Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts
Showing posts with label Tulisan Para Ustadz. Show all posts

Kitab Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah

Kitab Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah
Kitab Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah
#๐Š๐ˆ๐’๐€๐‡_๐Œ๐€๐‰๐Œ๐”'_๐…๐€๐“๐€๐–๐€
#๐Š๐„๐’๐€๐๐€๐‘๐€๐_๐”๐‹๐€๐Œ๐€
#๐Œ๐„๐Œ๐๐”๐‘๐”_๐Œ๐€๐๐”๐’๐Š๐‘๐ˆ๐

Kisah tentang pengumpulan makhthuthat (manuskrip asli) tulisan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang akhirnya disusun menjadi kitab yang sangat bermanfaat dan ensiklopedi ilmu-ilmu syar'i yaitu kitab "Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyyah". tugas berat ini dilakukan oleh As Syaikh Al 'Allamah Abdurrahman bin Qasim dan dibantu putranya bernama Syaikh Muhammad bin Abdurrahman bin Qasim rahimahumallah.

Diceritakan oleh Syaikh DR. Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman bin Qasim hafidzahullah tentang perjalanan Ayah dan Kakeknya ke berbagai negara memburu manuskrip Syaikhul Islam bahkan sampai ke Prancis, beliau berkata :

▶Perjalanan ke Bairut - Libanon.

Pada tahun 1372 H Ayahanda menemani Kakek safar ke Bairut - Libanon untuk berobat, ketika selesai pemeriksaan dokter dan operasi pun dilakukan meskipun belum berhasil, maka kami pergi ke Perpustakaan Umum Bairut dengan membawa daftar isi manuskrip fatawa yang telah dikumpulkan sebelumnya (waktu di Saudi).

Maka kami periksa isi perpustakaan tersebut tapi tidak kami dapati manuskrip Ibnu Taimiyyah. ternyata memang dulunya di perpustakaan ini ada manuskrip Ibnu Taimiyyah tetapi sudah dipindah ke salah satu negara, Kemudian kami berpindah ke perpustakaan Amerika University di Bairut tetapi hasilnya sama tidak mendapati manuskrip Ibnu Taimiyah.

(Baca Juga : Ikuti Sains Atau Al-Quran?)

▶Perjalanan ke Damaskus - Suriah.

Kemudia aku (Muhammad) diminta ayahanda (Syaikh Abdurrahman) untuk pergi ke Damaskus - Suriah sendirian, karena ayahku dalam kondisi masih sakit di Bairut sambil terus berobat. ketika aku sampai di perpustakaan Dzahiriyah Damaskus, aku langsung mencari manuskrip Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan aku dapati masih banyak dan sangat bagus, maka aku sangat bergembira karena mendapati kunuz ilmiyyah (ilmu yang tersimpan) dan ini yang memberi semangat aku untuk terus mencarinya. aku memeriksa 900 jilid kitab dari 12.000 manuskrip dan mendapatkan 850 lembar tulisan tangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang berjumlah 353 permasalahan.

Kemudian aku berpindah ke kota Halab (Aleppo) dan Hamah menuju perpustakaan Halab dan aku dapati banyak manuskrip Ibnu Taimiyyah, adapun di kota Hama aku tidak mendapati manuskrip.

▶Perjalanan menuju Bagdad - Iraq.

Setelah aku menetap di Suriah hampir enam bulan dan mendapati banyak manuskrip di negeri Syaikhul Islam, maka aku berpindah lagi melanjutkan safar ke Iraq untuk memburu manuskrip-manuskrip yang tersimpan disana, sesampainya di Baghdad aku menuju ke perpustakaan Al Auqaf Bagdad dan aku dapati disana 'Risalah Tadmuriyah' lengkap dan sempurna dengan tulisan tangan Syaikh Nu'man Al Alusi. dan ternyata di perpustakaan Al alusi ada banyak kitab dan risalah Ibnu Taimiyyah, diantaranya adalah mukhtashar Al fatawa Al Misriyah sejumlah 401 lembar dan aku tidak dapati manuskrip ini diberbagai negara. kemudian aku mencari lagi di perpustakaan Mathaf Al Iraqi berhari-hari.

Setelah tinggal di kota Bagdad sekitar dua bulan, maka aku berazam untuk safar lagi ke kota Bashrah kemudian ke Negeri Kuwait dan ke Turki tetapi karena kesehatan ayahku semakin memburuk, maka aku bersegera kembali ke Bairut Libanon dan melanjutkan perjalanan pulang kembali ke Saudi.

▶Perkalanan ke Cairo - Mesir sampai Paris - Prancis.

Aku dan Ayahanda kembali melakukan safar ke Paris - Prancis melalui jalur Cairo dan kami transit beberapa hari di Cairo, Ketika kami sampai di Cairo kami berkunjung ke Perpustakaan terbesar dan terlengkap yaitu Darul kutub Misriyah, maka kami cek dan teliti kumpulan-kumpulan manuskrip yang ada, akhirnya kami dapati manuskrip yang belum kami miliki sebelumnya.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Paris untuk operasi dan Alhamdulillah berhasil. setelah kondisi ayahanda membaik, kami berkunjung ke Perpustakaan Nasional Paris kemudian kami mulai cek dan periksa daftar isi buku-buku dalam bahasa Arab dan daftar manuskrip-manuskrip yang ada di Paris, London, Berlin, dan yang lain. maka aku dapati dalam perjalanan Paris ini manuskrip-manuskrip yang tidak aku dapati di negeri-negeri Arab.

Setelah itu kami kembali dari Paris sampai di Cairo lagi kemudian pulang ke Saudi.

(Baca Juga : Menyikapi Kesalahan Da'i Ahlussunnah)

▶Proses penulisan ulang Majmu' Fatawa.

Setelah proses penulisan ulang dan mengoreksi semua manuskrip yang terkumpul dengan dibantu oleh para masyayikh dan murid-murid Syaikh Abdurrahman bin Qasim diantaranya adalah Syaikh Hamd Al Jasir, Syaikh Hammad Al Anshari, Syaikh Abdullah bin Jibrin dll. karena memang tulisan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dikenal sangat susah dibaca, bahkan oleh sebagian murid Ibnu Taimiyyah sendiri. maka dengan pertolongan Allah dan usaha yang maksimal dilakukan oleh Syaikh Abdurrahman, Syaikh Muhammad bin Abdurrahman dan yang membantunya maka tuntaslah penulisan ulang manuskrip-manuskrip tersebut, kecuali satu manuskrip yang beluam bisa terpecahkan oleh Syaikh dan yang lainnya, yaitu Qaidah Al Istihsan. (Yang Akhirnya dapat dipecahkan dan ditulis ulang oleh Syaikh Muhammad bin Abdurrahamn bin Qasim setelah tercetaknya Majmu' Fatawa, kemudian dicantumkan dalam kitab Al Mustadrak ala Majmu' Fatawa).

Pada tahun 1380 H yang mulia Raja Su'ud memerintahkan untuk mencetak fatwa-fatwa ini dan beliau siap mengganti seluruh yang dibutuhkan dalam proses percetakan ini.

maka aku kembali pergi safar ke Bagdad untuk membeli beberapa manuskrip dan menyalinnya, dan pergi ke Damaskus lagi untuk mengadakan kesepakatan dengan para penulis khusus manuskrip agar mengcopy seluruh manuskrip yang ada di perpustakaan Dzahiriyah Damaskus dan menulis ulang apa yang belum terkumpul pada perjalanan sebelumnya.

๐Ÿ“šNaik Cetak pertama kali.

Akhirnya kitab Majmu' Fatawa ini dicetak pertama kali pada masa Raja Su'ud rahimahullah yaitu pada tahun 1381 H, di percetakan Riyadh sebanyak 30 jilid.
kemudian pada tahun 1386 H dicetak lagi 7 jilid yang tersisa, di percetakan milik pemerintah Saudi atas perintah Raja Khalid rahimahullah.

dan pada tahun 1404 H dicetak ulang keseluruhan 37 jilid atas perintah Raja Fahad rahimahullah, dibawah pengawasan Su'un Al Harmain yaitu dicetak di Mujamma' Malik Fahad untuk percetakan Mushaf Syarif di kota Madinah.

▶Total Majmu' Fatawa.

Jumlah kitab Majmu Fatawa 37 jilid dan jumlah lembarannya 18835. Syaikh Abdurrahman bin Qasim menghabiskan waktu 40 tahun didalam mengumpulkan manuskrip, menyusun dan sampai mencetaknya, awal mulai mengumulkan manuskrip Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pada tahun 1340 H sampai 1380 H.

Terlebih dalam menulis ulang dari tulisan tangan Ibnu Taimiyyah sangat membutuhkan waktu lama karena tulisan beliau dikenal sangat cepat dalam menulis tetapi susah untuk dibaca bahkan sebagian tanpa titik.
Diceritakan bahwa tulisan Ibnu Taimiyyah juga susah dibaca oleh sebagian muridnya.

Dan sampai hari ini Majmu' Fatawa dicetak resmi di Mujamma' Malik Fahad di Kota Madinah.

(Baca Juga : 17 Ayat Al-Quran Tentang Keutamaan Sahabat Nabi)

๐Ÿ€๐ŸŒผ___________
As Syaikh Al 'Allamah Abdurahman bin Muhammad bin Qasim, dilahirkan pada tahun 1312 H, di daerah Al Bira yang terletak sekitar 120 km Utara Riyadh. dan beliau meninggal di Kota Riyadh pada 8/8/1392 H setelah bersabar atas penyakitnya dan safar ke berbagai negara untuk berobat, bahkan sempat tinggal tujuh bulan di Prancis untuk berobat.
ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุฑุญู…ุฉ ูˆุงุณุนุฉ ูˆุฃุณูƒู†ู‡ ุงู„ูุฑุฏูˆุณ ุงู„ุฃุนู„ู‰

Sebelum meninggal dunia beliau pernah bermimpi ada muadzin yang mengumandangkan adzan, kemudian beliau masuk masjid untuk shalat dan ternyata di masjid tersebut ada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Imam Ahmad bin Hanbal dan para ulama berdiri di shaf, mereka semua mendorong maju Syaikh Abdurrahman bin Qasim untuk mengimami shalat.

setelah 40 hari dari mimpi tersebut maka beliau meninggal dunia.

cerita ini dikisahkan oleh Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh hafidzahullah ketika datang berta'ziyah atas meninggalnya Syaikh Muhammad bin Syaikh Abdurrahman bin Qasim rahimahullah.

kemudian Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh berkata :
Mimpi Syaikh Abdurrahman bin Qasim tersebut karena beliau telah menkhidmah/mengumpulkan ilmu dan karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (Majmu' Fatawa) dan Fiqih Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya (Hasyiyah Ar Raudh Al Murbi') dan yang lain.

๐Ÿ“diringkas dari kitab :
(ุงู„ุดูŠุฎ ุนุจุฏ ุงู„ุฑุญู…ู† ุจู† ู‚ุงุณู… ุญูŠุงุชู‡ ูˆุณูŠุฑุชู‡ ูˆู…ุคู„ูุงุชู‡)
Karya cucu beliau Syaikh DR. Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahamn bin Qasim hafidzahullah.

WaAllahu A'lam.
Semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran penting betapa berat dan sabarnya para ulama dalam mencari ilmu dan menyebarkan ilmu,. dan Akhirnya kita bisa mengambil faidah dari karya mereka dan karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah terlebih kitab Majmu' Fatawa.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=675260843043581&id=100016790144202

Jualan Buku Ahlul Bid'ah dan Buku Syubhat

Jualan Buku Ahlul Bid'ah dan Buku Syubhat
Jualan Buku Ahlul Bid'ah dan Buku Syubhat

Alhamdulillah makin ramai toko-toko buku baik yang 'paten' atau online, dan semakin mudah juga berjualan buku di medsos, tapi mestinya dengan kemudahan ini juga harus memperhatikan rambu-rambu karena insyaAllah para penjual buku-buku agama selain mencari keuntungan mereka juga berharap mendapatkan pahala dengan ikut serta menyebarkan ilmu kepada kaum muslimin terutama kepada para penuntut ilmu syar'i. 

tapi kadang saking semangatnya menjual buku atau banyaknya orderan buku dengan "keuntungan" yang besar sehingga lupa atau sengaja meng-iyakan pesanan buku-buku ahlil bida' bahkan sengaja menjual buku-buku yang membawa syubhat dan tidak dikenal aqidah dan manhaj penulisnya.
sungguh benar apa yang disabdakan Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa manusia berlomba lomba dalam mencari dunia tanpa memperhatikan baik tidaknya, halal tidaknya, sebagaimana sabda beliau :

ู„َูŠَุฃْุชِูŠَู†َّ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุณِ ุฒَู…َุงู†ٌ ู„َุง ูŠُุจَุงู„ِูŠ ุงู„ْู…َุฑْุกُ ุจِู…َุง ุฃَุฎَุฐَ ุงู„ْู…َุงู„َ ุฃَู…ِู†ْ ุญَู„َุงู„ٍ ุฃَู…ْ ู…ِู†ْ ุญَุฑَุงู…ٍ

“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram”. (HR. Bukhari no. 2083).

Berkata Syaikh DR. Shaleh Al Fauzan hafidzahullah :

"Tidak boleh menyebarkan dan menjual buku-buku ahli bidah, dan wajib memusnahkan serta melarangnya di negri kaum muslimin karena buku-buku tersebut adalah sarana dalam menyesatkan umat. agar orang-orang jahil tidak terkena fitnah sehingga menyangka itu adalah sebuah kebenaran, Maka tidak boleh dibaca (bagi pemula dalam belajar dan awam) dan tidak boleh dijual". (-ringkasan- fatwa Syaikh).


(Baca Juga : Meluruskan Pemahaman)

#Ilmu_Syar'i
#Amanah_ilahi

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Tentang Kitab Ad-Durar As-Saniyyah

Tentang Kitab Ad-Durar As-Saniyyah
Tentang Kitab Ad-Durar As-Saniyyah

#๐“๐”๐‰๐”๐‡_๐๐„๐‘๐Š๐€๐‘๐€_๐๐„๐๐“๐ˆ๐๐†
#๐’๐„๐๐„๐‹๐”๐Œ_&_๐’๐„๐’๐”๐ƒ๐€๐‡_๐๐„๐‘๐€๐Œ๐€๐‹

๐Ÿ”ทBerkata Syaikhul Islam Al Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah :

ุฅِุฐَุง ุฃَู…َุฑَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุงู„ุนَุจْุฏَ ุจِุฃَู…ْุฑٍ؛ ูˆَุฌَุจَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูِูŠู‡ِ ุณَุจْุนُ ู…َุฑَุงุชِุจَ:

ุงู„ุฃُูˆู„َู‰: ุงู„ุนِู„ْู…ُ ุจِู‡ِ.
ุงู„ุซَّุงู†ِูŠَุฉُ: ู…َุญَุจَّุชُู‡ُ.
ุงู„ุซَّุงู„ِุซَุฉُ: ุงู„ุนَุฒْู…ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ูِุนْู„ِ.
ุงู„ุฑَّุงุจِุนَุฉُ: ุงู„ุนَู…َู„ُ.
ุงู„ุฎَุงู…ِุณَุฉُ: ูƒَูˆْู†ُู‡ُ ูŠَู‚َุนُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู…َุดْุฑُูˆุนِ ุฎَุงู„ِุตًุง ุตَูˆَุงุจًุง.
ุงู„ุณَّุงุฏِุณَุฉُ: ุงู„ุชَّุญْุฐِูŠุฑُ ู…ِู†ْ ูِุนْู„ِ ู…َุง ูŠُุญْุจِุทُู‡ُ.
ุงู„ุณَّุงุจِุนَุฉُ: ุงู„ุซَّุจَุงุชُ ุนَู„َูŠْู‡ِ.

(Baca Juga : Jika Kita Bersama Allah)

"Jika Allah memerintahkan seorang hamba dengan suatu perintah, maka wajib baginya memperhatikan tujuh perkara :

1. Mempelajarinya
2. Mencintainya
3. Berazam untuk mengerjakannya
4. Mengamalkannya
5. Mengamalkan dibarengi dengan keihlasan dan kebenaran (ittiba')
6. Berhati-hati dari perkara yang membatalkannya
7. Teguh dan istiqamah diatasnya".

๐Ÿ“šAd Durar As Saniyyah fil Ajwibati An Najdiyah 2/74-75 cet. ketujuh.

๐Ÿ€๐ŸŒฑ_________
As Syaikh Al 'Allamah Abdurrahman bin Qasim An Najdi rahimahullah sangat berjasa telah mengumpulkan dan mengoreksi manuskrip para ulama Dakwah Salafiyyah di Najd (Saudi) selama 12 tahun, sampai terkumpul dan siap dicetak. yang beliau beri nama :

ุงู„ุฏُّุฑَุฑُ ุงู„ุณَّู†ِูŠَّุฉُ ูِูŠ ุงู„ุฃَุฌْูˆِุจَุฉِ ุงู„ู†َّุฌْุฏِูŠَّุฉِ

Pertama kali kitab Ad Durar As Saniyyah ini dicetak dipercetakan Ummul Qura (Makkah) 3 jilid pada tahun 1352 H. kemudian dicetak kedua kalinya sebanyak 12 jilid pada tahun 1385 - 1388 H atas biaya Raja Faishal rahimahullah. kemudian dicetak ketiga kalinya sebanyak 16 jilid antara tahun 1402 - 1417 H.

▶Sebagian Ahlul fitan wal bida' menganggap bahwa kitab Ad Durar As Saniyyah yang berfaidah ini sebab munculnya faham takfiri, radikalisme dan isis, padahal itu semua dusta dan tidak benar.
karena yang salah bukan kitabnya tapi yang salah adalah yang membaca tapi tidak faham dan tanpa bimbingan ulama.

(Baca Juga : Lelaki dari Damaskus)

Sebagaimana kaum khawarij dan ahlul fitan mereka juga berhujjah dengan ayat-ayat Al Quran dalam mengkafirkan pemerintah dan kaum muslimin, bahkan dalam aksi radikal dan teror mereka juga membawa ayat Al Quran, maka apakah dengan itu seseorang berani menyatakan bahwa ayat tersebut salah???! tentu tidak, tapi karena pemahaman mereka yang rusak dan ilmu mereka yang dangkal tanpa bimbingan ulama.

ูˆูู‚ู†ูŠ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฅูŠุงูƒู… ููŠ ุทู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ูˆุงู„ุนู…ู„ ุจู‡ ูˆุงู„ุงุณุชู‚ุงู…ุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุชูˆุญูŠุฏ ูˆุงู„ุณู†ุฉ،.

WaAllahu A'lam,.

Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=675869189649413&id=100016790144202

Seputar Hasad

Seputar Hasad
Seputar Hasad

✒ุงู„ุญุณุฏ
✒Hasad

   Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… melarang hasad sebagaimana dalam haditsnya :

ู„َุง ุชَุญَุงุณَุฏُูˆْุง
"Janganlah kalian saling hasad... ", Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbaliy jelaskan berbagai macam bentuk hasad dan seluruhnya tercela kecuali satu macam, di antara jenis-jenis hasad adalah :

1⃣ Orang yang berusaha menghilangkan nikmat pada orang yang ia dengki dengan cara melakukan kezhaliman kepadanya dengan perkataan maupun perbuatan.

2⃣Orang yang berusaha memindahkan nikmat Allah dari orang yang ia dengki kepada dirinya.

(Baca Juga : Penuntut Ilmu Adalah Tamu Rasulullah)

3⃣ Orang yang berusaha menghilangkan nikmat Allah dari orang yang ia dengki walaupun nikmat tersebut tidak berpindah kepada dirinya.

4⃣ Orang yang hasad dalam hatinya namun tidak melakukan apa-apa

5⃣ Orang yang ingin mendapatkan keutamaan sebagaimana orang yang ia dengki kepadanya, jika keutamaan tersebut hanya keutamaan dunia, jika keutamaan tersebut adalah keutamaan agama maka termasuk jenis keenam

6⃣ Orang yang ingin mendapatkan keutamaan agama sebagaimana orang yang ia hasad kepadanya, maka ini satu-satunya hasad yang terpuji yang diizinkan oleh Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… (Jami'ul-Ulum wal-Hikam : hal 442-443).

   Syaikh Al-Utsaimin jelaskan bahwasanya hasad biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki kesamaan, beliau berkata :

ูˆุฃูƒุซุฑ ู…ุง ูŠูƒูˆู† ุงู„ุญุณุฏ ุจูŠู† ุงู„ู…ุชูู‚ูŠู† ููŠ ู…ู‡ู†ุฉ ูƒุงู„ุญุณุฏ ุจูŠู† ุงู„ุนู„ู…ุงุก، ูˆุงู„ุญุณุฏ ุจูŠู† ุงู„ุชุฌุงุฑ، ูˆุงู„ุญุณุฏ ุจูŠู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุตู†ุงุฆุน، ู‡ุฐุง ุงู„ุบุงู„ุจ، ูˆุฅู„ุง ูู…ู† ุงู„ู…ุนู„ูˆู… ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุฃุชูŠ ู†ุฌุงุฑ ู…ุซู„ุง ูŠุญุณุฏ ุนุงู„ู…ًุง

"Hasad kebanyakan terjadi antara dua orang yang memiliki pekerjaan yang sama, seperti hasad antara ulama, hasad antara para pedagang, hasad antara para ahli ketrampilan, ini yang biasa terjadi maka memang sudah lumrah tidak akan ada tukang kayu yang hasad kepada seorang alim". (Syarh Arba'in An-Nawawi : hal 535)

(Baca Juga : Problem Da'i)

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1055848204625034&id=100005995935102

Yang Berhak Bicara Jarh Wa Ta'dil

Yang Berhak Bicara Jarh Wa Ta'dil
Yang Berhak Bicara Jarh Wa Ta'dil

๐Ÿ“„ู„ุง ูŠุชูƒู„ู… ุฅู„ุง ุซู‚ุงุช
๐Ÿ“„Tidak boleh bicara kecuali orang-orang yang tsiqah

   Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliy dalam takmilah Ilal Shaghir nya Imam At-Tirmidziy di bab :
ุฐูƒุฑ ุงู„ุฃุณุงู†ูŠุฏ ุงู„ุชูŠ ู„ุง ูŠุซุจุช ู…ู†ู‡ุง ุดูŠุก...
Sanad-sanad yang tidak ada hadits tsabit dengan sanad tsb...

   Imam Ibnul Madiniy berkata : Mu'alla Ar-Raziy berkata dari Yahya bin Abi Zaidah, ia berkata : Aku mendengar Yazid Ad-Dalaniy berkata : Abu Sufyan tidak mendengar dari Jabir kecuali hanya 4 hadits saja".

   Imam At-Tirmidziy pun meriwayatkan dari Imam Al-Bukhariy bahwasanya Yazid Abu Khalid Ad-Dalaniy berkata demikian.... Lalu Imam Al-Bukhariy berkata yang bahasa bebasnya : "Memang dia tau darimana? Apakah ia siap 'head to head' dengan Abu Sufyan hingga (bisa diketahui) bahwa ia berhak berkata demikian" yakni Imam Al-Bukhariy mengisyaratkan bahwasanya Abu Khalid sendiri tidak tsiqah, bagaimana mungkin boleh bicara tentang orang lain. (Syrah Ilal At-Tirmidziy karya Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbaliy).

   Disini terdapat pelajaran berharga bahwa seorang yang dha'if atau majhul atau tidak tsiqah maka ia tidak berhak berbicara tentang ketsiqahan atau dhabth atau kapasitas orang lain, bagaimana mungkin ia berhak menilai orang lain sedangkan kapasitas dirinya sendiri pas-pasan.

(Baca Juga : Sampaikan Salamku Kepada Ahlussunnah)

   Dan para ulama dalam dhawabith jarh wa ta'dil telah menyebutkan bahwa di antara syarat orang yang boleh berbicara tentang jarh atau ta'dil adalah seorang yang tsiqah, yang ketsiqahan nya sendiri bisa dibuktikan dengan 2 cara :
1. Masyhur ketsiqahannya di kalangan para ulama tsiqah
2. Ditsiqahkan setidaknya oleh 2 orang tsiqah.

   Jarh dan ta'dil serta tahdzir pada prinsipnya memiliki kesamaan yakni sama-sama merupakan berbicara tentang kehormatan seorang muslim yang itu merupakan rukhshah pengecualian dari hukum asal ghibah yang haram, yang namanya hukum rukhshah baru jadi boleh jika terpenuhi syarat-syaratnya dan memang tergolong ghibah yang boleh, jika tidak maka kembali kepada hukum asal ghibah yang merupakan dosa besar.

   Di zaman Salafusshalih terdahulu saja ada orang yang bukan kapasitasnya berbicara tentang rawi-rawi hadits padahal tidak berhak, Yazid Ad-Dalaniy itu 3 thabaqah di atas Ibnul Madiniy kurleb itu thabaqah nya Imam Az-Zuhriy syaikh Imam Malik alias tabi'in shaghir, kiranya adakah orang yang berbicara tentang kehormatan seseorang padahal bukan kapasitasnya? Buanyak beut!!

   Zaman ini adakalanya majhul hal bahkan 'ain bisa tahdzir Doktor lulusan Madinah, adakalanya tahdzir gara-gara masalah khilafiyyah ijtihadiyyah, bahkan ada orang awam tahdzir Ustadz yang belasan tahun belajar dengan ulama, bahkan ada yang tahdzir ustadz lain padahal ustadz tsb sesuai ijma' ulama, berapa banyak tahdzir tanpa bukti... Imam Ibnu Hibban ketika mau meneliti tentang hukum riwayat Imam Ibnu Lahi'ah, langsung datang ke negeri asalnya di Mesir, ditelusuri periwatannya kepada Ibnu Lahi'ah kenapa perkataan ulama jarh wa ta'dil bisa simpang siur, ada yang katakan muttaham, ada yang katakan tsiqah, ada yang katakan dha'if mutlaq, ada yang katakan mukhtalith, ada yang katakan ikhtilath terkait jabatan qadhi, ada yang katakan terkait perpus nya yang terbakar dll.

(Baca Juga : Perisai dari Fitnah Dajjal)

Imam Ibnu Hibban telusuri semua jalur periwatannya dicek salahnya dimana, sejak kapan Ibnu Lahi'ah sering salah dll baru dapat kesimpulan riwayat Ashab Kibar nya mustaqim, yang bermasalah adalah riwayat belakangan sejak jabatan qadhi diperparah dengan terbakar perpus nya sehingga beliau tidak memiliki kitab pegangan ashl nya dan hanya berpegang dengan hafalan, belum lagi ada yang suka talqin... Sebelum bicara tentang kehormatan seorang muslim yo mbok dicek seperti ini, minimal perkataan bersanad sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ibnul Madiniy dan Al-Bukhariy kalo mau ikut Salafusshalih.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1108468656029655&id=100005995935102

Pembahasan Ulumul Hadits

Pembahasan Ulumul Hadits
Pembahasan Ulumul Hadits

๐Ÿ“‘ุนู„ูˆู… ุงู„ุญุฏูŠุซ
๐Ÿ“‘Ulumul-Hadits

   Menurut penuturan Imam Abu Syamah yang kemudian dinukil Imam As-Suyuthiy dalam Tadribur-Rawi, Ilmu Hadits terdiri dari 3 bagian :

➡️ Ilmu dirayah fiqh hadits dan gharib nya, membahas tentang makna hadits tsb serta cakupannya dalam fiqh. Bagian ini bersinggungan dengan domainnya para Fuqaha hanya saja para ulama Hadits lebih unggul dari segi ketepatan lafaz Nabawiy, menurut pejabaran Imam Ibnu Hibban yang beliau bahkan sampai meninggalkan riwayat hadits para Fuqaha yang mereka tidak perhatian dengan sanad dan ketepatan lafazh matan hadits.

(Baca Juga : 10 Hadits Tentang Keutamaan Surat Yasin)

➡️Ilmu dirayah 'Ilal hadits, tentang shahih dan dha'if nya, apa saja cacat dari suatu hadits baik dari sisi matan maupun sanadnya serta bahasan rawi-rawi hadits, bisa dibilang ini bahasan murni para ulama Hadits. Bahkan bahasan tentang rawi-rawi dan Ilal Hadits amat sedikit yang berbicara dalam bidang ini, ulama yang itu-itu saja. Sungguh berbeda dengan sekarang dimana yang Al-Fatihah blepetan bisa menjarh Ustadz bahkan Syaikh.

➡️Ilmu riwayat hadits, tentang bagaimana para ulama Hadits meriwayatkan hadits satu sama lain bahkan merambah ke riwayat kitab2 hadits dan ilmu selain hadits, metode periwayatan yang digunakan sekaligus praktiknya dengan meriwayatkan hadits atau ilmu apapun dari thabaqah Syaikh sebelumnya.

   Semakin sempurna menguasai seluruh bagian ilmu tersebut maka lebih baik daripada yang luput darinya satu bagian ilmu-ilmu tersebut, para imam seperti Imam Malik, Imam Asy-Syafi'iy, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Al-Bukhariy, Imam Abu Dawud, Imam Muhammad bin Nashr Al-Marwaziy, Imam Ath-Thabariy, Imam Ibnu Khuzaimah dan lainnya adalah di antara deretan para ulama yang mengumpulkan seluruh bagian ilmu tersebut bahkan ilmu-ilmu di luar itu.

   Tsabat adalah kitab berisi catatan riwayat seorang alim, kitab apa saja yang ia riwayatkan, dengan metode apa ia meriwayatkan kitab tsb, berapa syaikh yang ia riwayatkan kitab tsb darinya. Tsabat yang lebih 'keren' bahkan berisi kisah singkat setiap rawi yang disebutkan dalam jalur sanad-sanad, seperti Fihris nya Allamah Abdul Hayy Al-Kattaniy kiranya tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa itu bak Tarikh Al-Bukhariy namun untuk thabaqah ulama mutaakhirin. Konon riwayat-riwayat Syaikhunaa wa Mujiizunaa Syaikh Musa'ad Basyir Ali As-Sudaniy bisa ditelusuri dari sini, berhubung Syaikh Musa'ad pernah diijazahi oleh Syaikh Abdul Hayy ketika Syaikh Musa'ad masih kecil, beliau dibawa ke majlis oleh wali nya, Syaikh Al-Fakkiy Umar, tapi ternyata menelusuri Fihris Al-Kattaniy tidak semudah itu Fergusso ๐Ÿ˜…

(Baca Juga : Zhalim Dalam Berdoa)

   Di antara tsabat yang bagus juga adalah Tsabat Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshariy yang aslinya dikumpulkan oleh muridnya Al-Hafizh As-Sakhawiyy, berisi sanad 119 kitab beserta jalur periwatannya, kiranya ini tsabat yang kecil oleh karena itu ana tanyakan kepada Ust Rikrik, tsabat ini kecil dibandingkan ulama lainnya namun kenapa ulama mutaakhirin sering menjadikan Zakariyya Al-Anshariy sebagai 'madar' riwayat mereka? Beliau jawab : Walaupun kecil tsabat ini berisi beberapa kitab yang bahkan tidak ada di tsabat gurunya, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalaniy, ditambah lagi sebagian besarnya adalah Sama' atau Qiraat, bukan sekedar ijazah sehingga mutaakhirin pun menyukai riwayat beliau.

   Total baru punya dua tsabat, ini dan tsabat Syaikh Muhammad Al-Amin Al-Atsyubiyy Asy-Syafi'iy, paling tidak kumpulkan sedikit-sedikit yang kita punya riwayatnya.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1113783802164807&id=100005995935102

Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi

Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi
Rawdhatut Thalibin Karya Imam An-Nawawi

๐Ÿ“‘ุฑูˆุถุฉ ุงู„ุทุงู„ุจูŠู† ู„ู„ุฅู…ุงู… ุงู„ู†ูˆูˆูŠ
๐Ÿ“‘Rawdhatut-Thalibin karya Imam An-Nawawiy

   Imam An-Nawawiy jelaskan bahwa kitab beliau ini asalnya adalah dari Syarhul-Wajiz nya Imam Abul-Qasim Ar-Rafi'iy dan manusia di zamannya banyak istifadah dari kitab tsb hanya saja kitab tsb terlalu besar dan kebanyakan manusia tidak mampu untuk menelaahnya...

   Maka Imam An-Nawawiy MENDAPAT ILHAM dari Allah untuk meringkas kitab tsb dan metode Imam An-Nawawiy sebagaimana beliau kemukakan di Muqaddimahnya :

1. Beliau ringkas agar jilid nya lebih sedikit

2. Kitab ini pertengahan antara ringkas dan penjabaran panjang lebar

3. Beliau hapus kebanyakan dalilnya dan hanya isyarat kepada dalil yang agak tersembunyi

4. Mencakup seluruh Fiqh yang ada di kitab Ar-Rafi'iy

5. Hanya mengambil hukum-hukum Fiqh saja dan bukan hukum-hukum dalam Bahasa Arab dsb

6. Tambahan tafrii' hukum Fiqh yang berhubungan

7. Sanggahan yang jumlahnya sedikit kepada Imam Ar-Rafi'iy

8. Mengikuti tartib kitabnya Imam Ar-Rafi'iy kecuali sebagian kecil yang tidak mengikuti.

ุฑุญู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ุฑุญู…ุฉ ูˆุงุณุนุฉ

(Baca Juga : Apakah Ada Sholat Sunnah Setelah 'Ashar?)

  Kitab sebesar Asy-Syarhul-Kabir nya Imam Ar-Rafi'iy diringkas oleh Imam An-Nawawiy tanpa ada bahasan Fiqh yang dihapus bahkan ditambahkan oleh Imam An-Nawawiy dengan tafrii'nya. Bahkan Imam An-Nawawiy katakan :

ู…َู†ْ ุญَุตَّู„ู‡ُ ุฃَุญَุงุทَ ุจِุงู„ْู…َุฐْู‡َุจِ
"Barangsiapa yang mempelajarinya maka dia - in sya Allah - menguasai mazhab Asy-Syafi'iy" sungguh keutamaan yang agung sekali.

   Uniknya kitab sebesar Rawdhatut-Thalibin yang cetakan Al-Maktab Al-Islamiy sebanyak 12 jilid ternyata dihapus dalil-dalilnya oleh Imam An-Nawawiy, seorang Kiayi Majalengka pernah berujar : Tingkatan Fiqh itu ada 3:

1️⃣ Mubtadi (pemula) yang pembelajaran utamanya adalah
ู…ุนุฑูุฉ ุญู‚ุงุฆู‚ ุงู„ุฃุดูŠุงุก
Mengenal hakikat-hakikat segala sesuatu, yakni hanya mengetahui gambaran dasar suatu masalah dengan definisinya.

2️⃣ Mutawassith (pertengahan) yang pelajaran utamanya adalah
ุชูุฑูŠุน ุงู„ู…ุณุงุฆู„
 Cabang-cabang dari masalah pokok. Imam An-Nawawiy isyaratkan bahwa kitab beliau adalah tingkat ini

3️⃣ Muntahiy (tingkat atas) ini adalah puncaknya ilmu Fiqh yang sudah berkutat pada
 ุฅู‚ุงู…ุฉ ุงู„ุฃุฏู„ّุฉ ูˆุงู„ุฑุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฎุงู„ู
Menegakkan dalil2 atas masalah-masalah Fiqh tsb beserta bantahan terhadap mazhab-mazhab yang lemah, ini adalah tugas para ulama yang sudah sampai tingkat ijtihad yang telah memenuhi syarat-syarat ilmu untuk berijtihad. Level inilah Al-Umm nya Imam Asy-Syafi'iy dan Al-Majmu'nya Imam An-Nawawiy yang di dalamnya memuat Qawl Imam Asy-Syafi'iy baik qadim maupun jadid, beserta dalil2nya, pendapat para ulama Syafi'iyyah, jika ada khilaf maka disebutkan bahkan beserta nama-nama yang mengeluarkan pendapat tsb yang juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat dari mazhab lain yang bahkan adakalanya sebutkan beberapa riwayat yang ada di mazhab lain, lalu keluarkan dalil2 mazhab Asy-Syafi'iy beserta bantahan kepada mazhab lain... Saking luasnya pembahasan bahkan Imam An-Nawawiy belum sempat merampungkannya.

(Baca Juga : 19 Ayat Al-Quran Tentang Akhlak)

   Kiranya dari sini seolah ada isyarat dari Imam An-Nawawiy : "Kalau masih tingkat pertengahan belum saatnya main dalil nanti kalau sudah dekat level ijtihad", agak terbalik dengan kebiasaan tafaqquh nya orang belakangan yang sedari awal sudah 'ngedalil' di satu sisi ada keunggulan ta'zhim dalil namun di sisi lain riskan kesalah-pahaman bagi yang belum lengkap ilmu-ilmu alatnya atau 'keminter' sebelum waktunya.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1115138755362645&id=100005995935102

Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

๐Ÿ“ู…ูƒุงู†ุฉ ุดูŠุฎ ุงู„ุฅุณู„ุงู… ุงุจู† ุชูŠู…ูŠุฉ
๐Ÿ“Kedudukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

   Ada seseorang yang bilang bahwasanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah diragukan apakah beliau sampai derajat ijtihad atau tidak, katanya menurut ulama Hanabilah beliau belum terpenuhi syarat-syarat ijtihad...

   Mendengar hal itu ana pun kaget, ini prank apa bukan, entah ini karena ketidak-tahuan tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah atau pura-pura tidak tau...

   Maka simak penuturan Syaikh asli mazhab Hanbaliy, beliau merupakan ashabul-wujuh dalam mazhab Hanbaliy yang ikhtiyarat Fiqh nya diperhitungkan...

(Baca Juga : Rambut Peninggalan Rasulullah, Benarkah?)

   Jika ada perkataan dalam kutub Hanabilah mutaakhirin :
 ู‚ุงู„ ุชู‚ูŠ ุงู„ุฏูŠู†...
Taqiyyuddin berkata... Maka maksudnya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

   Jika ada keterangan :
ูˆุงู„ู‚ูˆู„ ุงู„ู…ุฎุชุงุฑ...
Pendapat yang dipilih... Maka maksudnya adalah ada setidaknya dua riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal, yang satu masyhur yang lain tidak masyhur namun yang jadi ikhtiyarat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah adalah riwayat yang tidak masyhur tadi... Lihat bagaimana pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah masih jadi perhitungan dalam mazhab Hanbaliy, kok bisa orang yang tidak sampai derajat ijtihad diperhitungkan pendapatnya...
   Dan nukilan dari para ulama yang dekat dari zaman Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pun bersaksi demikian :
ูˆู…ุนุฑูุชู‡ ุจุตุญูŠุญ ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ ุนู†ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุณู‚ูŠู…ู‡ ูˆุจู‚ูŠุฉ ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ ุนู† ุงู„ุตุญุงุจุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู… ููŠ ุฃู‚ูˆุงู„ู‡ู… ูˆุฃูุนุงู„ู‡ ูˆู‚ุถุงูŠุงู‡ู… ูˆูุชุงูˆูŠู‡ู…...

 ูุฅู†ู‡ ูƒุงู† ู…ู† ุฃุถุจุท ุงู„ู†ุงุณ ู„ุฐู„ูƒ ูˆุฃุนุฑูู‡ู… ููŠู‡ ูˆุฃุณุฑุนู‡ู… ุงุณุชุญุถุงุฑุง...

ู‚ู„ ุฃู† ุฐูƒุฑ ุญุฏูŠุซุง ููŠ ู…ุตู†ู ุฃูˆ ูุชูˆู‰ ุฃูˆ ุงุณุชุดู‡ุฏ ุจู‡ ุฃูˆ ุงุณุชุฏู„ ุจู‡ ุฅู„ุง ุนุฒุงู‡ ููŠ ุฃูŠ ุฏูˆุงูˆูŠู† ุงู„ุฅุณู„ุงู… ู‡ูˆ ู…ู† ูˆู…ู† ุฃูŠ ู‚ุณู… ู…ู† ุงู„ุตุญูŠุญ ุฃูˆ ุงู„ุญุณู† ุฃูˆ ุบูŠุฑู‡ู…ุง ูˆุฐูƒุฑ ุงุณู… ุงู„ุตุญุงุจุฉ...

ูˆู…ู†ู‡ุง ู…ุง ู…ู†ุญู‡ ุงู„ู„ู‡ ู…ู† ู…ุนุฑูุฉ ุงุฎุชู„ุงู ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูˆู†ุตูˆุตู‡ู… ูˆูƒุซุฑุฉ ุฃู‚ูˆุงู„ู‡ู… ูˆุงุฌุชู‡ุงุฏู‡ู… ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฆู„ ูˆู…ุง ุฑูˆูŠ ุนู† ูƒู„ ู…ู†ู‡ู… ู…ู† ุฑุงุฌุญ ูˆู…ุฑุฌูˆุญ ูˆู…ู‚ุจูˆู„ ูˆู…ุฑุฏูˆุฏ ููŠ ูƒู„ ุฒู…ุงู† ูˆู…ูƒุงู†...

ูˆุฌู…ุน ุฃุตุญุงุจู‡ ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุฃุฑุจุนูŠู† ุฃู„ู ู…ุณุฃู„ุฉ...

ู‚ู„ّ ุฅู† ูˆู‚ุนุช ูˆุงู‚ุนุฉ ูˆุณุฆู„ ุนู†ู‡ุง ุฅู„ุง ูˆุฃุฌุงุจ ููŠู‡ุง ุจุฏูŠู‡ุฉ ุจู…ุง ุจู‡ุฑ ูˆุงุดุชู‡ุฑ ูˆุตุงุฑ ุฐู„ูƒ ุงู„ุฌูˆุงุจ ูƒุงู„ู…ุตู†ู ุงู„ุฐูŠ ุงู„ุฐูŠ ูŠุญุชุงุฌ ููŠู‡ ุบูŠุฑู‡ ุฅู„ู‰ ุฒู…ู† ุทูˆูŠู„ ูˆู…ุทุงู„ุนุฉ ูƒุชุจ ูˆู‚ุฏ ู„ุง ูŠู‚ุฏุฑ ู…ุน ุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ุฅุจุฑุงุฒ ู…ุซู„ู‡...

ุฅุฐุง ุณุฆู„ ุนู† ุดูŠุก ู…ู† ุฐู„ูƒ ูƒุฃู† ุฌู…ูŠุน ุงู„ู…ู†ู‚ูˆู„ ุนู† ุงู„ุฑุณูˆู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุฃุตุญุงุจู‡ ูˆุงู„ุนู„ู…ุงุก ููŠู‡ ู…ู† ุงู„ุฃูˆู„ูŠู† ูˆุงู„ุขุฎุฑูŠู† ู…ุชุตูˆّุฑ ู…ุณุทูˆุฑ... ูˆู‡ุฐุง ู‚ุฏ ุงุชูู‚ ุนู„ูŠู‡ ูƒู„ ู…ู† ุฑุขู‡ ุฃูˆ ูˆู‚ู ุนู„ู‰ ุดูŠุก ู…ู† ุนู„ู…ู‡ ู…ู…ู† ู„ุง ูŠุบุทู‰ ุนู‚ู„ู‡ ุงู„ุฌู‡ู„ ูˆุงู„ู‡ูˆู‰

"Pengetahuan beliau ttg nukilan yang shahih maupun tidak shahih dan nukilan lainnya dari para Sahabat, baik perkataan mereka, perbuatan mereka, keputusan mereka dalam qadha serta fatwa-fatwa mereka maka beliau termasuk orang yang paling hafal tentang itu semua orang yang paling mengetahui dan orang yang paling cepat untuk menghadirkan nukilan tsb dari hafalan...

   Jika beliau menyebutkan suatu hadits dari suatu karya atau suatu fatwa atau mengambil syahid dengannya atau berdalil dengannya kecuali beliau mampu menisbatkan semua itu di buku-buku Islam nukilan tsb dan jenisnya apakah shahih atau hasan atau selainnya dan sebutkan nama Sahabat nya...

(Baca Juga : Jangan Pernah Mencabut Uban)

   Di antaranya, Allah berikan kepada beliau pengetahuan tentang ikhtilaf para ulama dari setiap tempat dan waktu, nash-nash perkataan mereka yang banyak, ijtihad-ijtihad mereka dalam masalah-masalah dan serta apa saja yang diriwayatkan dari mereka, baik pendapat yang rajih maupun marjuh, yang bisa diterima maupun yang tertolak dari...

   Para muridnya kumpulkan fatwa beliau lebih dari 40 ribu masalah...

   Jika terjadi suatu peristiwa dan beliau ditanyakan tentang hal tsb maka beliau akan jawab dengan segera dengan jawaban yang membuat takjub dan jawaban tsb akan menjadi masyhur bahkan itu akan jadi bak suatu karya yang kalaulah orang lain butuh masa yang panjang terlebih dahulu dan membaca kitab yang amat banyak belum dapat mengeluarkan karya semisal jawaban beliau tersebut...

   Jika beliau ditanyakan pertanyaan maka semua hadits Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… dan nukilan para Sahabat serta ulama tentang hal tersebut dari orang-orang terdahulu maupun orang-orang sekarang seakan-seakan tergambarkan dan tertulis di hadapan beliau (yakni menunjukkan luasnya hafalan beliau) DAN INI ADALAH HAL YANG TELAH DISEPAKATI OLEH SETIAP ORANG YANG MELIHATNYA ATAU PERNAH MEMBACA SEBAGIAN DARI ILMU BELIAU SELAMA ORANG TERSEBUT TIDAK TERTUTUP AKALNYA DENGAN KEBODOHAN DAN HAWA NAFSU (Al-A'lam Al-Aliyyah: pasal 1 dan 2).

(Baca Juga : Begitu Hinanya Dunia Ini)

   Ana tutup dengan perkataan Imam Adz-Dzahabiy Asy-Syafi'iy yang dinukil oleh Syaikhul Islam Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy bahkan pernah berdoa agar hafalannya seperti Adz-Dzahabiy, beliau berkata tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah :

ู‚ุงู„ ุงู„ุฐู‡ุจูŠ ู…ุง ู…ู„ุฎุตู‡ ูƒุงู† ูŠู‚ุถูŠ ู…ู†ู‡ ุงู„ุนุฌุจ ุฅุฐุง ุฐูƒุฑ ู…ุณุฃู„ุฉ ู…ู† ู…ุณุงุฆู„ ุงู„ุฎู„ุงู ูˆุงุณุชุฏู„ ูˆุฑุฌุน ูƒุงู† ูŠุญู‚ّ ู„ู‡ ุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ ู„ุงุฌุชู…ุงุน ุดุฑูˆุทู‡ ููŠู‡، ู‚ุงู„ :ูˆู…ุง ุฑุฃูŠุช ุฃุณุฑุน ุงู†ุชุฒุงุนุง ู„ู„ุขูŠุงุช ุงู„ุฏุงู„ุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณุฃู„ุฉ ุงู„ุชูŠ ูŠูˆุฑุฏู‡ุง ู…ู†ู‡

  Adz-Dzahabiy berkata yang intinya: Syaikhul Islam kadang membuat takjub, adakalanya beliau sebutkan suatu masalah dari masalah-masalah khilafiyyah lalu berdalil dalam masalah tersebut namun kemudian beliau rujuk, dan beliau berhak untuk BERIJTIHAD SEPERTI ITU KARENA TELAH TERPENUHI SYARAT-SYARATNYA PADA DIRI BELIAU, ia (Adz-Dzahabiy) juga berkata : "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih cepat dari beliau dalam mengeluarkan hafalan ayat-ayat Qur'an yang menunjukkan ke masalah-masalah yang sedang beliau bahas" (Ad-Durarul-Kaminah: juz 1/ hal. 175)

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1123883324488188&id=100005995935102

Cara Belajar Fiqih Agama

Cara Belajar Fiqih Agama
Cara Belajar Fiqih Agama

๐Ÿ“ุทุฑูŠู‚ุฉ ุงู„ูู‚ู‡ ููŠ ุงู„ุฏูŠู†
๐Ÿ“Cara Belajar Fiqh Agama

   Metode belajar Fiqh salah satu mazhab mu'tabar adalah metode belajar Fiqh yang telah teruji ribuan tahun...

   Indonesia adalah dominan mazhab Asy-Syafi'iy maka pelajari dari kitab terendah - pertengahan - tinggi

➡️Terendah adalah fokus di pemahaman terhadap masalah-masalah fiqh dan definisi, seperti Matan Abi Syuja' dan Safinatun-Najah dengan syarah ringkasnya

➡️Pertengahan adalah sudah pemahaman terhadap definisi yang kemudian ditambah hukum-hukum masalah-masalah cabang dari pokok masalah, kadang sudah disebutkan dalil dalam masalah pokok saja, seperti Kifayatul akhyar, Minhajuth-thalibin dan syarahnya, yang barangkali tingkat pertengahan ini bertingkat lagi seperti Rawdhatut-Thalibin yang di atas lagi

(Baca Juga : Tidak Ada Nenek-Nenek di Surga)

➡️Tinggi adalah sudah bahas masalah-masalah pokok dengan cabangnya beserta dalil-dalil dalam masalah tsb yang akan lebih sempurna jika ditambah jawab atas i'tiradh terhadap kesimpulan masalah-masalah fiqh tsb dan i'tiradh terhadap lawan mazhabnya, ini level Al-Umm nya Imam Asy-Syafi'iy dan Al-Majmu'nya Imam An-Nawawiy...

   Jika ini dilengkapi kitab2 hadits yang merupakan hujjah dalam mazhab Asy-Syafi'iy, seperti Shahih Muslim dengan tabwib nya Imam An-Nawawiy, Musnad Asy-Syafi'iy, dan Sunan Kubra Al-Baihaqiy yang lebih besar daripada Musnad Imam Ahmad bin Hanbal maka ana tidak mengetahui ada orang Indonesia sampai pada tingkat ini...

   Setelah seluruh tahapan tersebut ditambah penguasaan ilmu-ilmu untuk berdiskusi fiqh dan mengolah dalil, seperti ilmu Ushul Fiqh, Tafsir Ayat Ahkam, Bahasa Arab dengan cabang-cabang ilmunya maka silakan masuki dunia muqaranah mazhab-mazhab yang ada, dengan banyak melakukan 'mumarasah fiqhiyyah' membahas masalah fiqh yang satu lalu dilanjutkan yang lain maka in sya Allah anda sudah dekat dengan tingkat ijtihad...

(Baca Juga : Gara-Gara Lisan Kita)

   Ternyata perjalanan menuntut ilmu kita masih sangat jauh sekali dari tujuan...

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1128200680723119&id=100005995935102

Ghuluw Kepada Syaikh/Ustadz

Ghuluw Kepada Syaikh/Ustadz
Ghuluw Kepada Syaikh/Ustadz

๐Ÿ“ุงู„ุบู„ูˆّ ููŠ ุงู„ู…ุดุงูŠุฎ
๐Ÿ“Ghuluw terhadap Syaikh/Ustadz

    Ghuluw adalah berlebih-lebihan, ghuluw terhadap orang shalih tidak diperbolehkan dalam Syariat, Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda :
  ุฅูŠุงูƒู… ูˆ ุงู„ุบู„ูˆّ ูุฅู†ู…ุง ุฃู‡ู„ูƒ ุงู„ุฐูŠู† ู…ู† ู‚ุจู„ูƒู… ุงู„ุบู„ูˆّ ููŠ ุงู„ุฏูŠู†
"Jauhilah ghuluw, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah ghuluw"

   Ghuluw itu bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, dan objek tujuan ghuluw nya bisa apa saja dan siapa saja.

(Baca Juga : 8 Bukti Cinta Kepada Rasulullah)

   Kaum Nabi Nuh ghuluw terhadap orang shalih sebelum mereka hingga berujung kepada kesyirikan.

   Orang Nasrani ghuluw terhadap Isa ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู… hingga mengangkatnya pada level Ketuhanan.

   Tidak ragu lagi bahwa ghuluw termasuk sifat yang tercela.

   Begitu pula orang-orang yang aslinya adalah orang-orang yang baik dan telah menuntut ilmu adakalanya terjangkit sifat ghuluw namun dalam konteks lain, di antaranya adalah ghuluw terhadap Syaikh atau Ustadz atau Gurunya.

Belum lama ditanyakan kepada Ustadzunaa-Fadhil Yazid Jawwas... Di awalnya saja beliau sudah katakan : "Ini pertanyaan ghuluw..."

   Akhirnya beliau mewasiatkan agar tidak boleh ghuluw terhadap dirinya yang hanyalah seorang Ustadz yang bisa benar dan bisa salah sebagaimana manusia biasa dan hendaknya para penuntut ilmu belajar kepada semua Ustadz Ahlussunnah yang bisa didapati selama Ustadz tsb mengajarkan Qur'an dan Sunah sesuai dengan ajaran para Salafusshalih, belajarlah kepada mereka semua bukan fanatik kepada beliau dan Ustadz Abdul Hakim Abdat saja...

   Adapun sikap ghuluw seperti itu maka hakikatnya kembali seperti ahli bid'ah dan kembali kepada hizbiyyah yang tercela... Demikian kurang lebih di antara wasiat beliau.

(Baca Juga : Benarkah dr. Zakir Naik Sesat?)

Ada jenis yang begitu di sekitar daerah Rawa Lumbu, Bekasi, padahal bisa dibilang daerah ini makmur kajian kurleb 4 masjid Ahlussunnah, mulai dari Aqidah Uluhiyyah maupun Asma wa Sifat ada semua, dari Ushul Tsalatsah, Kitabut Tauhid, Al Wasithiyyah hingga Al-Qawaid Mutsla,kajian Tafsir juga ada, juga Fiqh bisa pilih ada Fiqhus Sunnah ada juga Fiqh Asy-Syafi'iy, Hadits ada Riyadhus-Shalihin, Faraidh juga ada, Ushul Fiqh ada, Bahasa Arab dari yg dasar Durus Lughah hingga Al-Ajurrumiyyah bahkan majlis Qathrun-Nada ada 2 majlis, dan juga tazkiyatun-nafs dengan Kitabuz-Zuhd nya Imam Ahmad bin Hanbal serta ilmu-ilmu lainnya tapi Ikhwan model ini ga mau ngaji kecuali di Krukut aja titik ga pake koma.

   Pernah suatu ketika orang seperti ini diajak ke kajian Ust Fulan yg ampu Wasithiyyah eh dia bilang : "Ust Fulan dulu suka bareng sama ana ke Krukut" kurleb syarahnya adalah : "Gw selevel doi, kayak ga ada Ustadz yg bagusan lagi..." padahal kitab Al-Wasithiyyah adalah muqarrar Aqidah di Univ Madinah untuk S1 dan di masanya para mutakallimun mendebat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dengan mengacu kepada kitab tsb kalau bisa menghadirkan Aqidah Salaf yang bertentangan dengan kitab ini maka silakan hadirkan, ternyata para ulama mutakallimun di zamannya tidak mampu menghadirkan... Sekarang kajian tsb hadir di dekatnya namun urung hadir karena yang isi kajian bukan Ustadz favorit nya.

   Fenomena ghuluw terhadap Syaikh pun pernah terjadi di zaman Imam Asy-Syafi'iy, beliau menghikayatkan di Jima'ul-ilmi bahwasanya di Mekkah imamnya adalah Imam Sufyan bin Uyaynah dan Imam Muslim Az-Zanjiy. Ada orang-orang yang ghuluw kepada Ibnu Uyaynah dan tidak pernah keluar dari pendapatnya, sebaliknya juga ada orang-orang yang hanya mau mengambil fatwa dari Az-Zanjiy dan tidak mau ulama yang lain, murid-murid yang ghuluw kepada masing-masing pun saling cela satu sama lain.

   Begitu pula terjadi di Madinah, di antara Imam disana adalah Imam Malik bin Anas dan Imam Ibnul Majisyun, yang belajar kepada Imam Malik tidak mau mendatangi majlis Imam Ibnul Majisyun, begitu pula sebaliknya. Hanya segelintir thalib muwaffaq yang tidak fanatik kepada seorang Syaikh pun dan mendatangi seluruh majlis mereka, baik Imam Ibnu Uyaynah dan Imam Az-Zanjiy di Mekkah maupun majlis Imam Malik bin Anas dan Imam Ibnul Majisyun, di antara segelintir yang mendapat taufiq Allah tsb adalah Imam Asy-Syafi'iy yang kemudian menjadi imam kaum muslimin sepeninggal mereka.

(Baca Juga : Untuk Kita yang Awam)

   Penuntut Ilmu yang mendapat taufiq adalah yang seperti Abdullah bin Abbas ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ yang berkata kepada teman Anshar nya :

 ุฅู† ู‡ุฐุง ุงู„ุนู„ู… ู…ุชูุฑู‚ ููŠ ุจูŠูˆุช ุงู„ุฃู†ุตุงุฑ ุชุนุงู„ ู†ุฃุชู‡ู…
"Sesungguhnya ilmu itu terpencar di rumah-rumah para Sahabat Anshar ayo kita datangi mereka" ternyata si teman Anshar ini tidak bersemangat sebagaimana Ibnu Abbas, sehingga Ibnu Abbas bertambah umurnya dan mengumpulkan ilmu para Sahabat Kibar sehingga jadi ulama rujukan, sedangkan sang Anshar menyesali tidak menyambut ajarkan Ibnu Abbas.

   Atau yang semodel Imam Asy-Syafi'iy ini, sudi mengambil ilmu dari seluruh para ulama sebisa mungkin tanpa terikat fanatisme kepada Imam tertentu,beliau kumpulkan Fiqh Hijaz, Yaman, Iraq dan Mesir, bersikap objektif, hakikatnya ilmu itu teramat luas dan tidak terkumpul di satu orang atau dua orang saja.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1151455728397614&id=100005995935102

Siapa yang Mampu Langsung Al-Quran dan Sunnah?

Siapa yang Mampu Langsung Al-Quran dan Sunnah?
Siapa yang Mampu Langsung Al-Quran dan Sunnah?

๐Ÿ“ู…ู† ูŠู‚ุฏุฑ ุนู„ู‰ ุงู„ุฃุฎุฐ ุจุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ❓
 ๐Ÿ“Siapa yang mampu mengambil LANGSUNG dari Kitab dan Sunah ❓

   Imam Ath-Thabariy di masa belajarnya sempat berguru dengan 1 orang Syaikh yang ia hafal 100 hadits dengan sanadnya lalu beliau menawarkan untuk mengimlakan Tafsir Qur'an sebanyak 30.000 lembar ternyata para murid mengeluh lalu beliau imlakan 10% dari jumlah awal, itulah Tafsir Ath-Thabariy yang beliau jelaskan LANGSUNG Kitab dari ilmu beliau...

(Baca Juga : Ingat 3 Ayat Ini Sebelum Bermaksiat)

   Imam Asy-Syafi'iy mendiktekan Al-Umm di Mesir selama 4 tahun dari hasil tafaqquh beliau, jika ditilik bisa dibilang hadits-hadits yang dibawakan oleh Imam Asy-Syafi'iy tidak jauh dengan Muwattha Imam Malik ditambah banyak riwayat dari Imam Sufyan bin Uyaynah dengan tambahan hadits-hadits dari ulama negeri lainnya, sekitar 1800 riwayat tsb kemudian di syarah hadits-haditsnya jadilah kitab Fiqh Al-Umm yang merupakan hasil istinbath LANGSUNG Imam Asy-Syafi'iy terhadap hadits-hadits tsb dan juga ayat-ayat ahkam tentunya...

   Level mereka itulah yang mampu istinbath LANGSUNG dari Qur'an dan Sunah karena memang telah lengkap alat-alat ijtihadnya, di antara ilmu-ilmu yang merupakan alat-alat ijtihad :

1. Qur'an beserta Ulum Qur'an, seperti Qiraat, Tafsir, Asbabun-Nuzul, Nasikh-mansukh Qur'an, dll.

2. Hadits ahkam beserta Ulum Hadits, seperti Mushthalah Hadits, Jarh wa Ta'dil,, Nasikh-mansukh Hadits, Ilal Hadits untuk mengetahui shahih atau dha'if nya Hadits

3. Ushul Fiqh adalah metode istinbath terhadap Qur'an dan Sunah, seorang mujtahid mutlaq memiliki Ushul Fiqh tersendiri yang tidak sama dengan imam lainnya adapun mujtahid muntasib maka ia mengikuti Ushul Fiqh dari Imam sebelumnya.

4. Furu' Fiqh yang banyak, diikhtilafkan tentang pensyaratannya namun yang lebih tepat tetap disyaratkan sebagai metode latihan istinbath sebelum seorang mujtahid istinbath LANGSUNG

5. Qiyas dengan berbagai macam jenisnya beserta ilmu tentang Qawadih Qiyas agar diuji terlebih dahulu dan tidak membangun qiyas yang fasid, ini disyaratkan secara tersendiri oleh Imam Ar-Rafi'iy dan Imam An-Nawawiy walhasil masuk bagian Ilmu Ushu Fiqh.

(Baca Juga : Benarkah Umur 70 Tahun Tidak Dihisab?)

   Coba dari ilmu-ilmu syarat ijtihad tsb ga usah neko-neko, sudahkah kita kuasai 1 syarat ijtihad? Atau bahkan 1 cabang ilmu yang merupakan syarat ijtihad? Mari kita berkaca masing-masing ๐Ÿ˜Š

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1161909410685579&id=100005995935102

Sedikit Muridnya

Sedikit Muridnya
Sedikit Muridnya

๐Ÿ“ู‚ู„ّุฉ ุงู„ุทู„ุงุจ
๐Ÿ“Sedikit muridnya

   Banyak atau sedikitnya murid yang duduk di majlis seseorang bukanlah patokan kualitas isi ataupun kualitas sang pemateri majlis.

   Syaikh Muhammad Asy-Syinqithiy Al-Malikiy berkata :

ุงู„ุฅู…ุงู… ุงุจู† ู…ุงู„ูƒ ู„ูŠุณ ู…ุญุธูˆุฑًุง ุจุงู„ุทู„ุจุฉ ูˆู…ู† ุชู„ู…ุฐุชู‡ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ
"Imam Ibnu Malik bukanlah syaikh yang dikelilingi banyak murid dan di antara murid beliau adalah An-Nawawiy" tiada yang menyangsikan bahwa seorang An-Nawawiy setara dengan ribuan orang bahkan lebih.Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa An-Nawawiy lah yang dimaksud oleh Ibnu Malik dalam bait :

... ุฑุฌู„ ู…ู† ุงู„ูƒِุฑุงู… ุนِู†ุฏู†َุง
"... seseorang yang mulia di sisi kami"

(Baca Juga : Ini Dia Sebenarnya Wali Allah)

   Bahkan di masa hidupnya adakalanya Imam Ibnu Malik mengetuk pintu rumah orang dan menawarkan apakah ingin belajar Nahwu?

   Namun lihat bagaimana harumnya nama Imam Ibnu Malik di antara penuntut ilmu Nahwu dan ulama Nahwu seluruh dunia Islam saat ini, jadi teringat perkataan Imam Malik :

ู…ุง ูƒุงู† ู„ู„ู‡ ุจุงู‚ٍ
"Sesuatu yang karena Allah maka ia akan langgeng/terus ada".

   Dalam hadits yang shahih :

ูˆู†ุจูŠ ูˆู…ุนู‡ ุฑุฌู„ ูˆุฑุฌู„ุงู† ูˆู†ุจูŠ ู„ูŠุณ ู…ุนู‡ ุฃุญุฏ..
"... Ada Nabi yang hanya punya 1 pengikut, ada juga Nabi yang hanya punya 2 pengikut bahkan ada Nabi yang tidak memiliki pengikut sama sekali..." tentu saja tidak ada yang menyangsikan kualitas seorang Nabi Allah.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1163507950525725&id=100005995935102

Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits

Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits
Macam-Macam Penuntut Ilmu Hadits

๐Ÿ”ฎุฃู†ูˆุงุน ุทู„ุงุจ ุงู„ุญุฏูŠุซ
๐Ÿ”ฎMacam-Macam Penuntut Ilmu Hadits

 ู‚ุงู„ ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ุญุงูุธ ุฃุจูˆ ุดุงู…ุฉ:
ุนู„ูˆู… ุงู„ุญุฏูŠุซ ุงู„ุขู† ุซู„ุงุซุฉ:
ูก. ุฃุดุฑูู‡ุง ุญูุธ ู…ุชูˆู†ู‡ ูˆู…ุนุฑูุฉ ุบุฑูŠุจู‡ุง ูˆูู‚ู‡ู‡ุง
ูข. ุญูุธ ุฃุณุงู†ูŠุฏู‡ุง ูˆู…ุนุฑูุฉ ุฑุฌุงู„ู‡ุง ูˆุชู…ูŠูŠุฒ ุตุญูŠุญู‡ุง ู…ู† ุณู‚ูŠู…ู‡ุง، ูˆู‡ุฐุง ูƒุงู† ู…ู‡ู…ّุฉ، ูˆู‚ุฏ ูƒููŠู‡ ุงู„ู…ุดุชุบู„ ุจุงู„ุนู„ู… ุจู…ุง ุตู†ّู ููŠู‡ ูˆุฃู„ّู ููŠู‡ ู…ู† ุงู„ูƒุชุจ، ูู„ุง ูุงุฆุฏุฉ ุฅู„ู‰ ุชุญุตูŠู„ ุญุงุตู„
ูฃ. ุฌู…ุนู‡ ูˆูƒุชุงุจุชู‡ ูˆุณู…ุงุนู‡ ูˆุชุทุฑูŠู‚ู‡ ูˆุทู„ุจ ุงู„ุนู„ูˆّ ููŠู‡ ูˆุงู„ุฑุญู„ุฉ ุฅู„ู‰ ุงู„ุจู„ุฏุงู†، ูˆุงู„ู…ุดุชุบู„ ุจู‡ุฐุง ู…ุดุชุบู„ ุนู…ุง ู‡ูˆ ุงู„ุฃู‡ู…ّ ู…ู† ุงู„ุนู„ูˆู… ุงู„ู†ุงูุนุฉ، ูุถู„ุง ุนู† ุงู„ุนู…ู„ ุจู‡ ุงู„ุฐูŠ ู‡ูˆ ุงู„ู…ุทู„ูˆุจ ุงู„ุฃุตู„ูŠ، ุฅู„ุง ุฃู†ู‡ ู„ุง ุจุฃุณ ุจู‡ ู„ุฃู‡ู„ ุงู„ุจุทุงู„ุฉ ู„ู…ุง ููŠู‡ ู…ู† ุจู‚ุงุก ุณู„ุณู„ุฉ ุงู„ุฅุณู†ุงุฏ ุงู„ู…ุชุตู„ุฉ ุจุฃุดุฑู ุงู„ุจุดุฑ (ุชุฏุฑูŠุจ ุงู„ุฑุงูˆูŠ: ุต ูขูข)

(Baca Juga : Ustadz Juga Manusia)

Imam Al-Hรขfizh Abu Syรขmah berkata :
Ilmu hadits sekarang ini ada 3 bagian :
1. Yang paling mulia adalah menghafal matannya, mengetahui kalimat gharรฎbnya dan fiqh nya

2. Menghafal sanadnya, mengetahui para rijรขl/perawi nya dan mempunyai membedakan antara yang shahih dan yang dha'if, hal ini di zaman dahulu merupakan hal yang yang penting, namun penuntut ilmu sekarang ini dicukupkan dengan karangan-karangan yang
telah ada dalam bab ini (kitab2 rijรขl dan kitab2 takhrรฎj), maka tidak perlu lagi merealisasikan sesuatu yang sudah terealisasi.

3. Mengumpulkan hadits, menulisnya, mendengar samรข'nya, mengumpulkan thuruqnya, mencari sanad yang 'รขliy, safar ke negeri2, orang yang menyibukkan dengan hal  ini, maka ia sibuk dari sesuatu yang lebih penting dari ilmu-ilmu yang bermanfaat, terlebih dari pengamalan yang merupakan tujuan utama, namun tidak mengapa bagi orang "kurang kerjaan" karena di dalamnya terdapat keberlangsungan rantai sanad hingga manusia yang paling mulia (Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…)... selesai perkataan beliau.

 ๐Ÿ“’ Yang afdhal tentu saja menggabungkan ketiganya, dan inilah golongan yang digambarkan oleh Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… dalam hadits nya bagaikan tanah yang subur yang menyerap air dan menumbuhkan tetumbuhan.

(Baca Juga : 4 Ayat Al-Quran Tentang Kesehatan)

 ๐Ÿ“’Yang unggul hanya di no 1, lebih mirip para fuqahรข ketimbang para ahli hadits, celakanya lagi jika nol besar di no 2 maka adakalanya berhujjah dengan hadits yang tidak patut dijadikan hujjah, bahkan menelorkan berbagai macam istinbath yang bagaikan debu berterbangan (karena lemah dalam tsubรปt dalil).

  ๐Ÿ“’ Yang unggul hanya di no 2,barangkali penghujungnya tidak lebih baik dari Imam Yahya bin Ma'in dan Imam Abu Khaitsamah (Syaikh Imam Muslim) yang mudzakarah hadits, tiba tiba datang seorang wanita bertanya tentang bagaimana hukumnya wanita haidh yang memandikan jenazah suaminya, para ulama hadits pun hanya bisa saling melihat satu sama, barulah Imam Abu Tsaur murid Imam Asy-Syafi'i yang datang menyelesaikan masalah fiqh tsb dengan hadits Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… yang baca Qur an di atas pangkuan Aisyah ketika beliau sedang haidh...

  ๐Ÿ“’ Yang unggul hanya di no 3 maka sebagaimana perkataan Imam Abu Syรขmah dia sibuk dari ilmu yang lebih penting dari hanya sekedar mengumpulkan sanad dan riwayat, ditambah lagi jika niatnya hanya mengumpulkan sanad-sanad tsb dan berbangga dengan hal itu, ini mirip dengan orang yang bangga dengan "syahรขdah-zรปr" berupa ijazah-ijazah tapi ilmunya kosong melompong, ditambah lagi jika ia tidur di majlis sebagaimana ana pernah saksikan di salah satu majlis Samรข, mending kalau telinganya dan konsentrasi nya seperti Imam Ad-Dรขraquthniy yang bisa dibagi 2 lha ini....

ู†ุณุฃู„ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุณู„ุงู…ุฉ ูˆุงู„ุนุงููŠุฉ ูˆุงู„ุชูˆููŠู‚ ููŠ ุทู„ุจ ุงู„ุนู„ู…

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=555192668023926&id=100005995935102

Lulusan LIPIA Belum Faham Manhaj Salafush Sholih

Lulusan LIPIA Belum Faham Manhaj Salafush Sholih
Lulusan LIPIA Belum Faham Manhaj Salafush Sholih

   Di LIPIA atau sekarang dengan nama IIPIA, dipelajari Kitabut Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan syarah nya Syaikh Utsaimin, yang merupakan Aqidah Uluhiyyah, dilanjutkan dengan Syarah Aqidah Ath-Thahawiyyah yang merupakan syarah terbaik atas matan Ath-Thahawiyyah yang merupakan bahasan Aqidah Asma dan Sifat Allah serta Global Aqidah Ahlussunnah, yang Aqidah Ahlussunnah tsb merupakan warisan Salafusshalih. Bahkan bukan hanya bahasan Aqidah Ahlussunnah nya saja tapi juga dibahas Firqah yang menyimpang di bab tersebut beserta bantahannya, ini sudah kitab bayan plus rudud.

   Untuk Qur'an, thalib LIPIA yang paling bodoh hanya hafal sesuai tuntutan Ma'had hafalannya hanya 11 juz saja, tapi Jumhur biasanya hafalannya lebih dari itu. Malah yang kurang dalam bidang Qur'an seperti alfaqir sempat juga nyicip belajar Qur'an dan Tajwid yang sanadnya bersambung hingga Salafusshalih dari Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… dari Jibril dari Allah.

   Dalam Ushul Fiqh dipelajari Rawdhatun-Nazhir wa Junnatul-Munazhir karya Imam Ibnu Qudamah Al Hanbaliy yang merupakan ringkasan dari Al-Mustashfa nya Imam Al-Ghazaliy maka ini merupakan Ushul mutakallimin yang setidaknya sesuai dengan dua mazhab Asy-Syafi'iy dan Hanbaliy, yang Imam Asy-Syafi'iy dan Imam Ahmad bin Hanbal Ushul istinbath hukum mereka tentu kembali kepada Guru2 mereka yang merupakan Salafusshalih asli yang akhirnya berujung kepada para Sahabat, Ushul istinbath Imam Asy-Syafi'iy berpulang kepada Ibnu Uyaynah sampai kepada Ibnu Abbas dari jalur Mekkah dan dari Imam Malik berpulang sampai kepada Ibnu Umar dan para Sahabat Madinah dari jalur Madinah, adapun Imam Ahmad bin Hanbal bersambung hingga Sahabat Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Mas'ud jika dari jalur Iraq dan hampir sama dengan Imam Asy-Syafi'iy jika dari jalur Hijaz, ujungnya Salafusshalih semua.

(Baca Juga : Penolong Pada Hari Kiamat)

   Dalam Hadits ahkam dipelajari Bulughul Maram yang merupakan kitab Hadits Ahkam karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy berisi 1200 hadits ahkam dan 400an hadits adab dan memang biasanya tidak khatam namun setidaknya mendekati 1000 hadits yang dipelajari ini sudah lebih dari batasan yang diberikan Imam Asy-Syafi'iy yang katakan hadits ahkam sekitar 400 hadits. Ini belum ditambah kajian Syarah Hadits Sunan At-Tirmidziy Syaikhunaa DR Abdullah Al-Habr yang rutin tiap Selasa selama 4 tahun dari awal hingga Kitabun-Nikah, kurleb sekitar 1000an hadits lebih, belum jika melihat Sunan At-Tirmidziy adalah kitab Hadits sekaligus Fiqh yang menyebutkan mazhab Fiqh para Sahabat, dan Tabi'in serta Tabi'ut-Tabi'in setiap penghujung hadits ditambah Ilmu Ilal Hadits dan Rawi Hadits dari kalam Imam At-Tirmidziy sendiri dan dari kalam Imam Al-Bukhariy dari pertanyaan At-Tirmidziy

    Dalam Bahasa Arab dipelajari Nahwu dan Sharaf dengan Alfiyyah Ibnu Malik dengan syarahnya Imam Ibnu Hisyam Al-Anshariy yang dikatakan lebih paham Nahwu daripada Sibawaih yang menggabungkan faidah mazhab Bashrah dan Kufah dalam syarahnya yang tentu saja Bahasa Arab yg fasih tersebut juga kembali ke warisan Salafusshalih dalam Bahasa Arab, walaupun memang tidak habis dibahas, seingat alfaqir sekitar 700 bait-bait bab penting dengan meninggalkan bait-bait gharaib dalam Ilmu Nahwu, ini belum ditambah ilmu2 Balaghah dll.

   Dalam Tafsir dipelajari Fathul Qadir yang merupakan ringkasan dari Ahkamul Qur'an nya Imam Al-Qurthubiy yang bisa dibilang kitab Tafsir ahkam terbaik, walaupun memang tidak dipelajari seluruh ayat Qur'an melainkan hanya fokus ayat-ayat ahkam saja.

   Dalam Furu' Fiqh dipelajari Matan Abu Syuja' dalam Fiqh Asy-Syafi'iy lalu dilanjutkan Bidayatul Mujtahid yang merupakan kitab Fiqh Muqaranah antara 4 mazhab bahkan tidak jarang sebutkan mazhab di luar yang 4, yang tentu saja silsilah Fiqh ini juga bersambung seluruhnya dengan Salafusshalih pada ujungnya.

(Baca Juga : Semakin Kita Tahu, Semakin Tahu Kita)

   Bukan hanya Furu' Fiqh bahkan di LIPIA juga belajar Ilmu Faraidh/Waris selama dua tahun full yang juga membahagiakan muqarrar yang dipelajari adalah At-Tahqiqaat nya Syaikh Shalih Al-Fawzan yang bukan hanya bahas masalah-masalah Faraidh tapi juga bahas khilaf 4 mazhab jika terdapat khilaf dalam masalah Faraidh tsb, dan tidak jarang lebih dari 1 riwayat dalam 1 mazhab yang tentu saja sumber Ilmu Faraidh dari 4 mazhab tsb berpulang ke Salafusshalih, seperti Sahabat Umar bin Khatthab, Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Ali bin Abi Thalib di antara para Sahabat yang dikenal piawai dalam Ilmu Faraidh. Ilmu Faraidh dari Salafusshalih dengan kitab Alim Kabir Salafiy kaliber Syaikh Al-Fawzan, masih kurang?

   Dan biasanya thullab LIPIA tersebut juga masih nyambi belajar istifadah di majlis-majlis para Masyaikh.

   Lalu sebagian ada yang mengkritisi bahwa LULUSAN LIPIA BELUM PAHAM MANHAJ SALAFUSSHALIH, sungguh ana merasa amat bodoh sekali ternyata 7 tahun itu tanpa arti, kiranya bagian warisan Salafusshalih mana yang belum dipelajari di LIPIA, apakah Aqidah warisan Salafusshalih atau Ushul Fiqh metode istinbath Salaf, atau Fiqh warisan Salafusshalih atau Bahasa Arab yg fasih warisan Salafusshalih atau Hadits yang juga warisan Salafusshalih atau Tafsir ayat ahkam warisan Salafusshalih atau ternyata ada ilmu-ilmu lain yang lebih penting yang merupakan esensi utama warisan Salafusshalih yang ternyata luput sama sekali tidak pernah disentuh di LIPIA? ๐Ÿค”

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1173710462838807&id=100005995935102

Kedudukan Bahasa Arab Menurut Al-Kinaniy dan Al-Marisiy

Kedudukan Bahasa Arab Menurut Al-Kinaniy dan Al-Marisiy
Kedudukan Bahasa Arab Menurut Al-Kinaniy dan Al-Marisiy

๐Ÿ“ู…ู†ุฒู„ุฉ ุงู„ู„ุบุฉ ุงู„ุนุฑุจูŠุฉ ุนู†ุฏ ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ูƒู†ุงู†ูŠ ูˆุนู†ุฏ ุงู„ู…ุฑูŠุณูŠ
๐Ÿ“Kedudukan Bahasa Arab menurut Imam Al-Kinaniy dan menurut Al-Marisiy

   Imam Abdul Aziz Al-Kinaniy dalam Kitab Al-Haidah menjelaskan bahwa sumber kesesatan Bisyr Al-Marisiy yang mengingkari beberapa Sifat Allah dan mentakwil dengan takwilan yang sesat yang sama sekali tidak ada Salafnya adalah karena kebodohannya akan Bahasa Arab, mana yang umum dan khusus, beliau mengatakan :

ุฅู†ู…ุง ุบู„ุท ุจุดุฑ ูˆู…ู† ู‚ุงู„ ุจู‚ูˆู„ู‡ ูˆู‡ู„ูƒูˆุง ูˆุชุงู‡ูˆุง ูˆุถู„ูˆุง ู„ุฌู‡ู„ู‡ู… ุจุงู„ุฎุงุตّ ูˆุงู„ุนุงู… ููŠ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุงู„ุนุธูŠู… ูˆุฅู†ู…ุง ุดุฑู ุงู„ุนุฑุจ ูˆูุถู„ู‡ุง ุจู…ุนุฑูุชู‡ุง ุจุฎุงุตّ ุงู„ู‚ุฑุขู† ูˆุนุงู…ّู‡ ูˆู…ุฌู…ู„ู‡ ูˆู…ุจู‡ู…ู‡

"Sesungguhnya Bisyr dan orang-orang yang sependapat dengannya menjadi binasa, bingung dan tersesat KARENA KEBODOHAN MEREKA TENTANG UMUM DAN KHUSUS DALAM QUR'AN dan sesungguhnya kemuliaan orang-orang Arab dan keutamaan mereka adalah karena mereka mengetahui tentang mana yang khusus dan umum dalam Qur'an, mana yang mujmal dan mubham".(Al-Haidah).

(Baca Juga : Benarkah Allah Tertawa?)

   Bahasan umum dan khusus dalam Qur'an masuk dalam ranah Ilmu Bahasa Arab yang kemudian terserap dalam Ilmu Ushul Fiqh dan juga Ulumul Qur'an, maka untuk memahami Qur'an dengan pemahaman yang benar baik dalam Aqidah maupun lainnya dibutuhkan Ilmu Bahasa Arab, Ushul Fiqh dan ilmu-ilmu penunjang lainnya.

    Sebaliknya menurut Bisyr Al-Marisiy sang pemuka kesesatan, menurutnya Bahasa Arab tidaklah penting dan tidak diperintahkan oleh Allah untuk mempelajarinya, dia berkata :

ูˆุนู„ู‰ ุงู„ุฎู„ู‚ ุฃู† ูŠุชุนู„ู…ูˆุง ู„ุบุฉ ุงู„ุนุฑุจ، ูˆู…ุง ุชุนุจّุฏู†ุง ุงู„ู„ู‡ ุจู‡ุฐุง، ูƒู„ ุฅู†ุณุงู† ูŠู‚ูˆู„ ุจู„ุบุชู‡ ูˆุจู‚ุฏุฑ ู…ุนุฑูุชู‡ ูˆู…ุง ูƒู„ّู ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฎู„ู‚ ููˆู‚ ุทุงู‚ุชู‡ู… ูˆู„ุง ุทุงู„ุจ ุฃูˆู„ุงุฏ ุงู„ุนุฌู… ุจู„ุบุฉ ุงู„ุนุฑุจ

"(Apakah) manusia harus belajar Bahasa Arab? Aslinya Allah tidaklah memerintahkan kita untuk beribadah dengan mempelajarinya (Bahasa Arab) dan cukup masing-masing manusia berucap sesuai bahasa yang ia bisa masing-masing dan sesuai kadar pengetahuannya, Allah tidaklah membebani makhluk-Nya di atas kemampuan mereka dan tidak pula menuntut anak-anak Ajam (non Arab) untuk belajar Bahasa Arab". (Al-Haidah: hal. 74).

(Baca Juga : Merangkul Tanpa Raga)

   Ironinya, sebagian Ahlussunnah pendapatnya lebih mirip perkataan Bisyr Al-Marisiy Al-Jahmiy yang tersesat dalam Aqidah karena kebodohan akan Bahasa Arab daripada mengamalkan perkataan Imam Abdul Aziz Al-Kinaniy, sebagian mereka menganggap bahwa Bahasa Arab tidaklah penting begitu pula ilmu-ilmu lainnya dalam rangka memahami Aqidah yang benar, sangat disayangkan sekali baru kenal kulit namun mengacuhkan isinya.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1190659284477258&id=100005995935102

Siapakah Itu Kibar dan Shighar?

Siapakah Itu Kibar dan Shighar?
Siapakah Itu Kibar dan Shighar?

๐Ÿ“ู…ู† ุงู„ูƒุจุงุฑ ูˆุงู„ุตุบุงุฑ
๐Ÿ“Siapakah itu 'Kibar' dan 'Shighar'

   Imam Al-Lalaka'iyy meriwayatkan dari Abu Umayyah Al-Jumahiyy :

ุฅู† ู…ู† ุฃุดุฑุงุท ุงู„ุณุงุนุฉ ุฃู† ูŠู„ุชู…ุณ ุงู„ุนู„ู… ุนู†ุฏ ุงู„ุฃุตุงุบุฑ

   "Di antara tanda-tanda hari kiamat, ilmu akan diambil dari para 'shaghir'

   Imam Ibnul Mubarak menfasirkan bahwa para 'shaghir' disini maksudnya adalah Ahli bid'ah.

   Imam Al-Lalaka'iyy meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada Ibrahim Al-Harbiy beliau berkata :
ู„ุง ูŠุฒุงู„ูˆู† ุจุฎูŠุฑ ู…ุง ุฃุชุงู‡ู… ุงู„ุนู„ู… ู…ู† ู‚ِุจَู„ ูƒุจุฑุงุฆู‡ู…
"Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama ilmu itu datang dari 'Para Kibar mereka'

(Baca Juga : Kata Pedang Tidak Ada di Al-Quran)

Lalu kemudian Imam Al-Lalaka'iyy sendiri menjelaskan apakah makna 'Kabir' dan 'Shaghir' baik yang ada di hadits Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… maupun atsar, beliau berkata:

ุงู„ุตุบูŠุฑ ุฅุฐุง ุฃุฎุฐ ุจู‚ูˆู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆุงู„ุตุญุงุจุฉ ูˆุงู„ุชุงุจุนูŠู† ูู‡ูˆ ูƒุจูŠุฑ، ูˆุงู„ุดูŠุฎ ุงู„ูƒุจูŠุฑ ุฅุฐุง ุฃุฎุฐ ุจู‚ูˆู„ ุฃุจูŠ ุญู†ูŠูุฉ ูˆุชุฑูƒ ุงู„ุณู†ู† ูู‡ูˆ ุตุบูŠุฑ

"Orang yang muda jika ia berpegang dengan sabda Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…, perkataan Sahabat dan Tabi'in maka ia adalah 'kabir' sedangkan syaikh yang tua jika ia berpegang dengan pendapat Abu Hanifah dan meninggalkan Sunah-sunah (Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…) maka ia adalah 'shaghir' (Syarh Ushul I'tiqad Ahli-Sunnah : hal.).

   Qultu : Adapun isyarat tidak baik kepada berpegang kepada pendapat Imam Abu Hanifah adalah - Wallahu a'lam - disebabkan karena ada beberapa bab dalam Aqidah beliau tidak sesuai dengan Aqidah Ahlussunnah para Imam Ahli Hadits, seperti dalam Bab Iman beliau tidak memasukkan amal bagian dari Iman dan diriwayatkan dalam ketika ada Imam yang zhalim, beliau membolehkan untuk mengangkat senjata. Begitu pula dalam Fiqh, beliau dikenal sebagai Imam Ahli Ra'yi yang sering mendahulukan qiyas daripada Hadits Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… yang itu Ahad (tidak sampai derajat mutawatir), Imam Abu Bakar Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf nya sebutkan lebih dari 100 masalah Fiqh dimana Imam Abu Hanifah menyelisihi Hadits Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…

   Dalam Kitabul Ilmi karya Imam Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb terdapat atsar yang zhahir nya menyatakan bahwa 'kabir' yang dimaksud adalah dalam hal usia, sebagaimana dalam atsar Ibnu Mas'ud ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ :

ุฅู†ูƒู… ู„ุง ูŠุฒุงู„ูˆู† ุจุฎูŠุฑ ู…ุง ูƒุงู† ุงู„ุนู„ู… ููŠ ุฐูˆูŠ ุฃุณู†ุงู†ูƒู… ูุฅุฐุง ูƒุงู† ุงู„ุนู„ู… ููŠ ุงู„ุดุจุงุจ ุฃู†ู ุฐูˆ ุงู„ุณู†ّ ุฃู† ูŠุชุนู„ู… ู…ู† ุงู„ุดุจุงุจ

 "Sesungguhnya kalian senantiasa berada dalm kebaikan selama ilmu berada di kalangan orang-orang tua di antara kalian, jika ilmu berada di kalangan pemuda di antara kalian maka orang yang tua akan enggan menuntut ilmu dari yang muda" (Al-Ilmu: atsar no. 155).

(Baca Juga : Bersabar Dalam Dakwah)

   Maka dari seluruh nukilan Salafusshalih tersebut paling tidak makna 'Kabir' terdapat beberapa makna :

1. Ahlussunnah, mafhum dari penafsiran Imam Ibnul Mubarak.

2. Orang yang berilmu tentang Sunah Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… dan atsar para Sahabat dan Tabi'in walaupun muda usianya, dari penjabaran Imam Al-Lalaka'iyy.

3. Orang yang tua usianya, tentu saja didukung dengan ilmu dan berada di atas Aqidah Ahlussunnah, berdasarkan atsar Ibnu Mas'ud ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1196326120577241&id=100005995935102

Mengangkat Derajat Seorang Ustadz

Mengangkat Derajat Seorang Ustadz
Mengangkat Derajat Seorang Ustadz

✒️ู…ู† ุงู„ุฐูŠ ู†ُุตุจ ู„ู„ุงู…ุชุญุงู† ุนู„ู‰ ุงู„ุณู†ّุฉ
✒️Siapa yang diangkat untuk dijadikan ujian di atas Sunah

   Sebagian kaum muslimin beranggapan bahwa jika anda telah mengaji bareng kami dengan Syaikh saya dan Ustadz saya maka anda seorang Ahlussunnah...

   Atau jika anda sudah dapat tazkiyah dari Syaikh Fulan atau Ustadz 'Allan baru anda diakui sebagai Ahlussunnah... Jika belum yaah...

   Mafhum dari pernyataan tersebut adalah maka jika tidak berarti anda dicurigai, tertuduh, dan semacamnya...

   Imam Hibatullah Al-Lalaka'iyy dalam Syarah Ushul I'tiqad Ahli-Sunnah menyebutkan di antara para Imam yang seseorang diuji dengan mereka apakah telah berada di atas Sunah atau tidak dan juga bagaimana sifat kriterianya, beliau meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada Imam Abdurrahman bin Mahdiy :

ุฅุฐุง ุฑุฃูŠุช ุจุตุฑูŠًّุง ูŠุญุจّ ุญู…ّุงุฏ ุจู† ุฒูŠุฏ ูู‡ูˆ ุตุงุญุจ ุณู†ّุฉ

"Jika engkau melihat seseorang dari Bashrah mencintai Hammad bin Zaid maka ketahuilah bahwa ia Ahlussunnah"

(Baca Juga : Fitnah Wanita Menghancurkan Bani Israil)

   Demikian pula atsar setelahnya jika ada penduduk Madinah cinta dengan Imam Malik, penduduk Syam cinta dengan Imam Al-Awza'iy, penduduk Kufah cinta dengan Imam Malik bin Mighwal maka in sya Allah ia berada di atas Sunah.

   Namun perlu dilihat ternyata pada atsar selanjutnya, Imam Abdurrahman bin Mahdiy jelaskan bagaimana sifat Imam Hammad bin Zaid :

"Aku tidak mengetahui ada orang yang lebih mengetahui tentang Sunah dan Hadits dibandingkan Imam Hammad bin Zaid"

   Seingat alfaqir dalam kitab mushthalah hadits ringkas "Minhatul-mughits" terdapat pembagian tingkatan ulama dalam Ilmu Hadits, nah yang paling tinggi adalah 'Al-Hakim' yakni yang hampir mengetahui seluruh Sunah Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…, di bawah sedikit dari itu ada Al-Hafizh yakni yang setidaknya hafal 100 ribu hadits dengan sanadnya... Semua Ulama tersebut adalah di atas tingkat 'Al-Hafizh'.

   Demikian pula di bagian akhir Aqidatus Salaf nya Imam Ash-Shabuniy bahwasanya yang diangkat jadi tanda Ahlussunnah adalah jika seseorang cinta para Imam Hadits sekaliber Imam Hasan Al-Bashriy, Imam Syu'bah bin Hajjaj, Imam Sufyan Ats-Tsauriy, Imam Sufyan Ibnu Uyaynah, Imam Asy-Syafi'iy, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Al-Bukhariy, Imam Muslim atau Imam Ibnu Khuzaimah yang telah mencapai level IMAM dalam ilmu dan amal.

(Baca Juga : 23 Ayat Al-Quran Tentang Sejarah)

   Maka mengangkat seorang Syaikh atau Ustadz menjadi patokan telah berada di atas Sunah atau tidak padahal tidak sampai derajat para Imam tersebut adalah tidak tepat dan justru dikhawatirkan jatuh kepada ghuluw serta menyelisihi atsar Aisyah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง yang dibawakan oleh Imam Muslim dalam Muqaddimah Shahih nya:

ุฃُู…ِุฑْู†َุง ุฃู†ْ ู†ُู†َุฒّู„َ ุงู„ู†َّุงุณَ ู…َู†َุงุฒِู„َู‡ُู…ْ

"Kita diperintahkan untuk mendudukkan manusia sesuai dengan kedudukannya"

   Kita mencintai para Masyaikh dan Asatidzah kita namun tidak mengangkat hingga tingkatan para Imam Ulama kecuali bagi yang TELAH SAMPAI TINGKATAN PARA IMAM TERSEBUT, Wallahu a'lam

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1197264613816725&id=100005995935102

Bertanya Tentang Rawi Hadits di Dalam Mimpi

Bertanya Tentang Rawi Hadits di Dalam Mimpi
Bertanya Tentang Rawi Hadits di Dalam Mimpi

๐Ÿ“ุงู„ุณุคุงู„ ุนู† ุงู„ุฑุงูˆูŠ ููŠ ุงู„ู…ู†ุงู…
๐Ÿ“Bertanya tentang rawi hadits di dalam mimpi

   Membaca faidah tentang kisah Imam An-Nawawiy yang ditanya tentang Fiqh di dalam mimpi, ana jadi teringat kisah Imam Yahya bin Sa'id Al-Qatthan yang bertanya kepada gurunya Imam Malik di dalam mimpi, Imam Yahya berkisah :

ุฑุฃูŠุช ู…ุงู„ูƒ ุจู† ุฃู†ุณ ููŠ ุงู„ู†ูˆู… ูุณุฃู„ุชู‡ ุนู† ู‡ุดุงู… ุจู† ุนุฑูˆุฉ، ูู‚ุงู„ : ุฃู…ุง ู…ุง ุญุฏّุซ ุจู‡ ูˆู‡ูˆ ุนู†ุฏู†ุง ูู‡ูˆ، ุฃูŠ: ูƒุฃู†ู‡ ุตุญุญู‡، ูˆู…ุง ุญุฏّุซ ุจู‡ ุจุนุฏู…ุง ุฎุฑุฌ ู…ู† ุนู†ุฏู†ุง ููƒุฃู†ู‡ ูŠُูˆู‡ู†ُู‡ (ุชู‚ุฑูŠุจ ุงู„ุชู‡ุฐูŠุจ: ุฑู‚ู… ูงูฃู ูข)

"Aku melihat Imam Malik bin Anas di dalam mimpi maka aku bertanya kepadanya tentang Hisyam bin 'Urwah maka beliau (Imam Malik) jawab:" Adapun ketika ia menyampaikan hadits di dekat kami (Madinah) maka itulah yakni ia menshahihkannya, adapun hadits yang ia sampaikan setelah keluar dari sisi kami (keluar Madinah) maka seakan beliau melemahkannya"(Taqribut-Tahdzib no 7302).

(Baca Juga : Benarkah Allah Mempunyai Wajah?)

   Para ulama Hadits berbeda pendapat tentang hadits riwayat Hisyam bin Urwah dari ayahnya (Urwah bin Zubair) dari Aisyah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง, sebagian menshahihkannya secara mutlaq, sebagian ulama mendha'ifkan secara mutlaq sedangkan sebagian lagi memperinci, yakni sebagaimana dalam mimpi ini, hadits yang disampaikan oleh Hisyam di Madinah maka itu shahih, adapun hadits yang beliau sampaikan di luar kota Madinah maka tidak shahih, ditambah lagi Hisyam adalah rawi yang melakukan tadliis.

   Ketika membaca kisah ini beberapa tahun lalu, sekitar 5 atau 6 tahun lalu ketika masih ngampus, ana tanyakan kisah ini kepada Syaikh kami dalam Ilmu Hadits DR Abdullah Al-Habr, seorang Doktor Hadits yang sekarang telah kembali mengajar di Jami'atul Imam, tapi klo ini ga lewat mimpi ๐Ÿ˜…, ana bertanya : Bagaimana kisah ini Syaikhana kalam tentang rawi dari mimpi? Maka beliau jawab :

ุฃู…ุซุงู„ ู‡ุฐุง ูŠุณุชุฃู†ุณ ุจู‡ ูˆู„ุง ูŠุนุชู…ุฏ ุนู„ูŠู‡ ูˆูŠู‚ุงุฑู† ู…ุน ุฃู‚ูˆุงู„ ุบูŠุฑู‡ ู…ู† ุฃุฆู…ุฉ ุงู„ุญุฏูŠุซ

  Riwayat-riwayat seperti ini bisa dijadikan penguat namun bukan sebagai sandaran pokok dan dilihat perkataan para Imam Hadits lainnya... Untuk kali ini tafshil dari mimpi tsb bisa dibilang tepat, Syaikhana menjelaskan bahwa ketika di Madinah, Hisyam merupakan penduduk negeri sana dimana kitab2 Ushul nya ada bersamanya maka amat mudah baginya untuk rujuk kepada kitab-kitabnya dan muraja'ah dalam waktu dekat sedangkan ketika ke Iraq maka Ushul nya tidak bersamanya dan beliau hanya berpegang dengan kekuatan hafalannya saja maka lebih besar potensi kesalahan dalamnya meriwayatkan hadits, demikian kurang lebih penjelasan Syaikhuna DR Al-Habr.

(Baca Juga : Biografi Ustadz Abu Yahya Badrusalam)

   Dan nyatanya mimpi tersebut sesuai dengan penilaian Imam Ahmad bin Hanbal yang menyatakan riwayat Ahli Madinah dari beliau adalah lebih baik daripada selainnya dan juga sesuai dengan riwayat Imam Malik lainnya bahwasanya Hisyam bin Urwah datang ke Iraq 3 kali, kali pertama masih banyak menggunakan shighat Sama' di tiap sanadnya, kali kedua makin berkurang sedangkan kali ketiga lebih sering menggunakan lafaz 'an'anah = ุฃุจูŠ ุนู† ุนุงุฆุดุฉ

   Di dalam mimpi saja para Ulama Hadits masih sibuk belajar apalagi di alam nyata, kalaulah boleh berangan alfaqir sangat ingin bermimpi melihat Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… kemudian melihat Imam Al-Bukhariy ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ kemudian melihat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ tapi apalah daya kiranya belum pantas.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1201442116732308&id=100005995935102

Apakah Orang Awam Wajib Melihat Dalil-Dalil?

Apakah Orang Awam Wajib Melihat Dalil-Dalil?
Apakah Orang Awam Wajib Melihat Dalil-Dalil?
๐Ÿ“ู‡ู„ ูŠู„ุฒู… ุงู„ุนุงู…ّูŠ ุงู„ู†ุธุฑ ููŠ ุงู„ุฏู„ูŠู„
๐Ÿ“Apakah seorang awam WAJIB melihat dalil-dalil

   Imam Ibnu Qudamah menjelaskan tentang taqlid dalam Furu' Fiqh :

"Adapun taqlid dalam Furu' maka itu boleh berdasarkan ijma' maka hujjahnya (boleh taqlid) adalah ijma' karena mujtahid dalam Furu' adakalanya benar dan adakalanya salah namun dapat pahala tidak berdosa... Oleh karena itu BOLEH TAQLID dalam (masalah Furu') bahkan WAJIB SEORANG AWAM UNTUK TAQLID".

   SEBAGIAN QADARIYYAH berpendapat bahwa ORANG AWAM WAJIB MELIHAT DALIL-DALIL FURU' FIQH DAN INI BATIL BERDASARKAN IJMA' SAHABAT karena kebiasaan para Sahabat adalah memberi fatwa kepada orang-orang awam dan TIDAK MEMERINTAHKAN MEREKA UNTUK SAMPAI DERAJAT IJTIHAD dan ini adalah perkara yang aksiomatis telah diketahui dan telah mutawatir di kalangan para Ulama dan kalangan awam..." (Rawdhatun-Nazhir wa Junnatul-Munazhir karya Imam Abdullah Ibnu Qudamah Al-Hanbaliy Al-Atsariy : hal. 220, cet. Ihya Turats th 1431 H/ 2010).

(Baca Juga : 20 Ayat Al-Quran Tentang Jihad)

   Lalu siapakah awam atau muqallid atau mustafti itu? Imam Ibnul Firkah Asy-Syafi'iy berkata :

ุงู„ุฃุฌูˆุฏ ู‚ูˆู„ ู…ู† ู‚ุงู„ : ุงู„ู…ุณุชูุชูŠ ู‡ูˆ ุงู„ุฐูŠ ู„ุง ูŠูƒูˆู† ู…ุณุฌู…ุนًุง ู„ู…ุง ุฐูƒุฑ ู…ู† ุดุฑุงุฆุท ุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ

"Yang lebih tepat adalah pendapat yang mengatakan : Mustafti/muqallid/awam itu adalah orang-orang yang tidak memenuhi syarat-syarat ijtihad yang telah disebutkan" (Syahrul-Waraqat karya Imam Ibnul Firkah Asy-Syafi'iy : hal. 127, cet. Darul-Kutubil-Ilmiyyah th 1435 H/ 2014 M).

   Adapun syarat-syarat ijtihad yang dibawakan oleh Imam Al-Juwainiy dalam Al-Waraqat lalu kemudian disyarah oleh Imam Ibnul Firkah adalah sebagai berikut:

ู…ู† ุดุฑุท ุงู„ู…ูุชูŠ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ุนุงู„ู…ًุง ุจุงู„ูู‚ู‡ ุฃุตู„ًุง ูˆูุฑุนًุง، ุฎู„ุงูًุง ูˆู…ุฐู‡ุจًุง، ูˆุฃู† ูŠูƒูˆู† ูƒุงู…ู„ ุงู„ุฃุฏู„ุฉ ููŠ ุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ ุนุงุฑูًุง ู„ุฌู…ูŠุน ู…ุง ูŠุญุชุงุฌ ุฅู„ูŠู‡ ููŠ ุงู„ุฃุญูƒุงู… ู…ู† ุงู„ู†ุญูˆ ูˆุงู„ู„ุบุฉ ูˆู…ุนุฑูุฉ ุงู„ุฑุฌุงู„ ูˆุชูุณูŠุฑ ุงู„ุขูŠุงุช ุงู„ูˆุงุฑุฏุฉ ููŠ ุงู„ุฃุญูƒุงู… ูˆุงู„ุฃุฎุจุงุฑ ุงู„ูˆุงุฑุฏุฉ ููŠู‡ุง

Syarat seorang mufti/mujtahid adalah :

1. Berilmu ttg Ushul Fiqh
2. Dan Furu' nya
3. Ikhtilaf Ulama
4. Mazhab (walaupun 1 mazhab)
5. Nahwu dan Bahasa Arab
6. Rawi-rawi Hadits
7. Ayat-ayat Ahkam dalam Qur'an beserta tafsirnya
8. Hadits-hadits ahkam beserta tafsirnya

   Maka barangsiapa yang tidak mengumpulkan ilmu-ilmu ini maka hakikatnya ia adalah awam/muqallid/mustafti.

   Adakalanya seseorang itu awam murni sama sekali tidak pernah mempelajari sedikit pun dari ilmu-ilmu tersebut lalu ia beranjak mempelajarinya sedikit demi sedikit cabang ilmu yang satu-satunya ke cabang ilmu yang lain, kitab yang satu ke kitab yang lain hingga ia naik tangga demi tangga dalam keilmuan Fiqh lalu ia meninggalkan tingkat awam murni di belakang ke arah tingkat ijtihad sehingga seorang pelajar tadi menyentuh semua cabang ilmu-ilmu tersebut namun ia masih belum sampai derajat ijtihad, separuh jiwa nya masih awam sedangkan separuh lagi telah mendekati derajat ijtihad maka ini derajat ijtihad mujazza (parsial) adakalanya ia paham sebagian masalah Fiqh dengan khilaf para ulama beserta dalil-dalil ya masing-masing, adakalanya banyak masalah Fiqh masih samar baginya dan perlu bertanya kepada para ulama.

   Sebagian ulama menyebutkan :
ุฑุจّ ูุชุงุฉ ููŠ ุญุฌุฑู‡ุง ุจู„ุบุชْ ุฑุชุจุฉ ุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ
Adakalanya seorang gadis dalam pingitannya namun telah sampai derajat ijtihad. Di zaman ini, ana melihat sebagian manusia yang tidak pernah menapaki ilmu-ilmu di atas menjelma jadi mujtahid gadungan.

(Baca Juga : Ilmu Itu Rasa Takut)

   Jika anda tidak betah berada di lingkaran taqlid dan hendak keluar maka silakan dilengkapi syarat-syarat tsb dan dipelajari ilmu-ilmu nya, no 1 seperti Rawdhatun-Nazhir, Al-Mustashfa, Ar-Risalah, no 2 seperti Al-Umm, Al-Hawiy Al-Kabir, no 3 seperti kitab Mushannaf Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Al-Awsath Ibnul Mundzir, no 4 kitab2 ttg Qawaid mazhab, no 5 seperti Syarah Alfiyyah Ibnu Malik, Adabul Katib, Al-Qamus Al-Muhith, no 6 seperti Taqribut-Tahdzib, no 7 seperti Ahkamul-Qur'an Ibnul - Arabiy, no 8 seperti Nailul-Awthar, Tuhfatul-Ahwadziy. Kitab-kitab ini bukanlah pembatasan namun hanya gambaran saja dan agar bisa mengukur kapasitas kita.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1205306333012553&id=100005995935102

Istiwa Allah di Atas 'Arsy

Istiwa Allah di Atas 'Arsy
Istiwa Allah di Atas 'Arsy
๐Ÿ”ฎุงุณุชูˆุงุก ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุนุฑุด
๐Ÿ”ฎIstiwa Allah Di Atas Arsy

   Jika ada yang berkata : "Jika Allah ditunjuk ke arah atas berarti tidak boleh ditunjuk ke kanan, tidak boleh ditunjuk ke kiri, tidak boleh ditunjuk ke bawah..." zahir perkataan orang ini adalah Allah boleh ditunjuk kemana saja, atas, kanan, kiri, dan bawa serta segala arah... Benarkah ini? Aqidah siapakah ini?

   Apakah benar Istiwa Allah di langit adalah keyakinan Yahudi?

    Imam Abu Sa'id Utsman bin Sa'id Ad-Darimiy berkata dalam Kitab Ar-Radd alal Jahmiyyah :

ุจุงุจ ุงุณุชูˆุงุก ุงู„ุฑุจ ุชุจุงุฑูƒ ูˆุชุนุงู„ู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุนุฑุด ูˆุงุฑุชูุงุนู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ุณู…ุงุก ูˆุจูŠู†ูˆู†ุชู‡ ู…ู† ุงู„ุฎู„ู‚ ูˆู‡ูˆ ุฃูŠุถุง ู…ู…ุง ุฃู†ูƒุฑูˆู‡

Bab Istiwa Allah di atas Arsy dan tinggi di langit dan terpisah dari makhluk2-Nya, dan ini termasuk hal yang mereka (Jahmiyyah) ingkari

(Baca Juga : Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?)

   Imam Abu Sa'id Ad-Darimiy berkata ketika menukil perkataan Jahmiyyah : Kelompok ini (Jahmiyyah) menetapkan ayat2 ini (tentang Istiwa) dengan lisan-lisan mereka dan mengaku bahwa mereka beriman dengan ayat2 tsb kemudian mereka menyelisihi dakwaan mereka sendiri dengan dakwaan yang lain dan mereka berpendapat : "Allah di semua tempat tidak ada sesuatu apapun yang kosong dari-Nya"

   Beliau membawakan dalil2 dari Qur an dan Sunnah tentang Istiwa Allah kemudian berkata:

"Hadits-hadits dari Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… dan dari para Sahabat dan Tabi'in serta orang-orang setelah mereka lebih banyak dari apa yang tercakup dalam kitab ini hanya saja kami meringkasnya dalil2 yang dapat dijadikan dalil bagi orang yang berakal bahwasanya SELURUH UMAT BAHKAN UMAT-UMAT TERDAHULU TIDAK RAGU SAMA SEKALI DALAM MENGENAL ALLAH BAHWA DIA DI ATAS LANGIT-LANGIT TERPISAH DARI MAKHLUK-MAKHLUK-NYA KECUALI KELOMPOK INI YANG MENYIMPANG DARI KEBENARAN YANG MENYELISIHI QUR'AN DAN SEMUA PERANGKAT ILMU BAHKAN BANYAK ORANG KAFIR DARI UMAT-UMAT YANG MENGETAHUI HAL TSB,
 Fir'aun berkata : "Wahai Haman bangunkan untukku bangunan yang tinggi agar aku bisa sampai ke pintu-pintu * Pintu-pintu langit sehingga aku bisa melihat Tuhannya Musa"(QS Az-Zumar:36-37)

   Adapun di antara dalil2 tentang Istiwa Allah adalah :

 ๐Ÿ“ Adapun ayat Qur an di antaranya firman Allah :

... ุซู… ุงุณุชูˆู‰ ุฅู„ู‰ ุงู„ุณู…ุงุก...

... Kemudian istiwa di langit... (QS Al-Baqarah : 29)

   Imam Ibnu Abi Hatim dalam Tafsir nya : 1/75

ุญุฏุซู†ุง ุนุตุงู… ุจู† ุฑูˆุงุฏ ุซู†ุง ุขุฏู… ุฃุจูˆ ุฌุนูุฑ ุนู† ุงู„ุฑุจูŠุน ุนู† ุฃุจูŠ ุงู„ุนุงู„ูŠุฉ ููŠ ู‚ูˆู„ู‡ : ุซู… ุงุณุชูˆู‰ ุฅู„ู‰ ุงู„ุณู…ุงุก ูŠู‚ูˆู„ : ุงุฑุชูุน. ุฑูˆูŠ ุนู† ุงู„ุญุณู† ูˆุงู„ุฑุจูŠุน ุจู† ุฃู†ุณ ู…ุซู„ู‡

'Isham bin Rawwad telah menyampaikan kepada kami, Adam Abu Ja'far telah menyampaikan kepada kami, dari Ar-Rabi' dari Abul-'Aliyah tentang firman Allah :

 "Kemudian istiwa di langit" beliau berkata : "Tinggi", diriwayatkan yang semisal (yakni makna istiwa = tinggi) dari Hasan (Al-Bashriy) dan Rabi' bin Anas.

   ๐Ÿ“Adapun hadits di antaranya adalah hadits Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… yang shahih dari Ibnul-Hakam ia berkata : Aku datang ke Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… lalu aku berkata : Wahai Rasulullah aku memiliki budak wanita yang biasa menggembala kambing, aku datangi ternyata ia kehilangan 1 kambing lalu aku bertanya dan ia berkata : Dimakan oleh serigala, lalu aku marah dan aku adalah dari anak-anak Adam (yakni bisa marah) lalu aku menampar wajahnya dan aku harus membebaskan budak apakah aku bebaskan ia? Lalu Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… berkata kepadanya : "Dimana Allah?" Budak wanita berkata : "Di langit" lalu bertanya : "Siapa aku?", Ia berkata : "Engkau adalah Rasulullah" lalu Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… bersabda : "Bebaskan dia" (HR Mรขlik dalam Muwattha : 615/2875, Ahmad :23762, Muslim : 535, Abu Dawud : 3282, Ad-Darimiy dalam Ar-Radd alal Jahmiyyah, dalam lafaz selain Muwattha dan Ar-Radd alal Jahmiyyah ada tambahan : "... sesungguhnya ia (budak) beriman"

(Baca Juga: Manfaat dan Etika Mengkritik)

   Imam Ad-Darimiy kemudian menjelaskan setelah meriwayatkan hadits ini : "Pada hadits Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ini merupakan dalil bahwa apabila seseorang tidak mengetahui bahwa Allah di atas langit dan bukan di bumi, maka ia bukan mukmin, seandainya Ian budak lalu dibebaskan maka tidak sah untuk (pembebasan) budak beriman (sebagai kaffarat, misalnya) karena Ian tidak mengetahui bahwa Allah di langit, tidakkah engkau lihat bahwa Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… jadikan tanda iman nya budak wanita tsb adalah : ia mengetahui bahwa Allah di atas langit" (Ar-Radd alal Jahmiyyah : hal 108).

  ๐Ÿ“ Adapun atsar Sahabat di antaranya perkataan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagaimana yang Ibnu Umar ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง riwayatkan : "Ketika wafatnya Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…, Abu Bakar berkata :" Wahai manusia jika Muhammad adalah tuhan yang kalian ibadahi maka sesungguhnya tuhan kalian (yakni Nabi ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…) telah wafat, dan jika Tuhan kalian adalah ALLAH YANG ADA DI LANGIT maka sesungguhnya Tuhan kalian tidak mati, kemudian beliau membaca ayat : "Tidaklah Rasulullah melainkan seorang Rasul sebagaimana Rasul-rasul yang telah lalu, apakah jika ia meninggal atau terbunuh, kalian akan kembali ke belakang (yakni murtad)... QS Ali Imran :144 (Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah : 13/38018, Al-Bazzar : 1/103, Ad-Darimiy dalam Ar-Radd alal Jahmiyyah :32 hal 121, dan ini lafaz beliau)

   Dan juga perkataan Abdullah bin Mas'ud : "Antara langit dunia dan yang setelahnya jarak 500 tahun (perjalanan), dan antara dua langit sejauh 500 tahun perjalanan, dan antara langit ke tujuh dengan Kursiy sejauh 500 tahun (perjalanan), dan antara Kursiy dengan air sejauh 500 tahun, dan Arsy berada di atas air, dan ALLAH DI ATAS ARSY dan Dia mengetahui apa yang kalian lakukan " (Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ad-Darimiy dalam Ar-Radd alal Jahmiyyah : no 35, Ibnu Khuzaimah dalam Kitabut-Tawhid : 138 dan 139,Ath-Thabaraniy dalam Mu'jam Kabir : 8987 dengan sanad yang hasan).

   ๐Ÿ“Adapun perkataan para Salafusshalih dari kalangan Tabi'in dan Tabi'ut-tabi'in maka sebagaimana yang dinukil dari Hasan Al-Bashriy, Abul-'Aliyah dan Rabi' bin Anas ketika menafsirkan Al-Baqarah :29.

   Imam Adz-Dzahabiy menukil dengan sanadnya hingga Imam Al-Baihaqy dalam kitab beliau : Al-Asma was-Shifat dan bersambung hingga Imam Al-Awza'i Ian berkata :

ูƒู†ุง - ูˆุงู„ุชุงุจุนูˆู† ู…ุชูˆุงูุฑูˆู† - ู†ู‚ูˆู„ : ุฅู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููˆู‚ ุนุฑุดู‡، ูˆู†ุคู…ู† ุจู…ุง ูˆุฑุฏุช ุจู‡ ุงู„ุณู†ุฉ ู…ู† ุตูุงุชู‡

   Dahulu ketika Tabi'in masih banyak kami mengatakan : Sesungguhnya Allah ุชุนุงู„ู‰ di atas Arsy-Nya dan kami beriman terhadap riwayat yang ada di dalam Sunnah tentang Sifat-Sifat-Nya" (Siyar : 6/550).

(Baca Juga : Jadikan Negeri Ini Aman)

   Imam Abdullah bin Imam Ahmad bin Hanbal dalam Kitab As-Sunnah war-Radd alal Jahmiyyah dalam Bab :

ุจุงุจ ู…ุง ูˆุฑุฏ ููŠ ุตูุงุช ุงู„ุจุงุฑูŠ ุนุฒ ูˆุฌู„ ูˆุงู„ุฑุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ุฌู‡ู…ูŠุฉ

Bab Riwayat Tentang Sifat Allah dan Bantahan Terhadap Jahmiyyah

   Beliau meriwayatkan dengan sanadnya hingga Imam Yazid bin Harun ketika ditanya : Siapakah Jahmiyyah? Beliau berkata : Barangsiapa yang menganggap bahwa ayat : "Ar-Rahman (Allah) istiwa di atas Arsy" menyelisihi dengan apa yang ada pada hati-hati orang awam, maka ia adalah Jahmiy".

✒ Maraji' : Tafsir Ibnu Abi Hatim, Ar-Radd alal Jahmiyyah karya Imam Abu Sa'id Ad-Darimiy, As-Sunnah karya Imam Abdullah bin Imam Ahmad bin Hanbal, dan Siyar A'lamin-Nubala karya Imam Adz-Dzahabiy.

Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah

Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=728769117332946&id=100005995935102