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah:
Wajib atas para penuntut ilmu agar menjelaskan kepada manusia bahwa berperang karena negara bukanlah perang yang benar, hanyalah (perang yang benar itu) adalah berperang untuk meninggikan kalimat Allah, (sehingga seorang harus berniat) saya berperang membela negaraku karena negaraku adalah negara Islam, saya melindunginya dari musuh-musuhnya dan musuh-musuh islam. Maka dengan niat seperti ini niatnya menjadi benar.
📚(Syarh Riyadhis-Shãlihin:1/35)

(Baca Juga : 18 Ayat Al-Quran Tentang Pendusta)

Semoga Allah menjaga kaum muslimin dan negara kami tercinta Indonesia dari musuh-musuh islam.

الحمد لله رب العالمين.

🗓25 Sya'ban 1439
✍🏻Muhammad Abu Muhammad Pattawe Al-Indunisiy
🕌Darul-Hadits Ma'bar-Yaman.

Tulisan Al-Ustadz Abu Muhammad Pattawe hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=322573351605335&id=100015580180071

Ilmu Sebelum Berdakwah

Ilmu Sebelum Berdakwah
Ilmu Sebelum Berdakwah
Abu Ubaidah As Sidawi

Ilmu merupakan syarat utama dan bekal pertama dalam dakwah. Maka orang yang jahil tidak pantas dan tidak boleh terjun dakwah,karena akan merusak lebih banyak daripada memperbaikinya.

Nabi tidaklah memilih sembarangan orang sebagai utusan dakwah dari Badui  dan sejenisnya tetapi Nabi memilih diantara sahabatnya yang telah matang ilmunya seperti Muadz bin Jabal manusia yang paling alim tentang ilmu halal dan haram. Demikian pula Abu Musa  Al-Asyari, Ali bin Abu Thalib dll.

(Baca Juga : Biografi Ustafdz Abu Yahya Badrusalam)

Sungguh, merupakan musibah besar bila dakwah yang begitu mulia diserahkan kepada setiap orang sebagaimana banyak kita jumpai di negeri kita dimana artis, budayawan,  pelawak,  politikus yg jahil boleh serta bebas  berbicara tentang agama. Inna lilahi wa inna Ilahi raji’un.

 Sungguh benar sabda Nabi:

  اذا وسد الأمر الى غير أهله فا نتظر السا عة

“Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah hari kiamat tiba” (HR. Bukhori 59 dan 6496)

Ilmu dalam dakwah mencakup ilmu syar'i sebagai materi yg disampaikan,  ilmu tentang fiqih dalam berdakwah agar metode dakwah benar,  dan ilmu tentang kondisi orang yang didakwahi.

Maka hendaknya bagi seorang dai untuk mengetahui ilmu syari,  metode menyampaikannya dan  keadaan masyarakat yang akan dia dakwahi.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: "Nabi mengabarkan kepada Muadz demikian agar dia mengetaui keadaan orang yang akan dia dakwahi dan bersiap-siap untuk menghadapi mereka.
Jadi seorang dai harus mengetahui situasi, kondisi serta tingkatan pengetahuan mereka dalam ilmu serta dialog sehingga dia bersiap-siap dan memenangkan Al-haq lewat tangannya.
Janganlah kamu kira bahwa ahli batil tidak memiliki argumentasi dan bahwasanya mereka satu tingkatan dalam ilmu! (Zadu Daiyyah hal.12-As-Shaid Tsamin Fi Rosail Ibnu Utsaimin 1/12).

(Baca Juga : 22 Ayat Al-Quran Tentang Bekerja)

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=603954453341539&id=100011809698436

Bolehkah Bekerja Sebagai Pengacara?

Bolehkah Bekerja Sebagai Pengacara?
Bolehkah Bekerja Sebagai Pengacara?

Abu Ubaidah As Sidawi

Pengacara adalah seorang yang mewakili orang lain untuk menuntut haknya di depan hakim dalam sidang pengadilan.

Dan perwakilan dalam pengadilan sudah ada sejak dulu. As-Sarokhsi (490 H) berkata: “Perwakilan dalam pengadilan sudah ada semenjak masa Nabi hingga hari ini tanpa adanya pengingkaran dari siapapun”. (Al-Mabsuth 19/4).

(Baca Juga : 8 Ayat Al-Quran Tentang Ikhlas)

As-Sumnani (499 H) juga berkata menjelaskan tentang pengacara: “Nabi juga pernah mewakilkan, demikian juga para imam yang adil dari kalangan sahabat dan tabi’in. Hal ini juga diamalkan oleh manusia di semua Negara”. (Roudhoh al-Qudhoth 1/181).

Pertanyaannya, bolehkah pengacara dijadikan sebagai profesi? Bagaimana hukumnya?
Berprofesi sebagai pengacara hukumnya boleh apabila untuk membela kebenaran dan menolong orang yang terdzalimi, baik dengan mengambil gaji atau tidak.
Dalilnya adalah firman Allah:

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. At-Taubah: 60)

(Baca Juga : 8 Bukti Cinta Kepada Rasulullah)

Dalam ayat ini terdapat dalil bolehnya pemerintah mewakilkan seorang untuk mengambil zakat dan membagikannya kepada yang berhak dengan adanya imbalan bagi amil zakat tersebut. (Adhwaul Bayan 4/49 karya asy-Syinqithi).
Kalau amil zakat berhak mendapatkan imbalan atas pekerjaannya, maka demikian juga pengacara berhak mendapatkan imbalan atas pekerjaannya.

 Lajnah Daimah Saudi Arabia pernah ditanya tentang hukum profesi sebagai pengacara, maka mereka menjawab:
“Apabila dia berprofesi sebagai pengacara bertujuan untuk membela kebenaran, menumpas kebathilan dalam pandangan syari’at,  mengembalikan hak kepada pemiliknya dan menolong orang yang terdzalimi, maka hal itu disyari’atkan, karena termasuk tolong-menolong dalam kebaikan. Adapun apabila tujuannya bukan demikian maka tidak boleh karena termasuk tolong-menolong dalam dosa. Allah berfirman:

وَكَيْفَ يُحَكِّمُونَكَ وَعِنْدَهُمُ التَّوْرَاةُ فِيهَا حُكْمُ اللَّهِ ثُمَّ يَتَوَلَّوْنَ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ ۚ وَمَا أُولَٰئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ

"Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)? Dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman".
(QS. Al-Maidah: 43)
(Lihat Fatawa Lajnah Daimah 1/792. Ketua: Syaikh Abdul Aziz bin Baz, anggota: Abdurrazzaq ‘Afifi, Abdullah al-Ghudayyan dan Abdullah bin Qu’ud. Lihat pula fatwa-fatwa ulama lainnya tentang hukum profesi pengacara dalam kitab Al-MuhamahTarikhuha fi Nudhum wa Mauqif Syari’ah Minha hlm. 139-148 karya Syaikh Masyhur Hasan Salman).

Bahkan, sebenarnya kalau kita membuka sejarah Islam, profesi pengacara sudah ada sejak dulu sekalipun tidak mesti dalam setiap persidangan.
Bukti akan hal itu banyak sekali, di antaranya apa yang dikatakan oleh as-Sumnani (499 H): “Bab tentang pengacara dan kewajiban mereka”.  (Roudhoh Al-Qudhot 1/122).
Bab ini menunjukkan bahwa profesi pengacara sudah ada sejak dulu.
Bahkan, dalam kitab biografi, ada sebagian orang yang dikenal sebagai pengacara, seperti Abu Marwa Utsman bin Ali bin Ibrahim (346 H), beliau dikenal sebagai pengacara yang profesional. (Tarikh Baghdad 11/303-304).

(Baca Juga : Manhaj Salaf Adalah Jalan Kebenaran)

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=605723736497944&id=100011809698436

Demonstrasi dan Darah Kaum Muslimin

Demonstrasi dan Darah Kaum Muslimin
Demonstrasi dan Darah Kaum Muslimin

Para ulama melarang demonstrasi bukan sekedar 'tidak sesuai dengan cara Islam', akan tetapi lebih dari itu, yaitu berpotensi menimbulkan chaos yang berakibat tertumpahnya darah kaum muslimin. Massa yang banyak sangat mudah diprovokasi dan ditunggangi oknum yang tidak bertanggung jawab. Ketika emosi massa telah meledak, situasi tak dapat lagi dikendalikan. Semua berlomba berlepas tangan.....

(Baca Juga : Takutlah Kamu Kepada Allah)

Kita tidak boleh bermain-main dengan masalah darah. Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memandang Ka’bah, beliau bersabda :

 مَرْحَبًا بِكِ مِنْ بَيْتٍ مَا أَعْظَمَكِ، وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ، وَلَلْمُؤْمِنُ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ حُرْمَةً مِنْكِ "

“Selamat datang wahai Ka’bah, betapa agungnya engkau dan betapa agung kehormatanmu. Akan tetapi orang mukmin lebih agung di sisi Allah daripadamu” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Syu’abul-Iimaan, no. 4014; shahih].

Saat chaos, bukan hanya orang yang terlibat saja yang dapat terbunuh, melainkan juga orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan aksi. Semua dapat kena imbasnya.

Oleh karena itu, nasihat yang diberikan adalah agar umat tidak turut serta turun ke jalan, menolak semua ajakan revolusi (yang dibahasakan kini dengan istilah 'people power'). Menasihati mereka (umat) agar menjauhi para duat suu' penyeru kesesatan. Begitu juga dengan aparat. Kita nasihatkan agar mereka menahan diri dari tindakan represif dan menolak segala hal yang melanggar prosedur yang ujung-ujungnya mengorbankan kaum muslimin. Bukan malah memanas-manasi dengan balutan dalil yang tak pada tempatnya.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang 'Arsy)

Ibnul-‘Arabiy rahimahullah berkata :

ثبت النهي عن قتل البهيمة بغير حق والوعيد في ذلك فكيف بقتل الآدمي فكيف بالمسلم فكيف بالتقي الصالح

“Telah tetap adanya larangan membunuh binatang tanpa hak dan ancaman terhadap perbuatan tersebut. Maka bagaimana halnya dengan membunuh manusia ? bagaimana halnya dengan membunuh seorang muslim ? dan bagaimana halnya dengan membunuh seorang yang bertaqwa lagi shaalih ?” [Fathul-Baariy, 12/189].

Ahlus-Sunnah sangat berkasih sayang terhadap makhluk dan sangat menghindari pertumpahan darah. Kita tetap tidak senang seandainya ada korban jatuh dari para demonstran. Itu jika kita paham akan makna mahalnya darah kaum muslimin. Bukan malah bersuka ria karena mereka dianggap tak menghiraukan seruan kita.

"Ini kan hanya masalah gaya dan diksi", kata sebagian simpatisan. "Mercedes-Benz mu!!"... Ya, karena gaya dan diksimu yang salah itulah kemudian timbul masalah. Karena gaya dan diksimu yang salah itulah kemudian dakwah jadi terfitnah.

(Baca Juga : 22 Hadits Tentang Adzan)

Copas status ust Doni Abul Jauza'

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber:https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=605874613149523&id=100011809698436

Kaum Muallaf Tanggung Jawab Kita Semua

Kaum Muallaf Tanggung Jawab Kita Semua
Kaum Muallaf Tanggung Jawab Kita Semua

Abu Ubaidah As Sidawi

🌳 Diantara nikmat terbesar bagi seorang hamba yang tak tenilai harganya adalah nikmat Islam yang merupakan kunci kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Bagaimana tidak, dengan nikmat Islam berarti kita sudah selangkah menjauh dari neraka dan mendekat ke surga yang merupakan puncak pesona, sebab hanya agama Islam yang diterima oleh Alloh.

(Baca Juga : Benarkah Allah Memiliki Sifat Lupa?)

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ 

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS.Ali Imran: 85).

 Alhamdulillah, dengan rahmat Allah, kemudian usaha dakwah para pendakwah, banyak saudara-saudara kita yang  dahulunya non Muslim kemudian memeluk agama Islam yang mulia, baik dalam negeri apalagi di luar negeri. Kita patut bersyukur kepada Allah atas nikmat ini.

Namun, cukupkah sampai di situ saja lalu acuh tak acuh membiarkan mereka dan melepaskan tangan mereka begitu saja?! Tidak, kita  harus memperhatikan mereka, merangkul mereka, menggandeng tangan mereka, membina mereka dan berusaha mengawal mereka sampai ke pintu surga dengan dakwah, pendidikan dan bimbingan Islam.

Ingat, Mereka adalah tanggung jawab kita semua. Mereka adalah asset kita. Mereka adalah harta berharga bagi kita. Mereka ladang pahala untuk kita. Akankah kita biarkan barang berharga tersebut lepas begitu saja?!!

(Baca Juga : Benarkah Al-Quran Merendahkan Wanita?)

Lentera Da'wah:
📚 CHANNEL LENTERA DAKWAH
Channel Telegram  @yusufassidawi

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=605975983139386&id=100011809698436

Manfaat dan Etika Mengkritik

Manfaat dan Etika Mengkritik
Manfaat dan Etika Mengkritik
Mengapa Alergi Kritik?
(Manfaat dan Etika dalam Mengkritik)

Abu Ubaidah As Sidawi

💡 Mengkritik suatu kesalahan sah-sah saja, bukan hal yg tercela bahkan dianjurkan, asal kritikan tersebut dibangun di atas bukti yg valid, dengan adab yg baik dan sopan, serta ditulis secara ilmiah berdasarkan dalil2 Al Qur'an dan hadits.

(Baca Juga : 8 Keutamaan Penghafal Al-Quran)

🐚 Dan tidak kalah penting adalah keikhlasan dlm mengkritik yaitu tujuan kritik tersebut adalah agar ketergelinciran  yg dikritik tidak diikuti oleh orang lain, bukan untuk cari populeritas atau menjelekkan saudaranya,  maka kritik semacam ini merupakan ladang pahala dan menegakkan pilar nasehat yg dianjurkan dlm agama. (Lihat Al Faruq Baina Nasihat wa Ta'yir hlm.9-12 oleh Ibnu Rojab)

📚 Dahulu para ulama saling mengkritik antar sesama baik secara diskusi langsung atau secara tulisan karena dg kritik seorang akan belajar dan menjadi jelas segala kerancuan. (Siyar A'lam Nubala Dll/500-501 oleh adz Dzahabi).

🌹Dan untuk yg dikritik, hendaknya berbesar hati menerima obat kritik walau terasa pahit. Yakinlah, itu akan mengangkat derajat anda di sisi Allah.
Dahulu, imam Al Hakim tatkala dikritik oleh Abdul Ghoni maka beliau mengirim surat yg berisi ucapan terima kasih padanya dan doa kebaikan untuknya. (Tadzkirotul Huffadz 3/1048 oleh adz Dzahabi).

Sungguh benar Imam Ibnu Qudamah tatkala mengatakan mengatakan:

"Adalah para salaf, mereka cinta terhadap orang yang mengingatkan kesalahan mereka.
Sedangkan kita sekarang,  orang yang paling kita benci adalah orang yang mengingatkan keesalahan kita". (Mukhtashor Minhaj Qoshidin hlm.  196)

Syaikh Shalih Fauzan al-Fauzan hafidzahullah juga berkata:

الذي يريد الحق يفرح بالنصيحة، ويفرح بالتنبيه على الخطأ

"Orang yang menginginkan kebenaran akan senang tatkala dinasihati dan akan senang juga tatkala diingatkan atas kesalahannya." (Syarah Kitab al-'Ubudiyah 252)

Begitulah etika dan kebijaksanaan ulama salaf.
Semoga kita bisa menirunya.

(Baca Juga : Ternyata Pulsa Siaga Itu Riba)

Lentera Da'wah:
📚 CHANNEL LENTERA DAKWAH
Channel Telegram  @yusufassidawi

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=606228866447431&id=100011809698436

Berbicara dengan Masalah yang Manusia Fahami

Berbicara dengan Masalah yang Manusia Fahami
Berbicara dengan Masalah yang Manusia Fahami
عمائم على بهائم

Syeikh kami semoga Allah menjaganya telah bercerita tentang seorang pelajar di jaman Syeikh muqbil rahimahullah ta’ala.

Seorang penuntut ilmu di markas darul hadist dammaj. Dia semangat belajar dan senang dengan ceramah ceramah syeikh muqbil rahimahullah.

Sewaktu masa liburan musim panas dia pulang ke kampung halamannya dari perantauan menuntut ilmu dengan seyikh muqbil.walaupun dia baru sebentar belajar di dammaj

Setiba di kampungnya, dia di sambut dengan baik oleh tokoh,pengurus masjid dan para sesepuh.

(Baca Juga : Nama-Nama 8 Pintu Surga)

Seorang pemuda di kampung yang menimba ilmu dengan ulama besar. Penuh harapan agar dia menjadi penerus di kampung untuk tetap mewarnai  nilai agama yang luhur.

Maka diberikanlah kepada anak muda tersebut kesempatan sebagai imam dan khatib untuk khotbah jumat.

Si pemudapun senang dengan ini,sehingga dia langsung meng “iya “kan  tawaran takmir masjid.

Dia langsung menyiapkan materi khotbah yg dia dengar langsung dari syeikh muqbil ketika di markas dammaj.
metari ceramah muhadoroh yang terekam dari syeikh muqbil.
dia persiapkan menjadi transkrip tulisan.

Dia tulis semua alur ceramah dan dalil dalilnya lalu dia hafal.

Ceramah yg berjudul” sorban di pakai hewan ternak” versi arab عمائم على بهائم

Ceramah ini di sampaikan oleh syeikh muqbil di markas beliau di hadapan para muridnya.yg berisi tentang membongkar kedok dua tokoh ahlu bidah yg menyimpang dari  tokoh yaman .walau mereka bersurban tapi mereka tidak pantas untuk di jadikan rujukan dan ulama.

Terlebih lagi sebagian tokoh yaman terkontaminasi dengan pemahaman syiah dan sufi.

Syeikh muqbil ingin mengajarkan  kepada murid muridnya aqidah dan manhaj ahlu sunnah yang benar.

Maka pemuda tersebut pun dgn suara yang lantang .mimik yang bergebu gebu menjatuhkan  tokoh ahlul bidah tersebut dalam khotbah jumatnya. menyebutkan nama mereka dan menyebutkan julukan jelek untuk ahlu bidah.karna mereka lebih sesat dari hewan ternak.

Selesai khotbah ..maka para Pengurus masjid pun  terheran dengan apa yg di katakan oleh pemuda tersebut di atas mimbar.

Karna tokoh yg di berikan julukan jelek di atas mimbar tersebut, di mata masyarakat yaman dia adalah tokoh panutan dan pemuka yg di segani.

(Baca Juga : Benarkah di Surga Ada Khamr?)

Menjadi ramailah masalah ini yang akhirnya pemuda tersebut tidak boleh khotbah lagi. Dan orang orang seperti dia dari murid syeikh muqbil tidak ada ruang dakwah di masjid dan kampung tersebut...

Kembalilah si pemuda ke markas dammaj setelah selesai liburannya.
Tersebarlah berita ini..maka para syeikh mustafid mengingkari apa yg di lakukan  pemuda tersebut.karna cara dan waktu yg tidak tepat...

Mungkin si pemuda tersebut tetap saja merasa benar...karna dia menganggap isi ceramah dia benar ..dan sikap kepada ahlu bidah pun jelas ..apa lagi ini adalah khotbahnya syeikh muqbil yg dia transkrip.
Di MANA SALAHNYA..

Syeikh yg bercerita kepada kami seolah ingin mengajarkan kepada kami,bahwa  kebenaran harus di sampaikan dengan cara yang benar, pada waktu yang benar dan tempat yang benar.inilah hikmah

Tapi ketika kebenaran di sampaikan dgn waktu, tempat dan bahasa yang tidak tepat.  maka bisa jadi ini tidak benar.

Syeikh muqbil ceramah dengan tema tersebut. Di Masjid dan markas beliau dan  yang mendengarpun seluruhnya murid beliau. yang sudah paham dan menaruh kepercayaan penuh kepada syeikh muqbil..

Tapi apakah syeikh muqbil pernah membawakan tema ini ketika safari dakwah kepedalaman yaman???...

Atau beliau menyampaikan di tengah orang yang belum paham akidah sampai tahap ini?

Pernahkah?!!!

Benarlah apa yang di katakan oleh Ali bin abi thalib radiyallahu anhu

“BERBICARALAH DENGAN MANUSIA DENGAN MASALAH YANG MEREKA PAHAMI”

Jangan pemuda tersebut mengatakan inilah dakwah Seyikh muqbil..!!!

.DIAM....!!

Jangan kau nisbahkan kedangkalanmu ke pada ulama..
Ulama berbicara di waktu.tempat dan bahasa yang tepat....adapun engkau!!!

...DIAM....jangan kotori dakwah dengan mulutmu....

Betapa banyak  penuntut ilmu yg semodel dengan ini..

Sampai ada sebagian mereka menceritakan syeikh muqbil pernah buat dauroh beberapa hari untuk membantah dan mentahdzir ahlul bidah.
Maka kamipun akan membuat dauroh untuk membantah ahlul bidah...
Sehingga mereka membuat acara tabilg akbar di kota atau masjid umum dengan judul yg membantah ahlu bidah.
Lalu mereka katakan inilah dakwah syeikh muqbil rahimahullah..

(Baca Juga : Benarkah dr. Zakir Naik Sesat?)

Aku cuma katakan:
Jangan kau kotori dakwah dengan kedangkalan sikap dan pemahamanmu...dan jangan kau sandarkan kepada ulama

Syeikh muqbil dauroh di markasnya..adapun engakau di masjid yg bukan milikmu

Syeikh muqbil berbicara di kampungnya dan di hadapan muridnya yg sudah paham. adapun engkau di kampung orang dan yg mendengar bukan penuntut ilmu.

Syeikh muqbil ulama yg keilmuan dan dakwahnya di kenal dan di segani.adapun engkau tidak ada yang kenal kecuali segelintir orang.

Sadarlah...sadar...dan banyak istigfar...

Tulisan Al-Ustadz Luthfi Abdul Jabbar hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/100004780412766/posts/1352343528268315/

Pertimbangan Harta?

Pertimbangan Harta?
Pertimbangan Harta?
Diantara pertimbangan utama dalam menerima lamaran (khithbah) seorang laki-laki bagi wanita atau walinya adalah faktor agama.

ﺇﺫﺍ ﺟﺎﺀﻛﻢ ﻣﻦ ﺗﺮﺿﻮﻥ ﺩﻳﻨﻪ ﻭﺧﻠﻘﻪ ﻓﺰﻭﺟﻮﻩ ﺇﻻ ﺗﻔﻌﻠﻮﻩ ﺗﻜﻦ ﻓﺘﻨﺔ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻭﻓﺴﺎﺩ ﻛﺒﻴﺮ

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridlai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar”

(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Sombong)

Meskipun hadits ini keshahihannya diperbincangkan, namun maknanya shahih. Agama harus menjadi cara pandang yang utama dalam membangun pernikahan. Baiknya agama menjadi pangkal kebaikan segala-galanya. Dengan baiknya agama, seseorang akan paham akan kewajibannya dalam peribadahan, bagaimana berakhlak kepada keluarganya, mendidiknya, dan mencari nafkah yang halal. Faktor baiknya agama adalah mutlak.

Akan tetapi bolehkah seorang wanita atau walinya menetapkan pertimbangan tambahan semisal 'harta' untuk kemaslahatan si wanita ?. Boleh.

Dulu, ketika Faathimah bintu Qais dilamar oleh Abu Jahm dan Mu'aawiyyah radliyallaahu 'anhumaa, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memberikan pertimbangan:

 أَمَّا مُعَاوِيَةُ فَرَجُلٌ تَرِبٌ ، لَا مَالَ لَهُ ، وَأَمَّا أَبُو جَهْمٍ فَرَجُلٌ ضَرَّابٌ لِلنِّسَاءِ ، وَلَكِنْ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ

"Adapun Mu'aawiyyah, ia seorang yang fakir lagi tidak memiliki harta, sedangkan Abu Jahm, ia sering memukuli wanita. Akan tetapi, pilihlah Usaamah bin Zaid"

(Baca Juga : 21 Ayat Al-Quran Tentang Hari Kiamat)

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak merekomendasikan Mu'aawiyyah karena 'faktor harta'. Akan tetapi jangan salah paham. Bukan berarti Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam menolak Mu'aawiyyah semata-mata dirinya fakir, akan tetapi beliau memberikan pertimbangan mana yang lebih utama dengan segala plus-minusnya.

Lebih jelasnya, jika ada dua orang shalih datang melamar - misalnya - , yang satu mempunyai kecukupan nafkah dan yang lain miskin; maka yang dipilih adalah yang paling baik keadaannya (yang memiliki kecukupan nafkah). Boleh, dan ini yang utama. Seandainya pun tetap memilih yang tak punya harta, tak mengapa.

Petunjuk Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam PASTI mendatangkan maslahat.

So, jangan buru-buru mencela jika ada yang menolak lamaran Anda karena masalah nafkah. Realitanya, betapa banyak kita temukan seseorang yang mendhalimi keluarganya karena malas mencari nafkah. Ada pula yang nekat mau ambil istri kedua, sementara kehidupannya pas-pasan dan banyak utang. Sebagian ceritanya menyisakan ending sedih bertema kejahatan finansial.

Bagi wanita dan walinya, faktor harta tidak mesti kaya, akan tetapi sekedar cukup untuk memberikan nafkah yang pokok didapatkannya sesuai dengan 'urf. Lihat akhlaknya apakah ia seorang yang berani bertanggung jawab, mau bekerja dan tak pandang gengsi asalkan halal. Jangan jual mahal juga...

(Baca Juga : Adab-Adab Berdoa)

Tulisan Al-Ustadz Abul Jauzaa' Dony Arif Wibowo hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=559740537843775&id=100014235012911

Rokok dan Knalpot

Rokok dan Knalpot
Rokok dan Knalpot

Meski mengandung TAR, nikotin, dan banyak senyawa karsinogenik, rokok katanya nggak haram karena asap knalpot yang juga mengandung partikel berbahaya nggak ada yang memfatwakan haram.

Bung, qiyas Anda kok ngaco banget ya.

Rokok dibikin manusia hanya dimanfaatkan asapnya untuk dihisap, sedangkan kendaraan adalah moda transportasi untuk membantu kehidupan manusia menghantarkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Asap kendaraan yang keluar dari knalpot adalah zat sisa yang tidak diinginkan. Bahkan kalau bisa, asap itu dihilangkan sama sekali - tapi teknologi sampai saat ini belum memungkinkan. Sama seperti Anda makan nasi agar kuat bikin lelucon di medsos, lalu menghasilkan beberapa benda yang masuk toilet dan gas buang - gak mungkin jadi daging dan timbunan lemak semua.

(Baca Juga : Pembelaan Untuk Syaikhul Islam)

Rokok diharamkan karena memang sengaja untuk dihisap memasukkan zat berbahaya ke dalam tubuh. Analoginya, kalau Anda sengaja dan hobi naruh lubang hidung Anda di lubang knalpot kendaraan saya untuk menghisap asapnya, haram juga jadinya.

Coba Anda tanya ke semua profesor kesehatan dan dokter yang kompeten, asap rokok itu berbahaya atau malah menyehatkan ?.

Allah ta'ala berfirman:

وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan“ [QS. Al Baqarah: 195].

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ

"Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain"

Orang yang terpaksa atau tidak sengaja menghirup asap rokok (perokok pasif), tidak berdosa. Sama seperti kalau kita terpaksa menghisap asap kendaraan. Kita tutupi hidung dan menjauh dari asap rokok dan asap kendaraan. Tapi kalau kita justru dekat-dekat orang merokok dan lubang knalpot dengan niat agar dapat menghirup asapnya, bisa jadi haram.

Fiqh kadang dibuat rumit oleh anekdot-anekdot pengajaran dari orang yang menganggap diri paham banget tentang fiqh.

Salam mumet ☝️🤕

(Baca Juga : 16 Ayat Al-Quran Tentang Syafa'at)

Tulisan Al-Ustadz Abul Jauzaa' Dony Arif Wibowo hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=640168616467633&id=100014235012911

Bangkai Jahiliyyah

Bangkai Jahiliyyah
Bangkai Jahiliyyah

Bangkai Jahiliyyah?
(Memahami Makna Hadits & Fiqihnya)

Abu Ubaidah As Sidawi

Imam Bukhori 7053 dan Muslim 1849 telah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيْرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيْتَةً جَاهِليَّةً

Barangsiapa yang membenci sesuatu pada pemimpinnya maka hendaknya dia bersabar, karena seorang yang keluar dari pemimpin satu jengkal saja maka dia mati sepertinya matinya orang di masa jahiliyyah.

(Baca Juga : 15 Hadits Tentang Larangan Isbal)

Dalam Hadits ini terdapat beberapa faedah:

1. Kewajiban Sabar Atas Kedzaliman Pemimpin
Bersabar atas kezhaliman penguasa termasuk pokok aqidah ahlus sunnah wal jama'ah. (Majmu Fatawa 28/47).
Dalil-dalil dalam masalah ini sangat banyak, bahkan hadits-hadits dalam masalah ini mencapai derajat mutawatir, karena sabar terhadap kedzaliman pemimpin lebih membawa kemaslahatan di dunia dan akherat.
Dan ini merupakan kesepakatan Ahli Sunnah dan aqidah mereka.  (Minhaj Sunnah, Ibnu Taimiyyah 4/529-531)

2. Siapakah Maksud Amir (Pemimpin) dalam hadits?
Ash-Shona'ni berkata: "Maksudnya adalah pemimpin setiap negara (bukan khalifah sedunia), karena sejak pertengahan masa daulah Abbasiyah manusia sudah tidak berkumpul dalam satu pemimpin lagi, tetapi setiap negara memiliki pemimpin masing-masing. Seandainya hadits ini dibawa kepada khalifah umat Islam seluruh dunia, maka sedikit sekali faedahnya". (Subulus Salam 4/72).

Inilah yg sesuai dg kaidah2 syariat dan dalil-dalil.  Barangsiapa yg mengingkari hal ini maka dia jahil dan pembangkang. (As Sailul Jarror 4/512 Asy Syaukani)
Pemahaman yg mengatakan bahwa pemimpin yg ditaati hanyalah pemimpin seluruh dunia saja (khalifah)  adalah pemahaman yg bathil dan sesat,  dan berkonsekwensi kerusakan yg fatal.  (Liqo'atul Babil Maftuh, Ibnu Utsaimin 3/571-572)
Maka pemimpin negara apapun namanya baik itu ulil amri,  amir,  shultan,  raja,  presiden maka masuk dalam hadits ini.  (Lihat Syarh Aqidah Saffariniyyah hlm.  663 oleh Syeikh Utsaimin)

(Baca Juga : Mereka Semua Ulama Kaum Muslimin)

3. Haramnya memberontak pemimpin walau cuma sedikit
Imam Nawawi berkata, "Adapun memberontak dan memerangi penguasa hukumnya adalah haram berdasarkan kesepakatan kaum muslimin sekalipun mereka zhalim dan fasiq". (Syarah Shahih Muslim 12/229).

Ibnu Abi Jamrah berkata menjelaskan makna hadits ini:
"Maksudnya keluar dari pemimpin yaitu berusaha untuk melepaskan ikatan bai'at yang dimiliki oleh sang pemimpin dengan cara apapun. Nabi menggambarkan dengan satu jengkal, karena usaha tersebut bisa menjurus kepada tertumpahnya darah tanpa alasan yang benar". (Fathul Bari Ibnu Hajar 13/7).

Maka,  barangsiapa yang memberontak keluar ketaatan dari penguasa dan kemudian mati dalam usahanya itu, maka ia mati seperti mati jahiliyyah. Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan:

وَالْمُرَاد بِالْمِيتَةِ الْجَاهِلِيَّة وَهِيَ بِكَسْرِ الْمِيم حَالَة الْمَوْت كَمَوْتِ أَهْل الْجَاهِلِيَّة عَلَى ضَلَال وَلَيْسَ لَهُ إِمَام مُطَاع ، لِأَنَّهُمْ كَانُوا لَا يَعْرِفُونَ ذَلِكَ ، وَلَيْسَ الْمُرَاد أَنَّهُ يَمُوت كَافِرًا بَلْ يَمُوت عَاصِيًا ، وَيَحْتَمِل أَنْ يَكُون التَّشْبِيه عَلَى ظَاهِره وَمَعْنَاهُ أَنَّهُ يَمُوت مِثْل مَوْت الْجَاهِلِيّ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ هُوَ جَاهِلِيًّا

“Yang dimaksud dengan mati dalam keadaan jahiliyyah adalah keadaan mati seperti matinya orang-orang jahiliyyah di atas kesesatan dan tidak mempunyai imam yang ditaati. Karena mereka tidak mengetahui hal itu.
Bukanlah yang dimaksudkan dalam hadits itu bahwasannya ia mati dalam keadaan kafir, akan tetapi mati dalam keadaan bermaksiat/durhaka atau kemungkinan juga perumpaan ini sesuai dzohirnya yaitu bermakna mati seperti mati jahiliyyah sekalipun dia bukan orang jahiliyyah” (Fathul-Baariy, 13/7).

Imam Nawawi juga mengatakan:

(مات ميتة جاهلية): هي بكسر الميم أي على صفة موتهم من حيث هم فوضى لا إمام لهم

"Mati Jahiliyyah: dengan mengkasrah mim yakni mati seperti sifat matinya jahiliyyah dimana mereka kacau tanpa pemimpin. (Syarh Shohih Muslim)

Al Khothobi berkata dalam kitabnya Al 'Uzlah hlm. 57-58:
"Dalam memberontak pemimpin berarti berpisah dg persatuan & hilang keamanan.  Inilah yg dimaksud oleh Nabi dalam hadits "Barangsiapa yg memberontak pemimpin maka dia mati jahiliyyah,  karena orang-orang Jahiliyyah tidak memiliki pemimpin yg menyatukan mereka, tetapi mereka berpecah-pecah dan berkelompok- kelompok dg paham dan agama yg berbeda-beda dan saling membantai lainnya". (Lihat pula Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah 28/487 dan Subulus Salam karya Ash-Shon'ani 4/72).

Dengan keterangan para ulama ini,  jelaslah bagi kita bahwa mengartikan "mati jahiliyyah" dg "bangkai jahiliyyah" adalah kesalahan,  karena beda antara ميتة dg mengkasroh mim dan menfathah mim. Kalau dg fathah mim artinya bangkai,  tapi klu dg kasroh mim adalah sifat/keadaan mati.
Ini salah satu contoh pentingnya kita memahami hadits dg penjelasan ulama dan pentingnya belajar bahasa arab.

Ini pelajaran penting bagi kita juga semua agar lebih hati-hati dalam mengeluarkan statemen, apalagi masalah-masalah besar dan berat seperti masalah darah & nyawa.
Kita berlepas diri dari statemen prematur seperti itu yg justru mencoreng keindahan dakwah.

Ingat, Ahlu Sunnah wal Jamaah taat kepada pemimpin & tidak memberontak mereka.  Namun mereka juga bukan penjilat dan tidak mendukung kedzaliman pemimpin.  Mereka tetap bersikap wasathiyyah (pertengahan)  antara berlebihan dan merendahkan.
Semoga Allah menetapkan kita di atas manhaj salaf sampai hembusan nafas akhir kita.

(Baca Juga : Menyikapi Kesalahan Da'i Ahlussunnah)

Tulisan Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafidzhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=604853739918277&id=100011809698436